Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 71 - Chapter 80

224 Chapters

71. Silakan Kabur

Omong kosong apa yang baru saja Alice ucapkan?! Robin merasa salah karena meninggikan suara, tetapi tak merasa ucapannya salah. Dia memang ingin agar Alice bisa segera hidup mandiri. Bukan karena dia membenci Alice, tetapi hanya mendidik Alice supaya tidak bergantung kepada orang lain. Biar bagaimanapun, Robin bukan orang tua Alice. Dia juga memiliki bisnis berbahaya yang kemungkinan besar bisa melibatkan orang-orang di sekitarnya. Alice akan lebih aman jika setelah lulus sekolah berpura-pura tak mengenal dirinya, kecuali jika Robin telah mendapatkan semua aset kakeknya. “Kau ingin kabur dari rumah dengan mengajak istriku?” Robin ikut berdiri, tak suka mendongak ke arah dua wanita itu. Ucapan Alice tentang Poppy bukan kesalahan bagi Robin. Namun, walaupun dia tak puas atau tak suka pada Poppy, bukan berarti mereka bisa kabur sesuka hati. Poppy belum melahirkan keturunannya! “Apa kau yakin istriku mau pergi denganmu?” tantang Robin. Tentu saja Poppy tak akan berani melangkahkan k
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

72. Mengejar Robin

Robin telah memutuskan akan membantu Poppy sembuh dari trauma dan tak punya lagi pikiran untuk menggantikan Poppy dengan wanita lain. Setelah berpikir panjang, menikah lagi untuk mendapatkan kekuasaan dari kakeknya akan membuat masalah semakin rumit. Namun, Poppy malah memilih Alice daripada dirinya? Hah! Robin hanya bisa tertawa dalam hati. ‘Tidak semudah itu kau bisa kabur dariku!’ Langkah Robin penuh percaya diri ketika dia meninggalkan Poppy. Dia tampak sangat menikmati ekspresi terkejut yang ditunjukkan istrinya, sampai lupa sejenak jika dia harus segera ke kantor. “Anda tahu tentang lukisan itu?” Poppy kembali menyusul Robin. “Tuan, katakan pada saya, siapa yang telah menjual lukisan itu?” Ketakutan Poppy akan Robin Luciano tak lebih besar dari rasa ingin tahunya tentang keluarganya. Dia sampai berani menarik lengan Robin agar berhenti untuk bicara dengannya, tatapannya pun berusaha melihat mata Robin yang lurus ke depan. Namun, Robin tetap tak berhenti melangkah. “A
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

73. Marah

“Kenapa Kakek tidak bilang dulu sebelum datang?” tanya Robin, mencoba untuk mengalihkan pertanyaan Dante. Robin yakin jika Dante hanya mendengar percakapan terakhirnya dengan Poppy setelah mencerna pertanyaan Dante. Jika Dante benar-benar mengetahui situasinya dengan Poppy, dia tak akan bertanya. “Kau seharusnya ada di kantor sekarang! Dan aku tidak berkewajiban melaporkan setiap kegiatanku padamu!” Dante menunjuk Robin menggunakan tongkat jalan, tepat di depan wajahnya. “Apa kau menipuku dengan menyewa perempuan ini untuk kau jadikan istri?!” “Omong kosong apa yang kau katakan, Kakek? Untuk apa aku menikah dan membuat hidupku rumit jika hanya untuk menipumu?” sanggah Robin sambil menyingkirkan tongkat dari depan wajahnya. Dante memicingkan mata, tak terlihat percaya sedikit pun dengan Robin. “Jadi, kau mengaku jika hidupmu rumit karena berpura-pura menikah?!” Robin menghela napas kasar. “Ya, hidupku rumit karena menikah, tetapi aku tidak pura-pura menikah dengannya. Aku bisa menu
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

