Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 91 - Chapter 100

342 Chapters

Bab 091

"Hah, ternyata begitu!" Kameswara melongo sambil garuk-garuk kepala. "Dari mana asalmu?""Aku hidup di jaman Tarumanagara!" jawab si pemuda berpayung yang wajahnya tampak cerah bagaikan bercahaya."Berarti kau sudah di alam lain?""Benar!""Oh, ya, tadi si suara tanpa wujud bilang kau mau bertemu denganku, ada apa?""Setiap yang berjodoh dengan kitab Jaya Buana, akan aku wariskan tiga ilmu!"jawab pemuda berpayung terbang."Tiga ilmu?""Ya, tiga ilmu ini tidak ada kaitannya dengan kitab Jaya Buana. Karena aku menciptakannya sebelum berjodoh dengan kitab itu!""Apakah masih ada hubungannya dengan Gelang Kamulyan?" tanya Kameswara yang terpikirkan ketika mengingat dirinya berada di alam Gelang Kamulyan. Alam lain."Tidak juga, hanya kebetulan saja kita bertemu di alam ini. Sebenarnya aku akan menemuimu di dalam mimpi!""Aku sudah lama menguasai kitab Jaya Buana, kenapa kau baru datang sekarang?"
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 092

Melihat perubahan air muka Amuk Marugul yang tidak lagi garang, Kameswara kecilkan auranya perlahan. Ada rasa menyesal kenapa dia tunjukkan kekuatannya kepada dua orang itu."Seharusnya aku pura-pura lemah!" batin Kameswara, tapi sudah terlanjur. Lagipula tidak masalah juga agar raja arogan itu tidak menindasnya."Sudah, tak perlu lagi berbuat yang sia-sia!" Suara Amuk Marugul terdengar seperti orang bijak.Kameswara sendiri sampai heran melihat perubahan ini. Apa karena raja itu takut setelah melihat kekuatannya?Kameswara sudah menutup kembali kekuatannya dari mata sakti orang lain. Dia tak ubahnya seorang pemuda biasa yang tidak memiliki kesaktian apapun. Kameswara tak bisa bicara lagi melihat perubahan sikap Amuk Marugul."Aku harap kekuatan yang kau miliki digunakan di jalan yang benar, anggap saja hari ini kita tidak pernah bertemu!" Setelah berkata begitu Amuk Marugul berbalik dan meninggalkan Kameswara. Si pengawal langsung mengik
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 093

"Kalau tidak membahayakan, biarkan saja. Kita jangan sampai memulai duluan!" balas Prabu Amuk Marugul juga berbisik.Raja dan pengawalnya ini tidak mempedulikan Kameswara lagi. Begitu juga para pengunjung lain yang sempat terdiam karena melihat penampilan Kameswara. Mereka kembali menikmati hidangan masing-masing.Di saat Kameswara mulai menyantap hidangannya, tiba-tiba di luar kedai, tepatnya di jalan terlihat satu pemandangan yang membuat emosi teraduk-aduk.Ada belasan gadis yang berjalan dengan kaki dan tangan terikat satu sama lain. Tak ubahnya seperti para tawanan yang sedang digiring ke tempat hukuman.Di depan dijaga oleh dua lelaki kekar tinggi besar berwajah garang. Begitu juga di belakang para gadis ini.Masing-masing membawa cambuk terbuat dari tambang dadung. Dan yang paling belakang seorang wanita tua berwajah seram berjalan angkuh sambil mengangkat wajah ke atas.Tidak ada yang berani bersuara ketika rombongan ini
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 094

