Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 31 - Chapter 40

73 Chapters

31. Sayang

Poppy menatap pintu besar di hadapannya. Di balik pintu itu, Robin sedang menanti dirinya. Jantung Poppy berdegup kencang oleh perasaan bercampur aduk. Dia takut menghadapi kemarahan Robin, tetapi juga ada debaran lain karena mengingat mimpinya semalam. Poppy ingin membuktikan jika kejadian semalam bukan sekedar mimpi. Namun, dia punya keberanian untuk bertanya. “Kenapa kau hanya berdiri di sana?! Cepat masuk!” Poppy terkejut bukan main. Pintu itu tertutup rapat, tetapi Robin tahu dirinya ada di sana. Setelah melihat ke atas, dia baru sadar ada kamera pengawas yang bisa diakses Robin. Tangan Poppy berkeringat ketika memutar gagang pintu. Dia melangkah kecil memasuki ruangan yang lebih besar dari kantor Rafael itu. Robin sedang memeriksa dokumen di kursi kebesarannya, sambil sesekali menulis sesuatu. Komputer besar menutup sebagian wajahnya, namun Poppy masih bisa melihat tatapan tajam sang suami yang tertuju padanya. “Duduk,” titah Robin, lalu melanjutkan menandatangani dokumen
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

32. Pengar

‘Ini semua karena Rafael!’ batin Poppy mencari-cari alasan. Beberapa saat lalu, ketika dalam perjalanan menuju kantor perusahaan Luciano, Poppy mendengar ocehan Rafael yang mengatakan bahwa Poppy dan Robin tidak seperti pasangan yang telah menikah. ‘Robin memang menunjukkan kemesraan melalui tanda yang ada di tubuhmu, tapi cara kalian berkomunikasi seperti orang asing yang baru saja bertemu. Apakah aku salah menilai?’ kata Rafael waktu itu. ‘Pasangan kencan pun selalu memanggil satu sama lain dengan julukan mesra, tapi kalian terlalu kaku saat bicara,’ imbuh Rafael. Poppy tak menanggapi karena memang ucapan Rafael ada benarnya. Dia takut akan membuat kesalahan sehingga hanya mendengarkan celotehan Rafael saja. Namun, kata-kata Rafael sesungguhnya masih melekat di benaknya. Hingga tanpa sadar, mulutnya spontan memanggil Robin dengan panggilan mesra. ‘Aku sudah melakukan kesalahan besar!’ Poppy mengutuk diri sendiri dalam hati atas kelancangannya. Namun, bukankah Robin mem
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

33. Pemberian

Mencegah kehamilan saja belum cukup untuk menyelamatkan hidupnya. Cara itu hanya dapat mengulur waktu untuk sementara. Robin bisa menggantikan Poppy dengan wanita lain setelah dianggap tak berguna, tak bisa mengandung keturunannya, kemudian membunuhnya setelah itu. Jika tidak, Poppy terpaksa menghentikan penggunaan pil kontrasepsi dan mengandung keturunan Robin, namun hidupnya akan berakhir sembilan bulan kemudian setelah melahirkan. ‘Haruskah aku merayunya lebih dulu?’ Poppy mulai memikirkan rencana baru untuk menyelamatkan nyawanya. Dia pernah mengintip para gadis tawanan Saul yang diajari cara memuaskan para pria sebelum dijual. Namun, apakah dia sanggup melakukan perbuatan memalukan itu di hadapan Robin? Dia bahkan selalu ketakutan hanya dengan melihat tatapan tajam suaminya itu! “Apa Anda ingin mampir ke suatu tempat sebelum pulang?” Antonio yang duduk bersebelahan dengan Poppy di kursi penumpang belakang tiba-tiba membuatnya tersadar dari lamunannya. “Tidak. Tuan Robin bis
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

