Home / Romansa / Melahirkan Anak Presdir Posesif / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Melahirkan Anak Presdir Posesif: Chapter 11 - Chapter 20

113 Chapters

Bab 11.

Mendengar itu, Leonard dan Sania saling bertukar pandang. Rona kebahagiaan terpancar di wajah keduanya. Bukan hanya sesepuh saja yang menginginkan seorang bayi penerus, Leonard dan sania pun sama halnya. Mereka berdua ingin segera menimang cucu mengingat usia Sebastian yang sudah cukup matang.“Kalau begitu kau setuju untuk menikah?” tanya Sania. Dia tidak sabar untuk menantikan hal semacam itu.Kening Sebastian mengkerut. “Aku tidak bilang akan menikah.”“Lalu?” Leonard menaikkan sebelah alisnya.“Kakek hanya meminta seorang penerus ‘kan. Kalian tenang saja, dalam waktu dekat aku akan memberikannya.” Sebastian berdiri dari duduknya.Sania mendongak menatap putra semata wayangnya dengan tatapan bingung sekaligus khawatir. Dia masih tidak mengerti dengan ucapan Sebastian.“Nak, tolong jelaskan pada Mom. Apa maksudnya dengan memberikan bayi tapi tidak menikah?” tanya Sania.Sebastian menyunggingkan senyumnya. Dia menatap wanita bergelar ibu sejenak lalu melanjutkan langkah meninggalkan
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 12.

Clara menelan saliva, bayangan permainannya bersama Sebastian berkelebat di kepala Clara. Hal itu mungkin bukan yang pertama lagi bagi Clara. Namun, saat hendak melakukannya lagi, Clara merasa gugup. Tanpa sadar kedua tangan di atas pangkuannya bergetar. Jantung Clara berdegup dengan sangat kencang. Tatapannya yang mengarah pada luar jendela terlihat goyah.Sementara Sebastian terlihat sangat tenang. Raut wajahnya sangat dingin seolah tanpa emosi. Sesekali melirik ke arah samping di mana sang asisten berada. Sebelah sudut bibirnya ditarik ke samping."Ku peringatkan sekali lagi, Clara. Jangan pernah menggunakan hatimu dalam hubungan ini."Mendengar itu, Clara segera tersadar. Bahwa hubungan ini terbangun atas dasar simbiosis mutualisme. Di mana kedua belah pihak saling diuntungkan. Benar yang dikatakan oleh Sebastian, tidak seharusnya dirinya menggunakan perasaan saat berhubungan dengan pria itu.“Tentu saja, Tuan.” Hanya itu yang bisa Clara katakan saat ini.Kendaraan melaju dengan c
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 13.

Clara refleks mengalungkan kedua tangan pada leher Sebastian ketika tubuhnya diangkat dan digendong. Selanjutnya, tubuhnya dibawa mendekati ranjang kemudian diletakkan dengan sangat hati-hati.Tatapan dalam Sebastian telak menghujam dirinya, Clara segera memejamkan mata, ketika wajah pria itu mendekat ke arahnya sebelum akhirnya mendarat ke area leher jenjang dan tenggelam di sana.Clara mendongak ketika sebuah benda basah menyapu area leher hingga turun ke tulang selangka. Sekuat tenaga Clara berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Bahkan ketika kain penutup busa miliknya dilepas, Clara tetap bungkam.Sebastian menarik diri, kemudian melihat Clara yang memejamkan mata. Kedua tangannya bergerak lincah memainkan ujung buah keranuman yang telah mencuat, sementara bibirnya mulai meraup kasar bibir Clara.“Mppppphhhhh!” Clara tersentak kaget. Dia merasakan indera perasa milik Sebastian mulai menerobos memasuki isi mulutnya.Clara membiarkan Sebastian melakukan apa yang diinginkan. Sement
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 14.

