āļŦāđ‰āļ­āļ‡āļŠāļĄāļļāļ”
āļ„āđ‰āļ™āļŦāļē

āđāļŠāļĢāđŒ

Bab 173.

āļœāļđāđ‰āđ€āļ‚āļĩāļĒāļ™: Ellea Neor
last update āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”: 2025-03-23 22:13:01

Clara menoleh, matanya yang terang menyipit kala menangkap siluet seseorang yang baru saja menghilang di balik dinding ruangan. Sebelah sudut bibirnya ditarik sedikit.

Dia berusaha untuk mengabaikan semua itu, meski dia belum benar-benar bisa melakukannya. Dia mencoba fokus pada puteranya yang kini berada dalam gendongan ibu mertua.

Clara ingin sedikit tinggal lebih lama, menikmati momen yang mungkin saja tidak akan kembali terulang. Namun, semakin lama dia tinggal, ada perasaan yang mengusiknya.

Dia tidak bisa mengabaikan Sebastian begitu saja.

Selanjutnya, Clara beranjak dari kursinya. Kaisar masih terlelap, sementara kedua mertuanya masih ingin Kaisar bersama mereka. Jadi tidak masalah bila Clara meninggalkan mereka.

Clara melangkah ke arah di mana siluet tubuh Sebastian menghilang. Tujuannya sudah jelas, Clara tahu ke mana perginya suaminya itu. Ketika sudah dekat, Clara melihat pintu Paviliun tertutup, sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Meski begitu Clara yakin,
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āđ€āļĨāđˆāļĄāļ™āļĩāđ‰āļ•āđˆāļ­āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āđāļ­āļ›
āļšāļ—āļ—āļĩāđˆāļ–āļđāļāļĨāđ‡āļ­āļ

āļšāļ—āļ—āļĩāđˆāđ€āļāļĩāđˆāļĒāļ§āļ‚āđ‰āļ­āļ‡

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 174.

    Clara terpejam, kala sebuah sentuhan dia rasakan di bibirnya. Clara dapat merasakan hawa panas yang mengalir dari sentuhan bibir Sebastian. Deru napasnya yang begitu memburu kuat. Kemudian, pegangan di pinggangnya semakin mengencang. Membuat tubuh Clara seketika menegang. Clara refleks menekan kukunnya di pundak Sebastian, menekannya dengan kencang. Setiap pagutan terasa begitu liar, indera perasa Sebastian menjelajah memasuki rongga mulut istrinya. Clara merasakan mulutnya penuh. Dalam hatinya ingin sekali menolak, namun tubuhnya bereaksi berbeda. Bukan hanya sekedar menerima, melainkan mendorongnya untuk melakukan lebih. Sebelum Clara akhirnya benar-benar hanyut dalam permainan panas dan penuh gairah, Clara segera tersadar. Dia menarik diri, dan melepaskan pagutannya. "Sayang..." Dada bidang suaminya itu didorong pelan. Dan itu sempat membuat Sebastian kesal. "Kamu jangan coba menahanku, kamu tahu aku sudah lama berpuasa..." Clara tahu itu bohong. Buktinya saat hamil besar, s

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-24
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 175.

    Clara mendelik, pupil matanya membesar. Dari pada mendengarkan ucapannya, sepertinya suaminya ini tetap bersikeras dengan keinginannya untuk tidak memaafkan kedua orang tuanya. Sementara Clara memiliki pemikiran yang berbeda dengan pria itu. Bagi Clara, berhubungan baik dengan kedua orang tua adalah hal yang penting. Sania yang mendengar itu, wajahnya seketika berubah sendu. Sementara Leonard seperti sebelumnya, terlihat dingin dan datar seolah apa yang dikatakan oleh Sebastian adalah hal yang biasa. Kenyataannya, dia memang mulai terbiasa dengan sikap puteranya. Sebastian memperhatikan perubahan wajah Sania. Sedikit iba. Namun, dia masih tidak bisa melupakan perlakuannya terhadap Clara. Bisa jadi, hal itu akan terulang kembali suatu hari nanti. "Kalian pergi saja, acara sudah selesai. Hadiahnya juga sudah kami terima." Kali ini Sebastian bicara dengan nada sedikit ringan. Kemarahan yang sempat menghiasi wajahnya sedikit mereda. Clara yang sejak tadi mengamati, kini mendekati sua

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 176.

