Home / Romansa / Melahirkan Anak Presdir Posesif / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Melahirkan Anak Presdir Posesif: Chapter 41 - Chapter 50

113 Chapters

Bab 41.

Tau begini, Clara menolak saja ajakan Sebastian mandi bersama. Padahal tadi malam dia merasa lega karena Sebastian tidak meminta jatah. Namun, pagi-pagi sekali Clara dikejutkan dengan keberadaan Sebastian di ranjangnya.Seingat Clara, dia sudah mengunci pintu kamarnya. Ah, Clara melupakan sesuatu. Mansion ini adalah milik Sebastian. Sudah pasti pria itu memiliki kunci semua ruangan ini. Dasar curang. Apa gunanya pria itu menyuruh dirinya tidur di kamar yang berbeda kalau Sebastian sendiri bisa masuk sesuka hati.Pagi ini, keduanya mandi dengan sangat lama. Karena bukan mandi biasa, melainkan permainan panas di pagi hari yang dingin.“Anda tidak bosan setiap hari bermain?” tanya Clara.“Aku harus segera mendapatkan pewaris, jadi kita harus sering melakukannya!” seru Sebastian.Clara mengiyakan saja. Dia sendiri juga ingin segera mengandung dan melahirkan. Dengan begitu dia bisa terlepas dari Sebastian.“Hari ini, saya ingin menjenguk suami saya di rumah sakit,” pinta Clara.Sebastian m
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 42.

Clara refleks memejamkan mata kala benda kenyal menyentuh bibirnya. Indera perasanya yang semula diam kini mulai bergerak impulsif membalas serangan dengan saling membelit. Keduanya bertukar ludah, saling mengecup dan memagut.Sesaat Clara terhanyut dalam permainan bibir yang begitu panas dan ganas. Sentuhan itu begitu liar sampai-sampai membuat Clara terbuai.Jemari kokoh Sebastian mulai menelusup ke dalam rok Clara mengelus pelan paha putih mulus dengan sesekali meremas.Ketika tangan itu mulai mencapai area sensitfnya, Clara mulai tersadar. Dia dengan cepat melepas pagutan bibirnya bersama Sebastian dan segera mengikis jarak.“Tuan,” panggilnya.“Ada apa?” tanya Sebastian yang tampak kesal karena Clara memutus pagutan secara sepihak.“Ini adalah kantor.” Clara mengingatkan. Barangkali Sebastian Luna dan menganggap ini kamar mereka.“Aku tahu.” Sebastian malah tersenyum, dengan gerakan yang supercepat, Sebastian memegang pinggang Clara dan memindahkan wanita itu ke meja kerjanya.Cl
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 43.

"Aku mencium aroma percampuran di sini!"Clara seketika menghentikan aktivitasnya ketika mendengar suara Sofia. Dia menoleh, menatap wanita cantik di dekatnya."Kamu membicarakan siapa?" tanya Clara."Siapa lagi?" sindir Sofia.Clara menggeleng, memutuskan untuk mengabaikan Sofia dan kembali fokus pada dirinya sendiri. Namun, tawa Sofia lagi-lagi mengalihkan perhatian Clara."Lihatlah dirimu! Sepertinya gosip itu benar!"Clara masih tidak menggubris, malah menggunakan bedak dengan gerakan yang cepat."Jadi Stella dipecat gara-gara kamu, Clara?" Kali ini Sofia langsung mencerca Clara dengan pertanyaannya.Clara membisu. Baginya, tidak penting meladeni orang seperti sofia. Clara tahu, sejak dulu Sofia dan Stella adalah sahabat dekat. Keduanya sangat kompak membicarakan dirinya di belakang. Selalu menyangkut-pautkan masalah dirinya dengan Sebastian.Sofia menyemprotkan parfum ke arah Clara seolah udara di sekitarnya sudah terkontaminasi oleh aroma yang tidak sedap."Baunya aneh sekali.
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 44.

