Semua Bab Melahirkan Anak Presdir Posesif: Bab 171 - Bab 180

204 Bab

Bab 171.

"Tuan, kedua orang tua Anda datang." Bisikan dari penjaga seketika mengusik ketenangan Sebastian. Mendadak wajahnya menggelap, dipenuhi emosi. Kedua tangannya mengepal erat tanpa sadar. Clara menoleh, mengamati raut wajah suaminya yang tak lagi setenang sebelumnya. Keresahan terlihat jelas di wajah tampannya, rahangnya mengeras. Kedua tangannya mengepal. Serta otot di sekitar leher mencuat, menahan sebuah emosi. "Ada apa?" tanya Clara yang seketika menarik perhatian Sebastian dari penjaga. Pria itu menatap sang istri. Tatapannya melembut seketika. Kemudian pria itu menjawab dengan nada setenang mungkin. "Hanya masalah kecil, Sayang kamu tunggu di sini." Sebastian melirik sekilas ke arah bayi yang masih terlelap. Kemudian beranjak dari kursinya. Sebastian lantas beralih pada penjaga lalu mengangguk. Sebelum akhirnya melangkah meninggalkan tempat acara. Clara menatap punggung suaminya yang mulai menjauh dan kemudian menghilang di balik pintu. Keresahan yang semula di rasakan Sebas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 172.

"Clara!" Clara menatap ke arah Sebastian sekilas. Kemudian melangkah mendekati Leonard dan Sania dan berhenti tepat di hadapan mereka. "Apa kalian ingin melihat bayi kami?" Clara memiringkan sedikit tubuhnya, supaya kedua mertuanya dapat melihat bayi yang tertidur lelap, sembari bersembunyi di ketiak ibunya. Sania menatap Leonard berkaca-kaca. Ketika Sang suami mengangguk, dia segera kembali fokus pada wanita di hadapannya. "Apa aku boleh menggendongnya?" Air mata telah menggenang di sudut mata Sania. "Tentu saja," kata Clara dengan senyum ramah. Air mata Sania menetes. Akhirnya dia mendapatkan keinginannya. Memeluk dan menggendong sang cucu. Kaisar menggeliat ketika dipindahkan dalam gendongan Sania, dan itu membuat Sania merasa gemas. Dengan berhati-hati dia mendekap bayi mungil itu supaya tidak terbangun. Dan sesuai dengan keinginannya, Kaisar kembali tertidur seperti semula. Seolah tidak terganggu dengan dunia sekitar. Tangis haru Sania berubah menjadi senyum kebahagiaan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 173.

Clara menoleh, matanya yang terang menyipit kala menangkap siluet seseorang yang baru saja menghilang di balik dinding ruangan. Sebelah sudut bibirnya ditarik sedikit. Dia berusaha untuk mengabaikan semua itu, meski dia belum benar-benar bisa melakukannya. Dia mencoba fokus pada puteranya yang kini berada dalam gendongan ibu mertua. Clara ingin sedikit tinggal lebih lama, menikmati momen yang mungkin saja tidak akan kembali terulang. Namun, semakin lama dia tinggal, ada perasaan yang mengusiknya. Dia tidak bisa mengabaikan Sebastian begitu saja. Selanjutnya, Clara beranjak dari kursinya. Kaisar masih terlelap, sementara kedua mertuanya masih ingin Kaisar bersama mereka. Jadi tidak masalah bila Clara meninggalkan mereka. Clara melangkah ke arah di mana siluet tubuh Sebastian menghilang. Tujuannya sudah jelas, Clara tahu ke mana perginya suaminya itu. Ketika sudah dekat, Clara melihat pintu Paviliun tertutup, sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Meski begitu Clara yakin,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 174.

