Share

Bab 34.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-01-03 18:12:24

Lagi-lagi Clara mendapat kejutan. Kemarin setelan formal yang sangat disukainya. Sekarang adalah makanan kesukaannya. Siapa yang melakukan semua ini?

“Apa ini dari Tuan Bastian?” Clara bertanya-tanya dalam hati. Sedetik kemudian, dia malah menggeleng. Tidak mungkin Sebastian melakukan ini. Apa arti dirinya bagi pria itu. Hanya sebuah mesin pencetak anak. Jadi mana mungkin Sebastian repot-repot melakukan ini.

Clara meraih satu buah cokelat dengan bentuk hati itu kemudian membuka bungkus berwarna emas itu barulah memasukkan ke dalam mulutnya. Ini adalah cokelat terenak yang pernah Clara rasakan. Sebelumnya dia hanya memakan cokelat yang ada di minimarket, William juga pernah membelikan cokelat, namun tidak seenak ini.

Biasanya Clara akan memakan cokelat ketika suasana hatinya sedang buruk. Namun, pagi ini dia sedang senang. Tidak ada alasan bagi Clara untuk uring-uringan. Terlalu fokus dengan cokelat membuat Clara lupa kalau dirinya harus mandi dan menemui Sebastian di ruang makan.

Clar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 35.

    “Kenapa kamu melihatku seperti itu?”Suara Sebastian menyentakkan Clara dari lamunannya. Dia berdehem untuk menetralisir rasa gugupnya yang berlebihan kemudian menjawab.“Tidak ada, Tuan,” jawab Clara. Dia memalingkan wajahnya.Seekor kuda dibawa keluar dari kandang. Kuda hitam dengan bulu yang begitu halus dan panjang di bagian leher atas menjuntai ke bawah. Kuda tersebut berperawakan tinggi serta memiliki tampang yang sangar, terlihat sekali binatang ini dirawat dengan baik.“Namanya Jupiter.” Sebastian memperkenalkan kuda tersebut kepada Clara.“Nama yang gagah,” puji Clara.Sebastian lantas mendekati kuda kesayangannya, mengelusnya dengan lembut seolah ingin melepas rindu. Sudah lama Sebastian tidak berkuda. Itu artinya sudah lama pula dirinya tidak berjumpa dengan hewan kesayangannya.“Apa kamu baik-baik saja?” Sebastian berbicara dengan kudanya. Binatang pemakan rumput itu mengeluarkan suara lirih seolah ingin menjawab pertanyaan Sebastian. Dan itu membuat si pemilik menyungging

    Last Updated : 2025-01-03
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 36.

    Mulut Clara refleks terbuka ketika mendekar ucapan Sebastian. Clara tidak salah dengar ‘kan? “Tuan serius?” tanya Clara.“Tentu saja.” Perlahan jemari kokoh Sebastian mulai melepas kancing pakaiannya.Clara spontan memejamkan mata. Tidak ingin pandangannya ternodai oleh hal kotor. “Jangan munafik, kamu sudah pernah melihatnya dan kamu suka,” cetus Sebastian.Clara kembali membuka mata, dan melihat Sebastian sudah dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Clara seketika memutar tubuhnya 180 derajat.Terdengar suara air, sepertinya Sebastian mulai masuk ke dalam sana. Clara menekan dadanya yang sudah seperti tabuhan genderang perang. Perasaan ini sungguh tidak wajar.“Ayolah, Clara. Tidak ada siapa-siapa di sini. Hanya kita berdua,” kata Sebastian.Clara celingukan, hutan ini memang sangat sepi. Clara mengerti mengapa Sebastian menyuruh para pengawal untuk pergi. Rupanya ini tujuannya.“Come on, Clara. Kamu tahu ‘kan konsekuesinya jika kamu menolak perintahku?”Clara terpejam. Di

    Last Updated : 2025-01-03
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 37.

