Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 41 - Chapter 50

73 Chapters

41. Kegilaan Poppy

Dalam benak Poppy hanya dipenuhi oleh ajaran aktivitas dewasa dari Lucia untuk mempertahankan hidupnya. Rasa takut Poppy mendadak berkurang ketika mencium aroma tubuh Robin yang membius kesadarannya. Suara Robin pun hanya terdengar seperti erangan menggoda. Poppy tak tahu apa yang terjadi dengan perubahan tubuhnya, namun dia sangat menginginkan belaian Robin saat ini juga. Poppy tiba-tiba berhenti bergerak, memandang Robin dengan tatapan sayu, dipenuhi oleh hasrat dan memohon, “Tuan … sentuh saya ….” Tak mendapat respon apa pun, Poppy menurunkan ujung gaun bagian atasnya. Mata Robin terbelalak ketika Poppy dengan berani menunjukkan dadanya yang tak tertutup apa pun. “Sentuh saya di sini ….” Poppy menirukan cara bicara Lucia, mendayu-dayu manja. Namun, itu belum semuanya. Poppy meraih tangan Robin, menyentuhkan telapak tangan besar itu hingga meremas kedua dadanya. “Tuan … saya mohon ….” Robin sungguh tak menyangka. Wanita yang selalu bertingkah seperti tikus tersudut dan ketaku
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

42. Vitamin

Ucapan Poppy persis dengan semua ajaran Lucia, termasuk dengan ekspresi wajah dan nada bicaranya yang menggoda. Dia seharusnya takut, namun mulutnya bergerak sendiri mengucap kata-kata yang sebenarnya tak ingin dia ucapkan. “Beraninya kau menghinaku!” Entah bagaimana ekspresi Robin sekarang, dia lalu mengentak lebih cepat dan kuat sampai membuat Poppy menjerit nikmat. “Tu- Tuan … Anda sangat … kuat … tapi, ini … belum cukup ….” “Sialan,” umpat Robin lirih. Poppy menjerit ketika merasakan tubuhnya melayang. Kemudian jatuh terduduk dengan keras di pangkuan Robin selagi tubuh mereka masih bersatu. Mendadak, Poppy merasa dirinya di ambang batas kepuasan yang diinginkan. “Sudah, Tuan … hentikan.” Dia mendorong bahu Robin sambil mengangkat badannya. Namun, Robin kembali menjatuhkan badan Poppy dalam sekali entakan. “Ahhh … Tuan!! Sudah … cukup ….” Rasa panas di tubuh Poppy berangsur mereda setelah mendapat kepuasan. “Cukup katamu? Siapa yang datang ke sini untuk merayuku, hah?!” P
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

43. Jatuh Cinta?

“Saya akan memijat Anda. Tuan Robin pasti terlalu bersemangat sampai tidak keluar ruangan berjam-jam.” Poppy hanya menurut. Dia masih seperti orang linglung yang baru saja melakukan perbuatan buruk dan tak terlupakan. Ketika merasakan pijatan Donna, Poppy menjadi lebih nyaman dan terkantuk-kantuk. “Tadi, aku merasa jadi seperti orang lain. Ada sesuatu yang mendorongku melakukan perbuatan tidak senonoh, padahal aku sangat takut kepada Tuan Robin,” ujar Poppy. Donna menepuk lembut lengan Poppy, menghentikan pijatannya sejenak. “Jangan khawatir, Nyonya. Semua orang yang sedang jatuh cinta selalu melakukan hal yang mustahil, dan terkadang tidak sadar dengan perbuatannya sendiri.” Mata Poppy yang hampir tertutup, tiba-tiba terbuka lebar. “Siapa yang jatuh cinta kepada siapa?” Pelayan itu tersenyum, berbohong tanpa menunjukkan rasa bersalah. “Anda pun tidak sadar sudah jatuh cinta kepada Tuan Robin. Tetapi, saya bisa melihatnya dengan jelas.” “Tidak mungkin! Jantungku saja sepert
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