Kening Clara mengernyit."Uang? Untuk apa, Ma?" tanya Clara."Beli makanan, kamu datang ke sini tidak bawa apa-apa. Aku ini lapar, " keluh Julia.Clara menatap Julia heran. "Bukannya Mama biasanya memasak?"“Bosan! Aku mau makan enak! Ayo berikan!” Julia menengadahkan tangan sedikit memaksa.Clara merogoh tasnya dan mengambil dompet, kemudian meraih beberapa lembar uang untuk diberikan pada Julia.Julian tersenyum miring. “Banyak juga uang kamu,” sindirnya. Kemudian memanggil Suster Cintya dan menyuruh wanita itu membeli makanan. Tiga puluh menit kemudian, pintu ruang rawat inap terbuka. Suster Cintya masuk dengan membawa beberapa kantong belanjaan di tangan.Julia segera menghampiri wanita itu. "Mana sini!" Julia segera menyambar kantong belanja dari tangan Suster Cintya.Terlihat sekali napas wanita itu terengah-engah.Julia berjalan ke arah sofa kemudian mendaratkan pantatnya. Dia membuka kantong belanja yang rupanya isinya makanan cepat saji. Julia memesan ayam krispi utuh. Nam
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 45.

Clara menuruti perintah Sebastian. Kebetulan sekali Clara belum makan malam. Clara mendaratkan pantatnya di kursi di dekat Sebastian.Pria itu tidak lagi banyak bicara. Sangat berbeda saat Clara belum datang."Makanlah, ini bagus untuk kesehatan rahimmu," ucap Sebastian.Melihat itu, Andrew merasa lega. Begitu juga dengan pelayan yang lain. Andrew segera menyuruh pelayan yang lain untuk menyingkir karena saat bersama dengan Clara, Sebastian tidak ingin diganggu.Clara menatap Sebastian dengan tatapan memicing. "Tuan, setelah ini...""Aku tahu, malam ini aku sedang tidak ingin. Kamu bisa beristirahat sepuasmu."Clara mengernyit mendengarnya. Apa pria itu cenayang? Seolah mengetahui isi pikiran Clara. Biasanya, pria itu memberinya makan yang banyak karena memiliki tujuan."Maafkan saya, Tuan," ucap Clara."Aku terlalu keras memaksamu," sahut Sebastian."Itu sudah perjanjian," kata Clara.Sebastian menghentikan aktivitasnya, kemudian menatap Clara."Clara," panggil Sebastian."Ya, Tuan."
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 46.

Clara menatap dua mertuanya secara bergantian. "Hutang apa Ma, Pa?" tanya Clara.Ben dan Julia terlihat kelabakan. Terlihat enggan untuk menjawab. Namun akhirnya slah satu dari mereka mengerluarkan suara."Tentu saja hutang untuk membayar rumah sakit William, hutang apa lagi?" cerocos Julia. Kening Clara mengkerut. Clara mencoba untuk berpikir positif. Dulu Ben dan Julia memang membuantu biaya rumah sakit William. Akan tetapi, seingat Clara, Ben dan Julia mendapatkan uang itu dari hasil menjual barang-barangnya.Clara lantas menatap pria bernama Markus. "Bisakah Anda memberikan rinciannya?" pinta Clara.Markus tersenyum miring, kemudian melirik ke arah dua anak buahnya. "Berikan!"Secarik kertas diberikan kepada Clara. Wanita itu menerimanya dan seketika membulatkan mata ketika melihat nominal yang tertera."10 Miliar?" pekik Clara. Dia menatap Ben dan Julia dengan bola mata yang nyaris lepas.Mendadak, kepala Clara terasa berdenyut. Ini bahkan melebihi nominal dari yang dia pinjam pa
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 47.

Beberapa menit yang lalu.Sebastian menunggu di dalam mobil. Sebenarnya dia ingin protes saat Clara menyuruhnya menunggu di dalam mobil dengan alasan kecurigaan dua mertuanya.Namun, yang dikatakan Clara ada benarnya. Akhirnya dia mengiyakan ucapan wanita itu. Setelah Clara pergi, Sebastian baru menyadari sesuatu."Tunggu, kenapa aku jadi aku patuh pada wanita itu?" Sebastian tidak percaya dengan dirinya sendiri yang berubah begitu mudahnya. Dia tertawa sendiri."Siapa yang Tuan di sini?" gerutu Sebastian. Meski begitu dia memutuskan untuk menunggu.Lama-lama Sebastian semakin bosan. Dia keluar dari mobil. Perumahan ini sangat sepi. Penghuninya adalah mayoritas kalangan menengah ke bawah. Terlihat beberapa hewan piaraan seperti anjing tengah berkerumun di dekat toh sampah.Sebastian berjalan mondar-mandir di dekat mobilnya."Kenapa dia lama sekali?" gumam Sebastian. Kekhawatiran kini mulai merajai dirinya. Sebastian tidak mengerti dengan perasaan ini, kekhawatiran ini sungguh tak berd
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 48.

