Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Benih Papa Sahabatku: Chapter 121 - Chapter 130

358 Chapters

Bab 79B. Keceplosan

"Udah. Tadi di kantor. Sekarang mereka lagi di ruang tamu. Sayang, tadi itu ... Nida nanyain Dania terus. Aku yakin, dia juga pasti akan tanya soal Mamanya ke kamu.""Kalau dia nanya ke aku, aku harus jawab apa? Berbohong kalau ibunya masih hidup?" Namira ingin menguji suaminya. Apakah ia akan menyuruhnya berbohong atau sebaliknya. "Jangan bohong, katakan saja sejujurnya tapi ... aku harap kamu bicaranya baik-baik. Mungkin dia akan sedih, tapi aku yakin ... istriku yang cantik dan baik hati ini akan mampu membuat Nida tenang."Namira senyum tersipu malu. Bibirnya pura-pura dimanyunkan. "Mas Ayang mah ... bikin aku malu terus tau ...." timpal Namira manja, sembari menggamit lengan suaminya. Daniel sangat menyukai prilaku Namira yang malu-malu seperti ini. Sangat menggemaskan. Tiba di ruang tamu, langkah kaki Namira terhenti melihat sosok gadis yang tengah tertawa bersama Yuda. "Mas Ayang ... ka-kamu benar, dia ... dia mirip Dania yang difoto itu ...." bisik Namira di depan telinga
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 80. Jujur

"Bener. Dia sering minta pendapatku, cari kamu kemana lagi? Om kamu masih sangat yakin kalau anak kandung adiknya dan Om Yuda masih hidup. Om kamu juga berjanji akan mengajakmu tinggal di sini bersama Om kamu, bersama aku, dan bersama Bianca."Lagi, Nida semakin penasaran kenapa dia harus tinggal bersama Daniel bukan bersama Yuda dan mamanya?"Kak, tolong ceritakan sebenarnya. Oke, aku janji. Aku enggak akan pernah pergi dari sini. Aku akan tetap tinggal di sini bersama kalian. Tapi, tolong ... saat ini Mamahku lagi ada di mana? Di mana, Kak? Aku mohon katakan yang sejujurnya. Aku hanya ingin ketemu mamah. Tolong Kak ...." Nida mengiba, menggenggam telapak tanga Namira. Istri Daniel menghela napas berat. Hatinya tak tega melihat raut wajah Nida. "Kak, aku mohon di mana Mamahku sekarang? Di mana, Kak ...."Nida menangis histeris sambil menggenggam telapak tangan Namira. "Nida, sebenarnya ... hm ... sebenarnya mamah kamu udah meninggal dunia, Nida ...."Hancur sudah harapan Nida yang
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 81A. Jawab Apa?

Namira sangat terkejut mendengar nama Gita dari bibir mungil Nida. Apa mungkin Gita yang dimaksud Nida adalah istri Yuda yang tak lain ibu kandung Evan?"Tan-Tante Gita? Nama lengkapnya Gita apa?" telisik Namira penasaran.Nida menggelengkan kepala. Selama ini dia memang tidak tahu nama lengkap Gita. Hanya tahu Tante Gita saja. "Aku gak tau nama lengkapnya dan gak mau cari tau juga. Bagiku, hinaan setiap kali dia datang ke rumah Bu Fatma, sangat menyakitkan. Bikin aku malas cari tau tentang dia. Apalagi kalau ingat ucapannya. Tante Gita seperti ingin aku membenci mamah dan papah. Padahal aku enggak bisa benci mereka sebelum mendengar dan bertemu dengan mereka langsung. Ternyata dugaanku benar, kalau itu hanya rekayasa tante Gita saja supaya aku enggak mencari keluarga kandungku. Supaya hidupku selalu dibawah tekanan dia."Pemaparan yang disampaikan Nida membuat hati Namira tersentuh. Merasa kasihan pada nasib kehidupan Nida selama ini apalagi ketika Namira melihat tas dan sepatu mili
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 81B. Pantun Cinta

