Share

Bab 27.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 12:06:45

Clara menggeleng, dia segera membuang jauh-jauh perasaan itu. Tidak seharusnya dirinya menaruh rindu terhadap pria lain sedangkan ada pria yang lebih pantas menerima rindunya yaitu William, suaminya.

Namun, seperti yang dia lihat. Lelaki itu sama sekali tidak bergerak. Ini sudah satu tahun sejak kecelakaan yang dialaminya. Cahaya kehidupan William seolah meredup. Tubuhnya tidak bergerak sama sekali, namun beberapa organ dalam tubuhnya seperti jantung dan nadinya masih berdenyut.

Secercah harapan muncul ketika mengetahu bahwa napas masih melekat di tubuh William. Dan Clara berpikir, mungkin saja jiwa William sedang berkeliaran di luar, dan kesulitan menemukan jalan pulang.

Clara mendekati brankar suaminya, kemudian meraih jemari kurus itu lalu menggenggamnya.

“Sayang, bangunlah! Apa kamu tidak lelah tidur terus?”

Bagai bicara dengan patung, begitulah setiap Clara mengunjungi suaminya. Dia akan bicara sendiri, lalu dijawab sendiri. Kadang dia menganggap dirinya sudah gila karena sudah b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
mertua sialan itu, kmu di manfaatkan oleh mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 28.

    “Tuan Bastian!” Clara jelas saja kaget dan tidak bisa menghindar. Alhasil dia terjatuh dengan posisi Sebastian menindih tubuhnya. Aroma alkohol begitu menyengat.Ramon segera keluar setelah mematikan mesin mobil dan segera menghampiri Sebastian untuk membantunya bangun.“Tuan!” tubuh pria itu ditarik, dan membuatnya berdiri. Penjaga yang melihat itu segera berlari dan membantu. Kedua tangan Sebastian diraih.Setelah tubuh Sebastian berhasil diangkat dari atas tubuhnya, barulah Clara bangkit dari posisinya.“Tuan Ramon, apa yang terjadi pada Tuan Bastian?” tanya Clara.“Beliau mabuk!” jawab Ramon singkat.“Apa? Mabuk?” Seumur-umur bekerja dengan Sebastian, Clara baru mendengar bahwa Sebastian mabuk. Clara memandang pria yang kini tidak sadarkan diri itu. Apa yang terjadi dengan pria ini?Tubuh Sebastian dibawa masuk ke dalam rumah, ada Andrew yang menyambut. Pria itu terlihat biasa saja. Mungkin karena pria itu sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.Sementara Clara tidak tahu harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 29.

    Tindakan yang sangat berani. Clara membulatkan matanya lebar-lebar. Apa-apaan orang ini? Baru bertemu sudah main kecup saja? Clara merasa risih, dan segera menarik tangannya dengan gerakan yang cepat. Clara menatap Sebastian, pria itu tampak diam saja dengan raut wajah datar.Clara menghela napas samar. Apa yang Clara harapkan? Sebuah pembelaan? Yang benar saja? Sebastian tidak akan melakukan hal yang dapat merugikan bisnisnya. Global Group adalah perusahaan yang cukup besar.“Halo, Nona. Siapa namamu?” tanya Gerald, dia adalah pemimpin Global Group, generasi kelima keluarga Hayes.Clara menelan saliva, dia melirik ke arah Sebastian sekilas kemudian menjawab. “Clara, Tuan.”“Nama yang sangat bagus,” puji Gerald. Tatapannya penuh memuja ke arah Clara.Clara menggaruk pelan tengkuknya yang tidak gatal. Pertemuan ini sangat tidak nyaman karena tamu itu terus memperhatikan dirinya.“Apa Anda sudah selesai, Tuan Gerald? Sebenarnya kedatangan Anda kemari untuk urusan bisnis atau urusan lain

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 30.

