Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 51 - Chapter 60

73 Chapters

51. Hadiah

‘Perempuan sepertiku?’ Pertanyaan itu terus terngiang dalam benak Poppy. Dia tak memahami wanita yang seperti apa dirinya bagi Robin Luciano. Namun, ucapan Robin jelas menyakiti hatinya, merendahkan harga dirinya.Poppy berbaring tanpa busana di ranjang dengan mata tertutup seperti biasa, menggertakkan gigi setiap kali Robin mengentak inti kenikmatannya. Dia diam tak bergerak seperti patung selagi sang suami sedang memaksakan diri untuk meninggalkan benih di rahimnya.‘Ah … Tuan Robin menutup mataku karena tidak mau menunjukkan wajahnya yang kesulitan mencapai kenikmatan.’Malam ini terasa sangat berbeda … tidak ada kenikmatan sedikit pun meski cara Robin memperlakukan Poppy seperti biasa. Poppy hanya teringat setiap kalimat kejam yang diucapkan suaminya.Poppy tersenyum getir. Tak menyadari jika pria di atas tubuhnya tak menyukai senyuman itu. Senyumannya tak selaras dan seakan meminta belas kasihan di saat mereka sedang bercinta.Robin lantas menangkup pipi Poppy hingga senyumnya m
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

52. Ibu

Pigura lukisan yang berukuran cukup besar itu menunjukkan wajah yang teramat dirindukan Poppy. Meski kenangan bersama dengan wanita cantik dengan gaun biru tua dalam lukisan tersebut tak banyak, namun dia sangat menyayanginya.“Aku menemukan lukisan ini di pameran teman dari rekan bisnisku. Waktu pertama kali melihatnya, aku juga sangat terkejut dengan wajah dalam lukisan ini … sangat mirip denganmu, bukan?”‘Tentu saja … karena dia adalah ibu kandungku ….’Poppy kesulitan menanggapi dengan mulutnya yang terkunci. Tak menyangka jika lukisan yang selalu dipajang di ruang keluarga kediaman orang tuanya akan dia lihat di kediaman Robin Luciano. Tanah kelahirannya bahkan berada di ujung lain dari negara ini.“Bahkan, warna matanya pun mirip denganmu. Hitam pekat, terlihat misterius, namun sangat cantik … kecantikannya berbeda dari orang-orang dari negara kita ini.”Secara tak langsung, Rafael pun sedang memuji Poppy. Akan tetapi, pikiran Poppy masih terpusat pada lukisan itu.“Dari mana …
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

53. Hilang

Poppy tersentak kala mendengar suara derit lirih pada pintu di belakangnya. Dia sontak berpaling ke belakang sambil mengusap air mata. “Siapa?” Tidak ada siapa pun di sana. Namun, Poppy yakin mendengar langkah orang menjauh. Dia bergegas berdiri hingga tiba-tiba terhuyung hampir jatuh. Kakinya kesemutan karena cukup lama bersimpuh. Beruntung, tangannya sigap menopang tubuh. “Rafael?” panggil Poppy lirih. Setelah kesemutan di kakinya menghilang, dia berjalan cepat ke arah pintu. Kepalanya menengok ke kanan kiri pada koridor, namun tak menemukan siapa pun. “Aku yakin mendengar seseorang berjalan cepat …,” gumamnya heran. Dari ujung koridor, Donna terlihat keluar dari ruangan lain. Poppy melambaikan tangan pada pelayan pribadinya yang sedang menepuk-nepuk mulutnya saat menguap lebar. “Kemari, Donna!” seru Poppy. Donna bergegas menghampiri majikannya. “Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” “Apa kau tadi lewat di depan ruangan ini?” Donna terlihat salah tingkah, membuat Poppy curiga
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

