Share

Bab 40.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-01-05 14:34:09

Andai bisa memutar kembali waktu, Clara lebih memilih untuk tidak menerima perjanjian kontrak ini. Dari pada Clara harus hidup di balik-balik rasa bersalah dan dosa besar akibat pengkhianatan yang dia lakukan.

Akan tetapi, apa mungkin dirinya sanggup melihat William tidak selamat?

Clara menggeleng, ini sudah keputusan yang tepat. Kalau kembali diingat, begitu sulit usaha Clara mencari pinjaman uang sebesar 5 milar. Saat itu Clara sudah berusaha mencari pinjaman di tempat lain. Namun gagal. Clara juga sempat mendatangi keluarga dari pihak ayahnya, namun yang dia dapatkan hanya hinaan.

Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menemui Sebastian. Bagai oase di tengah gurun pasir, Sebastian memberi secercah harapan bagi Clara. Namun, untuk menembus cahaya itu, Clara harus mengorbankan mahkotanya yang berharga.

Clara merasa ujung matanya memanas. Ingatan itu hanya akan membuat Clara semakin terluka.

Clara tidak sanggup melanjutkan pembicaraan ini karena hanya akan membuat Clara merasa bersalah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 41.

    Tau begini, Clara menolak saja ajakan Sebastian mandi bersama. Padahal tadi malam dia merasa lega karena Sebastian tidak meminta jatah. Namun, pagi-pagi sekali Clara dikejutkan dengan keberadaan Sebastian di ranjangnya.Seingat Clara, dia sudah mengunci pintu kamarnya. Ah, Clara melupakan sesuatu. Mansion ini adalah milik Sebastian. Sudah pasti pria itu memiliki kunci semua ruangan ini. Dasar curang. Apa gunanya pria itu menyuruh dirinya tidur di kamar yang berbeda kalau Sebastian sendiri bisa masuk sesuka hati.Pagi ini, keduanya mandi dengan sangat lama. Karena bukan mandi biasa, melainkan permainan panas di pagi hari yang dingin.“Anda tidak bosan setiap hari bermain?” tanya Clara.“Aku harus segera mendapatkan pewaris, jadi kita harus sering melakukannya!” seru Sebastian.Clara mengiyakan saja. Dia sendiri juga ingin segera mengandung dan melahirkan. Dengan begitu dia bisa terlepas dari Sebastian.“Hari ini, saya ingin menjenguk suami saya di rumah sakit,” pinta Clara.Sebastian m

    Last Updated : 2025-01-06
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 42.

    Clara refleks memejamkan mata kala benda kenyal menyentuh bibirnya. Indera perasanya yang semula diam kini mulai bergerak impulsif membalas serangan dengan saling membelit. Keduanya bertukar ludah, saling mengecup dan memagut.Sesaat Clara terhanyut dalam permainan bibir yang begitu panas dan ganas. Sentuhan itu begitu liar sampai-sampai membuat Clara terbuai.Jemari kokoh Sebastian mulai menelusup ke dalam rok Clara mengelus pelan paha putih mulus dengan sesekali meremas.Ketika tangan itu mulai mencapai area sensitfnya, Clara mulai tersadar. Dia dengan cepat melepas pagutan bibirnya bersama Sebastian dan segera mengikis jarak.“Tuan,” panggilnya.“Ada apa?” tanya Sebastian yang tampak kesal karena Clara memutus pagutan secara sepihak.“Ini adalah kantor.” Clara mengingatkan. Barangkali Sebastian Luna dan menganggap ini kamar mereka.“Aku tahu.” Sebastian malah tersenyum, dengan gerakan yang supercepat, Sebastian memegang pinggang Clara dan memindahkan wanita itu ke meja kerjanya.Cl

    Last Updated : 2025-01-06
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 43.

    "Aku mencium aroma percampuran di sini!"Clara seketika menghentikan aktivitasnya ketika mendengar suara Sofia. Dia menoleh, menatap wanita cantik di dekatnya."Kamu membicarakan siapa?" tanya Clara."Siapa lagi?" sindir Sofia.Clara menggeleng, memutuskan untuk mengabaikan Sofia dan kembali fokus pada dirinya sendiri. Namun, tawa Sofia lagi-lagi mengalihkan perhatian Clara."Lihatlah dirimu! Sepertinya gosip itu benar!"Clara masih tidak menggubris, malah menggunakan bedak dengan gerakan yang cepat."Jadi Stella dipecat gara-gara kamu, Clara?" Kali ini Sofia langsung mencerca Clara dengan pertanyaannya.Clara membisu. Baginya, tidak penting meladeni orang seperti sofia. Clara tahu, sejak dulu Sofia dan Stella adalah sahabat dekat. Keduanya sangat kompak membicarakan dirinya di belakang. Selalu menyangkut-pautkan masalah dirinya dengan Sebastian.Sofia menyemprotkan parfum ke arah Clara seolah udara di sekitarnya sudah terkontaminasi oleh aroma yang tidak sedap."Baunya aneh sekali.