34. Perubahan Drastis

Antonio Russo, orang pertama yang diperintahkan Robin untuk menyelidiki latar belakang Poppy. Namun, dia gagal mencari tahu karena Saul Martinez menyembunyikan identitas Poppy yang sesungguhnya dengan sempurna. Salah satu perjanjian antara Saul dan Robin adalah tidak memberikan identitas asli para wanita yang dijualnya. Saul juga telah menyiapkan identitas baru untuk mereka, seolah sosok asli para wanita itu di masa lalu tak pernah ada di dunia. ‘Bodoh ….’ Satu kata itu muncul di benak Antonio ketika mengingat penolakan Poppy sebelum sampai di kediaman hari ini. Meskipun belum menemukan informasi atas asal usul Poppy, Antonio tahu penderitaan yang telah Poppy alami selama empat tahun terakhir. Dia merasa iba kepada wanita itu, namun tak menunjukkan terang-terangan. Apalagi, setelah Poppy menolak pemberiannya yang dia lakukan tanpa sepengetahuan Robin. Antonio cukup kecewa karena Poppy seharusnya bisa menggunakan kartu itu untuk menunjukkan sedikit kekuasaan pada para pelayan. Namun
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

35. Keliru

Poppy ingin menanyakan alasan perubahan Donna yang begitu mendadak. Namun, mulutnya sulit untuk mengatakan isi hatinya. “Aku tidak memasukkan dalam hati setiap ucapan dan tindakan buruk orang-orang.” Alhasil, dia hanya bisa mengatakan kebohongan sebagai jawaban. Poppy selalu membayangkan bisa bercakap-cakap santai dengan seseorang, namun dia tak pernah bisa melakukannya. Dia takut jika kata-katanya akan menyakiti atau menyinggung lawan bicaranya. Alhasil, dia hanya mengucap kalimat yang membuat orang tersenyum saat mendengarnya. “Terima kasih, Nyonya. Silakan beristirahat.” Ketika Donna keluar dari kamar, Poppy menyesal karena tak mempertanyakan rasa penasarannya. Dia sangat ingin tahu alasan semua orang bersikap baik padanya secara tiba-tiba. Dia segera berjalan ke pintu, ragu-ragu ingin memanggil Donna lagi untuk bertanya, tetapi dia malah mendengar suara pelayan pribadinya itu sedang bercakap-cakap dengan pelayan lain. Poppy menempelkan telinga di pintu agar suara mereka ter
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

36. Kue Manis

Selagi Robin berbincang penuh ketegangan dengan Antonio, Poppy saat ini baru saja selesai menyiapkan sesuatu di dapur. Atas usulan Donna yang antusias ingin menunjukkan pada semua orang jika nyonya yang dilayaninya semakin dekat dengan Robin Luciano, Poppy menuruti usulan Donna membuatkan makanan ringan untuk suaminya itu. “Apa kau yakin dia akan menyukai kue manis ini?” Poppy tak ingin meragukan Donna, namun selera Robin tak sesuai dengan sikap dinginnya. “Benar, saya pernah melihat koki diam-diam mengantar kudapan malam untuk tuan,” ujar Donna dengan suara lirih, takut ada yang mendengarkan. “Tapi, mohon rahasiakan ini dari siapa pun, Nyonya,” pinta Donna kemudian. Poppy mengangguk sambil lanjut menyiapkan tiga kue dengan krim merah muda dan toping stroberi di piring. Ada lima kue serupa yang dia tinggalkan di dapur, karena piring yang diambilnya tak cukup untuk menampung semua kue-kue itu. Dia sedikit memiringkan kepala ketika melihat kue buatannya yang dibuat dalam waktu sin
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

37. Sampah

“Apa yang kau lakukan di sana?” Robin mengira Poppy sengaja menguping pembicaraannya dengan Antonio. Dia menggerakkan kepala, menyuruh Antonio untuk membuka pintu semakin lebar.Robin tak menunjukkan rasa bersalah saat Poppy mendengar bahwa dirinya akan menyingkirkannya. Wanita itu memang hanya dibayar untuk menuruti perintahnya sesuai perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.“Silakan masuk, Nyonya.”Poppy terkesiap kala melihat Antonio sudah berdiri di hadapannya, seolah-olah baru saja terbangun dari mimpi buruk. Namun, ternyata itu semua bukanlah mimpi semata.Robin menunggu di dalam dengan ekspresi dingin, namun juga terlihat marah, sehingga pria itu tampak lebih menyeramkan jika dilihat dari sudut pandang Poppy. Wajah rupawan Robin terkalahkan oleh perangainya yang garang dan selalu berhasil membuat nyali Poppy menciut.“S-saya hanya … hanya membawakan kudapan untuk Anda,” ujar Poppy lirih.“Apa kau ingin menyuruhku berjalan ke sana hanya untuk mendengarmu bicara?” Robi
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

