Share

Bab 100

last update Last Updated: 2024-12-16 08:09:54

Balai desa Sukamanah letaknya berada di tengah-tengah wilayah desa itu sendiri. Sehingga memudahkan akses warga dari segala arah.

Namun, balai desa kini dikuasai Raksana dan anaknya yang bernama Gumara. Keinginan untuk berkuasa di desa Sukamanah sudah lama diimpikan oleh Raksana.

Hanya waktu dulu dia masih kalah ilmunya oleh Ki Kuwu yang menjabat. Lalu dia menempa diri sampai akhirnya bisa melampaui Ki Kuwu.

Semenjak dia membunuh Ki Kuwu beserta istrinya yang tidak lain orang tua Kinasih, Raksana mengumumkan bahwa dialah yang menjadi Kuwu.

Istrinya Raksana sudah lama meninggal, maka dia memilih beberapa wanita di desa itu untuk menjadi selirnya. Dia tidak ingin mengangkat seorang istri lagi.

Anehnya walaupun diantara wanita-wanita itu ada yang bersuami, maka direbut paksa dari suaminya untuk dijadikan selir.

Tingkah ayah dan anak ini seolah-olah sudah menjadi raja saja. Mereka memiliki banyak anak buah yang membantu kesewenang-we
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 101

    Kini lingkaran pelapis sudah berkurang lima orang. Sementara Gumara dan Raksana kesana kemari mencari siapa yang memanah.Kameswara senyum-senyum saja, walau tak melihat karena sibuk bertarung tapi dia tahu mereka kebingungan.Kemudian pemuda bertopeng alias Kameswara memberi isyarat kepada Kinasih.Kejap berikutnya dua orang muda ini tiba-tiba meloncat tinggi melewati lingkaran pertama walaupun saat mendarat masih berada dalam kepungan. Mereka segera membabatkan senjata masih-masing.Sabetan pedang Kinasih berhasil membunuh lawan-lawannya, ada yang tersabet lehernya, ada yang tertusuk dadanya hingga menembus jantung dan ada yang terbelah kepalanya. Juga dengan Kameswara yang begitu mudah mengayunkan kujangnya.Akhirnya bentuk penyerangan ini kacau tak karuan. Jumlah anak buah Raksana semakin berkurang. Ada yang dibantai Kinasih dan Kameswara, serta dipanah orang yang masih bersembunyi di tempatnya.Sungguh tak disangka tak didug

    Last Updated : 2024-12-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 102

    "Setiap lelaki akan berkata seperti itu kepada setiap perempuan yang dijumpai. Padahal di tempat lain sudah ada banyak wanita yang sudah disinggahinya," ujar Kinasih.Kameswara tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena memang dia merasa seperti itu, tapi dia tidak menampakkan ekspresi apapun di depan Kinasih. Dia hanya terus memandangi wajah gadis itu."Kenapa kau tidak menggantikan ayahmu?" tanya Kameswara berganti topik."Aku perempuan, tidak bisa atau bahkan tidak boleh jadi pemimpin,""Ratu Shima bisa!"Ratu Shima adalah penguasa kerajaan Kalingga atau Keling ratusan tahun yang lalu."Dia hanya menggantikan suaminya sementara sampai anak-anaknya mampu memimpin. Kerajaan dibagi dua untuk kedua anaknya menjadi Bhumi Sambhara dan Bhumi Mataram. Salah satu anaknya adalah perempuan bernama Dewi Parwati, tapi tetap yang menjadi raja adalah suaminya, Rahyang Mandiminyak!""Wah, ternyata pengetahuanmu luas juga!" puji Kameswar