Hati Namira bersedih tapi ia tidak mau menangis di depan gadis remaja itu. "Nida, gimana kalau nanti sore kita ke Mall? Kita beli hape, beli sepatu buat kamu, beli tas dan beli kebutuhan kamu yang lainnya. Kan kamu mau tinggal di sini," ujar Namira merangkul pundak Nida. Gadis itu menoleh, menatap Namira berurai air mata. Nida sangat bahagia sekaligus terharu. Keluarga kandungnya ternyata orang-orang yang baik. Mereka langsung menerimanya tanpa menaruh curiga. Bisa jadi, Nida berpura-pura bagian keluarga Bragastara. Nyatanya, Namira, Daniel dan Yuda menerima Nida tanpa keraguan sedikitpun. "Kamu kok malah nangis?" Pertanyaan itu membuat Nida memeluk tubuh Namira. Ia mengucapkan terima kasih berulang kali dan bersyukur karena Namira sangat baik padanya. "Kamu bagian keluarga suamiku, Nida. Sudah seharusnya aku baik ke kamu. Udah ya, jangan nangis lagi. Seharian ini kamu nangis terus, ya?" kata Namira mengusap lelehan air mata yang membasahi wajah Nida. Mengingat Gita yang menyembun
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 82. Tanda Lahir

Daniel terkekeh mendengar pantun istrinya. Setelah sekian lama, Daniel baru mendengar pantun Namira lagi. "Aku juga sayang kamu sampe menutup mata.""Pantunnya?""Aku gak bisa bikin pantun dadakan, Sayang. Nanti aja ya, aku mau mikir dulu.""Iya deh," timpal Namira cemberut. "Assalamualaikum bidadariku.""Waalaikumsalam Mas Ayangku ...."Sambungan telepon terputus. Namira tersenyum mengingat kembali kata-kata mesra suaminya. Namira beranjak ke dapur, membantu bi Rusmi menyiapkan makan siang. "Bibi ... Oh, Bibi ...." panggil Namira bagai anak kecil yang memanggil temannya ketika mengajak main. Bi Rusmi tertawa mendengar panggilan Namira. "Iya, Non? Ada apa?""Bibi udah selesai masak belum?" tanya Namira melihat Bi Rusmi yang masih menggoreng perkedel kentang. "Tinggal goreng ini aja, Non. Non Namira pengen dimasakin sesuatu?" tanya Bi Rusmi sesekali menoleh pada Namira, sesekali menoleh pada gorengannya. "Enggak. Aku mau bantuin Bibi nyiapin makan siang. Oh ya, Bi ... tadi Bibi
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 83A. Papa Yang Sama

"Terima kasih udah percaya kalau saya adalah anak kandung mama Dania."Hari ini juga, Nida baru tahu nama kedua orang tua yang ia rindukan. Dania dan Yuda. "Sama-sama, Non. Bibi yakin, orang lain juga akan percaya kalau Nona Nida adalah anak kandung Non Dania. Nona wajahnya sangat mirip dengan almarhumah. Bukan cuma wajah, suaranya pun mirip. Kalau di film Cina, Non Nida kayak ... kayak renkarnasi-nya Non Dania."Nida menahan tawa, mendengar ucapan Bi Rusmi. Tetapi, ia bersyukur karena terlahir memiliki wajah yang mirip dengan mamanya. Wanita yang telah melahirkan Nida. "Nida, kamu udah bangun?" suara yang berasal dari belakang membuat Nida dan Bi Rusmi membalikkan badan. Ternyata Namira. Wanita yang tengah mengandung benih Daniel itu menghampiri."Udah, Kak. Ini lagi ngobrol sama Bibi." Jawaban Nida membuat Namira menganggukkan kepala.Cepat-cepat Bi Rusmi menyeka bekas air matanya. Tidak ingin kalau Namira mengetahuinya menangis. "Sekarang ngobrolnya udahan?""Udah, Non. Saya mau
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 83B. Papa Yang Sama

"Non Bianca udah pulang?" Tiba-tiba dari arah belakang tubuh Nida ada seorang wanita yang usianya hampir setengah abad. "Udah, Bi. tadinya mau nyuruh Bibi buatin jus Mangga dua. Satu buatku, satunya buat Evan," jawab Bianca sesekali melirik Nida yang tertunduk lesu. "Oh siap, Non. Bibi bikinan sekarang." Sangat cekatan Bi Rusmi membuatkan pesanan anak majikannya itu. Tanpa bertanya lagi pada Nida, Bianca pergi dari dapur, menemui lelaki yang dicintainya duduk di kursi teras depan rumah.Bianca menghempaskan b0k0ng di atas kursi depan teras. Ekor matanya melirik pada Evan. Lelaki yang membuatnya mengalami jatuh cinta untuk pertama kali. "Van, di dalam sana ada anaknya Bi Rusmi. Matamu jangan jelalatan. Awas saja!" ancam Bianca yang sekarang sudah menjadi kekasih Evan. Mereka meresmikan hubungan menjadi kekasih saat Evan di rumah sakit. Evan terkekeh mendengar kekasih hatinya tampak cemburu. "Anak Bi Rusmi? Emang Bi Rusmi masih punya anak gadis? Siapa?" tanya Evan penasaran. Bukan j
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 84A. Harus