74. Satu Bulan

“Bagaimana aku tidak marah kalau rapat penting denganmu tertunda karenanya?”Robin enggan berdebat dengan kakeknya. Lagi pula, memang benar dia terlambat menghadiri rapat karena Poppy. Dia pikir, Dante tak akan marah kepada Poppy karena mereka tak cukup dekat. Tak masalah jika dia mengkambinghitamkan Poppy. Terlebih lagi, Robin cukup kesal karena Poppy mulai berani melawannya.“Tidak, Kakek! Robin bohong! Aku tidak pernah mencegah Robin pergi ke kantor! Dia sendiri yang tiba-tiba datang dan malah duduk santai mengganggu kesenanganku!” Kali ini, Poppy mengatakan hal sesungguhnya, sekaligus meluapkan isi hatinya. Dia semakin takut setelah melihat raut wajah Dante mengeras, tak ingin mengalah atau terkena kemarahan Dante.Robin tertawa tanggung dan tak percaya. Perempuan yang selalu berlagak seperti tikus kecil yang terpojok dan tak berdaya, kini berani menuduhnya di depan Dante. “Wah, wah, kau benar-benar pintar membual!”Rahang Dante berkedut sambil menatap Poppy dan Robin bergantia
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

75. Jangan Percaya

“Poppy, aku punya berita baik!” seru Rafael sambil mengetuk pintu kamar. Poppy bergegas membuka pintu dan berniat mengusir Rafael. Robin pasti akan menuduhnya lagi jika melihatnya bicara dengan Rafael, apalagi di depan kamarnya. “Rafael, sekarang bukan waktu yang tepat untuk bicara.” “Tidak, kau harus mendengarkanku dulu! Barusan aku mendapat informasi tentang orang yang menjual lukisan wanita yang mirip denganmu!” Rafael menunjuk lukisan di dalam kamar Poppy dengan tatapan mata. Poppy sontak terpaku menatap Rafael. “Sungguh? Siapa orang itu?” Poppy berusaha bersikap tenang agar tak terlihat mencurigakan karena begitu tertarik dengan lukisan itu. Namun, ketenangan Poppy segera hilang ketika melihat Robin mendekat dari kejauhan. Ekspresi Robin dingin dan terlihat marah. Entah marah karena kejadian sebelumnya atau marah karena Poppy bicara dengan Rafael? “Kita bicara nanti saja, Rafael. Aku tidak mau Robin salah pa
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

76. Mengadukan Kemalangannya

Robin seolah sedang mengatakan jika Poppy tak seharusnya memercayai Rafael. Meski tak dikatakan secara langsung ataupun menyebutkan alasannya, Poppy merasa kali ini Robin bukan sedang mengancamnya, melainkan memberinya peringatan. ‘Rafael sangat baik padaku. Dia juga banyak membantuku. Apakah karena Tuan Robin tidak akur dengan Rafael sampai membencinya dan berpikir buruk tentangnya?’ “Jika kau salah memercayai seseorang sampai merusak rencanaku, kupastikan kau akan benar-benar menyesal,” ancam Robin kali ini. Poppy menelan ludah susah payah. Kata-kata Robin sesungguhnya ada benarnya. Beberapa saat lalu, Rafael menyebut nama keluarga asli Poppy. Rafael pun mengatakan akan mencari informasi tentang wanita bernama Nyonya Valentine, yang Poppy pastikan adalah ibu tirinya. ‘Rafael tidak boleh mencari tahu tentang latar belakangku. Sebaiknya aku minta bantuan Tuan Robin saja, daripada masalah semakin runyam karena identitasku yang sesungguhnya terbongkar,’ batin Poppy memutuskan. “Aku
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

77. Rasa yang Berbeda

“Anda … mau membantu saya?” Poppy menatap Robin penuh harap.Akan tetapi, Robin tak menjawab. Dia kembali melumat bibir Poppy dengan ciuman yang semakin panas.Tangan Robin meremas tubuh Poppy, menyelusuri punggungnya. Poppy merasakan hawa panas yang mengalir dari setiap sentuhan Robin meski terhalang kain.Sementara itu, Robin mulai memejamkan mata. Bibir mungil Poppy terasa lebih manis dari saat dia pertama kali menciumnya.Benar. Robin masih mengingat ciuman pertama mereka, tetapi dia menyangkalnya.Robin Luciano telah berjanji pada diri sendiri bahwa dirinya tak akan memberikan hatinya kepada siapa pun. Ketika mencium Poppy saat ini, pikirannya juga terus menyanggah bahwa dia mulai tertarik kepada Poppy.BUK!Robin mengangkat badan Poppy, lalu mendudukan di atas meja. Dia melepas ciumannya hanya untuk berkata, “Kau seharusnya minta bantuanku.” Kemudian kembali mencium Poppy.Poppy pun tak berniat menjawab. D
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