    Last Updated : 2024-12-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 103

    Kinasih ternyata lebih 'gila' daripada Sriwuni atau Citrawati. Dalam semalam sampai tiga kali mengarungi lautan asmara yang penuh madu. Meski menikmati, tapi tetap saja dalam benaknya Kameswara merasa resah.Kameswara jadi berat meninggalkan gadis itu. Sempat terpikirkan dia ingin membawa serta Kinasih dalam perjalanan, tapi gadis itu masih dibutuhkan warga desa. Dan juga apakah tidak merepotkan nantinya.Dia belum siap untuk hal itu. Entah sampai kapan tugasnya akan selesai. Setelah mengantarkan kitab taktik perang, dia harus melindungi Kirana. Belum lagi, bila ada tugas susulan dari kakek Ranu Baya.Dan tugas yang paling utama adalah, menumpas Laskar Siluman Merah."Karena tugasku yang berat, aku terpaksa tidak bisa membawamu ikut serta!" kata Kameswara di pagi hari ketika hendak melanjutkan perjalanan."Jangan pikirkan apapun tentang aku," ujar Kinasih sambil menggenggam kedua tangan si pemuda. Sikapnya seolah-olah Kameswara sudah jadi

    Last Updated : 2024-12-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 104

    Pada saat hendak bersemedi, tak sengaja tangannya mengusap bahu kanan. Sehingga sosoknya terlihat kembali, tapi Kameswara tidak menyadarinya.Tiba-tiba dari atas pohon diatas kepala Kameswara menjuntai seekor ular berwarna hitam dengan totol-totol berwarna emas.Ular yang sangat besar,sebesar paha orang dewasa, membuka mulutnya siap mematuk Kameswara yang sedang bersemedi.Kameswara sempat terbelalak melihat ular itu yang hendak mematuk dirinya. Dia yang mengira dirinya masih tidak terlihat membiarkan saja. Dia lanjut konsentrasi bersemedi. Tapi...Cepp!Si ular mematuk, taringnya yang berbentuk bengkok seperti belati menghunjam bahu kanan. Kameswara sangat terkejut dan mengira ular itu bisa melihat dirinya yang tak kasat mata bagi mahluk lain."Loh, kenapa... akh!"Rasa perih teramat sangat dirasakan Kameswara, akan tetapi saat bisa ular hitam bertotol emas memasuki tubuhnya.Terasa hawa panas menjalar ke selur

    Last Updated : 2024-12-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 105

    Kira-kira seribu tahun yang lalu. Ketika kerajaan besar Tarumanagara masih berdiri dan mengalami masa kejayaan. Terdapatlah seorang tokoh yang sangat ahli dalam racun.Namanya Candala, selain belajar racun dari gurunya dia juga berhasil menemukan jenis racun dari hewan maupun tumbuhan yang langka atau belum di kenal manusia lain.Dia juga bisa menciptakan atau meramu racun baru. Dari yang biasa saja sampai yang paling ganas. Juga bisa membuat berbagai macam penawar racun.Setiap orang yang kena racun datang padanya. Semuanya bisa disembuhkan kecuali yang terlambat datang sehingga terlambat pula untuk diobati.Karena sangat hebat dalam ilmu racun ini, Candala dijuluki Dewa Racun. Orangnya berwatak baik. Suka menolong tanpa pamrih. Siapapun ditolongnya. Orang biasa, pendekar dari golongan putih dan juga hitam.Oleh karena itu Candala tidak mempunyai musuh. Dia juga sedikit mempunyai kepandaian silat, hanya untuk berjaga-jaga.Namun

    Last Updated : 2024-12-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 106

    "Benar!" jawab suara tanpa wujud."Terus bagaimana dengan si Hanggara, bagaimana kau bisa tahu bahwa apa yang menimpamu adalah ulah dia?" Suara Kameswara menyiratkan kebencian kepada manusia culas itu."Itulah yang aku tunggu-tunggu. Aku ingin para pendekar turun tangan menyelidiki hutan racun, termasuk dia salah satunya!"Namun, menurut cerita Candala tidak ada seorangpun yang berani menginjak ke hutan itu lagi. Terpaksa Candala mencari tahu sendiri, keluar hutan dengan cara menyamar."Aku mendengar orang-orang membicarakan hutan Racun di kedai. Terutama para pendekar berpendapat bahwa racun-racun yang ada di hutan mirip dengan racun milik Dewa Racun!"Selain itu yang sama pentingnya adalah mencari tahu tentang kabar Parwati. Dan ternyata gadis itu telah terjatuh ke pelukan Hanggara. Mereka akan melangsungkan pernikahan."Dari situlah aku mulai curiga. Maka aku melanjutkan penyelidikan. Pertama mencari tahu dari mana Ki Rampal m