    Sejak hari itu, hubungan Clara dan kedua orang tua Sebastian mulai membaik. Sania kembali datang, kali ini dia seorang diri karena Leonard tengah disibukkan oleh urusan Abraham Group. Pria itu kembali menjadi pemimpin perusahaan tersebut dan kembali membangun kekuatan dari nol. "Nyonya Sania di sini, Nyonya." Clara yang tengah bersantai dengan Kaisar sembari berjemur segera menatap pelayan yang memberi laporan. Wanita cantik itu menyunggingkan senyumnya. Tidak terkejut, lantaran Sania sudah berkata akan kembali esok hari. Rupanya wanita itu menepati ucapannya. Clara lantas bangun, bersiap untuk menyambut kedatangan sang ibu mertua. Kaisar yang kini lelap dalam kereta bayi itu didorong masuk. Sania berdiri dari duduknya ketika mendengar suara ketukan sepatu yang mulai menggema, ketika dia menoleh, wajah antusiasnya segera terlihat. "Cucuku!" Sania melangkah cepat, sedikit berlari menghampiri Kaisar. Dia bahkan tidak menyapa Clara karena terlalu bersemangat terhadap cucunya. Bayi

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-26
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 177.

    Tiada hari tanpa kehadiran Sania. Pagi-pagi sekali wanita itu datang dengan beberapa tas belanja di tangan. Kedatangan wanita itu jelas membuat heboh penghuni mansion. Para pelayan tengah sibuk dengan pekerjaan dapur, perhatian mereka teralihkan oleh perhatian Sania. Penasaran lantaran kedatangan Nyonya besar mereka sepagi ini. Menimbulkan berbagai macam pertanyaan di benak mereka. "Apa yang membuat Nyonya Besar datang sepagi ini?" "Ada urusan apa?" Suara-suara bisikan itu menggema di antara suara dentingan peralatan dapur. Para pelayan yang belum terbiasa dengan kedatangan Sania jelas merasa heran. Seperti yang mereka tahu, tuannya sempat tidak menghendaki kedatangan kedua orang tuanya lantaran sempat berselisih paham dalam kurun waktu yang cukup lama.Namun, keberadaan Clara mampu mencairkan hubungan mereka yang sempat memanas. Kedatangan Clara dalam keluarga ini memang benar-benar membawa keberuntungan. "Semua berkat Nyonya Clara. Hubungan Tuan dan kedua orang tuanya jadi mem

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-27
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 178.

    Dareen mengernyitkan dahi, merasa tidak nyaman dengan nada tegas pria di hadapannya. "Apa maksud Anda?" tanyanya dengan nada kesal. Pria itu tetap tenang, tatapannya dingin dan profesional. "Reservasi Anda telah dibatalkan, Tuan. Kami menerima perintah langsung dari pemilik hotel. Anda memiliki waktu satu jam untuk meninggalkan tempat ini." Dareen membelalak, dia bingung. Dareen merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Tetapi, mengapa dirinya mendapat masalah. Apa yang terjadi sebenarnya? "Batal? Aku sudah membayar untuk satu bulan penuh!" seru Dareen. "Benar, namun pemilik hotel memiliki kebijakan untuk tidak menerima tamu dengan riwayat... mencurigakan," jawab pria itu tanpa ekspresi. Dareen semakin bingung. "Riwayat mencurigakan? Omong kosong macam apa ini?" Jelas saja Dareen tidak terima. Pria itu berkata seolah-olah dirinya memiliki penyakit yang menjijikkan. Pria itu tidak menjawab, hanya menyerahkan sebuah amplop berisi dokumen. Dareen membukanya dengan kasar dan memb

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-28
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 179.

    "Dad?" Salah satu sudut bibir Leonard ditarik ke samping. Ketika melihat Kaisar, senyuman itu berubah semakin lebar. Tatapannya yang semua datar berubah berbinar. Langkahnya mantap mendekati istrinya, yang terdapat Kaisar dalam gendongannya. Melewati Sebastian dan Clara begitu saja. Seolah menganggap mereka tak kasat mata. "Cucuku!" Leonard mengulurkan tangannya. Mengambil alih Kaisar dari tangan Sania. Tetapi, dia justru merasa kaku. "Astaga, aku lama sekali tidak menggendong bayi," gumam Leonard yang tampak kerepotan menggendong Kaisar yang mulai menggeliat ketika telah sampai di tangan Leonard. "Lihatlah, begitu saja kamu tidak becus!" ejek sang istri. Leonard menatap Sania dengan sudut mata menyipit. "Siapa bilang aku tidak becus? Aku hanya belum terbiasa saja." "Halah, alasan!" seru Sania sembari mencebik. Clara menahan tawa melihat tingkah kedua mertuanya. Sebastian pun sama halnya. Pria itu menggeleng pelan. "Kalian seperti anak kecil," ejeknya. Tidak sepenuh hati

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-29
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 180.

