Home / Romansa / Melahirkan Anak Presdir Posesif / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Melahirkan Anak Presdir Posesif: Chapter 21 - Chapter 30

113 Chapters

Bab 21.

“Apa? Kenapa tidak boleh?” Clara refleks bertanya.“Hari ini kita akan sibuk, jadi sebaiknya kamu fokus pada pekerjaan saja.” Sebastian berucap tanpa memandang lawan bicaranya. Entah mengapa saat mendengar Clara meminta izin untuk menjenguk suaminya, Sebastian jadi kesal sendiri.“Apa jadwal kita hari ini?” tanya Sebastian sengaja mengalihkan topik pembicaraan.Clara segera meraih buku catatan dan membukanya. Jadwal hari ini sudah dia rekap kemarin malam. Sesibuk apa pun dirinya, Clara harus menyempatkan diri untuk hal semacam ini karena ini sudah merupakan tugasnya.Saat Clara membaca buku catatannya, dia melihat ada beberapa jadwal penting di antaranya pertemuan dengan dua orang pemimpin perusahan besar yang akan dilakukan di luar kantor. Selebihnya tidak ada yang penting.“Kenapa diam? Kamu tuli?” sergah Sebastian. “Cepat bacakan!” serunya lagi.Clara segera melakukan apa yang Sebastian perintahkan. Dengan lantang Clara membacakan jadwal kegiatan pada hari ini dan berhasil menarik
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 22.

Stella berlari meninggalkan Clara setelah mengatakan demikian. Dan itu membuat Clara semakin dikurung rasa penasaran. Apa yang membuat Stella menangis seperti itu hingga berakhir menyalahkan dirinya? Setahu Clara, dirinya tidak pernah berbuat buruk terhadap wanita itu. Bahkan ketika Stella menyalahi dirinya, Clara diam saja.Clara menatap pintu ruang kerja Sebastian. Clara berpikir bahwa akar permasalahannya berasal dari dalam sana. Tidak ingin terus dirundung rasa penasaran, Clara harus segera mencari tahu.Clara masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu, dan itu berhasil menarik atensi dua orang pria yang ada di dalam ruangan.“Clara! Kamu bisa mengetuk pintu terlebih dahulu!” protes Sebastian. Suaranya terdengar meninggi.“Maafkan saya, Tuan,” ucap Clara. Dia juga tidak tahu bahwa di sini juga ada Ramon. Clara menatap pria itu sekilas kemudian kembali pada Sebastian.“Tuan, apa yang terjadi pada Stella? Kenapa dia menyalahkan saya?” tanya Clara langsung pada intin pembicaraan. Dan itu
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 23.

Pikiran Clara seketika berfantasi liar ke mana-mana. Namun hal itu segera dipatahkan oleh Sebastian.“Kita sudah melewatkan waktu makan malam, jadi sebaiknya kita makan sekarang.”Clara seketika bernapas lega. Dia nyaris saja berpikir bahwa Sebastian ingin dilayani di saat-saat seperti ini. Padahal pria itu terlihat lelah.Pukul 19.00 waktu setempat, keduanya tiba di sebuah restoran mewah yang berada di pusat kota. Sebastian sudah melakukan reservasi terlebih dahulu.Sebastian mengajak Clara masuk, namun, tidak untuk Ramon. Dan itu menimbulkan rasa tidak enak hati Clara terhadap Ramon. Clara menatap pria yang masih berdiam di balik kemudi mobil, selanjutnya mobil itu bergerak menjauhi area restoran.“Tuan, mengapa Tuan Ramon tidak ikut dengan kita?” tanya Clara sembari mengekor di belakang Sebastian.Yang ditanya seketika melirik ke samping sekilas sebelum akhirnya menjawab. “Dia sudah tahu tugasnya, jadi kamu tidak perlu memikirkan dia.”Clara cukup lega mendengarnya. Mungkin saja
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 24.