    Last Updated : 2024-12-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 107

    Kota Kawali tampak ramai di pagi hari. Orang-orang lalu lalang dengan aktivitas masing-masing. Suasananya terlihat megah.Banyak bangunan besar berdiri rapi di kanan dan kiri jalan. Setelah perjalanan tiga hari dari hutan Racun Kameswara baru sampai ke kota raja kerajaan Galuh.Sebagian orang menatapnya heran karena topeng yang menempel di wajahnya. Sebagian lainnya acuh saja."Sebaiknya aku membuka topeng kalau memasuki istana!" kata batin Kameswara.Kameswara melihat kedai yang besar dan ramai. Bahkan bangunannya sampai bertingkat. Dia meraba kantong perbekalannya.Masih lumayan banyak. Lalu dia memasuki kedai itu, memilih tempat yang agak terpencil dari yang lainnya.Orang-orang semakin heran. Sudah bertopeng, memilih tempat yang menyendiri lagi. Namun, pelayan kedai tetap melayani dengan ramah.Kameswara memesan makanan secukupnya saja. Sambil menyantap hidangan, ekor mata Kameswara memperhatikan beberapa orang denga

    Last Updated : 2024-12-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 108

    Dengan canggung Kameswara melangkah masuk ke dalam kamar yang pintunya sudah terbuka itu. Pertama yang dia lihat adalah ruangan yang luas. Mungkin seluas rumah biasa, tapi ini adalah kamar pribadi.Tempat tidur dan beberapa perabotan lainnya tertata rapi. Prabu Jayadewata tampak duduk di sebuah kursi kecil si sisi ruangan sebelah dalam. Seluruh tubuhnya memancarkan aura kewibawaan.Kameswara sampai terpana melihat aura yang memancar itu. Wajahnya teduh, tapi tegas. Jiwa pemimpinnya memancar seperti auranya. Seorang raja yang diramalkan akan membawa kejayaan bagi kerajaannya.Dua tombak ke sebelah kanan sang prabu terdapat tempat tidur besar dan mewah. Di sanalah suara anak kecil berasal.Nyai Subang Larang tampak sedang bersenda gurau dengan dua anak kecil lelaki dan perempuan yang umurnya terpaut tidak jauh.Hampir lupa karena terkagum-kagum olah suasana ruangan yang mewah, Kameswara tergagap lalu langsung bersimpuh di depan sang prabu.

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 305

    Pasukan Galuh sudah siaga menunggu sekitar seratus tombak di depan gerbang masuk. Sang senapati utama langsung memimpin paling depan.Bimaraksa berniat ingin menghalau pasukan Sunda sekaligus membunuh Sanjaya. Dia tidak memikirkan lagi tentang Kameswara di belakangnya. Tekadnya sudah bulat.Ada tiga lapis yang menjaga pintu gerbang. Semuanya bersenjata lengkap. Terbagi lagi menjadi beberapa kelompok dengan keahlian senjata masing-masing.Sejak hari gelap mereka sudah siap menunggu kedatangan pasukan Sunda. Beberapa kali prajurit pengintai bolak balik menyampaikan situasi dan keadaan pasukan musuh.Beberapa lama kemudian terdengar suara gemuruh langkah tegap bagikan menggetarkan bumi. Pasukan Sunda telah tiba. Barisan paling depan dipimpin oleh Patih Anggada.Arya Soka berada di lapisan ke dua belasan tombak di belakang lapisan pertama. Rahyang Tamperan, putra Prabu Sanjaya dari Tejakancana juga ikut dalam penyerangan ini.Suasana

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 304

    Dalam sekejap tiga sosok ini sudah berpindah tempat di tiga arah mengepung Kameswara. Si wanita berada di depan langsung menyentakkan dua tangan ke depan.Wussh.Entah dari mana datangnya, tahu-tahu ribuan nyamuk terbang ke arah Kameswara. Ternyata dari dua arah lainnya juga sama, hanya nyamuknya berbeda warna."Wah, jurig nyamuk betulan!" seru Kameswara sebelum kerahkan hawa sakti pelindung. Kemudian dua tangan bergerak seperti melambai.Wussh!Segelombang angin menghempas ribuan nyamuk tiga warna itu. Hitam, kuning dan merah. Akan tetapi jumlah hewan menyedot darah ini malah bertambah. Dari belakang mereka muncul lagi ribuan.Kameswara tertutup oleh gulungan nyamuk yang jumlahnya ribuan itu. Pemuda ini tingkatkan hawa sakti pelindung, malah menggunakannya seperti ketika melawan resi Wanayasa.Ribuan nyamuk itu tidak bisa menyentuh tubuh Kameswara, tapi Tiga Jurig Penghisap Darah juga tidak kelihatan. Tahu-tahu dari bel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 303