44. Patah

Wajah Poppy sontak berubah pucat pasi. Dia masih malu oleh perbuatannya kemarin, beruntung Robin tak datang ke kamar malam harinya. Namun, saat ini dia malah membuat kesalahan yang memalukan lainnya. Robin menggertakkan gigi, sedikit menunduk merasakan nyeri pada kejantanannya. Dahi Poppy cukup keras menghantam miliknya. “Kurang ajar! Kau ingin mencelakaiku?!” “M-maaf, Tuan ….” Tangan Poppy terulur maju-mundur, ingin mengusap bagian tubuh Robin yang sakit, tetapi tak sanggup melakukannya. “Jangan sentuh aku!” Robin menampar tangan Poppy yang ragu akan menyentuhnya. Badan Poppy merosot bersimpuh ketika melihat Robin meninggalkan dirinya sambil memaki. Robin telah memergoki dirinya membaca novel dewasa, juga terkena hantaman dahinya. ‘Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memanggilkan dokter? Bagaimana kalau … miliknya patah?’ Tak berselang lama, pelayan pribadi Poppy masuk terburu-buru. Melihat Poppy hampir menangis dan berlutut, Donna segera membantunya berdiri. “Sa
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

45. Menghilang

Wajah Robin mengernyit singkat. “Perempuan gila!” Robin Luciano, pria berusia tiga puluh satu tahun itu tak menyangka telah menikahi wanita aneh dan menjengkelkan. Saat pertama kali bertemu dengan Poppy, Robin mengira bahwa Poppy mudah dikendalikan, cukup pendiam, dan tidak banyak tingkah. Selain itu, Poppy terlihat berbeda dengan wanita-wanita yang dijual Saul Martinez. Poppy memiliki wajah yang berbeda dari wanita di negaranya, sangat sempurna untuk menipu kakeknya. Namun, dibalik sikap lugu, pemalu, dan sering ketakutan itu, Poppy ternyata memiliki pikiran di luar imajinasinya. Robin semakin berpikir bahwa hukuman darinya beberapa waktu lalu, justru sangat dinikmati wanita di hadapannya itu. “Untuk apa aku harus membuka celanaku di sini?!” Wajah Robin mengeras, enggan menunjukkan keterkejutan, mendadak istri di atas kertasnya ingin menyerangnya. “Itu ….” Pandangan Poppy seakan berputar-putar. Dia sadar telah salah bicara dan sangat malu setelahnya. Suaranya sangat keras keti
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

46. Terancam

“Kau datang sendiri?” Poppy ingin menanyakan keberadaan Robin kepada Antonio, tetapi dia malu untuk mengungkapkan terus terang.Tampaknya, Antonio memahami makna yang tersirat dari pertanyaan itu. Dia lantas menjawab, “Tuan Robin masih sibuk menyiapkan pembukaan kelab malam, Nyonya.”Debaran akan penantian itu berubah menjadi lebih cepat, namun dipenuhi oleh keresahan. Poppy baru ingat tentang kelab malam milik Robin, serta beberapa tawanan Saul yang ada di sana, para wanita cantik dengan kelas terbaik yang dibeli oleh suaminya.Mendadak, terbesit pikiran yang membuat dada Poppy terasa sesak, ‘Apakah dia bersenang-senang dengan wanita-wanita itu sehingga enggan pulang? Atau mungkin … dia sedang memilih penggantiku karena aku selalu melakukan kesalahan?’“Adakah kebutuhan yang Anda perlukan?” Pertanyaan Antonio menyadarkan Poppy dari pikiran buruknya, meski belum sepenuhnya hilang dari benak dan hatinya.“Tidak ada ….”“Baiklah. Anda bisa mencari saya di ruang kerja lantai satu jika me
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

47. Tamu Suami

Suasana di ruang makan pagi ini sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Poppy selalu makan seorang diri, namun kali ini Robin ikut sarapan dengannya. Akan tetapi, ada seorang lagi yang bergabung bersama mereka di ruang makan. Dia adalah gadis yang terlihat bersama Robin semalam. Poppy tak bisa tidur sampai pagi karena memikirkan gadis itu. Robin pun tak datang ke kamarnya, sehingga membuat Poppy gelisah dan tak dapat memejamkan mata, memikirkan apa yang sedang mereka lakukan setelah memasuki kediaman pada tengah malam. ‘Bagaimana bisa gadis itu ada di sini?’ batin Poppy bingung dan resah, tatapannya terus tertuju pada makanan pada piring yang hanya dimainkan oleh alat makan dalam genggamannya. Poppy masih mengingatnya. Gadis yang berusaha dia ajak kabur dari Pulau Solterra. Ketika melihat kapal pengangkut datang malam itu, Poppy kembali mencoba melarikan diri dengan mengajak satu tawanan baru Saul. Gadis itu hampir kehilangan kesuciannya karena terus melawan, dan Poppy akhirnya
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