Sebastian menyunggingkan senyumnya. Kenyataan bahwa Clara telah tertidur membuat Sebastian senang. Secara otomatis Clara tidak jadi mengunjungi suaminya. Dan hal itu menimbulkan ketenangan tersendiri bagi Sebastian.Tidak sia-sia Sebastian mengulur waktu. Sebastian memang sengaja mengajak Clara di restoran yang terkenal dengan pelayanan terlama. Dan tujuannya agar Clara melupakan niatnya menjenguk suaminya. Dan Sebastian telah berhasil.“Ke mana lagi, Tuan?” tanya Ramon sebelum kembali menjalankan mobilnya.“Kita pulang sekarang!” titah Sebastian.“Baik.”Kendaraan hitam mengkilat itu bergerak menjauhi area restoran. Sebastian terlihat sangat senang seolah baru mendapatkan sebongkah berlian. Padahal hanya hal kecil yang nilainya tidak ada harganya.Sebastian melirik ke samping dan melihat wanita yang dalam kondisi menutup mata. Dengkuran halus terdengar dan membuat Sebastian yakin bahwa Clara benar-benar tertidur.Tiba di mansion, Ramon keluar terlebih dahulu kemudian membukakan pintu
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 25.

Clara segera menutup mulutnya saat menyadari nada suaranya yang begitu tinggi. Itu karena dia kaget saat mendengar ucapan Sebastian. Dia segera menunduk kala tatapan tajam Sebastian menghujaninya.“Itu adalah kamarmu, selama tinggal di sini. Kamu akan tidur di kamar itu,” ucap Sebastian.Clara mengangguk saja tanpa mengeluarkan suara.Sebastian melirik ke arah Clara lalu berkata, “Kenapa? Kamu tampak kecewa? Jangan-jangan kamu sungguh ingin satu kamar denganku?” goda Sebastian.Clara melotot. Dia menggeleng cepat kemudian berkata, “Tidak, mana mungkin saya berani begitu.”Sebastian menyunggingkan senyumnya. “Dengar, Clara! Tidak akan ada yang berubah dengan hubungan kita, sekalipun kamu telah berhasil mengandung anakku nanti, hubungan kita hanya sebatas orang tua, tidak lebih, itu sebabnya harus ada batasan antara kita.” Sebastian berkata sembari memotong roti panggang di piring.Clara terdiam. Dia memikirkan ucapan Sebastian. “Jika saya berhasil memberi Anda seorang anak, apakah saya
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 26.

Hembusan napas lega keluar dari mulut Clara. Dia pikir Sebastian akan berubah pikiran kemudian melarangnya pergi ke rumah sakit. Kalau itu sampai terjadi, entah apa yang akan dirinya lakukan?Clara segera melangkah menuju pintu keluar. Sesuai dengan perintah, Clara menutup pintu ruangan Sebastian dari luar. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pria itu tidak pulang?“Ini sudah sore.” Clara memeriksa arloji di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 5 sore.Clara berbalik, dia tersentak kaget saat mendapati sosok lain di depannya. Pria dengan aura yang dingin menusuk. Bahkan lebih dingin dari Sebastian. Wajahnya tampan, tetapi jarang senyum. Dia juga irit sekali bicara.“Tuan Ramon, kamu mengejutkan saya,” ucap Clara.Pria itu tidak merespon melainkan menggeser tubuhnya untuk memberi jalan pada Clara.Hal itu membuat Clara melongo. “Kemarin dia bisa bicara sekarang seperti orang bisu,” batin Clara sembari membawa langkahnya menjauh.Clara berjalan keluar gedung, dan menuju ke
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 27.

Clara menggeleng, dia segera membuang jauh-jauh perasaan itu. Tidak seharusnya dirinya menaruh rindu terhadap pria lain sedangkan ada pria yang lebih pantas menerima rindunya yaitu William, suaminya.Namun, seperti yang dia lihat. Lelaki itu sama sekali tidak bergerak. Ini sudah satu tahun sejak kecelakaan yang dialaminya. Cahaya kehidupan William seolah meredup. Tubuhnya tidak bergerak sama sekali, namun beberapa organ dalam tubuhnya seperti jantung dan nadinya masih berdenyut.Secercah harapan muncul ketika mengetahu bahwa napas masih melekat di tubuh William. Dan Clara berpikir, mungkin saja jiwa William sedang berkeliaran di luar, dan kesulitan menemukan jalan pulang.Clara mendekati brankar suaminya, kemudian meraih jemari kurus itu lalu menggenggamnya.“Sayang, bangunlah! Apa kamu tidak lelah tidur terus?”Bagai bicara dengan patung, begitulah setiap Clara mengunjungi suaminya. Dia akan bicara sendiri, lalu dijawab sendiri. Kadang dia menganggap dirinya sudah gila karena sudah b
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 28.