Setelah kejadian itu, Clara lebih banyak diam. Dia jarang tersenyum. Dan hanya bicara jika Sebastian mengajaknya bicara atau rekan yang lain. Hal itu membuat Sebastian merasa aneh. Dia tahu Clara seperti itu karena kejadian beberapa waktu yang lalu.Ketika Sebastian meminta dilayani, wanita itu melakukannya dengan setengah hati. Hal itu terlihat jelas dari ekspresi wajahnya yang datar dan tatapannya yang kosong.Namun, Sebastian tidak marah. Dia justru memberi waktu pada Clara untuk menyendiri."Besok kita akan pergi, sebaiknya kamu bersiap mulai dari sekarang," kata Sebastian."Bersiap? Apakah saya harus membawa pakaian ganti?" tanya Clara."Tidak perlu, kita bisa membelinya. Siapkan keperluanmu saja, karena kita akan menginap," kata Sebastian."Baik, Tuan."Sebastian sudah pergi, ketika Clara menyadari sesuatu. "Kenapa aku tidak tanya mau pergi ke mana? Ah, dasar pelupa!" Clara menonyor kepalanya sendiri.Keesokan harinya, Clara bangun pagi-pagi sekali. Seperti yang dikatakan oleh Se
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 49.

Clara kembali ke dalam ruangan ganti. Dia mengenakan Coat panjang yang diberikan Sebastian. Rasanya memang cukup hangat. Modelnya juga sangat keren. Serasi dengan setelan yang dipakainyaClara menatap pantulan dirinya di cermin."Aku seperti artis Hollywood saja," gumam Clara sembari terkekeh.Ketika Clara keluar, dia melihat Sebastian yang sudah berganti pakaian dengan setelan berwarna senada seperti miliknya."Tuan?" ucap Clara kaget. Lalu dia melihat dirinya sendiri. Warna setelan yang dikenakan Sebastian sama dengan setelan miliknya. "Kita sudah seperti pasangan,” celetuk Clara."Kita memang pasangan 'kan, ayo berangkat."Sebastian melakukan pembayaran. Beberapa tas belanja dimasukkan ke dalam mobil.Urusan pakaian ganti selesai, keduanya masuk ke dalam mobil dan kembali dalam perjalanan.Sebastian menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.Saat berangkat dari Mansion, keduanya memang belum sarapan.Sebastian berniat untuk mencari rumah makan. Kendaraan memasuki area perbuki
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 50.

Clara ingin sekali memprotes nama panggilan itu, namun Sebastian lebih dulu menyela. "Roger, perkenalkan ini Clara.""Selamat datang, Nyonya Clara," sapa pria setengah baya dengan setelan jas dan dasi kupu-kupu. Dilihat dari penampilannya, mungkin saja Roger ini sekelas Andrew.Clara mengangguk sopan kemudian berkata. "Halo, Tuan Roger.""Apa semuanya sudah siap?" Kini giliran Sebastian yang bertanya."Sudah, Tuan. Mari silakan masuk," ucap Roger.Pintu utama terbuka. Sebastian dan Clara memasuki ruang tamu.Clara mengedarkan pandangannya. Villa ini sangat besar, dan juga megah.Dari banyaknya Villa yang berdiri di pegunungan ini, milik Sebastian lah yang paling megah.Sebastian mengajak Clara untuk naik ke lantai atas di mana kamar utama berada.Pintu kamar dibuka. Ketika Clara masuk, dia mendengar suara berisik dari luar jendela. Clara berjalan mendekati kusen jendela dan mengintip dari tirai yang tersibak sedikit. Seketika itu Clara membulatkan mata."Air terjun?" gumam Clara.Gumam
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status