48. Kata-Kata Kejam

Di kediaman Robin Luciano terdapat banyak pengawal berjaga. Namun, Robin tetap meminta Poppy untuk menjaga gadis yang bernama Alice itu.‘Apakah dia sedang menyuruhku secara halus jika aku harus menjadi pelayan temannya?’ Pikiran itu spontan melekat dalam benak Poppy yang sudah terbiasa disuruh orang seperti Saul Martinez.“Kau sudah melihat sendiri, istriku cukup pendiam. Ajarilah dia untuk bersikap seperti orang normal,” ujar Robin, sontak membuat dua wanita yang duduk di samping meja menatap dirinya.‘Jadi, aku bukan orang normal di matanya? Tetapi, dia tidak seharusnya mengatakan itu di depan orang asing walaupun Alice adalah temannya.’Apakah Robin telah mengatakan rahasia pernikahan mereka kepada Alice?“Kenapa? Ada yang salah dengan ucapanku?” Robin bertanya kepada Alice alih-alih memedulikan perasaan orang yang telah dibuat tersinggung oleh kata-katanya.“Ucapanmu agak … kejam … terhadap istrimu. Apa hubungan kalian baik-baik saja?” tanya Alice ragu.“Bukan urusanmu. Kau hanya
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

49. Ceria

“Ah, Robin pasti mengajakmu ke sana.” Alice menanggapi ucapannya sendiri dengan canggung.“B-Benar ….” Poppy diam-diam menghela napas lega.Alice yang duduk di samping Poppy memutar badan ke arah depan. Manik hijau tua miliknya kembali memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja di taman.“Saul Martinez ….”Satu nama yang disebut Alice itu, spontan membuat Poppy kembali salah tingkah. Dia sudah bertekad melupakan tentang Pulau Solterra, namun nama Saul masih melekat pada ketakutan yang susah payah ingin dikuburnya dalam-dalam.‘Kenapa Alice tiba-tiba menyebut nama itu? Apa yang ingin dia katakan?’“Aku dengar, Saul sejak dulu menargetkan anak-anak yang baru saja kehilangan orang tua mereka. Ada beberapa gadis yang memiliki orang tua berada sepertiku, lalu menculik kami dan mengambil aset keluarga kami setelahnya, entah bagaimana caranya.”Poppy berpaling menatap Alice dengan mata terbuka lebar dalam sekejap. Namun, dia berhasil langsung mengendalikan diri agar tak menunjukkan keterk
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

50. Tidak Suka

Poppy berdiri sambil menunduk di depan Robin yang duduk di sofa kamarnya, setelah Donna kabur lebih dulu dengan alasan ingin segera menyelesaikan pekerjaan. Baru kali ini dia melihat Robin tersenyum cukup lama. Badannya sampai menggigil melihat senyuman suaminya … sangat sinis dan mematikan, seakan ingin menelan jiwa Poppy hanya dengan senyuman itu. “Jadi, kau adalah orang yang memulai gosip di antara karyawan kediaman?” Poppy menggeleng dengan cepat, kedua tangannya saling meremas di depan badan. Senyuman lepas yang beberapa saat lalu terlihat di wajahnya telah menghilang. “Aku sedang sibuk bekerja, dan kau malah mengolok-olokku dengan lelucon murahan itu di belakangku?” Kini, senyuman sinis Robin tak lagi terlihat. Wajahnya mengeras selagi menatap tajam istri kontraknya. “Kau tadi tertawa lebar waktu tidak melihatku, sekarang kau diam tidak menjawabku. Apa kau sengaja melakukan hal yang tidak kusuka?!” “T-Tidak, Tuan ….” “Lalu mengapa kau menyebarkan gosip pada para pelayan k
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status