    Last Updated : 2025-01-06
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 44.

    Kening Clara mengernyit."Uang? Untuk apa, Ma?" tanya Clara."Beli makanan, kamu datang ke sini tidak bawa apa-apa. Aku ini lapar, " keluh Julia.Clara menatap Julia heran. "Bukannya Mama biasanya memasak?"“Bosan! Aku mau makan enak! Ayo berikan!” Julia menengadahkan tangan sedikit memaksa.Clara merogoh tasnya dan mengambil dompet, kemudian meraih beberapa lembar uang untuk diberikan pada Julia.Julian tersenyum miring. “Banyak juga uang kamu,” sindirnya. Kemudian memanggil Suster Cintya dan menyuruh wanita itu membeli makanan. Tiga puluh menit kemudian, pintu ruang rawat inap terbuka. Suster Cintya masuk dengan membawa beberapa kantong belanjaan di tangan.Julia segera menghampiri wanita itu. "Mana sini!" Julia segera menyambar kantong belanja dari tangan Suster Cintya.Terlihat sekali napas wanita itu terengah-engah.Julia berjalan ke arah sofa kemudian mendaratkan pantatnya. Dia membuka kantong belanja yang rupanya isinya makanan cepat saji. Julia memesan ayam krispi utuh. Nam

    Last Updated : 2025-01-07
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 45.

    Clara menuruti perintah Sebastian. Kebetulan sekali Clara belum makan malam. Clara mendaratkan pantatnya di kursi di dekat Sebastian.Pria itu tidak lagi banyak bicara. Sangat berbeda saat Clara belum datang."Makanlah, ini bagus untuk kesehatan rahimmu," ucap Sebastian.Melihat itu, Andrew merasa lega. Begitu juga dengan pelayan yang lain. Andrew segera menyuruh pelayan yang lain untuk menyingkir karena saat bersama dengan Clara, Sebastian tidak ingin diganggu.Clara menatap Sebastian dengan tatapan memicing. "Tuan, setelah ini...""Aku tahu, malam ini aku sedang tidak ingin. Kamu bisa beristirahat sepuasmu."Clara mengernyit mendengarnya. Apa pria itu cenayang? Seolah mengetahui isi pikiran Clara. Biasanya, pria itu memberinya makan yang banyak karena memiliki tujuan."Maafkan saya, Tuan," ucap Clara."Aku terlalu keras memaksamu," sahut Sebastian."Itu sudah perjanjian," kata Clara.Sebastian menghentikan aktivitasnya, kemudian menatap Clara."Clara," panggil Sebastian."Ya, Tuan."

    Last Updated : 2025-01-07
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 46.

    Clara menatap dua mertuanya secara bergantian. "Hutang apa Ma, Pa?" tanya Clara.Ben dan Julia terlihat kelabakan. Terlihat enggan untuk menjawab. Namun akhirnya slah satu dari mereka mengerluarkan suara."Tentu saja hutang untuk membayar rumah sakit William, hutang apa lagi?" cerocos Julia. Kening Clara mengkerut. Clara mencoba untuk berpikir positif. Dulu Ben dan Julia memang membuantu biaya rumah sakit William. Akan tetapi, seingat Clara, Ben dan Julia mendapatkan uang itu dari hasil menjual barang-barangnya.Clara lantas menatap pria bernama Markus. "Bisakah Anda memberikan rinciannya?" pinta Clara.Markus tersenyum miring, kemudian melirik ke arah dua anak buahnya. "Berikan!"Secarik kertas diberikan kepada Clara. Wanita itu menerimanya dan seketika membulatkan mata ketika melihat nominal yang tertera."10 Miliar?" pekik Clara. Dia menatap Ben dan Julia dengan bola mata yang nyaris lepas.Mendadak, kepala Clara terasa berdenyut. Ini bahkan melebihi nominal dari yang dia pinjam pa

    Last Updated : 2025-01-08
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 47.