"Namaku Evan. Aku ... Aku juga anak Papah Yuda."Tubuh Nida mundur selangkah. Ia menelan saiva. Namira memejamkan kedua mata sesaat, lalu merangkul pundak Nida. Mengusapnya berulang kali. Namira berharap, Evan tidak menyebut nama mama kandungnya. Bisa gawat, kalau Evan mengatakannya di depan Nida."Hm ... Nida, mamah kamu kan ... udah lama meninggal dunia. Wa-wajar kalau ... kalau papamu nikah lagi. Benar 'kan?" Namira berusaha menenangkan Nida. Gadis itu menoleh pada Namira.Dalam hati, Namira juga berdoa, semoga Nida tidak terpikirkan usia Evan yang lebih tua dari pada Nida. Gadis itu menatap Namira lalu merunduk, dan pandangannya kembali pada Evan. "Kakak benar. Wajar kalau Papahku nikah lagi karena Mamahku kan udah lama meninggal." Namira menganggukan kepala. Lalu, Nida menghampiri Evan, meraih telapak tangan Evan dan mencium punggung tangannya takzim."Kakak sama aku saudara kandung bukan saudar tiri karena kita satu ayah, hanya beda ibu," ucap Nida pada lelaki yang masih bengon
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 84B. Harus

"Boleh, Kak. Boleh ...." Nida sangat antusias, ia sampai mengubah posisi duduk, lebih menghadap Namira. "Jadi, dulu itu ... Papahku partner bisnis Om kamu sejak lama. Nah, suatu saat ada musibah yang membuat kedua orang tuaku meninggal. Sebelum papaku mengembuskan napas terakhir, papah nitipin aku ke Om kamu. Akhirnya sejak aku SMP sampai masuk kuliah tinggal di sini. Ya ... karena kami sering bersama, kemana-mana bersama, aku kok jadi suka gitu sama Om kamu."Namira tersipu malu. Wajahnya terasa memanas dan memerah. "Tapi, kan ... usia Om aku jauh lebih tua dari Kakak? Kok bisa sih jatuh cinta sama Om?"Namira tidak merasa tersinggung dengan pertanyaan Nida. Namira justru terkekeh. "Gak tau aku juga. Cinta emang buta.""Terus, Kak? Gimana lagi?""Nah, si Bianca ini ... dia malah ... kepikiran nyuruh aku nikah sama papahnya. Awalnya emang, papahnya gak mau karena kan ... udah anggep aku kayak anak sendiri. Aku dan Bianca terus-menerus meyakinkan om kamu kalau cinta aku ke dia, atau
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 85A. Disuruh Datang

Sepanjang jalan pulang, Evan memikirkan keberadaan Nida di rumah keluarga Daniel Bragastara."Apa mungkin Papa akan mengajak Nida tinggal bersama kami?" tanya Evan pada diri sendiri. Ia menghela napas berat. Jika Yuda mengajak Nida tinggal ke rumahnya, sama halnya menabur garam pada luka mamahnya. Evan tidak akan membiarkan Nida tinggal bersama mereka. Akan tetapi, jika Evan melarang, kasihan Nida. Walau bagaimana pun, Nida darah daging Yuda apalagi mereka bertahun-tahun berpisah. "Ya Allah, kenapa jadi rumit begini? Aku harus bagaimana? Aku takut kalau papah membawa pulang Nida ke rumah. Bagaimana perasaan mamah?"Pikiran Evan benar-benar berkecamuk. Dia tidak ingin kebahagiaan keluarganya yang dirasakan, harus hancur hanya karena kedatangan Nida. Semoga saja Bianca mau menyampaikan pesannya untuk Daniel agar Nida tinggal di sana saja. Sampai di rumah, Evan mencari keberadaan mamahnya. Langkah kaki Evan terhenti, melihat Gita baru keluar dari kamar, pakaiannya terlihat mau pergi.
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
36
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status