    Sebastian tidak ingin lagi menunda untuk mendapatkan momongan. Sejak acara perjamuan yang diadakan di rumah tua, Sebastian berpikir keras. Dia tahu Maxime Abraham, ucapannya hanyalah sebuah gertakan semata. Namun, dia tidak bisa menganggap remeh kakek tua itu.Kemudian paman dan bibinya, Sebastian harus tetap waspada terhadap mereka. Berbeda dengan Lucia yang terang-terangan menginginkan posisinya diberikan kepada Dareen, Louis memang terlihat lebih tenang. Meski begitu, Sebastian sangat yakin jika Louis juga menginginkan posisi presdir diduduki oleh Dareen, putera semata wayangnya.Sementara Dareen sendiri terlihat tidak peduli. Persis seperti dugaannya selama ini. Dareen tidak peduli dengan perusahaan. Yang dia pedulikan hanyalah kesenangan semata. Berfoya-foya dan bermain wanita. Itu sebabnya Sebastian tidak bisa menyerahkan posisi pemimpin utama kepada pria semacam itu.Sore itu, setelah kembali dari hutan. Sebastian dan Clara melanjutkan permainan panas mereka di dalam kamar.Kal

    Last Updated : 2025-01-04
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 38.

    “Kamu harus makan supaya gizimu terpenuhi,” ucap Sebastian.Clara setuju dengan hal itu. Akan tetapi dia malah curiga, seperti yang sudah-sudah, Sebastian memberinya makan hanya untuk digempur habis-habisan.“Kenapa diam? Dagingnya tidak enak?”Suara Sebastian menyentakkan Clara dari lamunannya. Ditatapnya wajah pria yang duduk di dekatnya itu, dan segera menjawab. “Ini enak.”Clara kembali memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.Sebastian menahan senyum kemudian menggeleng. Ada-ada saja tingkah wanita ini yang membuat Sebastian tertawa sendiri. Sebastian memandang Clara, matanya menangkap sesuatu.Clara memundurkan wajahnya ketika tangan Sebastian terulur ke arahnya. Jemari itu lantas mengarah pada bibirnya. Menyapu lembut area mulutnya. Clara tidak sadar kalau bibirnya belepotan.“Pelan-pelan saja makannya. Tidak akan ada yang meminta makananmu,” goda Sebastian.“Ini terlalu enak,” ucap Clara jujur. Terakhir kali Clara memakan steak adalah satu tahun lalu. Saat itu William mel

    Last Updated : 2025-01-04
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 39.

    Kesedihan di wajah Clara nyatanya terlihat oleh para pelayan."Kenapa Nona sedih? Nona sudah cantik. Sebaiknya Nona menyusul Tuan sekarang."Clara segera memperbaiki ekspresi wajahnya."Memangnya di mana Tuan sekarang?" tanya Clara."Di taman belakang."Selesai melakukan perawatan, Clara segera menyusul Sebastian. Seperti yang dikatakan para pelayan, Clara segera menuju ke taman belakang. Dia sedang melihat Andrew tengah mengawasi beberapa pelayan membersihkan area taman.Clara segera menghampiri pria itu lalu bertanya, "Di mana Tuan?"Andrew menoleh kemudian menjawab, "Beliau di sana."Clara mengikuti arah telunjuk Andrew dan melihat Sebastian berkutat dengan beberapa tumbuhan. Kening Clara berkerut. Lantas dia menghampiri Sebastian."Tuan sedang apa?" tanya Clara basa-basi.Sebastian sedang menanam bunga, saat tiba-tiba kedatangan Clara mengalihkan atensinya. Sebastian menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian menatap Clara. Seketika itu dia terpaku."Wanita ini, dia memang sangat

    Last Updated : 2025-01-04
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 40.

    Andai bisa memutar kembali waktu, Clara lebih memilih untuk tidak menerima perjanjian kontrak ini. Dari pada Clara harus hidup di balik-balik rasa bersalah dan dosa besar akibat pengkhianatan yang dia lakukan.Akan tetapi, apa mungkin dirinya sanggup melihat William tidak selamat?Clara menggeleng, ini sudah keputusan yang tepat. Kalau kembali diingat, begitu sulit usaha Clara mencari pinjaman uang sebesar 5 milar. Saat itu Clara sudah berusaha mencari pinjaman di tempat lain. Namun gagal. Clara juga sempat mendatangi keluarga dari pihak ayahnya, namun yang dia dapatkan hanya hinaan.Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menemui Sebastian. Bagai oase di tengah gurun pasir, Sebastian memberi secercah harapan bagi Clara. Namun, untuk menembus cahaya itu, Clara harus mengorbankan mahkotanya yang berharga.Clara merasa ujung matanya memanas. Ingatan itu hanya akan membuat Clara semakin terluka.Clara tidak sanggup melanjutkan pembicaraan ini karena hanya akan membuat Clara merasa bersalah

    Last Updated : 2025-01-05
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 41.