54. Mencari

Kerutan di kening Poppy kian jelas terlihat. Raut wajahnya menunjukkan kepanikan yang begitu hebat. “Kenapa tidak ada? Apa Donna membersihkan kamar mandi saat aku tidak ada di kamar?” Poppy menggeleng pelan. Dia sudah menegaskan jika Donna tak perlu membersihkan kamar mandi di kamarnya, bahkan Poppy sering menyuruh Donna segera beristirahat saat malam tanpa perlu membereskan kamarnya. Pelayan pribadinya itu hanya mengumpulkan kain kotor, sementara Poppy yang lebih sering merapikan kamar. Donna juga dengan senang hati mengurangi pekerjaannya atas keinginan Poppy. “Mustahil … aku jelas meletakkannya di sini ….” Suara ketukan pintu terdengar. “Apa kau tidur di dalam sana? Aku tidak punya banyak waktu menunggumu.” Suara berat dan tegas Robin mengejutkan Poppy. Dia segera menarik tangannya dari kolong, sampai tangannya sedikit tergores sudut runcing bawah lemari. “Ugh …” Poppy mengerang sambil mengusap lengan bawahnya. Goresan lemari itu sedikit membuat kulit putihnya kemerahan. D
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

55. Dikembalikan

Wajah Poppy langsung berubah pucat pasi. Jiwanya seakan pergi meninggalkan raga karena terlalu takut menghadapi pria di depannya.“Berdiri dan ikuti aku,” titah Robin.Badan Poppy mendadak jadi lemah saat memaksa kakinya melangkah. Dunia di sekelilingnya seolah berputar, merasakan bahwa langkahnya akan membawa dirinya pada hukuman berat yang sesungguhnya, yang mungkin dapat mengancam kehidupannya.Dia tak pernah menyangka jika Robin menemukan obat pencegah kehamilan itu, sebelum dia memiliki rencana lain untuk menyelamatkan diri dari kontrak berbahaya dengan Robin Luciano.“Baca ini!” Suara tegas dan dalam Robin Luciano mengembalikan kesadaran Poppy.Poppy baru sadar dia telah mengikuti Robin sampai di ruang kerja lantai pertama. Lalu segera mengambil kertas di atas meja yang ditunjukkan suaminya dengan tangan gemetar, apalagi Robin masih berdiri dengan tangan terlipat di depan dada sambil menatap tajam dirinya.“Baca dengan keras pada bagian nomor empat!” perintah tegas Robin lainnya
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

56. Kebencian dalam Hati

Tubuh Poppy gemetar hebat. Kilas balik pada kejadian selama empat tahun di Pulau Solterra memenuhi benaknya. Bekas luka di tubuh Poppy akibat kemarahan Saul Martinez seakan terbuka kembali. Kesakitan karena dipukul dan dicambuk tanpa alasan yang jelas membuat seluruh tubuhnya merinding ngeri.Keberadaan dan cara bicara Robin yang selalu membuat Poppy tertekan, semakin membuat trauma itu terbuka. Dadanya semakin terasa sesak, tak bisa bernapas dengan benar, seakan-akan oksigen di sekitarnya menghilang.Akhirnya, hanya kegelapan mencekam yang menyelimutinya ….BRUK!Ketika Robin berpaling sejenak selagi menelepon Antonio, Poppy ambruk ke lantai. Istri yang akan dikembalikan ke tempat asalnya karena tak berguna itu jatuh tak sadarkan diri.Robin mematung sejenak, lalu memberi perintah kepada Antonio, “Cepat datang kemari! Perempuan merepotkan ini malah pingsan di ruang kerjaku!”Namun, tunggu … apakah Poppy benar-benar pingsan? Robin mulai mengendus sesuatu yang mencurigakan.Dia memati
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

57. Tujuan Robin

Antonio dan dokter itu masuk ke ruangan yang sama dengan Robin sesaat kemudian.“Saya akan menyiapkan obat untuk Nyonya Poppy dulu, Tuan.” Antonio berpamitan setelah mengantar sang dokter, sekaligus menyeret keluar orang yang sejak tadi berada satu ruangan dengan Robin.Capri menatap kepergian mereka, lalu duduk di kursi dekat Robin setelah Antonio menutup pintu.“Untuk apa kau mencariku? Kalau kau ingin bicara omong kosong tentang istriku, sebaiknya kau segera pergi.”Capri mengabaikan kata-kata Robin yang menyinggung, Dia sudah sangat terbiasa mendengarnya.“Maaf jika saya lancang, tetapi saya perlu menanyakan ini, di mana Anda menemukan Nyonya Poppy, Tuan?”Robin menatap tajam Capri. “Kau tahu itu lancang dan masih berani bertanya?!” Dokter Capri memang dapat dipercaya. Namun, asal usul Poppy tak boleh tersebar selama masih menjadi istrinya. Hanya orang-orang yang bekerja di kediaman saja yang dia biarkan mengetahui fakta yang sesungguhnya.“Bagai
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