Clara terpejam, kala sebuah sentuhan dia rasakan di bibirnya. Clara dapat merasakan hawa panas yang mengalir dari sentuhan bibir Sebastian. Deru napasnya yang begitu memburu kuat. Kemudian, pegangan di pinggangnya semakin mengencang. Membuat tubuh Clara seketika menegang. Clara refleks menekan kukunnya di pundak Sebastian, menekannya dengan kencang. Setiap pagutan terasa begitu liar, indera perasa Sebastian menjelajah memasuki rongga mulut istrinya. Clara merasakan mulutnya penuh. Dalam hatinya ingin sekali menolak, namun tubuhnya bereaksi berbeda. Bukan hanya sekedar menerima, melainkan mendorongnya untuk melakukan lebih. Sebelum Clara akhirnya benar-benar hanyut dalam permainan panas dan penuh gairah, Clara segera tersadar. Dia menarik diri, dan melepaskan pagutannya. "Sayang..." Dada bidang suaminya itu didorong pelan. Dan itu sempat membuat Sebastian kesal. "Kamu jangan coba menahanku, kamu tahu aku sudah lama berpuasa..." Clara tahu itu bohong. Buktinya saat hamil besar, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 175.

Clara mendelik, pupil matanya membesar. Dari pada mendengarkan ucapannya, sepertinya suaminya ini tetap bersikeras dengan keinginannya untuk tidak memaafkan kedua orang tuanya. Sementara Clara memiliki pemikiran yang berbeda dengan pria itu. Bagi Clara, berhubungan baik dengan kedua orang tua adalah hal yang penting. Sania yang mendengar itu, wajahnya seketika berubah sendu. Sementara Leonard seperti sebelumnya, terlihat dingin dan datar seolah apa yang dikatakan oleh Sebastian adalah hal yang biasa. Kenyataannya, dia memang mulai terbiasa dengan sikap puteranya. Sebastian memperhatikan perubahan wajah Sania. Sedikit iba. Namun, dia masih tidak bisa melupakan perlakuannya terhadap Clara. Bisa jadi, hal itu akan terulang kembali suatu hari nanti. "Kalian pergi saja, acara sudah selesai. Hadiahnya juga sudah kami terima." Kali ini Sebastian bicara dengan nada sedikit ringan. Kemarahan yang sempat menghiasi wajahnya sedikit mereda. Clara yang sejak tadi mengamati, kini mendekati sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 176.

Sejak hari itu, hubungan Clara dan kedua orang tua Sebastian mulai membaik. Sania kembali datang, kali ini dia seorang diri karena Leonard tengah disibukkan oleh urusan Abraham Group. Pria itu kembali menjadi pemimpin perusahaan tersebut dan kembali membangun kekuatan dari nol. "Nyonya Sania di sini, Nyonya." Clara yang tengah bersantai dengan Kaisar sembari berjemur segera menatap pelayan yang memberi laporan. Wanita cantik itu menyunggingkan senyumnya. Tidak terkejut, lantaran Sania sudah berkata akan kembali esok hari. Rupanya wanita itu menepati ucapannya. Clara lantas bangun, bersiap untuk menyambut kedatangan sang ibu mertua. Kaisar yang kini lelap dalam kereta bayi itu didorong masuk. Sania berdiri dari duduknya ketika mendengar suara ketukan sepatu yang mulai menggema, ketika dia menoleh, wajah antusiasnya segera terlihat. "Cucuku!" Sania melangkah cepat, sedikit berlari menghampiri Kaisar. Dia bahkan tidak menyapa Clara karena terlalu bersemangat terhadap cucunya. Bayi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 177.

Tiada hari tanpa kehadiran Sania. Pagi-pagi sekali wanita itu datang dengan beberapa tas belanja di tangan. Kedatangan wanita itu jelas membuat heboh penghuni mansion. Para pelayan tengah sibuk dengan pekerjaan dapur, perhatian mereka teralihkan oleh perhatian Sania. Penasaran lantaran kedatangan Nyonya besar mereka sepagi ini. Menimbulkan berbagai macam pertanyaan di benak mereka. "Apa yang membuat Nyonya Besar datang sepagi ini?" "Ada urusan apa?" Suara-suara bisikan itu menggema di antara suara dentingan peralatan dapur. Para pelayan yang belum terbiasa dengan kedatangan Sania jelas merasa heran. Seperti yang mereka tahu, tuannya sempat tidak menghendaki kedatangan kedua orang tuanya lantaran sempat berselisih paham dalam kurun waktu yang cukup lama.Namun, keberadaan Clara mampu mencairkan hubungan mereka yang sempat memanas. Kedatangan Clara dalam keluarga ini memang benar-benar membawa keberuntungan. "Semua berkat Nyonya Clara. Hubungan Tuan dan kedua orang tuanya jadi mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 178.