    Sejak awal, Sebastian memang tidak tertarik menjalin bisnis dengan Global Group. Dia tahu, bisnis macam apa yang dijalankan oleh Gerald. Properti adalah sebagian dari bisnisnya sekaligus sebagai kamuflase.Selebihnya, adalah bisnis tak kasat mata. Gerald menjalani bisnis dunia bawah. Rumah judi, klub malam, bahkan jauh dari pada itu. Gerald juga memiliki salah satu rumah bordir yang cukup besar di pusat kota.Dan oleh karena itu, Gerald mengincar Clara. Rupanya Gerald ingin menjadikan Clara sebagai salah satu wanita koleksinya. Sebastian mengepalkan kedua tangannya."Beraninya dia mengincar wanitaku!"Keputusan Sebastian untuk menghancurkan bisnis Gerald memang sudah benar. Dia tahu tabiat Gerald. Jika sudah mengincar seorang wanita, maka tidak akan berhenti sebelum dia mendapatkannya.Sementara itu, Clara kembali bekerja. Dia mencoba melupakan ucapan Sebastian dan fokus dengan pekerjaan. Meski begitu, dia masih merasa sangat kesal. Beruntung, hari ini tidak ada lagi jadwal yang mengh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 31.

    2 jam yang lalu.Ketika Clara meminta izin untuk keluar. Sebastian merasa khawatir. Jam kerja telah usai. Tidak ada lagi alasan bagi Sebastian untuk tetap berada di sini.Ramon telah menjalankan tugas lain. Itu sebabnya dia menjalankan mobilnya seorang diri. Sebastian bukannya tidak memiliki sopir, namun Sebastian ingin lebih bebas melakukan apa yang dia inginkan.Sebastian mengikuti Clara secara diam-diam. Sebastian menjalankan mobilnya sedikit menjauh dari taksi yang dikendarai Clara. Rasa khawatir berlebihan ini muncul semenjak kedatangan Gerald ke kantornya.Sebastian tidak habis pikir mengapa Clara menerima pertemuan dengan pria itu. Seingat Sebastian wanita itu tidak pernah meminta izin untuk mengatur jadwal dengan Global Group.Tiba di tempat tujuan, rupanya Clara menuju ke sebuah mall ternama.Sebastian membelokkan mobilnya. Tak lupa dia mengenakan kacamata hitam untuk menyamarkan wajahnya yang memang cukup dikenal khalayak ramai. Turun dari mobil, Sebastian segera melangkah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 32.

    Ketidakhadiran Sebastianya nyatanyaa tidak hanya membuat Clara merasa kesepian, melainkan juga membuat selera makan Clara menghilang. Padahal hidangan yang disediakan oleh para pelayan sangat lezat.Clara tidak perlu datang ke restoran mewah untuk menikmati makanan seenak ini karena semua sudah tersedia di sini. Selain itu Andrew juga menyediakan makanan penutup, kali ini Clara meminta izin untuk membawanya ke kamar.Ada beberapa pekerjaan yang harus dirinya selesaikan. Esok memang akhir pekan, namun kalau Clara menunda mengerjakannya, bisa jadi hari selanjutnya akan terlupakan.Persis seperti yang ada di pikirannya, Clara tidak bisa tidur. Di kamar yang besar dan luas ini, dia merasa sendirian. Clara memang sudah menikah, namun dia merasa masih sendiri. Ini karena kondisi suaminya yang tidak memungkinkan.Meski posisi William telah digantikan dengan Sebastian, tetap saja Clara merasa kesepian lantaran hubungannya dengan Sebastian hanya sebatas pasangan kontrak.Clara mengelus perutny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 33.

    Entah mengapa Sebastian merasa tidak gentar sedikit pun kala mendengar ancaman sang Kakek. Seperti yang dikatakan ibunya. Sebastian akan baik-baik saja meski tanpa posisi sebagai pewaris.Nyatanya pundi-pundi rupiah yang dia kumpulkan sudah cukup untuk menghidupi dirinya. Sejumlah rumah dan Villa dia miliki atas nama pribadi. Selain itu, aset dan saham atas nama Sebastian sudah tertanam di beberapa perusahaan rekan bisnisnya.Dan kalau pun Sebastian menikah nanti, dia tidak perlu khawatir kekurangan uang. Akan tetapi, Sebastian tidak akan tinggal diam andai posisi itu jatuh kepada Dareen.Ada banyak orang yang menggantungkan kehidupannya pada Abraham Group, apa jadinya jika Perusahaan di pimpin oleh orang yang hanya pandai berfoya-foya dan gemar bermain wanita seperti Dareen?“Dengar ‘kan Dareen, Kakek memberimu kesempatan untuk naik posisi. Sebaiknya kamu segera perkenalkan pacarmu pada kami,” ucap Lucia kepada puteranya.Hal itu justru terdengar seperti lelucon bagi Sebastian. Dia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 34.