    Tau begini, Clara menolak saja ajakan Sebastian mandi bersama. Padahal tadi malam dia merasa lega karena Sebastian tidak meminta jatah. Namun, pagi-pagi sekali Clara dikejutkan dengan keberadaan Sebastian di ranjangnya.Seingat Clara, dia sudah mengunci pintu kamarnya. Ah, Clara melupakan sesuatu. Mansion ini adalah milik Sebastian. Sudah pasti pria itu memiliki kunci semua ruangan ini. Dasar curang. Apa gunanya pria itu menyuruh dirinya tidur di kamar yang berbeda kalau Sebastian sendiri bisa masuk sesuka hati.Pagi ini, keduanya mandi dengan sangat lama. Karena bukan mandi biasa, melainkan permainan panas di pagi hari yang dingin.“Anda tidak bosan setiap hari bermain?” tanya Clara.“Aku harus segera mendapatkan pewaris, jadi kita harus sering melakukannya!” seru Sebastian.Clara mengiyakan saja. Dia sendiri juga ingin segera mengandung dan melahirkan. Dengan begitu dia bisa terlepas dari Sebastian.“Hari ini, saya ingin menjenguk suami saya di rumah sakit,” pinta Clara.Sebastian m

    Last Updated : 2025-01-06
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 42.

    Clara refleks memejamkan mata kala benda kenyal menyentuh bibirnya. Indera perasanya yang semula diam kini mulai bergerak impulsif membalas serangan dengan saling membelit. Keduanya bertukar ludah, saling mengecup dan memagut.Sesaat Clara terhanyut dalam permainan bibir yang begitu panas dan ganas. Sentuhan itu begitu liar sampai-sampai membuat Clara terbuai.Jemari kokoh Sebastian mulai menelusup ke dalam rok Clara mengelus pelan paha putih mulus dengan sesekali meremas.Ketika tangan itu mulai mencapai area sensitfnya, Clara mulai tersadar. Dia dengan cepat melepas pagutan bibirnya bersama Sebastian dan segera mengikis jarak.“Tuan,” panggilnya.“Ada apa?” tanya Sebastian yang tampak kesal karena Clara memutus pagutan secara sepihak.“Ini adalah kantor.” Clara mengingatkan. Barangkali Sebastian Luna dan menganggap ini kamar mereka.“Aku tahu.” Sebastian malah tersenyum, dengan gerakan yang supercepat, Sebastian memegang pinggang Clara dan memindahkan wanita itu ke meja kerjanya.Cl

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 137.

    Kehadirannya yang begitu tiba-tiba membuat Clara terkejut seketika.Jantungnya seakan berhenti sejenak, dan perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan William di tempat ini, terlebih setelah sekian lama tidak bertemu. Clara menatapnya dengan mata terbelalak, mencoba menghilangkan kebingungannya.William, dengan senyuman yang tampak ramah, berdiri di depan Clara, seolah tidak ada jarak waktu yang telah memisahkan mereka. Kerinduan terlihat di matanya, bercampur dengan rasa bersalah."Clara?" suara William terdengar lembut, namun sangat jelas.Itu cukup untuk membuat Clara terperangah. Dia tidak bisa menahan keterkejutannya, bahkan ada sedikit rasa bingung yang muncul di wajahnya.Dalam sekejap, serangkaian pertanyaan melintas di benaknya. Apa yang membawanya ke sini? Mengapa dia muncul begitu saja? Semua itu. Berputar di kepala. Namun, dia segera menyadari sesuatu. William adalah suaminya, wajar bila lelaki itu mencari dirinya.William yang berdiri

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 136.

    Sesuaikan dengan keinginan Clara, wanita itu sangat ingin pergi ke taman yang terletak di pusat kota. Melihat kebahagiaan di mata Clara, Sebastian dengan senang hati mengabulkan permintaannya. Tanpa menunda, dia segera memberi perintah kepada sopirnya untuk mengarahkan mobil menuju ke taman tersebut.“Ke taman pusat kota!” titah Sebastian.Mendapat perintah, sang sopir menoleh ke samping sejenak kemudian mengangguk. “Baik, Tuan.”Mereka berdua duduk di kursi belakang dengan suasana yang tenang, menikmati perjalanan yang terasa begitu ringan. Sebastian tersenyum, melihat Clara yang tampak penuh antusias. Di tengah perjalanan, pemandangan kota yang sibuk menjadi latar belakang yang kontras dengan suasana damai yang terasa di dalam mobil.Sesampainya di taman kota, suasana yang ramai langsung menyambut kedatangan Sebastian dan Clara. Keduanyan, segera turun dengan Sebastian yang membantu Clara dengan mengulurkan sebelah tangan.“Hati-hati, Sayang.” Di sepanjang jalan setapak yang membent

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 135.