    Clara terdiam sejenak, membiarkan pikirannya mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Sebastian. Tatapan matanya perlahan mengamati setiap garis wajah suaminya. Seolah berusaha menemukan jawaban yang tersembunyi di sana. Dia ingin memastikan apakah yang dikatakan Sebastian adalah kebenaran atau sekadar ucapan yang dibuat-buat. Namun, semakin lama dia menatap, semakin jelas baginya bahwa tidak ada kebohongan di mata pria itu. Sorot matanya tenang, penuh ketulusan, tanpa sedikit pun tanda-tanda keraguan. Clara menarik napas pelan, menyadari bahwa apa yang dikatakan Sebastian bukan sekadar kata-kata, melainkan ungkapan dari hati yang sesungguhnya. Clara mengerjap pelan. Ludah dia telan perlahan. Kemudian dengan ketenangan dia mencoba memperjelas. "Sayang, apa kamu yakin? Jumlah uang itu sangat banyak? Aku akan mengembalikannya suatu hari nanti," ucap Clara hati-hati. Tatapan mata Sebastian berubah gelap. Seperti runcing bambu yang tajam. Kemudian dengan nada tenang dia m

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-30
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 181.

    Clara mendekat ke arah kusen jendela. Dan Melihat sebuah kendaraan yang tak asing memasuki halaman Mansion mereka. Dia yang hendak mengambil parfum bayi berhenti sejenak. Memperhatikan sosok yang keluar dari mobil itu. "Kakek!" Sania yang tengah sibuk dengan Kaisar seketika menoleh ke arah Clara. "Sayang, apa yang kamu katakan?" Clara memastikan pandangan, dan dia memang tidak salah lihat. Pria berjas hitam dengan tongkat di tangan yang digunakan alat bantu untuk berjalan itu adalah Maxime Abraham. Clara segera mendekati Sania. Dengan tatapan antusias dia berkata, "Mom, Kakek datang!" Sania seketika membulatkan mata. "Apa?" Sementara itu, Sebastian seketika menegang ketika melihat pria yang akhir-akhir ini berhubungan tidak baik dengannya itu mulai mendekat. Wajahnya yang semua berbinar kini menjadi gelap. Leonard yang tengah mengawasi beberapa penjaga menyusun kursi, mengamati itu dengan jantung berdebar. Dan tanpa pikir panjang, dia segera menghampiri puteranya. Cla

    āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ” : 2025-03-31

āļšāļ—āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 223.

    Sementara Dareen mulai bekerja sebagai OB. Sebastian kini memulai rencana dengan memberi pelajaran pada Ziyon dan kedua temannya. Atas perintah langsung dari Sebastian, Ramon mulai menjalankan tugasnya dengan serius. Penyelidikan terhadap Ziyon, pria yang telah menculik Dareen dan menimbulkan kekacauan besar dalam kehidupan mereka, menjadi prioritas utama. Dalam waktu singkat, Ramon berhasil menemukan jejak keberadaan pria itu. Ziyon ternyata telah mulai membangun kembali kehidupannya setelah keterpurukan. Dengan bantuan seorang temannya yaitu Jordy. Diia kini bekerja sebagai bartender di sebuah bar eksklusif yang terletak di kawasan hiburan malam kota Arbour. Bar tersebut dimiliki oleh Jordy, teman baiknyaa yang dikenal memiliki koneksi luas dan loyalitas tinggi terhadap orang-orang yang dianggapnya keluarga. Ramon mengamati dari kejauhan, berdiri di antara bayangan bangunan seberang jalan. Dia menyaksikan bagaimana Ziyon melayani para pengunjung dengan senyum ramah, seolah-olah

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 222.

    Dareen berdiri di sisi meja dengan senyum yang melebar, tampak sedikit gugup. Dia mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Tatapannya langsung bertemu dengan mata Sebastian. Sebastian menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya masuk ke dalam ruangan. Ramon pun segera menutup pintu dan memberi mereka ruang. "Untuk apa kamu datang kemari?" hardik Sebastian dengan tatapan intens. Terlihat sinis, dan selalu saja begitu. Namun, kali ini Dareen tidak takut. Dia datang dengan tujuan baik. Dareen menarik napas dalam. “Aku datang... untuk mengucapkan terima kasih kepada Kak Bastian. Untuk semuanya. Karena telah menyelamatkanku, karena telah menolong Mom, dan... karena tidak pernah membenciku, meskipun aku banyak menyakitimu di masa lalu.” Sebastian menatap Dareen. Wajahnya tenang. Sebelah alisnya terangkat ke atas. "Hanya itu saja 'kan?" “Ya, tapi tetap saja. Aku merasa harus mengatakannya.” Dareen tersenyum kecil. “Dad juga menyuruhku untuk belajar mengharga

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 221.