    Lagi-lagi Clara mendapat kejutan. Kemarin setelan formal yang sangat disukainya. Sekarang adalah makanan kesukaannya. Siapa yang melakukan semua ini?“Apa ini dari Tuan Bastian?” Clara bertanya-tanya dalam hati. Sedetik kemudian, dia malah menggeleng. Tidak mungkin Sebastian melakukan ini. Apa arti dirinya bagi pria itu. Hanya sebuah mesin pencetak anak. Jadi mana mungkin Sebastian repot-repot melakukan ini.Clara meraih satu buah cokelat dengan bentuk hati itu kemudian membuka bungkus berwarna emas itu barulah memasukkan ke dalam mulutnya. Ini adalah cokelat terenak yang pernah Clara rasakan. Sebelumnya dia hanya memakan cokelat yang ada di minimarket, William juga pernah membelikan cokelat, namun tidak seenak ini.Biasanya Clara akan memakan cokelat ketika suasana hatinya sedang buruk. Namun, pagi ini dia sedang senang. Tidak ada alasan bagi Clara untuk uring-uringan. Terlalu fokus dengan cokelat membuat Clara lupa kalau dirinya harus mandi dan menemui Sebastian di ruang makan.Clar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 35.

    “Kenapa kamu melihatku seperti itu?”Suara Sebastian menyentakkan Clara dari lamunannya. Dia berdehem untuk menetralisir rasa gugupnya yang berlebihan kemudian menjawab.“Tidak ada, Tuan,” jawab Clara. Dia memalingkan wajahnya.Seekor kuda dibawa keluar dari kandang. Kuda hitam dengan bulu yang begitu halus dan panjang di bagian leher atas menjuntai ke bawah. Kuda tersebut berperawakan tinggi serta memiliki tampang yang sangar, terlihat sekali binatang ini dirawat dengan baik.“Namanya Jupiter.” Sebastian memperkenalkan kuda tersebut kepada Clara.“Nama yang gagah,” puji Clara.Sebastian lantas mendekati kuda kesayangannya, mengelusnya dengan lembut seolah ingin melepas rindu. Sudah lama Sebastian tidak berkuda. Itu artinya sudah lama pula dirinya tidak berjumpa dengan hewan kesayangannya.“Apa kamu baik-baik saja?” Sebastian berbicara dengan kudanya. Binatang pemakan rumput itu mengeluarkan suara lirih seolah ingin menjawab pertanyaan Sebastian. Dan itu membuat si pemilik menyungging

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 163.

    Hari-hari berlalu, dan Sebastian kembali tenggelam dalam kesibukannya. Sejak pagi, dia telah duduk di belakang meja kerjanya, dikelilingi tumpukan dokumen dan layar monitor yang menampilkan laporan keuangan serta proyek-proyek baru. Telepon di mejanya sesekali berdering, sementara suara ketikan cepat memenuhi ruangannya. Dia bekerja seperti biasa—seolah apa yang terjadi kemarin hanyalah angin lalu.Tidak ada yang berubah dalam sikapnya. Dia tetap profesional, fokus pada pekerjaannya, dan tidak membiarkan pikirannya terbebani oleh apa pun di luar tugasnya. Menurut informasi, kelurga Ziyon tidak terima dan memutuskan untuk membawa kasus ini ke pengadilan. Namun, semua hanya Sebastian anggap sebagai anjing menggonggong saja. Nyatanya, bukti-bukti surat yang telah ditandatangani Ziyon sangat kuat.Tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Sebastian kembali memfokuskan pada pekerjaannya. Ziyon, perjanjian yang dibatalkan, dan reaksi keluarganya—semuanya berusaha dia kubur dalam-dalam.Hari i

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 162.

    Keesokan harinya, konferensi pers digelar. Suasana di ruang konferensi sebuah hotel mewah di pusat kota terasa tegang. Puluhan wartawan telah memenuhi ruangan, kamera-kamera siaran langsung siap merekam setiap momen yang akan terjadi.Mikrofon-mikrofon dari berbagai media terpasang rapi di atas meja panjang, menunggu pernyataan resmi yang akan segera diumumkan.Di tengah sorotan lampu kamera, seorang pria berjas elegan naik ke podium. Dia adalah perwakilan resmi yang akan menyampaikan keputusan penting terkait masa depan Abraham Group. Ziyon telah hadir didampingi oleh asistennya tampak menunduk lesu, seolah kehilangan gairah hidup. Dia duduk di kursi yang tersedia, di sebelah kanan podium. Suara bisik-bisik mulai terdengar di antara para wartawan, spekulasi terus berkembang sejak berita pertandingan balap mobil yang menegangkan pada hari sebelumnya.“Terima kasih telah hadir,” ujar pria itu dengan nada tegas. “Hari ini, kami secara resmi mengumumkan bahwa perjanjian yang menyatakan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 161.

