Home / Romansa / Melahirkan Anak Presdir Posesif / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Melahirkan Anak Presdir Posesif: Chapter 31 - Chapter 40

113 Chapters

Bab 31.

2 jam yang lalu.Ketika Clara meminta izin untuk keluar. Sebastian merasa khawatir. Jam kerja telah usai. Tidak ada lagi alasan bagi Sebastian untuk tetap berada di sini.Ramon telah menjalankan tugas lain. Itu sebabnya dia menjalankan mobilnya seorang diri. Sebastian bukannya tidak memiliki sopir, namun Sebastian ingin lebih bebas melakukan apa yang dia inginkan.Sebastian mengikuti Clara secara diam-diam. Sebastian menjalankan mobilnya sedikit menjauh dari taksi yang dikendarai Clara. Rasa khawatir berlebihan ini muncul semenjak kedatangan Gerald ke kantornya.Sebastian tidak habis pikir mengapa Clara menerima pertemuan dengan pria itu. Seingat Sebastian wanita itu tidak pernah meminta izin untuk mengatur jadwal dengan Global Group.Tiba di tempat tujuan, rupanya Clara menuju ke sebuah mall ternama.Sebastian membelokkan mobilnya. Tak lupa dia mengenakan kacamata hitam untuk menyamarkan wajahnya yang memang cukup dikenal khalayak ramai. Turun dari mobil, Sebastian segera melangkah m
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 32.

Ketidakhadiran Sebastianya nyatanyaa tidak hanya membuat Clara merasa kesepian, melainkan juga membuat selera makan Clara menghilang. Padahal hidangan yang disediakan oleh para pelayan sangat lezat.Clara tidak perlu datang ke restoran mewah untuk menikmati makanan seenak ini karena semua sudah tersedia di sini. Selain itu Andrew juga menyediakan makanan penutup, kali ini Clara meminta izin untuk membawanya ke kamar.Ada beberapa pekerjaan yang harus dirinya selesaikan. Esok memang akhir pekan, namun kalau Clara menunda mengerjakannya, bisa jadi hari selanjutnya akan terlupakan.Persis seperti yang ada di pikirannya, Clara tidak bisa tidur. Di kamar yang besar dan luas ini, dia merasa sendirian. Clara memang sudah menikah, namun dia merasa masih sendiri. Ini karena kondisi suaminya yang tidak memungkinkan.Meski posisi William telah digantikan dengan Sebastian, tetap saja Clara merasa kesepian lantaran hubungannya dengan Sebastian hanya sebatas pasangan kontrak.Clara mengelus perutny
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 33.

Entah mengapa Sebastian merasa tidak gentar sedikit pun kala mendengar ancaman sang Kakek. Seperti yang dikatakan ibunya. Sebastian akan baik-baik saja meski tanpa posisi sebagai pewaris.Nyatanya pundi-pundi rupiah yang dia kumpulkan sudah cukup untuk menghidupi dirinya. Sejumlah rumah dan Villa dia miliki atas nama pribadi. Selain itu, aset dan saham atas nama Sebastian sudah tertanam di beberapa perusahaan rekan bisnisnya.Dan kalau pun Sebastian menikah nanti, dia tidak perlu khawatir kekurangan uang. Akan tetapi, Sebastian tidak akan tinggal diam andai posisi itu jatuh kepada Dareen.Ada banyak orang yang menggantungkan kehidupannya pada Abraham Group, apa jadinya jika Perusahaan di pimpin oleh orang yang hanya pandai berfoya-foya dan gemar bermain wanita seperti Dareen?“Dengar ‘kan Dareen, Kakek memberimu kesempatan untuk naik posisi. Sebaiknya kamu segera perkenalkan pacarmu pada kami,” ucap Lucia kepada puteranya.Hal itu justru terdengar seperti lelucon bagi Sebastian. Dia m
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 34.