Dareen mengernyitkan dahi, merasa tidak nyaman dengan nada tegas pria di hadapannya. "Apa maksud Anda?" tanyanya dengan nada kesal. Pria itu tetap tenang, tatapannya dingin dan profesional. "Reservasi Anda telah dibatalkan, Tuan. Kami menerima perintah langsung dari pemilik hotel. Anda memiliki waktu satu jam untuk meninggalkan tempat ini." Dareen membelalak, dia bingung. Dareen merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Tetapi, mengapa dirinya mendapat masalah. Apa yang terjadi sebenarnya? "Batal? Aku sudah membayar untuk satu bulan penuh!" seru Dareen. "Benar, namun pemilik hotel memiliki kebijakan untuk tidak menerima tamu dengan riwayat... mencurigakan," jawab pria itu tanpa ekspresi. Dareen semakin bingung. "Riwayat mencurigakan? Omong kosong macam apa ini?" Jelas saja Dareen tidak terima. Pria itu berkata seolah-olah dirinya memiliki penyakit yang menjijikkan. Pria itu tidak menjawab, hanya menyerahkan sebuah amplop berisi dokumen. Dareen membukanya dengan kasar dan memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 179.

"Dad?" Salah satu sudut bibir Leonard ditarik ke samping. Ketika melihat Kaisar, senyuman itu berubah semakin lebar. Tatapannya yang semua datar berubah berbinar. Langkahnya mantap mendekati istrinya, yang terdapat Kaisar dalam gendongannya. Melewati Sebastian dan Clara begitu saja. Seolah menganggap mereka tak kasat mata. "Cucuku!" Leonard mengulurkan tangannya. Mengambil alih Kaisar dari tangan Sania. Tetapi, dia justru merasa kaku. "Astaga, aku lama sekali tidak menggendong bayi," gumam Leonard yang tampak kerepotan menggendong Kaisar yang mulai menggeliat ketika telah sampai di tangan Leonard. "Lihatlah, begitu saja kamu tidak becus!" ejek sang istri. Leonard menatap Sania dengan sudut mata menyipit. "Siapa bilang aku tidak becus? Aku hanya belum terbiasa saja." "Halah, alasan!" seru Sania sembari mencebik. Clara menahan tawa melihat tingkah kedua mertuanya. Sebastian pun sama halnya. Pria itu menggeleng pelan. "Kalian seperti anak kecil," ejeknya. Tidak sepenuh hati
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 180.

Clara terdiam sejenak, membiarkan pikirannya mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Sebastian. Tatapan matanya perlahan mengamati setiap garis wajah suaminya. Seolah berusaha menemukan jawaban yang tersembunyi di sana. Dia ingin memastikan apakah yang dikatakan Sebastian adalah kebenaran atau sekadar ucapan yang dibuat-buat. Namun, semakin lama dia menatap, semakin jelas baginya bahwa tidak ada kebohongan di mata pria itu. Sorot matanya tenang, penuh ketulusan, tanpa sedikit pun tanda-tanda keraguan. Clara menarik napas pelan, menyadari bahwa apa yang dikatakan Sebastian bukan sekadar kata-kata, melainkan ungkapan dari hati yang sesungguhnya. Clara mengerjap pelan. Ludah dia telan perlahan. Kemudian dengan ketenangan dia mencoba memperjelas. "Sayang, apa kamu yakin? Jumlah uang itu sangat banyak? Aku akan mengembalikannya suatu hari nanti," ucap Clara hati-hati. Tatapan mata Sebastian berubah gelap. Seperti runcing bambu yang tajam. Kemudian dengan nada tenang dia m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status