    Kerajaan Galuh.Purbasora bukan tanpa persiapan guna membendung pasukan Sunda. Meski pendekar suruhannya gagal mendapatkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu, tapi dia masih mempunyai andalan lain yaitu prajurit Indraprahasta.Seperti perjanjiannya dengan Wiratara, kalau Purbasora berhasil berkuasa di Galuh maka tahta Indraprahasta akan diserahkan kepada Wiratara.Kedudukan Indraprahasta juga diistimewakan walaupun statusnya masih bawahan Galuh.Namun, beberapa senapati dan hulu jurit dipanggil ke Galuh untuk melatih pasukan Galuh yang akan menghadapi gempuran pasukan Sunda jika sudah saatnya nanti.Satu orang yang dikhawatirkan oleh Purbasora bukanlah Sanjaya, tapi pemuda dengan kesaktian yang hampir menyamai ayahnya tiada lain adalah Kameswara."Dyah Kencana Sari gagal, aku tidak mengerti kenapa ajian itu tidak mempan terhadap pemuda itu. Ini sama saja dengan memberinya hadiah, menikmati wanita cantik secara cuma-cuma!"Purb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 302

    Kameswara tersurut beberapa langkah. Jarak mereka kini sekitar tiga tombak. Di halaman depan rumah itu yang terlihat mereka hanya sedang berdiri berhadap-hadapan.Padahal energi mereka yang sedang saling dorong. Hawa sakti saling bergesekan layaknya dua senjata yang saling menebas atau berayun.Ini bukan yang pertama kalinya buat Kameswara. Menghadapi orang dengan kesaktian besar memang begini. Tidak lagi menggunakan jurus yang berbentuk.Akibat dari dua kekuatan yang bertemu ini, tempat sekitar bagaikan dilanda badai. Angin berputar kencang.Murid-murid resi Wanayasa tidak ada yang berani mendekat. Mereka hanya menyelamatkan benda-benda yang tersapu akibat pertarungan ini.Kameswara menghadapi kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya yang pernah dia lawan, yaitu Andamsuri. Wanita itu sekarang masih terkurung dalam penjara menunggu di eksekusi.Andamsuri sudah tidak sakti lagi setelah terkena ajian Serap Sukma-nya Kameswara.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 301

    Ketika Dyah Kencana Sari terbangun, Kameswara sudah tidak di sisinya. Dia merenung sejenak membayangkan sosok Kameswara yang begitu perkasa. Senyumnya terulas di bibir yang tipis itu.Kemudian gadis ini mengenakan kembali pakaiannya hingga rapi. Tempat tidur yang berantakan juga alas yang basah oleh cairan kenikmatan termasuk darah kesuciannya. Kain alas yang sudah kotor itu dia buang ke sungai.Beberapa saat kemudian gadis ini sudah tampil cantik menawan."Kalau aku sampai bertemu lagi denganmu, Kameswara. Maka aku akan menyerahkan hidupku sepenuhnya untukmu!"Si gadis berkata demikian karena mengira Kameswara telah kehilangan kesaktiannya dan kalau sudah begitu maka musuh Kameswara akan dengan mudah membunuhnya.Terlihat tiga orang yang mengawalnya datang mendekat dengan perahu kecil."Kalian melihat dia pergi?" tanya Dyah Kencana Sari setelah tiga orang ini naik ke kapal kecilnya."Ya," salah satunya menjawab.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 300