“Tuan Bastian!” Clara jelas saja kaget dan tidak bisa menghindar. Alhasil dia terjatuh dengan posisi Sebastian menindih tubuhnya. Aroma alkohol begitu menyengat.Ramon segera keluar setelah mematikan mesin mobil dan segera menghampiri Sebastian untuk membantunya bangun.“Tuan!” tubuh pria itu ditarik, dan membuatnya berdiri. Penjaga yang melihat itu segera berlari dan membantu. Kedua tangan Sebastian diraih.Setelah tubuh Sebastian berhasil diangkat dari atas tubuhnya, barulah Clara bangkit dari posisinya.“Tuan Ramon, apa yang terjadi pada Tuan Bastian?” tanya Clara.“Beliau mabuk!” jawab Ramon singkat.“Apa? Mabuk?” Seumur-umur bekerja dengan Sebastian, Clara baru mendengar bahwa Sebastian mabuk. Clara memandang pria yang kini tidak sadarkan diri itu. Apa yang terjadi dengan pria ini?Tubuh Sebastian dibawa masuk ke dalam rumah, ada Andrew yang menyambut. Pria itu terlihat biasa saja. Mungkin karena pria itu sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.Sementara Clara tidak tahu harus
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 29.

Tindakan yang sangat berani. Clara membulatkan matanya lebar-lebar. Apa-apaan orang ini? Baru bertemu sudah main kecup saja? Clara merasa risih, dan segera menarik tangannya dengan gerakan yang cepat. Clara menatap Sebastian, pria itu tampak diam saja dengan raut wajah datar.Clara menghela napas samar. Apa yang Clara harapkan? Sebuah pembelaan? Yang benar saja? Sebastian tidak akan melakukan hal yang dapat merugikan bisnisnya. Global Group adalah perusahaan yang cukup besar.“Halo, Nona. Siapa namamu?” tanya Gerald, dia adalah pemimpin Global Group, generasi kelima keluarga Hayes.Clara menelan saliva, dia melirik ke arah Sebastian sekilas kemudian menjawab. “Clara, Tuan.”“Nama yang sangat bagus,” puji Gerald. Tatapannya penuh memuja ke arah Clara.Clara menggaruk pelan tengkuknya yang tidak gatal. Pertemuan ini sangat tidak nyaman karena tamu itu terus memperhatikan dirinya.“Apa Anda sudah selesai, Tuan Gerald? Sebenarnya kedatangan Anda kemari untuk urusan bisnis atau urusan lain
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 30.

Sejak awal, Sebastian memang tidak tertarik menjalin bisnis dengan Global Group. Dia tahu, bisnis macam apa yang dijalankan oleh Gerald. Properti adalah sebagian dari bisnisnya sekaligus sebagai kamuflase.Selebihnya, adalah bisnis tak kasat mata. Gerald menjalani bisnis dunia bawah. Rumah judi, klub malam, bahkan jauh dari pada itu. Gerald juga memiliki salah satu rumah bordir yang cukup besar di pusat kota.Dan oleh karena itu, Gerald mengincar Clara. Rupanya Gerald ingin menjadikan Clara sebagai salah satu wanita koleksinya. Sebastian mengepalkan kedua tangannya."Beraninya dia mengincar wanitaku!"Keputusan Sebastian untuk menghancurkan bisnis Gerald memang sudah benar. Dia tahu tabiat Gerald. Jika sudah mengincar seorang wanita, maka tidak akan berhenti sebelum dia mendapatkannya.Sementara itu, Clara kembali bekerja. Dia mencoba melupakan ucapan Sebastian dan fokus dengan pekerjaan. Meski begitu, dia masih merasa sangat kesal. Beruntung, hari ini tidak ada lagi jadwal yang mengh
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status