Clara merasa Sebastian sengaja mengerjai dirinya. Laporan keuangan 10 tahun yang lalu? Sedangkan dirinya baru bekerja 3 tahun. Yang benar saja?Saat ini Clara sedang berdiri di ambang pintu gudang penyimpanan dokumen. Ditemani Ramon, Clara menatap rak yang berjajar rapi di hadapannya dengan tatapan malas.“Rak sebelah sana adalah rak penyimpanan berkas keuangan. Tuan Bastian ingin Anda mencari laporan bulan yang mengalami penurunan, jika sudah selesai, segera berikan pada saya,” ujar Ramon. Ramon merasa sudah berbaik hati karena telah menunjukkan tempat di mana Clara harus mencari berkas tersebut.“Tuan Ramon, bolehkan saya tanya sesuatu?” tanya Clara.“Silakan!” suara Ramon terdengar tidak senang.“Kalau boleh tahu, untuk apa berkas tersebut? Apakah sangat penting sehingga saya harus mencarinya sedangkan jam kerja berakhir sebentar lagi?” Clara bertanya sembari menatap arloji di pergelangan tangannya.“Kalau Tuan yang meminta, itu artinya sangat penting,” jawab Ramon.“Masih ada oran
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 15.

"Ibu, tolong aku, di sini gelap! Tolong keluarkan aku!" Isak tangisan seorang anak berusia 5 tahun terdengar menyayat hati.Gelap dan sempit. Clara harus berdiam di tempat itu karena hukuman yang diterimanya akibat melakukan sebuah kesalahan. Tanpa sengaja, Clara menumpahkan kopi di atas meja kerja ayahnya dan mengenai berkas penting.Douglas Rein, Sang Ayah marah besar, kemudian memanggil Rosalia Rein, istrinya."Lihat kelakuan putrimu! Dia sudah mengacaukan pekerjaanku!" maki Douglas."Bu, maaf. Aku tidak sengaja," ucap Clara dengan kepala tertunduk dalam.Rosalia menatap putrinya kemudian tersenyum. "Kemari, ikut Ibu."Clara mengangguk, dia mengekor di belakang sang ibu yang ternyata menuju ke gudang. Clara tidak curiga untuk apa ibunya mengajaknya pergi ke tempat kotor seperti itu.Clara hanya memperhatikan ketika Rosalia sang ibu membuka lemari usang yang ada di sudut ruangan. Tiba-tiba, tangannya ditarik dan tubuhnya didorong hingga masuk ke dalam lemari tersebut.Ketika Clara m
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 16.

Bugh!Tendangan diberikan Sebastian tepat di tulang kering Ramon.Pria itu sempat roboh, namun dia bangun dengan segera. Rasa sakit seolah tersamarkan dengan ekspresi dingin dan datar.“Apa aku menyuruhmu mengunci pintu, hah?!” Nada suara Sebastian meninggi. Wajahnya menggelap, sorot matanya tajam seolah menunjukkan emosi berlebih. Telapak tangannya mengepal kuat sampai buku-buku jarinya memutih.“Saya tidak mengunci pintunya, Tuan,” ucap Ramon. Pria ini tidak banyak mengucapkan kata pembelaan. Namun, hal itu cukup membuat Sebastian meredakan emosi dalam dirinya.“Kau yakin?” Sebastian memicingkan mata, mencoba mencari celah kebohongan melalui raut wajah Ramon.“Tentu saja, Tuan. Saya selalu melakukan seuai perintah Anda.”“Lalu siapa yang menguncinya?” Sebastian menuntut sebuah jawaban yang memuaskan.Dengan tenang, Ramon menjawab. “Pasti ada orang lain, izinkan saya menyelidikinya, Tuan.”Sebastian menghela napas berat, emosi dalam dirinya berkurang sejak Ramon mengatakan bahwa buka
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 17.

Clara merasa merinding, dia mengkerut sembari menarik selimut. Jantung Clara berdegup kencang. Apa Sebastian ini sudah gila? Clara memang tidak lupa dengan kontrak perjanjian itu. Akan tetapi, haruskah melakukannya di rumah sakit?Clara jadi menyesal karena telah berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Clara tidak ingin melakukannya di sini, dia harus segera mencegah Sebastian.“Ah, kepalaku sakit.” Clara memegang keningnya.Sebastian menghentikan gerakan tangannya lalu menyunggingkan senyumnya.“Dia takut rupanya,” gumamnya dalam hati.Sebastian mengancingkan kembali kancing kemejanya lalu berkata. “Beristirahatlah, aku akan kembali satu jam lagi.”Clara mengangguk kaku. Dia lantas merebahkan tubuhnya dan menaikkan selimut sebatas dada. Setelah Sebastian menghilang dari pandangannya, Clara seketika benapas lega. Semenjak menerima kontrak bersama Sebastian, hidup Clara jadi tidak tenang. Ada saja tingkah pria itu yang membuat Clara berada dalam masalah. Salah satunya saat ini.Bagaimana
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 18.

