Share

44. Patah

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 22:22:52
Wajah Poppy sontak berubah pucat pasi. Dia masih malu oleh perbuatannya kemarin, beruntung Robin tak datang ke kamar malam harinya. Namun, saat ini dia malah membuat kesalahan yang memalukan lainnya.

Robin menggertakkan gigi, sedikit menunduk merasakan nyeri pada kejantanannya. Dahi Poppy cukup keras menghantam miliknya.

“Kurang ajar! Kau ingin mencelakaiku?!”

“M-maaf, Tuan ….”

Tangan Poppy terulur maju-mundur, ingin mengusap bagian tubuh Robin yang sakit, tetapi tak sanggup melakukannya.

“Jangan sentuh aku!” Robin menampar tangan Poppy yang ragu akan menyentuhnya.

Badan Poppy merosot bersimpuh ketika melihat Robin meninggalkan dirinya sambil memaki. Robin telah memergoki dirinya membaca novel dewasa, juga terkena hantaman dahinya.

‘Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memanggilkan dokter? Bagaimana kalau … miliknya patah?’

Tak berselang lama, pelayan pribadi Poppy masuk terburu-buru. Melihat Poppy hampir menangis dan berlutut, Donna segera membantunya berdiri.

“Sa
VERARI

Ya ... memang bisa patah, tapi bukan dalam kondisi saat sedang 'normal' begitu, Poppy ....

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
ahahahahahaaaa lucu nya popy
goodnovel comment avatar
Amelia
poppy yang ngomong,gw yang mulu......
goodnovel comment avatar
Yu Mi
kenapa kamu polos sekali nak .?hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   45. Menghilang

    Wajah Robin mengernyit singkat. “Perempuan gila!” Robin Luciano, pria berusia tiga puluh satu tahun itu tak menyangka telah menikahi wanita aneh dan menjengkelkan. Saat pertama kali bertemu dengan Poppy, Robin mengira bahwa Poppy mudah dikendalikan, cukup pendiam, dan tidak banyak tingkah. Selain itu, Poppy terlihat berbeda dengan wanita-wanita yang dijual Saul Martinez. Poppy memiliki wajah yang berbeda dari wanita di negaranya, sangat sempurna untuk menipu kakeknya. Namun, dibalik sikap lugu, pemalu, dan sering ketakutan itu, Poppy ternyata memiliki pikiran di luar imajinasinya. Robin semakin berpikir bahwa hukuman darinya beberapa waktu lalu, justru sangat dinikmati wanita di hadapannya itu. “Untuk apa aku harus membuka celanaku di sini?!” Wajah Robin mengeras, enggan menunjukkan keterkejutan, mendadak istri di atas kertasnya ingin menyerangnya. “Itu ….” Pandangan Poppy seakan berputar-putar. Dia sadar telah salah bicara dan sangat malu setelahnya. Suaranya sangat keras keti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   46. Terancam

    “Kau datang sendiri?” Poppy ingin menanyakan keberadaan Robin kepada Antonio, tetapi dia malu untuk mengungkapkan terus terang.Tampaknya, Antonio memahami makna yang tersirat dari pertanyaan itu. Dia lantas menjawab, “Tuan Robin masih sibuk menyiapkan pembukaan kelab malam, Nyonya.”Debaran akan penantian itu berubah menjadi lebih cepat, namun dipenuhi oleh keresahan. Poppy baru ingat tentang kelab malam milik Robin, serta beberapa tawanan Saul yang ada di sana, para wanita cantik dengan kelas terbaik yang dibeli oleh suaminya.Mendadak, terbesit pikiran yang membuat dada Poppy terasa sesak, ‘Apakah dia bersenang-senang dengan wanita-wanita itu sehingga enggan pulang? Atau mungkin … dia sedang memilih penggantiku karena aku selalu melakukan kesalahan?’“Adakah kebutuhan yang Anda perlukan?” Pertanyaan Antonio menyadarkan Poppy dari pikiran buruknya, meski belum sepenuhnya hilang dari benak dan hatinya.“Tidak ada ….”“Baiklah. Anda bisa mencari saya di ruang kerja lantai satu jika me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   47. Tamu Suami