"Ada apa?" tanya Nini Rongkot dengan tatapan tajam bagai hendak menguliti orang yang datang mengganggu ritualnya."Ada tamu yang hendak bertemu Guru!" jawab orang itu sambil terengah-engah mengatur napasnya.Dia tidak menenangkan diri dulu sejenak karena takut didamprat gurunya yang selalu ingin cepat dijawab bila bertanya."Tamu siapa, apa dia orang penting, hah!""Benar, Guru. Dia Prabu Amuk Marugul dari kerajaan Japura!"Nini Rongkot terkejut. Bagaimana raja Japura itu bisa tahu markasnya? Untuk apa dia tiba-tiba berkunjung ke perguruan ini?Informasi dari Laskar Siluman Merah, bahwa Ki Rembong bersekongkol dengan Amuk Marugul untuk menggulingkan kekuasaan."Kalian tunggu saja dulu, aku akan menemui tamu!" suruh Nini Rongkot kepada murid-murid yang sedang ritual hendak mengambil darah para gadis."Bawa ke balai pertemuan, aku tunggu di sana!" perintah si nenek kepada orang tadi yang langsung segera dilakukan.
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 095

Gunung Angsana. Menjelang tengah hari, matahari bersinar terik menyelimuti jagat. Namun, suasana di lereng atas tetap terasa sejuk. Sehingga bila ingin keluar keringat maka harus bergerak keras dan banyak.Seperti yang terlihat di sana saat ini.Seorang gadis cantik berumur sembilan belas tahun tampak bergerak lincah memainkan jurus-jurus khas pendekar wanita. Dia belum lama berguru di sana. Baru beberapa bulan saja.Usut punya usut ternyata gadis ini memiliki keistimewaan yang sangat jarang ditemukan pada orang lain yang seusianya. Yang pertama dia memiliki jenis tulang emas sejak dari lahir.Nyai Pancaksuji, sang guru, yang pertama kali mengetahui jenis tulang si gadis ketika pertama kali menginjakkan kaki di lereng gunung Angsana. Ini berarti orang tuanya pun tidak mengerti tentang jenis tulang.Seandainya si gadis yang tidak lain adalah keponakan Sriwuni yang bernama Kirana ini digembleng sejak kecil, mungkin sekarang sudah menjadi pe
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 096

Di tengah malam yang kelam. Di sebuah gubuk kecil yang terdapat di sebuah kebun. Kameswara terbangun karena sebuah mimpi. Mimpi apa dia?Dalam mimpinya Kameswara berada di sebuah taman bunga yang indah. Beraneka macam bunga tumbuh dengan subur. Dari mulai yang masih tangkai sampai yang sudah mekar.Wangi aneka bunga tercium semerbak seolah menjadi udara utama di taman indah itu. Di atas tampak terang putih, langit bersih tiada awan yang menggelayut di bawahnya.Angin sepoi-sepoi menyibak rambut gondrong Kameswara melalui tengkuknya. Namun, sejauh mata memandang dan di sekelilingnya tidak menemukan manusia lain kecuali dirinya."Tempat apa ini, begitu indah, tenang damai dan sejuk!"Kameswara melangkahkan kakinya di antara parit-parit yang menjadi pembatas tanaman bunga dalam satu petak dengan petak lainnya."Kameswara, kemarilah!"Satu suara lembut mengejutkannya. Pemuda ini celingak-celinguk mencari sumber suara.
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 097

Kameswara tidak menyembunyikan kekuatannya. Membiarkan si nenek membaca auranya. Beruntung dia masih memakai topengnya.Selain itu dia juga sudah waspada, Nini Rongkot mengeluarkan energi besar untuk menekan gerakannya."Seumur-umur baru kali ini menjumpai 'budak satepak' yang begitu sombong!" ujar Nini Rongkot yang sebenarnya sedang mengamati Kameswara. Nyatanya baru sekarang dia bertemu anak ini."Setidaknya agar mahluk angkuh seperti dirimu tidak berani menekanku!" balas Kameswara."Jual lagak! Apa kau pikir aku jadi takut dengan kesombonganku!" bentak si nenek, dia menarik senjata dari balik pinggang belakangnya.Sebuah tongkat pendek yang memiliki rumbai-rumbai sepanjang tongkatnya di salah satu ujungnya. Inilah senjata 'Kebut Iblis' yang selalu menemani si nenek berlaga di dunia persilatan.Kameswara tertawa lepas. "Ternyata aku memang pantas sombong di depan orang angkuh. Tokoh yang sudah ternama harus mengeluarkan senjata
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 098

