Share

Bab 092

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 08:03:14

Melihat perubahan air muka Amuk Marugul yang tidak lagi garang, Kameswara kecilkan auranya perlahan. Ada rasa menyesal kenapa dia tunjukkan kekuatannya kepada dua orang itu.

"Seharusnya aku pura-pura lemah!" batin Kameswara, tapi sudah terlanjur. Lagipula tidak masalah juga agar raja arogan itu tidak menindasnya.

"Sudah, tak perlu lagi berbuat yang sia-sia!" Suara Amuk Marugul terdengar seperti orang bijak.

Kameswara sendiri sampai heran melihat perubahan ini. Apa karena raja itu takut setelah melihat kekuatannya?

Kameswara sudah menutup kembali kekuatannya dari mata sakti orang lain. Dia tak ubahnya seorang pemuda biasa yang tidak memiliki kesaktian apapun. Kameswara tak bisa bicara lagi melihat perubahan sikap Amuk Marugul.

"Aku harap kekuatan yang kau miliki digunakan di jalan yang benar, anggap saja hari ini kita tidak pernah bertemu!" Setelah berkata begitu Amuk Marugul berbalik dan meninggalkan Kameswara. Si pengawal langsung mengik
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 093

    "Kalau tidak membahayakan, biarkan saja. Kita jangan sampai memulai duluan!" balas Prabu Amuk Marugul juga berbisik.Raja dan pengawalnya ini tidak mempedulikan Kameswara lagi. Begitu juga para pengunjung lain yang sempat terdiam karena melihat penampilan Kameswara. Mereka kembali menikmati hidangan masing-masing.Di saat Kameswara mulai menyantap hidangannya, tiba-tiba di luar kedai, tepatnya di jalan terlihat satu pemandangan yang membuat emosi teraduk-aduk.Ada belasan gadis yang berjalan dengan kaki dan tangan terikat satu sama lain. Tak ubahnya seperti para tawanan yang sedang digiring ke tempat hukuman.Di depan dijaga oleh dua lelaki kekar tinggi besar berwajah garang. Begitu juga di belakang para gadis ini.Masing-masing membawa cambuk terbuat dari tambang dadung. Dan yang paling belakang seorang wanita tua berwajah seram berjalan angkuh sambil mengangkat wajah ke atas.Tidak ada yang berani bersuara ketika rombongan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 094

    "Ada apa?" tanya Nini Rongkot dengan tatapan tajam bagai hendak menguliti orang yang datang mengganggu ritualnya."Ada tamu yang hendak bertemu Guru!" jawab orang itu sambil terengah-engah mengatur napasnya.Dia tidak menenangkan diri dulu sejenak karena takut didamprat gurunya yang selalu ingin cepat dijawab bila bertanya."Tamu siapa, apa dia orang penting, hah!""Benar, Guru. Dia Prabu Amuk Marugul dari kerajaan Japura!"Nini Rongkot terkejut. Bagaimana raja Japura itu bisa tahu markasnya? Untuk apa dia tiba-tiba berkunjung ke perguruan ini?Informasi dari Laskar Siluman Merah, bahwa Ki Rembong bersekongkol dengan Amuk Marugul untuk menggulingkan kekuasaan."Kalian tunggu saja dulu, aku akan menemui tamu!" suruh Nini Rongkot kepada murid-murid yang sedang ritual hendak mengambil darah para gadis."Bawa ke balai pertemuan, aku tunggu di sana!" perintah si nenek kepada orang tadi yang langsung segera dilakukan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 095

    Gunung Angsana. Menjelang tengah hari, matahari bersinar terik menyelimuti jagat. Namun, suasana di lereng atas tetap terasa sejuk. Sehingga bila ingin keluar keringat maka harus bergerak keras dan banyak.Seperti yang terlihat di sana saat ini.Seorang gadis cantik berumur sembilan belas tahun tampak bergerak lincah memainkan jurus-jurus khas pendekar wanita. Dia belum lama berguru di sana. Baru beberapa bulan saja.Usut punya usut ternyata gadis ini memiliki keistimewaan yang sangat jarang ditemukan pada orang lain yang seusianya. Yang pertama dia memiliki jenis tulang emas sejak dari lahir.Nyai Pancaksuji, sang guru, yang pertama kali mengetahui jenis tulang si gadis ketika pertama kali menginjakkan kaki di lereng gunung Angsana. Ini berarti orang tuanya pun tidak mengerti tentang jenis tulang.Seandainya si gadis yang tidak lain adalah keponakan Sriwuni yang bernama Kirana ini digembleng sejak kecil, mungkin sekarang sudah menjadi pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 096

    Di tengah malam yang kelam. Di sebuah gubuk kecil yang terdapat di sebuah kebun. Kameswara terbangun karena sebuah mimpi. Mimpi apa dia?Dalam mimpinya Kameswara berada di sebuah taman bunga yang indah. Beraneka macam bunga tumbuh dengan subur. Dari mulai yang masih tangkai sampai yang sudah mekar.Wangi aneka bunga tercium semerbak seolah menjadi udara utama di taman indah itu. Di atas tampak terang putih, langit bersih tiada awan yang menggelayut di bawahnya.Angin sepoi-sepoi menyibak rambut gondrong Kameswara melalui tengkuknya. Namun, sejauh mata memandang dan di sekelilingnya tidak menemukan manusia lain kecuali dirinya."Tempat apa ini, begitu indah, tenang damai dan sejuk!"Kameswara melangkahkan kakinya di antara parit-parit yang menjadi pembatas tanaman bunga dalam satu petak dengan petak lainnya."Kameswara, kemarilah!"Satu suara lembut mengejutkannya. Pemuda ini celingak-celinguk mencari sumber suara.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 097