    Louis mengernyit, matanya membelalak saat mendengar penuturan Dareen tentang siapa yang telah menyelamatkannya dari peristiwa penculikan itu. Dia tak menyangka bahwa nama yang kembali disebut adalah Sebastian.“Bastian?” ulang Louis, suaranya pelan namun penuh tekanan. Saat dia datang ke rumah Sebastian untuk meminta bantuan, pria itu sedang pergi ke luar. Rupanya dia pergi untuk ini. "Jadi dia yang menyelamatkanmu?" ulang Louis. Dareen mengangguk pelan. Dia dapat melihat jelas ekspresi keterkejutan yang muncul di wajah ayahnya. “Ya, Dad. Dia yang datang dan menyelamatkanku... tepat waktu. Kalau bukan karena dia, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.”Louis bersandar pada sandaran kursi rumah sakit, mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Tatapannya menerawang, seolah mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia terima. Nama Sebastian telah lama berseliweran dalam kehidupan keluarga mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dia tahu, pria itu punya peran besar dalam

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 220.

    220. Begitu mendengar kabar mengenai kondisi ibunya yang dikabarkan memburuk, Dareen segera meminta izin kepada sang kakek untuk pergi ke rumah sakit. Tentu hal itu sudah mendapat persetujuan dari Maxime. Pria itu bahkan memberikan perintah kepada salah satu sopir keluarga untuk mengantarkannya. Sikap tersebut membuat Dareen merasa sedikit lega sekaligus bersyukur."Ke rumah sakit St. Mary's," ucap Dareen kepada Sopir. "Baik, Tuan." Deru mesin kendaraan terdengar. Mobil yang dikendarai salah satu anak buah Maxime itu bergerak perlahan menjauhi halaman kediaman Maxime. Di dalam kendaraan, Dareen duduk dengan gelisah. Pandangannya menatap kosong ke luar jendela, mengikuti bayang-bayang pepohonan dan bangunan yang melintas cepat seiring laju mobil. Hatinya dipenuhi rasa khawatir. Selama ini Lucia adalah orang yang selalu mendukungnya. Dalam keadaan apa pun. Wanita itu akan menjadi garda terdepan untuk dirinya. Itu sebabnya Dareen merasa sedih mendengar kondisi ibunya. Perjalanan m

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 219.

    Maxime tampak tenang, namun di balik ketenangan itu, menyimpan sebuah keterkejutan. Maxime tidak pernah menyangka bahwa Sebastian akan turun tangan sendiri untuk membantu Dareen. Selama ini, yang dia ketahui, hubungan antara kedua cucunya itu dipenuhi oleh kesenjangan yang dalam—sebuah jurang pemisah yang tampak mustahil untuk dijembatani. Perbedaan karakter, pandangan hidup, bahkan latar belakang pengalaman membuat mereka seperti dua kutub yang bertolak belakang. Maxime telah lama menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan pernah akur, apalagi saling mendukung."Apa kamu yakin itu Bastian?" Maxime perlu memastikannya. Vanno masih berdiri tegak. Tatapannya tampak serius. Kemudian dia menjawab, "Ya, Tuan. Tuan Muda Bastian ditemani oleh asistennya, Ramon." Melihat wajah penuh kesungguhan yang ditunjukkan Vano, Maxime tidak ragu lagi. Pria yang dimaksud oleh Vanno adalah Sebastian Abraham, cucunya. "Begitu rupanya." Maxime mengangguk samar. Selama ini Sebastian selalu bersikap din

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 218.

    Napas Dareen tertahan di tenggorokan. Udara yang sedari tadi terasa dingin kini seperti membekukan paru-parunya. Jantungnya berpacu cepat, berdentum keras dalam dada seakan hendak melompat keluar. Langkahnya melambat saat dia memasuki ruang utama rumah besar itu—ruangan luas yang dipenuhi ornamen antik dan atmosfer kekuasaan yang begitu kental.Di tengah ruangan, duduklah seorang pria tua dengan sikap tenang dan wibawa yang tak terbantahkan. Maxime Abraham, sang kakek, sedang menyilangkan kaki di atas kursi berlengan, mengenakan setelan jas abu-abu gelap yang tampak begitu rapi. Sorot matanya tajam, nyaris tak berkedip, seolah mampu menelanjangi seluruh isi pikiran lawan bicaranya hanya dengan sekali pandang. Di belakangnya berdiri seorang Damian, sang asisten pribadi. "Ka-kakek!" Dareen merasa lidahnya kelu. Bibirnya kaku. Namun yang membuat tubuh Dareen semakin kaku adalah senyuman yang menghiasi bibir pria tua itu. Sebuah senyum tipis yang tampak sopan di permukaan, namun menyi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 217.