    Beberapa menit yang lalu.Sebastian menunggu di dalam mobil. Sebenarnya dia ingin protes saat Clara menyuruhnya menunggu di dalam mobil dengan alasan kecurigaan dua mertuanya.Namun, yang dikatakan Clara ada benarnya. Akhirnya dia mengiyakan ucapan wanita itu. Setelah Clara pergi, Sebastian baru menyadari sesuatu."Tunggu, kenapa aku jadi aku patuh pada wanita itu?" Sebastian tidak percaya dengan dirinya sendiri yang berubah begitu mudahnya. Dia tertawa sendiri."Siapa yang Tuan di sini?" gerutu Sebastian. Meski begitu dia memutuskan untuk menunggu.Lama-lama Sebastian semakin bosan. Dia keluar dari mobil. Perumahan ini sangat sepi. Penghuninya adalah mayoritas kalangan menengah ke bawah. Terlihat beberapa hewan piaraan seperti anjing tengah berkerumun di dekat toh sampah.Sebastian berjalan mondar-mandir di dekat mobilnya."Kenapa dia lama sekali?" gumam Sebastian. Kekhawatiran kini mulai merajai dirinya. Sebastian tidak mengerti dengan perasaan ini, kekhawatiran ini sungguh tak berd

    Last Updated : 2025-01-08
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 48.

    Setelah kejadian itu, Clara lebih banyak diam. Dia jarang tersenyum. Dan hanya bicara jika Sebastian mengajaknya bicara atau rekan yang lain. Hal itu membuat Sebastian merasa aneh. Dia tahu Clara seperti itu karena kejadian beberapa waktu yang lalu.Ketika Sebastian meminta dilayani, wanita itu melakukannya dengan setengah hati. Hal itu terlihat jelas dari ekspresi wajahnya yang datar dan tatapannya yang kosong.Namun, Sebastian tidak marah. Dia justru memberi waktu pada Clara untuk menyendiri."Besok kita akan pergi, sebaiknya kamu bersiap mulai dari sekarang," kata Sebastian."Bersiap? Apakah saya harus membawa pakaian ganti?" tanya Clara."Tidak perlu, kita bisa membelinya. Siapkan keperluanmu saja, karena kita akan menginap," kata Sebastian."Baik, Tuan."Sebastian sudah pergi, ketika Clara menyadari sesuatu. "Kenapa aku tidak tanya mau pergi ke mana? Ah, dasar pelupa!" Clara menonyor kepalanya sendiri.Keesokan harinya, Clara bangun pagi-pagi sekali. Seperti yang dikatakan oleh Se

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 75.

    Ekspresi wajah Sebastian berubah seketika begitu mendengar suara di ujung telepon. Tatapan matanya yang semula penuh ketenangan kini menjadi tajam, mencerminkan keterkejutan sekaligus rasa cemas yang tak dapat disembunyikan.Ia menggenggam telepon itu lebih erat, seolah-olah ingin memastikan bahwa suara yang baru saja ia dengar bukan sekadar ilusi. Detak jantungnya semakin cepat, dan keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Dalam keheningan, Sebastian berusaha mengendalikan dirinya dan kembali fokus ke depan.“Untuk apa kamu menelponku?” hardik Sebastian. Suaranya terdengar sangat dingin seolah mampu menembus ke ujung sana. “Apa lagi, tentu saja karena aku merindukanmu. Bastian tahukah kamu, aku tidak pernah bisa melupakanmu,” ujar Bianca dengan nada yang mendayu-dayu pilu.Akan tetapi, itu justru terdengar menjijikkan di telinga Sebastian. Seperti yang pernah dia katakan kepada Clara, dirinya menerima Bianca hanya untuk melupakan teman masa kecilnya yang tak lain adalah C

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 74.

    Malam itu, nyatanya Sebastian ketagihan untuk kembali memainkan sebuah permainan. Dengan semangat, Sebastian mencoba berbagai jenis permainan yang tersedia. Ia memulai dengan permainan dart, di mana ia harus tepat mengenai balon-balon kecil yang digantung.Setelah beberapa kali mencoba, ia berhasil memenangkan hadiah kecil berupa gantungan kunci denga bentuk yang sangat unik dan juga menarik.“Ini untukmu!” Lagi-lagi, Sebastian memberikan hadiah itu kepada Clara dan segera diterima oleh wanita cantik itu.“Terima kasih, Tuan.”Tidak puas hanya dengan itu, Sebastian melanjutkan ke permainan memancing ikan mainan. Dengan hati-hati, ia mengarahkan pancingannya, berusaha menangkap ikan plastik yang terus bergerak di dalam kolam kecil. Tepuk tangan riuh dari Clara terdengar ketika ia berhasil menangkap beberapa ekor ikan sekaligus.Hadiah kali ini berupa bantal berbentuk hati dengan hiasan bulu di tepian bantal. Clara jelas saja menerima hadiah itu dengan senang hati.Permainan terakhir ya

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 73.