38. Malu?

Poppy mengabaikan obrolan Robin dan Antonio, meninggalkan ruangan itu dengan pertanyaan di benaknya, ‘Apa dia ingin membuang kue itu dengan kedua tangannya sendiri? Sayang sekali ….’Poppy pernah merasakan kelaparan selama beberapa hari ketika Saul menghukum dan mengurungnya di gudang. Terkadang, dia hanya mendapatkan makanan sisa atau yang sudah tak layak untuk dikonsumsi.Saat berpikir Robin akan membuang kue itu, Poppy merasa sedikit marah padanya. Robin tak bisa menghargai makanan, yang menurut orang lain mungkin adalah makanan mewah bagi mereka.‘Setidaknya, dia bisa memberikan kue itu untuk pelayan.’Selain itu, ucapan kejam Robin yang akan memberikannya kepada Antonio sangat membuat Poppy sakit hati, seakan-akan dirinya hanya sebuah barang yang tak memiliki nyawa maupun perasaan.Saat Poppy menutup pintu ruangan itu, Poppy masih sempat mendengar Antonio pun tak menginginkan dirinya, dan hanya bersikap sesuai dengan posisinya.“Kalau kau tidak menginginkan perempuan itu, kau tid
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

39. Hasutan Iblis

“Ada yang bilang, para lelaki pendiam seperti Tuan Robin agak canggung mengekspresikan diri. Saya yakin, Tuan Robin pasti diam-diam tertarik pada Anda.” Donna masih berusaha keras membuat Poppy percaya. Jika ucapannya salah, Donna telah bertekad akan membuat ucapannya menjadi kenyataan. ‘Kalau Tuan Robin tidak mencintai Poppy, maka aku akan berusaha mendekatkan mereka. Setelah mereka benar-benar jadi pasangan suami istri yang sesungguhnya, aku akan meminta sesuatu sebagai imbalan.’ Dia tak peduli lagi dengan masa lalu Poppy, setelah sebelumnya cukup terpengaruh karena pelayan lain mencibir dan mengucilkannya. Melayani seorang budak merupakan nasib buruk baginya. Namun, ketika mendengar Robin menghukum Mia demi Poppy, dan meskipun kabar itu tidak benar, harapan Donna muncul kembali. Apa pun identitas Poppy sebelumnya, selama Poppy adalah nyonya rumah sekaligus istri Robin Luciano, Donna yang menjadi pelayan pribadi wanita itu pun akan mendapatkan banyak keuntungan. “Tidak. Aku san
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

40. Perayu

Poppy hampir terjatuh setelah didorong oleh pelayan pribadinya. Dia tak terbiasa memakai sepatu hak sepuluh senti, yang baginya terlalu tinggi sehingga kesulitan mempertahankan keseimbangan. Beruntung, tangannya sigap menangkap punggung sofa yang ada di tengah ruangan. “S-saya … anu ….” Udara dingin menggigit setiap jengkal kulit Poppy. Dia mengenakan gaun hitam mini, menampilkan belahan dada tanpa lengan dan dengan bagian bawah di atas paha. Apalagi, tatapan suaminya yang dingin seperti biasa tak terpengaruh oleh penampilannya itu, kian membuat badan Poppy menggigil. Dalam hati, dia menyesal telah menuruti ide gila Donna dan Lucia untuk merayu Robin Luciano. “Apa kau tidak mendengar pertanyaanku?” geram Robin. Robin terganggu oleh kedatangan Poppy yang mendadak dan tidak mengetuk pintu terlebih dulu. Satu hal yang tak disukai Robin, orang-orang yang tak punya sopan santun masuk ke ruangannya tanpa permisi. “Saya ….” Poppy kesulitan menjawab. Dia memejamkan mata, membayangkan
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status