58. Bertolak Belakang

“Beraninya kau menyinggung masa laluku!” bentak Robin, tak menyembunyikan ekspresi kemarahannya. Capri sesungguhnya takut menyinggung pria yang jauh lebih muda darinya itu. Tetapi, dia juga memiliki keinginan kuat untuk menyembuhkan trauma Poppy. Dia memiliki anak gadis seumuran dengan Poppy. Saat melihat keadaan istri Robin Luciano yang memprihatinkan, dia tak bisa diam saja atau hanya melihat. “Maaf, Tuan, tapi pikirkan ucapan saya ini. Jika kondisi mental Nyonya Poppy membaik, Anda juga mendapatkan keuntungan darinya.” “Kelua–” Robin hendak mengusir Capri yang terlalu banyak bicara, namun dokter itu masih belum menyelesaikan semua yang ingin dia katakan. “Saya yakin Tuan Dante pun saat ini masih mencurigai pernikahan Anda yang mendadak. Anda mungkin bisa membuat alasan logis jika akan menggantikan posisi Nyonya Poppy sebagai istri Anda, tetapi Tuan Dante pasti akan semakin curiga.” Ketika melihat Robin sedikit bereaksi dengan kata-katanya melalui ekspresi yang jarang ditunjuk
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

59. Disuapi

“Nyonya, saya membawakan bubur dan obat untuk Anda.” Donna masuk ke kamar sambil mendorong troli makanan. “Sarapan Anda sudah tersaji di meja makan, Tuan Rafael.” “Aku akan makan setelah menyuapi kakak iparku. Dia masih lemah dan butuh bantuan. Pergilah,” usir Rafael, merasa keberadaan Donna cukup mengganggu. Poppy menolak Rafael karena enggan memasukan apa pun ke dalam mulutnya. Namun, Rafael terus memaksa, berusaha menyuapi Poppy sambil bergurau. ‘Rafael terlalu baik padaku. Dia mungkin akan membantuku, tetapi dia bisa mendapat masalah besar karenaku,’ batin Poppy, menepis keinginan untuk meminta bantuan Rafael. “Apa yang sedang kau pikirkan? Tanganku hampir patah karena memegang sendok terlalu lama.” Rafael menyadarkan Poppy dari lamunan dengan gurauannya. Poppy membuka mulutnya. Rafael dengan penuh perhatian menyuap sesendok bubur untuknya. Di saat yang sama, Robin Luciano telah sampai di depan kamar Poppy, berniat menjalankan misinya menyembuhkan trauma sang istri. Akan teta
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

60. Perhatian yang Menakutkan

‘Apa yang Tuan Robin rencanakan? Apakah dia ingin memberiku racun dengan kedua tangannya sendiri?’ Poppy bukannya senang mendapat perhatian kecil dari suaminya, namun malah mencurigainya. “Kau akan terus memandangi sendok ini? Buka mulutmu!” tegas Robin. Antonio masih berdiri di samping pintu, menggeleng pelan ke arah Robin, berharap tuannya akan melihat isyarat darinya. Poppy justru terlihat semakin takut mendengar Robin menyuruhnya makan, bukan pelan-pelan memberi perhatian seperti bayangannya. Robin telah memutuskan untuk membantu Poppy terlepas dari traumanya. Salah satu caranya adalah menunjukkan bahwa dia bukanlah seseorang yang menjadi ancaman bagi hidup Poppy. Antonio sudah mengatakan kepada Robin apa yang harus dia lakukan saat membantu Poppy sarapan. Namun, agaknya situasi sekarang tak seperti bayangan tangan kanan Robin itu. “Apa kau tidak bisa membuka mulutmu?! Aku harus segera pergi ke kan–” Robin berhenti bicara setelah akhirnya melihat isyarat Antonio yang langsu
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status