    Sebastian kehilangan kendali sehingga kendaraan miliknya bergerak tak tentu arah. Meski begitu, Sebastian mencoba bersikap tenang, dan mencoba mengendalikan laju kendaraan agar tetap berada di lintasan. Pandangannya di depan tertutup asap yang keluar dari kendaraannya. Sebastian tidak menyerah. Tetap melaju meski dengan sangat lambat. "Sial! Bagaimana bisa begini?" gerutu Sebastian. Ketika kemenangan sudah di depan mata, dia justru mengalami sesuatu yang harus membuatnya jauh tertinggal di belakang. Clara yang melihat itu segera berdiri dari duduknya. Tangannya yang memegang tas berubah meremas. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Satu tangannya yang kosong memegang perutnya. Meski dia belum memastikan siapa yang berada dalam kendaraan bermasalah itu, tetap saja Clara merasa khawatir. "Mudah-mudahan semua baik-baik saja," gumam Clara. Ramon, yang berdiri di dekat lintasan seketika panik. Apa yang dia lihat sangat mengganggu ketenangannya. Ramon sudah memastikan kendaraan d

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 160.

    Para rekan-rekan Ziyon terkejut dan saling pandang antara satu sama lain. Salah satu dari mereka menyenggol lengan rekan lainnya agar membuka suaranya. Seolah tidak memiliki keberanian untuk berbicara sendiri. "Memang apa yang kamu lakukan?" tanya Michael, rekan Ziyon yang lain. "Mobil yang ada di sana itu, tidak ada benar. Para mobil itu sudah disabotase," ucap Ziyon sinis. Dengan senyum tipis yang terukir di bibir tebalnya. "Ah begitu rupanya." Para rekannya mengangguk saja. Entah mengapa mereka merasa ini tidak seru karena sudah bisa ditebak siapa pemenangnya. "Tapi ingat, kalian harus tutup mulut, masing-masing saham lima persen untuk kalian." Detik itu juga mereka tersenyum lebar. Orang gila mana yang menolak saham diberikan secara cuma-cuma. Sementara tugas mereka hanya tutup mulut saja. Itu perkara yang gampang. Sebastian sudah bersiap di dekat kendaraannya yang terparkir di garis finish. Dengan ditemani Ramon, pria itu berdiri dengan raut tanpa ekspresi. Kemudian, Ziyon

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 159.

    Ziyon menatap berkas yang diberikan oleh Sebastian. Ragu, dia meraih berkas itu. "Apa ini?" tanya Ziyon saat berkas sudah berpindah tangan. "Buka dan baca. Bukankah kamu butuh penguat, Andai kamu menang, harus ada surat-surat yang menguatkan. Karena kamu akan mendapatkan semua yang aku punya, begitu juga sebaliknya," cetus Sebastian. Ziyon menyunggingkan senyumnya. "Kamu benar." Ziyon membuka berkas tersebut, senyum kecilnya berubah menjadi senyum lebar. Matanya yang normal penuh binaran bahagia. Bukan hanya perusahaan, bahkan Sebastian mengerahkan semua yang dia punya untuk bertaruh. Ziyon tertawa setelah menutup berkas itu. "Bastian, kamu tidak jauh beda dengan adikmu, sangat percaya diri. Apa kamu yakin akan menang? Apa kamu siap kehilangan semuanya jika kamu kalah?" Ziyon berbicara dengan nada mengejek. Sebastian tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. Kemudian dia membalas ucapan Ziyon. "Baca baik-baik, Ziyon. Hal itu juga berlaku untuk dirimu, bila aku yang menang." Ziyon me

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 158.