Nini Rongkot tidak habis pikir dengan anak muda ini. Dari mana dia berasal? Siapa gurunya? Setelah agak lama terdesak, ternyata bisa mengubah keadaan."Benar-benar tidak bisa dianggap remeh!" gerutunya dalam hati.Kemudian nenek ini menambah tenaga dalamnya. Udara malam di sekitar tempat itu berubah terasa panas. Senjata Kebut Iblis tampak memancarkan cahaya kehijauan."Kebut Bulu Merak Iblis!" gumam Nini Rongkot merapalkan nama ajian yang dilepaskan.Ajaib, dari putaran senjata Kebut Iblis melesat ratusan buku merak berwarna hitam yang ujung tangkainya sangat tajam.Kameswara jelas terkejut, selain hawa sakti yang menekan lebih kuat lagi, ditambah serangan bulu merak yang pastinya sangat berbahaya.Kameswara perbanyak aliran tenaga dalam ke Kujang Bayangan, sehingga energi pelindung bertambah luas dan mampu menghempas ratusan bulu merak yang seolah tidak ada habisnya.Pertarungan keduanya tampak melebar jaraknya. Si nen
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 099

Kameswara mendapatkan keterangan bahwa Prabu Jayadewata, salah satu nama gelar Raden Pamanah Rasa, sedang menuju istana Kawali.Seperti yang diketahui sebelumnya, setelah Raden Pamanah Rasa dinobatkan menjadi Maharaja Sunda-Galuh. Ibukota atau pusat pemerintahan dipindahkan ke Pakuan (Bogor).Sehingga Kameswara harus jauh-jauh ke Pakuan untuk mengantarkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu.Lalu ada informasi bahwa sang Maharaja akan berada di Kawali dalam waktu yang cukup lama, maka Kameswara memutuskan untuk pergi ke Kawali saja yang jaraknya lebih dekat.Sekarang Kameswara sudah meninggalkan kedai tadi. Sudah melanjutkan perjalanannya. Akhirnya tujuannya sama lagi dengan Prabu Amuk Marugul yang sekarang entah sudah berada sampai mana."Aku akan membongkar rencana mereka di hadapan Gusti Maharaja!" gumam Kameswara. "Tapi sebelum sampai ke sana, Amuk Marugul pasti akan menemui para sekutunya terlebih dahulu!"Kameswara tidak peduli be
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 100

Balai desa Sukamanah letaknya berada di tengah-tengah wilayah desa itu sendiri. Sehingga memudahkan akses warga dari segala arah.Namun, balai desa kini dikuasai Raksana dan anaknya yang bernama Gumara. Keinginan untuk berkuasa di desa Sukamanah sudah lama diimpikan oleh Raksana.Hanya waktu dulu dia masih kalah ilmunya oleh Ki Kuwu yang menjabat. Lalu dia menempa diri sampai akhirnya bisa melampaui Ki Kuwu.Semenjak dia membunuh Ki Kuwu beserta istrinya yang tidak lain orang tua Kinasih, Raksana mengumumkan bahwa dialah yang menjadi Kuwu.Istrinya Raksana sudah lama meninggal, maka dia memilih beberapa wanita di desa itu untuk menjadi selirnya. Dia tidak ingin mengangkat seorang istri lagi.Anehnya walaupun diantara wanita-wanita itu ada yang bersuami, maka direbut paksa dari suaminya untuk dijadikan selir.Tingkah ayah dan anak ini seolah-olah sudah menjadi raja saja. Mereka memiliki banyak anak buah yang membantu kesewenang-we
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
1
...
89101112
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status