Butuh waktu lama bagi Clara untuk mencerna ucapan Sebastian. Apa maksud pria itu? Apa Sebastian meminta dirinya untuk tinggal satu atap dengannya? Yang benar saja?"Kenapa?" tanya Sebastian karena melihat Clara diam saja.“Tuan, itu tidak mungkin. Dalam perjanjian tidak ada poin mengharuskan kita tinggal bersama,” ujar Clara setelah lama terdiam.“Ckkk…” Sebastian berdecak. “Clara, kamu melupakan satu hal, bahwa kamu tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan,” balas Sebastian.“Tapi, Tuan…” Ucapan Clara terpotong oleh suara Sebastian.“Tidak ada pilihan lain, Clara. Kamu menolak, artinya kamu melanggar. Kamu tahu ‘kan hukumannya jika kamu melanggar perjanjian. Itu artinya kamu harus bersedia membayar hutang dua kali lipat dari jumlah yang kamu pinjam.”Mendengar itu, kedua manik indah Clara melebar sempurna. Clara merasa dirinya sudah terjebak oleh permainan Sebastian.“Tuan, bagaimana dengan kedua mertua saya jika saya tidak datang ke rumah sakit?” debat Clara.“Aku tidak bilang k
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 19.

Kalau tidak ingat kontrak perjanjian itu, Clara pasti sudah menolak ajakan Sebastian. Pasalnya pria itu kembali ingin dilayani. Yang artinya Clara harus kembali menyerahkan dirinya kepada Sebastian.Pintu kamar dibuka, langkah kaki Clara sejajar dengan langkah pria di dekatnya. Begitu Clara masuk, dia tertegun untuk beberapa saat. Ini kamar yang berbeda dengan kamar sebelumnya. Lebih besar, lebih luas dan yang pasti lebih mewah.Bola mata Clara bergerak mengedar ke sekitar, dinding kamar bernuansa abu-abu ini sesuai dengan pribadi Sebastian yang dingin dan tertutup. Perlengkapan di dalam kamar Sebastian sangat menakjubkan.Tempat tidur yang besar dengan selimut bulu yang lembut dan yang pasti hangat. Ruang tamu dengan sofa besar. Meja rias dengan ukiran yang rumit dan juga indah. Bisa dibilang kamar ini lebih mewah dari kamar suite hotel bintang lima. Clara bahkan bisa memastikan bahwa kamar mandinya sangat besar meski tanpa melihat.Clara tersentak ketika sepasang tangan melingkar di
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 20.

Clara beraktifitas seperti biasanya, bangun pagi dan membersihkan diri kemudian bersiap untuk bekerja. Hanya saja dia merasa sedikit aneh karena dia harus mengikuti rutinitas di kediaman Sebastian seperti sarapan bersama. Biasanya, dia akan berangkat dari rumah sakit lantaran berjaga malam adalah tugas dirinya. Sementara saat dirinya bekerja pada siang hari, maka tugas berjaga berganti pada Julia, ibu William.Clara juga merasa aneh ketika dia selesai mandi, pakaian ganti sudah tersedia. Dua orang pelayan telah bersiap untuk membantu Clara untuk berias.“Silakan, Nona. Saya bantu berpakaian,” ucap salah satu pelayan.Clara tertegun untuk beberapa saat kemudian menjawab, “Terima kasih, aku bisa sendiri.”“Jangan ditolak.” Seseorang muncul dari arah walk in closet.Clara menoleh dan mendapati Sebastian dengan kostum setelan jas berwarna navy. Rambutnya di sisir ke belakang dengan sangat rapi. Aroma maskulin begitu menyengat, menembus indera penciuman Clara.Dia sedikit tercengang. Sebas
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status