Semua Bab Melahirkan Anak Presdir Posesif: Bab 201 - Bab 206

206 Bab

Bab 201.

Setelah melalui serangkaian perawatan intensif dan observasi ketat dari tim medis, kondisi Dareen perlahan menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Wajahnya yang semula pucat kini mulai bersemu, dan napasnya pun terdengar lebih teratur. Beberapa hari berlalu dalam keheningan ruang perawatan, hingga akhirnya, pada suatu pagi yang tenang, kelopak matanya perlahan terbuka.Cahaya lampu yang menyusup dari langit-langit menyilaukan pandangannya, namun dalam hitungan detik, potongan-potongan ingatan yang sempat terpendam mulai bermunculan ke permukaan kesadarannya.Dia mengingat sensasi dinginnya air laut, tekanan yang menyesakkan di dadanya, serta keputusasaan yang menyeretnya nyaris tenggelam dalam kegelapan.Namun, dari kegelapan itulah muncul sesosok bayangan samar yang menarik tubuhnya ke permukaan. Sosok itu tampak kuat, sigap, dan penuh tekad. Ketika gambaran itu menjadi lebih jelas, Dareen tercekat. Sosok penyelamat itu bukanlah orang asing—melainkan Sebastian Abraham, pria yang selama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Bab 202.

Sania perlahan berdiri dari duduknya, gerakan tubuhnya tampak tegas dan penuh tekanan. Sorot matanya yang tajam serta ekspresi wajah yang mengeras mencerminkan amarah yang sulit dia sembunyikan. Wajah cantiknya yang biasanya memancarkan keteduhan, kini berubah dingin dan penuh ketegangan. Rahang kecil wanita itu mengeras. Terlebih ketika melihat, Louis turun dari kendaraan. Hubungannya dengan kedua adik iparnya, termasuk Louis, memang tidak pernah terjalin secara harmonis. Meski terikat oleh hubungan keluarga, ikatan batin di antara mereka nyaris tak ada. Banyak perbedaan prinsip dan konflik masa lalu yang belum sepenuhnya terselesaikan, membuat hubungan itu terasa kaku dan sarat ketegangan.Kehadiran Louis di rumah besar keluarga Abraham bukanlah sesuatu yang dia harapkan, bahkan cenderung mengusik ketenangannya. Bagi Sania, Louis adalah simbol dari keretakan yang selama ini dia hindari. Maka tak heran jika kemunculannya kembali memicu gejolak emosi yang telah lama dia tekan.Area
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Bab 203.

Belum sepenuhnya hilang keterkejutan Clara atas kondisi Lucia yang memprihatinkan, kini ia kembali dikejutkan oleh pernyataan mendadak yang meluncur dari bibir Louis, pamannya. Suasana yang semula hening dan dipenuhi rasa iba, mendadak berubah tegang.Clara terbelalak. Matanya membesar, wajahnya seketika pucat. Jantungnya berdegup lebih cepat, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Dareen… diculik?" ulangnya dengan suara nyaris berbisik, seperti mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa ia tidak salah dengar.Ia melangkah satu langkah ke depan, menatap Louis dengan tatapan tak percaya. “Apa yang Paman maksud? Siapa yang menculiknya? Kapan itu terjadi?” Suaranya mulai gemetar, campuran antara kekhawatiran, ketakutan, dan kebingungan.Sania pun tak kalah terkejut. Dia mengerutkan dahi, mencoba mencerna informasi yang begitu tiba-tiba. Segalanya terasa kabur—seolah-olah waktu berhenti sejenak.Sementara itu, Louis hanya menghela napas panjang, seolah menyadari bahwa penga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 204.

Tuan Besar, Nyonya Sania dan Nyonya Clara datang, beserta dengan Tuan Muda Kaisar!" Maxime segera melipat surat kabar yang sedari tadi dia baca ketika suara kepala pelayan menggema di ruang tengah, mengabarkan kedatangan cucu menantu beserta cicitnya. Pria itu mengangkat kepala, menatap kepala pelayan dengan tatapan terkejut. "Apa? Cicitku datang?" Seketika itu juga, pria lanjut usia tersebut bangkit dari kursi berlapis kain beludru, dengan gerakan yang mengejutkan semua orang di sekitarnya. Gangguan kesehatan yang selama ini membatasi aktivitasnya seakan tak lagi berarti.Langkahnya cepat dan penuh semangat, bertolak belakang dengan kesehariannya yang cenderung lamban dan berhati-hati. Sorot matanya tampak berbinar, raut wajahnya mencerminkan antusiasme yang tulus.Tak ada yang mampu menandingi kebahagiaan Maxime saat mendengar bahwa Kaisar—cicit yang baru beberapa kali sempat dia temui—akhirnya datang mengunjungi rumah besar yang telah lama terasa sunyi. Setiap hentakan langkahn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 205.

Keterkejutan tergambar jelas di wajah Maxime saat mendengar kabar bahwa Dareen telah menjadi korban penculikan. Alisnya terangkat, dan matanya membesar seolah tidak percaya akan apa yang baru saja didengarnya. Namun, ekspresi itu tidak bertahan lama. Dalam hitungan detik, guratan keterkejutan itu perlahan memudar. Digantikan oleh ketenangan yang terkesan dibuat-buat. Wajahnya kembali datar, tanpa menunjukkan emosi yang berarti. Seolah dia sengaja menyembunyikan perasaannya di balik ketegasan raut muka. Maxime menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, mengatur napas dan mengalihkan pandangan ke jendela, seakan mencoba mencerna kabar tersebut dengan kepala dingin. Namun dari sorot matanya yang menggelap, tersirat bahwa pikirannya tengah bekerja keras, berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi.Tangannya saling bertumpu pada ujung tongkat yang berdiri di depannya. Perlahan, tumpukan jemari itu mengerat seiring dengan helaan napas yang terdengar berat, namun samar. Dada Maxime ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 206.

Pagi itu di kota Colorado, langit tampak diselimuti awan kelabu. Udara terasa lembap, khas musim penghujan yang baru saja memasuki masa awalnya. Meskipun hujan belum turun secara merata, suasana mendung sudah cukup membuat pagi terasa lebih lambat dari biasanya.Di salah satu penginapan di sudut kota, Sebastian terbangun dengan kepala sedikit berat. Dia hanya sempat tertidur beberapa jam, setelah semalaman bergelut dengan rapat virtual dan laporan yang menumpuk.Matanya menyapu sekitar kamar, mencari ponselnya. Setelah menemukannya di atas meja kecil dekat ranjang, dia segera meraih benda tersebut. Hendak memeriksa apakah ada panggilan atau pesan, akan tetapi dia justru mendapati benda itu dalam keadaan mati. "Uh, sialan!" Desahan berat keluar dari mulutnya. Dalam kesibukannya, dia benar-benar lupa mengisi daya ponsel. Sebastian bangkit dari tempat tidur, berjalan malas ke arah alat pengisi daya, lalu menyambungkan ponselnya ke kabel. Dia menatap layar kosong sejenak, menanti ponse
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status