    Di tenda Prabu Sanjaya.Empat orang pembunuh bayaran sudah muncul dan sedang bertarung melawan Arya Soka dan Widuri. Sepasang suami istri ini masing-masing menghadapi dua orang.Para pembunuh tidak hanya menyerang secara terang-terangan, tapi juga kadang-kadang membokong dengan senjata rahasia.Untungnya suami istri ini selalu waspada. Apalagi di malam hari serangan bokongan tidak dapat dilihat. Mereka mengandalkan pendengaran dan kepekaan perasaan.Sementara itu pembunuh yang masih bersembunyi menyerang Prabu Sanjaya yang berada di dalam tenda dengan melemparkan senjata kecil dari tempatnya.Sekali lempar puluhan senjata melesat cepat tak terlihat oleh mata biasa. Namun, semua itu tidak membuahkan hasil.Senjata yang mereka lemparkan selalu kandas sebelum sampai menyentuh tenda.Sriing! Pyarr!Di sisi lain, di sekeliling tempat ini ternyata sudah disiapkan prajurit regu pemanah yang dipimpin salah satu senapati

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 299

    Serangan datang lagi dari arah belakang Arya Soka. Di sini Widuri yang lebih peka. Wanita ini melompat ke atas sambil memutar badan serta memutar pedangnya juga.Sriing! Sraaat!Entah senjata apa yang datang melesat dari belakang, yang penting semuanya terpental sebelum sampai ke sasaran.Selanjutnya dalam beberapa saat sepasang suami istri ini berjibaku dengan serangan demi serangan yang dilancarkan dari arah kegelapan.Kecepatan mereka dalam bergerak dan mengambil keputusan diuji saat ini. Semua demi melindungi sang raja.Namun, mereka juga cukup terbantu oleh hawa sakti Prabu Sanjaya sendiri yang melindungi tempat sekitar.Kalau ada Kameswara mungkin para penyerang gelap ini akan menerima serangan ajian Bantai Jagat yang sangat ditakuti mereka. Namun, mumpung ada kesempatan mereka tidak menyia-nyiakan begitu saja.Akan tetapi sepasang suami istri ini juga cukup tangguh. Meski cuma berdua, kepandaian mereka tidak bisa

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 298

    Kameswara meracik penawar racun dengan bahan yang mudah didapat sehingga tidak membutuhkan waktu lama mengerjakannya dan orang-orang yang keracunan akhirnya terselamatkan. Prabu Sanjaya sudah hadir di antara mereka. Dengan berbesar hati dan jiwa sang prabu mengucapkan permintaan maafnya atas apa yang telah terjadi. "Setelah diselidiki, ternyata ada satu prajurit yang tewas lalu pakaiannya dicuri oleh si pembunuh tadi," kata Prabu Sanjaya. "Aku sebagai raja dan pemimpin rombongan ini meminta maaf atas kecerobohan ini. Aku akan memberikan sesuatu sebagai ganti rugi!" "Oh, tidak perlu begitu Gusti. Kami bisa selamat saja itu sudah cukup!" sergah si ayah yang sudah sembuh dari racun. "Tidak apa-apa, Pak. Ini sebagai peringatan buat aku juga untuk kedepannya agar lebih waspada!" Si ayah dan keluarganya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Beberapa saat kemudian Prabu Sanjaya sudah meninggalkan tempat it

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 297

    Seperti rencana semula akhirnya para pembunuh ini menunggu orang kiriman yang khusus untuk menangani Kameswara."Pastinya dia dikirim dengan maksud agar pasukan Sunda tidak sampai ke Galuh,""Salah satu dari kita harus mencari keterangan orang itu, agar bisa mengatur rencana!""Baiklah, aku yang akan mencari keterangan. Aku akan mengirimkan kabar lewat burung merpati!"Pembunuh yang berkata tadi langsung berkelebat pergi tanpa persetujuan rekan-rekannya."Kita tetap menguntit pasukan Sunda. Walau keberadaan kita terendus oleh Kameswara, tapi aku yakin dia tidak akan bertindak kalau kita tidak bertindak!""Baik kita menyebar lagi!"Para pembunuh yang berjumlah dua belas orang ini membubarkan diri. Mereka tidak tahu kalau sarang mereka telah musnah. Pimpinan mereka telah binasa.Sementara di atas kuda, Kameswara juga memikirkan siapa orang yang dikirim khusus untuk dirinya. Dari percakapan para pembunuh itu diperk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status