    “Apa?” Clara jelas kaget, pantas saja, tempat yang biasanya ramai ini terlihat sangat sepi, hanya ada beberapa penjaga gerai dan wahana yang bertugas. “Tapi kenapa? Bukannya lebih bagus kalau banyak orang, apa lagi anak-anak, pasti akan sangat seru!” ucap Clara.“Tidak, aku lebih suka seperti ini, karena aku tidak suka diganggu,” ujar Sebastian. “Anak-anak sangat berisik,” imbuhnya.Clara mendelik. “Anda tidak suka anak-anak? Ah, kasihan sekali nanti yang menjadi anak Anda,” gerutu Clara.“Tentu saja beda, aku akan menyayangi anakku sendiri dengan sepenuh hati,” kata Sebastian. Clara mencebik tak percaya dan itu membuat Sebastian gemas, diraihnya pinggang wanita itu, kemudian hendak memberikan kecupan.“Tunggu, Tuan. Bagaimana kalau kita naik wahana, ayo…” Clara melepaskan diri dan segera berjalan menjauh Sebastian.Pria itu mendelik. “Awas saja kamu ya, aku akan mendapatkanmu nanti.”Clara tampak sangat bahagia saat berada di pasar malam yang penuh dengan gemerlap lampu dan keceriaan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 72.

    Bianca kembali ke Jewelry Fashion dengan amarah yang membara. Wajahnya tegang, dan langkah kakinya terdengar berat di lantai. Sesampainya di ruang kerja, ia tidak mampu lagi menahan ledakan emosinya.Dengan penuh emosi, Bianca melampiaskan kemarahannya dengan melempar barang-barang di sekitarnya. Suara benda yang jatuh dan pecah memenuhi ruangan, seolah-olah menggambarkan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.Bianca berdiri dengan tubuh gemetar, matanya memerah menahan luapan emosi yang tak tertahankan. Suaranya menggema di seluruh ruangan saat ia berteriak, meluapkan kemarahan yang telah lama terpendam.Setiap kata yang keluar dari mulutnya menggambarkan betapa dalam perasaan kesalnya, seolah ia tak lagi peduli pada siapa pun yang mendengarkan."Berengsek!" Bianca mengumpat. Sorot matanya berkilat tajam. Wajah Clara kembali berkelebat. Tangannya yang menopang tubuh di atas meja seketika"Wanita itu! Beraninya dia mengambil Bastian dariku!"Selama ini Bianca selalu berpikir bahwa Se

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 71.

    Clara tertegun, nyaris tak percaya mendengar penuturan Sebastian yang begitu mengejutkan. Wajahnya yang semula tenang kini berubah menjadi campuran antara keheranan dan kekagetan.Namun, bukan hanya Clara yang terpaku dalam diam. Bianca, yang duduk tak jauh darinya, turut memperlihatkan raut wajah serupa—mata membulat dan bibir terkatup rapat seolah tak ingin kehilangan satu pun kata yang baru saja terucap.Bahkan, sang asisten yang biasanya tetap tenang dalam situasi apa pun, kini tampak sedikit gelisah, menatap Sebastian dengan sorot mata penuh tanya. Dalam keheningan yang seketika menyelimuti ruangan, setiap orang di sana seolah berusaha mencerna makna di balik kata-kata yang baru saja diutarakan.Clara menatap Bianca dengan canggung, pandangannya sejenak ragu-ragu sebelum akhirnya bertemu dengan mata wanita itu. Ada sesuatu yang menggantung di udara, sesuatu yang tak terucap namun terasa begitu nyata.Ia mencoba mengulas senyum tipis, tetapi senyum itu terasa kaku, nyaris tidak tu

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 70.