    Clara merasakan mual yang begitu hebat. Perutnya mulai bergejolak tak terkendali. Dengan cepat, dia menutup mulutnya, berusaha menahan rasa tidak nyaman yang semakin kuat. Dia berlari terburu-buru menuju kamar mandi. Setibanya di sana, tubuhnya tak dapat lagi menahan dorongan yang datang, dan dengan segera dia memuntahkan isi perutnya.Melihat itu, kekhawatiran kembali menyergap Sebastian. Lekas dia menyusul Clara ke kamar mandi dan melihat Clara berjongkok di depan wetafel.“Sayang, kamu tidak apa-apa?” tanya Sebastian. Dia hendak mendekat, namun gerakan tangan Clara yang terulur ke depan membuat langkahnya terhenti.“Jangan mendekat!”Seketika itu, Sebastian menyadari sesuatu. Dia mencium aroma tubuhnya sendiri. Tidak ada yang aneh. Aroma parfum dan keringat menjadi satu. Tetapi, ini tidak terlalu buruk. Namun, mampu membuat isi perut Clara keluar.Tidak ingin memperparah keadaan, Sebastian keluar dari kamar, lalu memerintahkan pelayan untuk memeriksa kondisi Clara. Jadwal pemeriksa

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 134.

    Sebastian berlari kecil menaiki anak tangga. Tujuannya sudah pasti kamarnya, yang dia tempati bersama Clara. Ketika dia mendengar bahwa Clara tidak mau makan, Sebastian khawatir. Ini bisa berdampak buruk bagi bayinya. Sebastian harus mencari tahu. Apa ini efek dari kandungannya? Atau justru karena hal lain?Untuk memastikannya, Sebastian harus menemui Clara secara langsung. Tiba di depan pintu kamar, Sebastian memegang handle, kemudian menekannya dengan sedikit mendorong. Akan tetapi, pintu tidak dapat terbuka.Andrew yang diam-diam mengikuti jelas tahu apa yang harus dia lakukan.Kunci cadangan.Andrew bergegas mengambilnya, dan memberikannya pada Sebastian."Ini, Tuan.""Ya, sebaiknya kau siapkan makanan!" titah Sebastian."Baik, Tuan."Sementara Andrew kembali ke dapur, Sebastian berhasil membuka pintu.Ketika dia memasuki ruangan, dia melihat tubuh tertutup selimut di atas kasurnya yang besar. Sebastian segera menghampirinya. Pertama-tama, dia memeriksa kondisi Clara dengan cara m

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 133.

    Sebastian dan Ramon datang ke perusahaan saat malam hari, ketika kegiatan di kantor sudah selesai dan hanya beberapa orang yang masih berada di dalam gedung. Mereka berjalan dengan hati-hati, menghindari deteksi oleh kamera pengawas dan penjaga keamanan. Untuk membangun perusahaan sendiri, dia harus menyalin beberapa data penting yang dapat membantunya dalam mengembangkan bisnisnya.Setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya tiba di ruang server perusahaan, tempat di mana semua data dan sistem operasional perusahaan disimpan. Sebastian mengeluarkan peralatan yang telah dia bawa, dan mulai bekerja untuk mengakses sistem server. Ramon berdiri di sampingnya, mengawasi sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain yang mendekati.“Tak akan kubiarkan orang lain menikmati kerja kerasku,” gumam Sebastian.Sebastian bekerja dengan cepat dan efisien, menggunakan kemampuan hackingnya untuk mengakses sistem server. Dia mulai menyalin data penting, seperti rahasia perusahaan, strategi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 132.