Lagi-lagi Clara mendapat kejutan. Kemarin setelan formal yang sangat disukainya. Sekarang adalah makanan kesukaannya. Siapa yang melakukan semua ini?“Apa ini dari Tuan Bastian?” Clara bertanya-tanya dalam hati. Sedetik kemudian, dia malah menggeleng. Tidak mungkin Sebastian melakukan ini. Apa arti dirinya bagi pria itu. Hanya sebuah mesin pencetak anak. Jadi mana mungkin Sebastian repot-repot melakukan ini.Clara meraih satu buah cokelat dengan bentuk hati itu kemudian membuka bungkus berwarna emas itu barulah memasukkan ke dalam mulutnya. Ini adalah cokelat terenak yang pernah Clara rasakan. Sebelumnya dia hanya memakan cokelat yang ada di minimarket, William juga pernah membelikan cokelat, namun tidak seenak ini.Biasanya Clara akan memakan cokelat ketika suasana hatinya sedang buruk. Namun, pagi ini dia sedang senang. Tidak ada alasan bagi Clara untuk uring-uringan. Terlalu fokus dengan cokelat membuat Clara lupa kalau dirinya harus mandi dan menemui Sebastian di ruang makan.Clar
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 35.

“Kenapa kamu melihatku seperti itu?”Suara Sebastian menyentakkan Clara dari lamunannya. Dia berdehem untuk menetralisir rasa gugupnya yang berlebihan kemudian menjawab.“Tidak ada, Tuan,” jawab Clara. Dia memalingkan wajahnya.Seekor kuda dibawa keluar dari kandang. Kuda hitam dengan bulu yang begitu halus dan panjang di bagian leher atas menjuntai ke bawah. Kuda tersebut berperawakan tinggi serta memiliki tampang yang sangar, terlihat sekali binatang ini dirawat dengan baik.“Namanya Jupiter.” Sebastian memperkenalkan kuda tersebut kepada Clara.“Nama yang gagah,” puji Clara.Sebastian lantas mendekati kuda kesayangannya, mengelusnya dengan lembut seolah ingin melepas rindu. Sudah lama Sebastian tidak berkuda. Itu artinya sudah lama pula dirinya tidak berjumpa dengan hewan kesayangannya.“Apa kamu baik-baik saja?” Sebastian berbicara dengan kudanya. Binatang pemakan rumput itu mengeluarkan suara lirih seolah ingin menjawab pertanyaan Sebastian. Dan itu membuat si pemilik menyungging
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 36.

Mulut Clara refleks terbuka ketika mendekar ucapan Sebastian. Clara tidak salah dengar ‘kan? “Tuan serius?” tanya Clara.“Tentu saja.” Perlahan jemari kokoh Sebastian mulai melepas kancing pakaiannya.Clara spontan memejamkan mata. Tidak ingin pandangannya ternodai oleh hal kotor. “Jangan munafik, kamu sudah pernah melihatnya dan kamu suka,” cetus Sebastian.Clara kembali membuka mata, dan melihat Sebastian sudah dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Clara seketika memutar tubuhnya 180 derajat.Terdengar suara air, sepertinya Sebastian mulai masuk ke dalam sana. Clara menekan dadanya yang sudah seperti tabuhan genderang perang. Perasaan ini sungguh tidak wajar.“Ayolah, Clara. Tidak ada siapa-siapa di sini. Hanya kita berdua,” kata Sebastian.Clara celingukan, hutan ini memang sangat sepi. Clara mengerti mengapa Sebastian menyuruh para pengawal untuk pergi. Rupanya ini tujuannya.“Come on, Clara. Kamu tahu ‘kan konsekuesinya jika kamu menolak perintahku?”Clara terpejam. Di
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 37.

Sebastian tidak ingin lagi menunda untuk mendapatkan momongan. Sejak acara perjamuan yang diadakan di rumah tua, Sebastian berpikir keras. Dia tahu Maxime Abraham, ucapannya hanyalah sebuah gertakan semata. Namun, dia tidak bisa menganggap remeh kakek tua itu.Kemudian paman dan bibinya, Sebastian harus tetap waspada terhadap mereka. Berbeda dengan Lucia yang terang-terangan menginginkan posisinya diberikan kepada Dareen, Louis memang terlihat lebih tenang. Meski begitu, Sebastian sangat yakin jika Louis juga menginginkan posisi presdir diduduki oleh Dareen, putera semata wayangnya.Sementara Dareen sendiri terlihat tidak peduli. Persis seperti dugaannya selama ini. Dareen tidak peduli dengan perusahaan. Yang dia pedulikan hanyalah kesenangan semata. Berfoya-foya dan bermain wanita. Itu sebabnya Sebastian tidak bisa menyerahkan posisi pemimpin utama kepada pria semacam itu.Sore itu, setelah kembali dari hutan. Sebastian dan Clara melanjutkan permainan panas mereka di dalam kamar.Kal
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 38.