    Suasana di ruang makan pagi ini sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Poppy selalu makan seorang diri, namun kali ini Robin ikut sarapan dengannya. Akan tetapi, ada seorang lagi yang bergabung bersama mereka di ruang makan. Dia adalah gadis yang terlihat bersama Robin semalam. Poppy tak bisa tidur sampai pagi karena memikirkan gadis itu. Robin pun tak datang ke kamarnya, sehingga membuat Poppy gelisah dan tak dapat memejamkan mata, memikirkan apa yang sedang mereka lakukan setelah memasuki kediaman pada tengah malam. ‘Bagaimana bisa gadis itu ada di sini?’ batin Poppy bingung dan resah, tatapannya terus tertuju pada makanan pada piring yang hanya dimainkan oleh alat makan dalam genggamannya. Poppy masih mengingatnya. Gadis yang berusaha dia ajak kabur dari Pulau Solterra. Ketika melihat kapal pengangkut datang malam itu, Poppy kembali mencoba melarikan diri dengan mengajak satu tawanan baru Saul. Gadis itu hampir kehilangan kesuciannya karena terus melawan, dan Poppy akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   48. Kata-Kata Kejam

    Di kediaman Robin Luciano terdapat banyak pengawal berjaga. Namun, Robin tetap meminta Poppy untuk menjaga gadis yang bernama Alice itu.‘Apakah dia sedang menyuruhku secara halus jika aku harus menjadi pelayan temannya?’ Pikiran itu spontan melekat dalam benak Poppy yang sudah terbiasa disuruh orang seperti Saul Martinez.“Kau sudah melihat sendiri, istriku cukup pendiam. Ajarilah dia untuk bersikap seperti orang normal,” ujar Robin, sontak membuat dua wanita yang duduk di samping meja menatap dirinya.‘Jadi, aku bukan orang normal di matanya? Tetapi, dia tidak seharusnya mengatakan itu di depan orang asing walaupun Alice adalah temannya.’Apakah Robin telah mengatakan rahasia pernikahan mereka kepada Alice?“Kenapa? Ada yang salah dengan ucapanku?” Robin bertanya kepada Alice alih-alih memedulikan perasaan orang yang telah dibuat tersinggung oleh kata-katanya.“Ucapanmu agak … kejam … terhadap istrimu. Apa hubungan kalian baik-baik saja?” tanya Alice ragu.“Bukan urusanmu. Kau hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   49. Ceria

    “Ah, Robin pasti mengajakmu ke sana.” Alice menanggapi ucapannya sendiri dengan canggung.“B-Benar ….” Poppy diam-diam menghela napas lega.Alice yang duduk di samping Poppy memutar badan ke arah depan. Manik hijau tua miliknya kembali memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja di taman.“Saul Martinez ….”Satu nama yang disebut Alice itu, spontan membuat Poppy kembali salah tingkah. Dia sudah bertekad melupakan tentang Pulau Solterra, namun nama Saul masih melekat pada ketakutan yang susah payah ingin dikuburnya dalam-dalam.‘Kenapa Alice tiba-tiba menyebut nama itu? Apa yang ingin dia katakan?’“Aku dengar, Saul sejak dulu menargetkan anak-anak yang baru saja kehilangan orang tua mereka. Ada beberapa gadis yang memiliki orang tua berada sepertiku, lalu menculik kami dan mengambil aset keluarga kami setelahnya, entah bagaimana caranya.”Poppy berpaling menatap Alice dengan mata terbuka lebar dalam sekejap. Namun, dia berhasil langsung mengendalikan diri agar tak menunjukkan keterk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   50. Tidak Suka