    Dareen yang mendapati bahwa orang suruhannya gagal. Dia terlihat marah. Namun, itu hanya sesaat. Dareen yang telah kembali ke rumah hanya menyuruh mereka pergi setelah memberikan bayaran yang sesuai dengan yang dia janjikan kepada mereka.Akan tetapi, Lucia, sang ibu justru mencegahnya. Dia melangkah mendekati mereka. Meraih amplop yang diberikan oleh Dareen kepada kepala preman itu dengan kasar, kemudian menatap puteranya."Kamu ini bodoh atau bagaimana, Dareen? Mereka ini sudah gagal. Jadi mereka tidak pantas menerima bayaran ini!" cetus Lucia menatap tajam puteranya."Tapi, Mom. aku sudah menjanjikan uang pada mereka," bantah Dareen."Benar itu, Nyonya," sahut para preman itu."Diam kalian!" bentak Lucia. "Kalian ini sudah gagal, untuk apa kalian mengharapkan bayaran?” maki Lucia. “Sebaiknya kalian pergi!" usir Lucia dengan mata yang melotot tajam.Hal itu jelas membuat para preman pasar itu ciut. Mereka pikir, Lucia adalah menantu dari orang kaya yang berpengaruh. Wanita itu bisa

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 131.

    "Ramon?" ucap Sebastian dengan suara yang terengah-engah.Mendengar namanya disebut, Ramon menoleh ke samping. Namun, ekor matanya menangkap raut wajah Sebastian yang nampak terkejut dengan kedatangannya.“Maaf, saya terlambat datang,” ucapnya.Sebastian menghela. Ini adalah sebuah kebetulan yang menguntungkan. Ramon datang di waktu yang tepat.Ramon melompat ke dalam pertarungan, menghadapi lawan-lawan Sebastian dengan kemampuan bela diri yang sangat baik. Dia menyerang dengan cepat dan tepat, menangkis serta membalas dan membuat lawan-lawan Sebastian terkejut dan tidak siap.“Sialan!” umpat salah satu musuh yang serangannya berhasil ditepis oleh Ramon. Dia merasa aura Ramon lebih menakutkan dari lawan sebelumnya.Ramon berdiri tegap. Tatapannya terihat tajam dan waspada. Seperti serigala yang mengunci mangsanya. Setelan hitamnya, membuat Ramon seperti malaikat pencabut nyawa. Senyumnya mengembang sempurna ketika melihat lawannya ciut karenanya.“Rupanya mereka hanya preman pasar,”

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 130.

    "Nona, apa yang terjadi?" Seruan suara pelayan menembus gendang telinga Clara. Dia pun seketika tersadar dari lamunannya tentang foto itu. Dia juga menyadari apa yang dirinya perbuat. Dia segera meraih benda pipih yang tergeletak di tanah.Layarnya telah menghitam, namun foto itu terekam jelas di benak Clara. Bagaimana Sebastian begitu mesra memeluk wanita itu. Clara tahu siapa wanita itu. Bianca Weadow adalah seorang perancang perhiasan sekaligus mantan kekasih Sebastian."Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya pelayan yang tampak khawatir dengan perubahan ekspresi wajah Clara.Clara pun terkesiap."Ya, aku tidak apa-apa. Aku ingin kembali ke mansion saja. Mendadak aku merasa pusing." Clara segera membalik diri. Kemudian melangkah menuju ke mansion. Clara segera menuju ke kamarnya tanpa menoleh. Dan ketika dia sampai, Clara seketika menitihkan air matanya.Sebastian memang telah pergi, namun Bianca masih berada di Abraham Group. Itu karena dia memiliki sebuah urusan yang sangat penting.

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 129.

    “Apa yang kamu lakukan, Bianca?” Sebastian refleks menahan kedua lengan Bianca. Berusaha membuat wanita itu menjauh darinya. Akan tetapi, jeratan tangan wanita itu pada pinggangnya begitu kuat. Sehingga Sebastian hanya menahan rasa kesalnya dan bertahan dengan pelukan yang terasa menjijikkan.“Bastian, aku dengar kamu kehilangan posisi sebagai presdir. Kamu pasti sangat sedih ‘kan?” ucap Bianca dengan nada bicara yang terdengar rendah. Seolah menggambarkan kesedihan yang turut dia rasakan.Sebastian mengernyit. “Bianca, berita ini begitu cepat sampai ke telingamu? Ah, pasti anak manja itu yang memberitahumu?” ucap Sebastian sebelum akhirnya dia benar-benar mendorong Bianca menjauh darinya. “Bianca, kamu datang kemari hanya ingin mengasihi aku?” Sebastian mendecak."Bukan begitu, sebenarnya Kakek memintaku untuk kembali padamu. Bastian kamu sungguh menyukai wanita bersuami itu?" tanya Bianca yang seketika membuat sorot mata Bastian mencorong tajam."Itu bukan urusan kamu!" Sebastian he

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status