“Kamu harus makan supaya gizimu terpenuhi,” ucap Sebastian.Clara setuju dengan hal itu. Akan tetapi dia malah curiga, seperti yang sudah-sudah, Sebastian memberinya makan hanya untuk digempur habis-habisan.“Kenapa diam? Dagingnya tidak enak?”Suara Sebastian menyentakkan Clara dari lamunannya. Ditatapnya wajah pria yang duduk di dekatnya itu, dan segera menjawab. “Ini enak.”Clara kembali memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.Sebastian menahan senyum kemudian menggeleng. Ada-ada saja tingkah wanita ini yang membuat Sebastian tertawa sendiri. Sebastian memandang Clara, matanya menangkap sesuatu.Clara memundurkan wajahnya ketika tangan Sebastian terulur ke arahnya. Jemari itu lantas mengarah pada bibirnya. Menyapu lembut area mulutnya. Clara tidak sadar kalau bibirnya belepotan.“Pelan-pelan saja makannya. Tidak akan ada yang meminta makananmu,” goda Sebastian.“Ini terlalu enak,” ucap Clara jujur. Terakhir kali Clara memakan steak adalah satu tahun lalu. Saat itu William mel
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 39.

Kesedihan di wajah Clara nyatanya terlihat oleh para pelayan."Kenapa Nona sedih? Nona sudah cantik. Sebaiknya Nona menyusul Tuan sekarang."Clara segera memperbaiki ekspresi wajahnya."Memangnya di mana Tuan sekarang?" tanya Clara."Di taman belakang."Selesai melakukan perawatan, Clara segera menyusul Sebastian. Seperti yang dikatakan para pelayan, Clara segera menuju ke taman belakang. Dia sedang melihat Andrew tengah mengawasi beberapa pelayan membersihkan area taman.Clara segera menghampiri pria itu lalu bertanya, "Di mana Tuan?"Andrew menoleh kemudian menjawab, "Beliau di sana."Clara mengikuti arah telunjuk Andrew dan melihat Sebastian berkutat dengan beberapa tumbuhan. Kening Clara berkerut. Lantas dia menghampiri Sebastian."Tuan sedang apa?" tanya Clara basa-basi.Sebastian sedang menanam bunga, saat tiba-tiba kedatangan Clara mengalihkan atensinya. Sebastian menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian menatap Clara. Seketika itu dia terpaku."Wanita ini, dia memang sangat
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 40.

Andai bisa memutar kembali waktu, Clara lebih memilih untuk tidak menerima perjanjian kontrak ini. Dari pada Clara harus hidup di balik-balik rasa bersalah dan dosa besar akibat pengkhianatan yang dia lakukan.Akan tetapi, apa mungkin dirinya sanggup melihat William tidak selamat?Clara menggeleng, ini sudah keputusan yang tepat. Kalau kembali diingat, begitu sulit usaha Clara mencari pinjaman uang sebesar 5 milar. Saat itu Clara sudah berusaha mencari pinjaman di tempat lain. Namun gagal. Clara juga sempat mendatangi keluarga dari pihak ayahnya, namun yang dia dapatkan hanya hinaan.Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menemui Sebastian. Bagai oase di tengah gurun pasir, Sebastian memberi secercah harapan bagi Clara. Namun, untuk menembus cahaya itu, Clara harus mengorbankan mahkotanya yang berharga.Clara merasa ujung matanya memanas. Ingatan itu hanya akan membuat Clara semakin terluka.Clara tidak sanggup melanjutkan pembicaraan ini karena hanya akan membuat Clara merasa bersalah
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status