    Sementara kabar tentang Abraham Group yang telah berpindah kepemilikan pada Zeus Group semakin santer terdengar. Beberapa media mengabarkan bahwa Abraham berada dalam jurang kehancuran setelah berganti kursi kepemimpinan. Nyatanya, Abraham Group terus mengalami masalah setelah ditinggalkan oleh Sebastian. Permasalahan finansial menjadi pemicu utama kehancuran perusahaan tersebut. Maxime telah siuman, namun setelah mendengar kabar yang menghiasi surat kabar maupun media elektronik itu kembali kritis. Sementara Leonard berusaha menekan kabar tersebut agar menghilang dari peredaran. Dia meminta bantuan Louis sang adik, tetapi adiknya itu justru sibuk dengan pekerjaan sendiri. "Louis, kamu harus menekan berita itu," kata Leonard. "Kakak, aku banyak pekerjaan. Aku juga harus mengamankan sahamku di Abraham Group," jawab Louis. Mendengar itu, rahang Leonard mengeras. Jemarinya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Tatapannya yang dingin berubah semakin gelap akibat

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 157.

    Sebastian turun ke lantai bawah, langkahnya sangat cepat menuruni anak tangga. Raut wajahnya dingin dan gelap. Tangannya yang mengepal sesekali bergerak gusar menyugar rambutnya. Semenjak Clara mengandung, Sebastian memang sangat sensitif jika menyangkut masalah keamanan. Saat Ramon melaporkan bahwa ada orang asing yang berkeliaran di luar mansionnya, Sebastian segera memberitahu para penjaga untuk bersiaga. Memeriksa CCTV bagian depan. Tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda adanya seseorang. Sementara Ramon kini berada di dalam mobilnya, memperhatikan sosok berjubah hitam, dengan penutup kepala. Pria itu tampak menunggu, saat yang tepat untuk menangkap basah orang itu. Ramon memperhatikan, sosok itu bersembunyi kala penjaga memeriksa keluar pagar. Kemudian, kembali muncul saat penjaga kembali masuk. Entah apa tujuannya. Ingin mencuri, atau merampok? Ramon, membuka pintu mobilnya perlahan. Kemudian menutupnya tanpa menimbulkan suara. Dia lantas berjalan mengendap sembari terus mempe

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 156.

    Clara dapat merasakan panasnya jemari Sebastian yang menyentuh lembut dagunya. Mengangkatnya pelan, dan membuatnya mendongak ke atas. Bisa mencium aroma kuat parfum dan bercampur dengan aroma tubuh. Begitu kuat, memikat. Deru napas Sebastian terasa hangat menyentuh kulit wajah. Ketika bibir sensual milik suaminya itu mendekat, Clara memejamkan mata. Clara kembali merasakan lembutnya bibir suaminya yang menyatu dengan bibirnya. Kecupan singkat diberikan di awalnya. Selanjutnya, gerakan itu berubah menjadi sebuah pagutan yang penuh gelora. Ganasnya permainan Sebastian, membangkitkan sesuatu dalam diri Clara. Hasrat. Sebastian semakin berani, tangannya berselancar ke tengkuk, jemari kokohnya menelusup ke rambut istrinya. Sementara gerakan bibirnya semakin dalam dan menuntut. Clara membalas pagutan lebih dalam. Menggerakkan indera perasa menjelajah isi mulut Sebastian. Gigitan kecil dirasakan Clara, dan membuat wanita itu mengeluarkan suara. Dan selanjutnya, Clara melepasnya. "Kamu m

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 155.

    Sebastian kembali ke dalam kendaraan dengan perasaan kesal yang memenjarakan dirinya. Dia menutup pintu dengan sangat keras kemudian duduk dan menyandarkan kepalanya pada jok mobil. Ramon yang melihat itu segera memutar kepalanya ke belakang. Dan melihat dengan jelas bagaimana raut wajah Sebastian. "Bagaimana, Tuan?" tanya Ramon penasaran. Melihat raut wajah Sebastian. Sepertinya semua tidak berjalan dengan lancar. "Ziyon itu, dia sangat kurang ajar!" umpatnya dengan embusan napas kasar. Kemarahan terlihat jelas di wajahnya kini. Otot-otot di sekitar leher tampak mencuat seiring dengan decakan keluar dari bibirnya. "Apa dia menolak tawaran Anda?" Ramon bertanya dengan serius. "Dia ingin menjatuhkanku di lapangan sirkuit." Sebastian mendengkus kasar, dengan tatapan yang terlempar ke arah luar jendela. Seolah menunjukkan kemarahan pada orang yang ada di luar sana. "Apa?" Di sisi lain, Ziyon tampak memandangi kendaraan milik Sebastian yang mulai menjauhi area kafe. Salah satu sudu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status