    Poppy berdiri sambil menunduk di depan Robin yang duduk di sofa kamarnya, setelah Donna kabur lebih dulu dengan alasan ingin segera menyelesaikan pekerjaan. Baru kali ini dia melihat Robin tersenyum cukup lama. Badannya sampai menggigil melihat senyuman suaminya … sangat sinis dan mematikan, seakan ingin menelan jiwa Poppy hanya dengan senyuman itu. “Jadi, kau adalah orang yang memulai gosip di antara karyawan kediaman?” Poppy menggeleng dengan cepat, kedua tangannya saling meremas di depan badan. Senyuman lepas yang beberapa saat lalu terlihat di wajahnya telah menghilang. “Aku sedang sibuk bekerja, dan kau malah mengolok-olokku dengan lelucon murahan itu di belakangku?” Kini, senyuman sinis Robin tak lagi terlihat. Wajahnya mengeras selagi menatap tajam istri kontraknya. “Kau tadi tertawa lebar waktu tidak melihatku, sekarang kau diam tidak menjawabku. Apa kau sengaja melakukan hal yang tidak kusuka?!” “T-Tidak, Tuan ….” “Lalu mengapa kau menyebarkan gosip pada para pelayan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   51. Hadiah

    ‘Perempuan sepertiku?’ Pertanyaan itu terus terngiang dalam benak Poppy. Dia tak memahami wanita yang seperti apa dirinya bagi Robin Luciano. Namun, ucapan Robin jelas menyakiti hatinya, merendahkan harga dirinya.Poppy berbaring tanpa busana di ranjang dengan mata tertutup seperti biasa, menggertakkan gigi setiap kali Robin mengentak inti kenikmatannya. Dia diam tak bergerak seperti patung selagi sang suami sedang memaksakan diri untuk meninggalkan benih di rahimnya.‘Ah … Tuan Robin menutup mataku karena tidak mau menunjukkan wajahnya yang kesulitan mencapai kenikmatan.’Malam ini terasa sangat berbeda … tidak ada kenikmatan sedikit pun meski cara Robin memperlakukan Poppy seperti biasa. Poppy hanya teringat setiap kalimat kejam yang diucapkan suaminya.Poppy tersenyum getir. Tak menyadari jika pria di atas tubuhnya tak menyukai senyuman itu. Senyumannya tak selaras dan seakan meminta belas kasihan di saat mereka sedang bercinta.Robin lantas menangkup pipi Poppy hingga senyumnya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   52. Ibu

    Pigura lukisan yang berukuran cukup besar itu menunjukkan wajah yang teramat dirindukan Poppy. Meski kenangan bersama dengan wanita cantik dengan gaun biru tua dalam lukisan tersebut tak banyak, namun dia sangat menyayanginya.“Aku menemukan lukisan ini di pameran teman dari rekan bisnisku. Waktu pertama kali melihatnya, aku juga sangat terkejut dengan wajah dalam lukisan ini … sangat mirip denganmu, bukan?”‘Tentu saja … karena dia adalah ibu kandungku ….’Poppy kesulitan menanggapi dengan mulutnya yang terkunci. Tak menyangka jika lukisan yang selalu dipajang di ruang keluarga kediaman orang tuanya akan dia lihat di kediaman Robin Luciano. Tanah kelahirannya bahkan berada di ujung lain dari negara ini.“Bahkan, warna matanya pun mirip denganmu. Hitam pekat, terlihat misterius, namun sangat cantik … kecantikannya berbeda dari orang-orang dari negara kita ini.”Secara tak langsung, Rafael pun sedang memuji Poppy. Akan tetapi, pikiran Poppy masih terpusat pada lukisan itu.“Dari mana …

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   X

    Karya ini spesial untuk seseorang yang mengalami trauma serupa. Saya menulis ini dengan harapan X bisa jadi seperti Poppy yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejati, serta dijadikan penghiburan dan motivasi. Respons trauma pada setiap individu itu berbeda-beda--saya tahu-- tapi saya yakin jika kamu bisa melaluinya. Waktu akan menyembuhkan lukamu, semua orang di sekitarmu akan selalu membantu. Kalau memang masih ada orang-orang toxic yang menghakimi nasib burukmu/hidupmu, abaikan saja ... seperti Rafael mengabaikan kebencian kakeknya. Maafkan kesalahan mereka untuk membuat hidupmu lebih nyaman dan damai, seperti Poppy memaafkan kesalahan besar ibu tirinya. Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu ... 🌞 Sedikit dari Author ... Sebenarnya V tipe yang ... ini loh karyaku, mau suka atau nggak itu dari perspektif masing-masing, mungkin ada penulis lain yang baca cuma butuh inspirasi tanpa meninggalkan jejak, mungkin orang tertentu yg kalau pas cerita nggak sesuai dengan kei