    Kameswara tidak menyembunyikan kekuatannya. Membiarkan si nenek membaca auranya. Beruntung dia masih memakai topengnya.Selain itu dia juga sudah waspada, Nini Rongkot mengeluarkan energi besar untuk menekan gerakannya."Seumur-umur baru kali ini menjumpai 'budak satepak' yang begitu sombong!" ujar Nini Rongkot yang sebenarnya sedang mengamati Kameswara. Nyatanya baru sekarang dia bertemu anak ini."Setidaknya agar mahluk angkuh seperti dirimu tidak berani menekanku!" balas Kameswara."Jual lagak! Apa kau pikir aku jadi takut dengan kesombonganku!" bentak si nenek, dia menarik senjata dari balik pinggang belakangnya.Sebuah tongkat pendek yang memiliki rumbai-rumbai sepanjang tongkatnya di salah satu ujungnya. Inilah senjata 'Kebut Iblis' yang selalu menemani si nenek berlaga di dunia persilatan.Kameswara tertawa lepas. "Ternyata aku memang pantas sombong di depan orang angkuh. Tokoh yang sudah ternama harus mengeluarkan senjata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 098

    Nini Rongkot tidak habis pikir dengan anak muda ini. Dari mana dia berasal? Siapa gurunya? Setelah agak lama terdesak, ternyata bisa mengubah keadaan."Benar-benar tidak bisa dianggap remeh!" gerutunya dalam hati.Kemudian nenek ini menambah tenaga dalamnya. Udara malam di sekitar tempat itu berubah terasa panas. Senjata Kebut Iblis tampak memancarkan cahaya kehijauan."Kebut Bulu Merak Iblis!" gumam Nini Rongkot merapalkan nama ajian yang dilepaskan.Ajaib, dari putaran senjata Kebut Iblis melesat ratusan buku merak berwarna hitam yang ujung tangkainya sangat tajam.Kameswara jelas terkejut, selain hawa sakti yang menekan lebih kuat lagi, ditambah serangan bulu merak yang pastinya sangat berbahaya.Kameswara perbanyak aliran tenaga dalam ke Kujang Bayangan, sehingga energi pelindung bertambah luas dan mampu menghempas ratusan bulu merak yang seolah tidak ada habisnya.Pertarungan keduanya tampak melebar jaraknya. Si nen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 099

    Kameswara mendapatkan keterangan bahwa Prabu Jayadewata, salah satu nama gelar Raden Pamanah Rasa, sedang menuju istana Kawali.Seperti yang diketahui sebelumnya, setelah Raden Pamanah Rasa dinobatkan menjadi Maharaja Sunda-Galuh. Ibukota atau pusat pemerintahan dipindahkan ke Pakuan (Bogor).Sehingga Kameswara harus jauh-jauh ke Pakuan untuk mengantarkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu.Lalu ada informasi bahwa sang Maharaja akan berada di Kawali dalam waktu yang cukup lama, maka Kameswara memutuskan untuk pergi ke Kawali saja yang jaraknya lebih dekat.Sekarang Kameswara sudah meninggalkan kedai tadi. Sudah melanjutkan perjalanannya. Akhirnya tujuannya sama lagi dengan Prabu Amuk Marugul yang sekarang entah sudah berada sampai mana."Aku akan membongkar rencana mereka di hadapan Gusti Maharaja!" gumam Kameswara. "Tapi sebelum sampai ke sana, Amuk Marugul pasti akan menemui para sekutunya terlebih dahulu!"Kameswara tidak peduli be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 100

    Balai desa Sukamanah letaknya berada di tengah-tengah wilayah desa itu sendiri. Sehingga memudahkan akses warga dari segala arah.Namun, balai desa kini dikuasai Raksana dan anaknya yang bernama Gumara. Keinginan untuk berkuasa di desa Sukamanah sudah lama diimpikan oleh Raksana.Hanya waktu dulu dia masih kalah ilmunya oleh Ki Kuwu yang menjabat. Lalu dia menempa diri sampai akhirnya bisa melampaui Ki Kuwu.Semenjak dia membunuh Ki Kuwu beserta istrinya yang tidak lain orang tua Kinasih, Raksana mengumumkan bahwa dialah yang menjadi Kuwu.Istrinya Raksana sudah lama meninggal, maka dia memilih beberapa wanita di desa itu untuk menjadi selirnya. Dia tidak ingin mengangkat seorang istri lagi.Anehnya walaupun diantara wanita-wanita itu ada yang bersuami, maka direbut paksa dari suaminya untuk dijadikan selir.Tingkah ayah dan anak ini seolah-olah sudah menjadi raja saja. Mereka memiliki banyak anak buah yang membantu kesewenang-we

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status