    217. Sebastian terdiam. Tatapannya berubah tajam. Ekspresi wajahnya tak seramah sebelumnya. Bahkan terkesan sinis dan meja."Kenapa dia menemuimu?" Suara Sebastian terdengar dingin. Sebastian terdengar geram, tapi dia tetap bersikap tenang. Dia tidak ingin menunjukkan rasa cemburunya kepada Clara. Yang terpenting adalah Clara sudah menjadi miliknya, dan dia tidak akan pernah melepaskannya.Clara terdiam, otaknya bekerja cepat menyusun kata-kata."Sepertinya kami bertemu secara kebetulan." Singkat, padat, dan jelas. Clara menjawabnya dengan jujur. Sebastian terdiam, dia menangkap sesuatu dari ucapan Clara. Pikirannya bekerja secara kritis. "Apa yang dia inginkan?" tanya Sebastian, suaranya terdengar sedikit kasar. Seseorang yang pernah disakiti, tiba-tiba muncul. Baik sengaja atau tidak, entah mengapa Sebastian merasa bahwa William memiliki maksud tertentu. Clara menggigil sedikit ketika Sebastian membantunya membersihkan tubuhnya. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi aku merasa dia t

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 216.

    Clara terkejut ketika merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Dia langsung mengenali aroma khas yang melekat pada tangan itu. Senyum tipis tersungging di bibir sensualnya. "Sayang!" serunya, berputar untuk menghadap suaminya. Iris matanya menangkap wajah sang suami yang tampak lebih segar, sepertinya pria itu baru saja selesai mandi, terlihat dari rambut basah dan aroma sabun dan shampoo yang menguar dari tubuh pria itu. Sebastian tersenyum, mata coklatnya berbinar menyambut istrinya. "Aku rindu," katanya, menarik Clara ke dalam pelukan. Clara merasa sedikit lega ketika menyadari bahwa yang memeluknya adalah Sebastian, bukan orang lain. Kekhawatiran serta kecemasan yang merundungnya sejak tadi seketika lenyap ketika melihat wajah Sebastian, suaminya. "Aku juga rindu," jawabnya, membalas pelukan suaminya. Mereka berdua berdiri di sana sejenak, menikmati kehangatan satu sama lain. Setelah beberapa saat, Sebastian melepaskan pelukannya dan memandang Clara dengan mata ya

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 215.

    Clara tercekat. Jantungnya berdegup kencang, seolah hendak melompat keluar dari rongga dada. Tatapan matanya yang biasanya tenang, kini membelalak dalam keterkejutan. Manik mata beningnya membesar saat menyadari keberadaan William yang tiba-tiba muncul begitu dekat dengannya, terlalu dekat. Udara yang berhembus di sekitar seolah ribuan jarum yang menelusup kulit. "William...kamu..." Kehadiran pria itu membangkitkan gelombang emosi yang sulit dia kendalikan. Seketika kewaspadaannya meningkat tajam. Seluruh instingnya bekerja, memperingatkan bahwa ada sesuatu yang tidak wajar. Clara menggenggam tas di tangannya lebih erat, berusaha tetap tenang meski firasat buruk menggelayuti hatinya. Entah apa yang sebenarnya diinginkan William, namun Clara merasa, kali ini kehadirannya bukan semata kebetulan. "Aku harus pulang. Sampai jumpa..." Belum selesai Clara berucap, William lebih dulu memotong. "Sampai jumpa? Itu artinya kamu menginginkan pertemuan kita selanjutnya? Baiklah!" "Apa?

āļŠāļģāļĢāļ§āļˆāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āđ€āļ‚āđ‰āļēāļ–āļķāļ‡āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ› GoodNovel āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļ—āļĩāđˆāļ„āļļāļ“āļŠāļ­āļšāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āđ„āļ”āđ‰āļ—āļļāļāļ—āļĩāđˆāļ—āļļāļāđ€āļ§āļĨāļē
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ›
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ­āđˆāļēāļ™āļšāļ™āđāļ­āļ›
DMCA.com Protection Status