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   223. Poppy

    “Oh, jangan menangis, Nick,” pinta Robin, berusaha menidurkan putranya. Namun, suara tangisan Nick semakin kencang. Poppy lantas ikut membantu Robin menenangkannya. “Lihat wajah Nick, suamiku. Dia menangis, tapi seperti sedang marah … seperti kau yang sering marah tidak jelas.” Poppy terkekeh. “Dia akan menjadi pria yang lebih tampan dariku kelak.” Poppy tiba-tiba mencium pipi Robin. “Tapi, kau tetap jadi pria yang paling tampan untukku.” Meski telah hidup bersama lebih dari setahun, wajah Robin masih merona setiap kali mendengar pujian istrinya. Debaran dalam dadanya pun masih sama seperti awal-awal menyadari cintanya. Perasaan Robin tak berubah. Hanya sikapnya yang berubah menjadi lebih penyayang. “Jangan terlalu banyak membaca novel! Awas saja kalau kau juga merayu pria lain!” “Itu tidak akan pernah terjadi.” Poppy malah mengusap-usap wajahnya ke wajah suaminya sambil terkekeh. “Aku tahu kau suka dirayu.” Robin masih menyimpan aura misterius. Namun, Poppy merasa lebih ban

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   222. Ratu

    “Dokter! Cepat periksa istriku!” titah Robin.Poppy tampak begitu lemas. Napasnya berat dan matanya tertutup rapat.“Istri Anda hanya kelelahan, Tuan.”Robin bernapas lega. Dia kembali menggenggam tangan istrinya. Seandainya dia bisa melahirkan, dia akan menggantikan peran Poppy daripada melihatnya begitu tak berdaya.Menyaksikan istrinya melahirkan, Robin sontak teringat pada Sienna. Apa pun kesalahannya, Sienna juga pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkannya.Robin merenung sambil menciumi punggung tangan Poppy. Dia yang merasa lebih tinggi dari para wanita, sampai membeli seorang istri, juga bersikap buruk pada ibunya, ternyata hanya pria lemah yang tak lebih kuat dari mereka.“Silakan menunggu di luar, Tuan. Kami akan bersiap memindahkan Nyonya Poppy ke kamar.”Robin keluar dari ruang bersalin dengan wajah bahagia. Keluarganya menyambut dengan pelukan hangat sambil memberikan selamat.Ketika memeluk Sienna, ucapan lirih lolos dari mulutny

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   221. Kemarahan Capri

    Capri akan makan siang ketika Antonio meneleponnya. Dia sampai tersedak suapan pertama saat mendengar Poppy keguguran dan sedang diperiksa dokter.Dengan kecepatan penuh, Capri mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit yang dikatakan Antonio. Dia bahkan kena tilang karena melanggar rambu lalu lintas jalan. Untung saja, dia tak mengalami kecelakaan.Melihat orang-orang berkumpul di ruang pemeriksaan, serta rekan sejawatnya yang pucat pasi, Capri merasakan firasat buruk. Tanpa basa-basi, dia segera mengikuti dokter itu untuk memeriksa kondisi Poppy.Setelah menunggu beberapa menit, Capri keluar sambil menunduk.“Jangan katakan itu,” gumam Robin, enggan mendengar berita buruk.Capri membuka mulut akan bicara. Namun, teriakan seorang wanita dari kejauhan menghalanginya.“Robin!!!” seru Sienna sambil menangis.Dia langsung memeluk putranya. “Tidak apa-apa. Yang penting Poppy selamat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   220. Keguguran

    “Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   219. Dua Kali ...

    “Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   218. Wanita Asing

    Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   217. Sulitnya Berubah

    “Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

    Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status