    Tatapan Sebastian melebar sempurna. Wanita cantik yang kini berdiri di hadapannya ini tidak asing. Dirinya sudah pernah bertemu beberapa kali di masa kini. Dan terlalu sering di masalalu. Bahkan bisa dibilang Sebastian sangat bosan melihatnya.Sebastian menatap Bianca dengan sorot mata yang tenang dan tanpa ekspresi, seolah berusaha menyembunyikan isi hatinya. Di tengah keheningan yang melingkupi mereka, tatapan itu berbicara lebih banyak daripada kata-kata yang tak terucap.Bianca, yang berdiri di hadapannya, merasakan ada sesuatu yang tak terjangkau dalam tatapan tersebut, namun ia memilih untuk tetap diam, menunggu penjelasan yang mungkin tak pernah datang dengan senyum yang begitu menantang."Ini bukan perusahaanmu, alangkah baiknya kamu mengetuk pintu dulu!" tegur Sebastian dengan nada dingin."Ouh, Maafkan saya, Pak Bastian, mungkin karena saya terlalu bersemangat," ujar Bianca dengan senyum ramah yang terkesan dibuat-buat. "Mungkin karena aku merindukan tempat ini," imbunya lag

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 69.

    Sebastian mengangkat Clara dengan lembut dan membawanya menuju sofa yang terletak di ruang tengah. Dengan hati-hati, ia menempatkan Clara di atas sofa tersebut, memastikan agar wanita itu merasa nyaman. Tatapan mereka saling bertemu dalam diam. Mata mereka berbicara lebih dari sekadar kata-kata, menyampaikan perasaan yang mendalam dan penuh makna. Setiap pandangan yang mereka tukar mengandung kerinduan yang tak terucapkan, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang, hanya ada keduanya dalam kesunyian yang penuh harapan.Clara merasakan detak jantungnya semakin cepat saat Sebastian menatapnya dengan tatapan penuh emosi. Ada begitu banyak yang ingin mereka ungkapkan, namun kata-kata terasa tak cukup untuk menggambarkan apa yang ada di dalam hati mereka. Sebuah perasaan yang sudah lama terpendam kini muncul kembali, seakan tak mampu lagi untuk disembunyikan.Sebastian pun merasakan hal yang sama. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Clara, seolah segala kekhawatirannya hilang d

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 68.

    Clara berdiri, pandangannya kosong sejenak, seolah terhanyut dalam ingatan yang tiba-tiba muncul begitu saja. Adegan-adegan lama itu kembali datang, seperti film yang diputar ulang dalam pikirannya.Waktu itu, semuanya terasa begitu nyata, begitu dekat. Tapi sekarang, semua itu hanya kenangan samar yang melayang di udara. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir bayang-bayang masa lalu.Kemudian, matanya bertemu dengan mata Sebastian yang sedang menatapnya, tajam dan penuh arti. Ada sesuatu dalam pandangannya yang membuat Clara merasa seperti dunia ini tiba-tiba berhenti berputar.Semuanya menjadi hening sejenak, seolah waktu tak lagi berjalan. Hati Clara berdebar, dan dia tahu, ada sesuatu yang tak bisa dia hindari. Dia tak bisa terus lari dari kenyataan, dari perasaan yang telah lama terkubur.“Ini tidak mungkin!” Clara merasa ini sangat mustahil. Insting Clara begitu kuat Sebastian adalah teman masa lalunya itu. Teman yang belum sempat dia tanyakan namanya.Sebastian terseny

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 67.

    Clara seketika tercengang. Langkahnya ternundur beberapa langkah. Bagaimana mungkin? Sejak kapan? Dan mengapa? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak Clara. Manik indahnya menyusuri setiap bingkai berukuran besar yang menggantung di setiap sudut dinding. Nyaris tidak ada ruang kosong, semua terisi dengan bingkai dengan ukuran yang berbeda-beda.Yang membuat Clara terkejut adalah, dalam bingkai tersebut terdapat foto seorang wanita yang mirip sekali dengan dirinya. Clara menggeleng, tidak! Itu memang dirinya, bukan orang lain.Clara terus memperhatikan setiap bingkai yang tertatata dengan rapi itu. Dilihat dari pose dalam potret tersebut, diambil secara diam-diam. Clara memperhatikan salah satu foto di mana dirinya baru pertama kali bekerja di Abraham Group.Foto itu diambil tiga tahun yang lalu. Itu artinya Sebastian sudah memperhatikan dirinya selama itu. Namun sekali lagi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa?Dari sekian banya foto di dinding, ada satu bingkai yang berisi foto

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status