78. Masih Bersama

Di lain sisi, Poppy melihat ada yang berbeda dari tatapan Robin. Tatapan mata Robin bukan hanya sayu karena gairah yang menutupinya, melainkan juga tampak getaran kesedihan yang tersimpan cukup lama.Poppy dapat melihatnya karena dia pun sering menatap dirinya sendiri dari cermin setelah menerima siksaan yang menyakitkan. Meski hanya menebak dan mungkin salah, Poppy menjadi penasaran dengan kehidupan sulit apa yang pernah dialami seorang Robin Luciano?“Apa yang sedang kau pikirkan?”Robin tak suka ditatap terus menerus. Dia merengkuh tubuh Poppy, menahan gerakannya semakin dalam. Poppy pun melingkarkan kedua kakinya, melilit tubuh Robin dengan erat.Suara erangan pelan Robin terdengar di dekat telinga Poppy. Disambut lenguhan Poppy yang membuat bulu kuduk di sekujur tubuh Robin berdiri.“Aku sangat mabuk sekarang ….”Poppy mengangguk, lalu menyandarkan keningnya di pundak Robin. Kemeja Robin terasa basah oleh keringat, sama halnya dengan dirinya.“Walaup
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

79. Pertanda Baik

Robin juga tidak pergi dan berbaring tenang di ranjangnya. Entah mengapa Poppy berharap, Robin memiliki perasaan istimewa untuknya. “Jangan tersenyum sendiri seperti orang gila! Cepat pesan makan malam!” bentak Robin, membuyarkan imajinasi indah Poppy. ‘Tuan Robin tidak melihatku! Bagaimana Tuan Robin bisa tahu aku sedang tersenyum? Apakah diam-diam Tuan Robin memiliki indra keenam?’ “Jangan memikirkan hal konyol!” Robin seakan-akan tahu pikiran Poppy. Poppy menutup mulutnya dengan satu tangan. Mendadak bulu kuduknya meremang. ‘Apakah sejak tadi aku bersama dengan hantu? Dia juga tidak seperti Tuan Robin yang aku tahu, bisa membaca pikiranku, dan mengetahui apa yang kulakukan tanpa melihatku!’ “Kau masih belum bergerak?” “I-iya.” Poppy segera bangun menyambar gaunnya, memakainya dengan cepat. Dia bergegas meraih interkom yang ada di dekat ranjang untuk menghubungi koki di dapur. “Tuan Robin in
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

80. Rasanya Ditinggalkan

Poppy yang sudah tak sabar ingin memasukkan makanan ke dalam mulutnya segera mengambilkan piring untuk Robin. Dia menaruhnya di nakas, tetapi hanya mendapat tatapan tajam suaminya.“Apa kau tahu artinya melayani?” “Saya sudah mengambilkan makanan Anda. Silakan bangun dan nikmati makan malam Anda.”Robin berdecak sambil bergeleng-geleng, menatap Poppy heran karena tak memahami ucapannya.“Kau tahu aku sedang tidur di ranjang, tapi masih menyuruhku mengambil piring itu?”Poppy mencoba untuk memahami arti ucapan Robin. Dia mengambil lagi piring di meja, lalu mengulurkan dengan sopan ke arah Robin.Robin lantas duduk bersandar. Tak berbuat apa pun, tak mengambil piring itu, dan hanya menatapnya.“Tuan, silakan …,” desak Poppy agar Robin segera menerima piring itu, tangannya sudah tak tahan membawanya.“Duduk.”Poppy dengan cepat duduk.“Gunakan tanganmu untuk melayaniku.”Poppy bingung se
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status