Share

Bab 094

last update Last Updated: 2024-12-15 08:07:20

"Ada apa?" tanya Nini Rongkot dengan tatapan tajam bagai hendak menguliti orang yang datang mengganggu ritualnya.

"Ada tamu yang hendak bertemu Guru!" jawab orang itu sambil terengah-engah mengatur napasnya.

Dia tidak menenangkan diri dulu sejenak karena takut didamprat gurunya yang selalu ingin cepat dijawab bila bertanya.

"Tamu siapa, apa dia orang penting, hah!"

"Benar, Guru. Dia Prabu Amuk Marugul dari kerajaan Japura!"

Nini Rongkot terkejut. Bagaimana raja Japura itu bisa tahu markasnya? Untuk apa dia tiba-tiba berkunjung ke perguruan ini?

Informasi dari Laskar Siluman Merah, bahwa Ki Rembong bersekongkol dengan Amuk Marugul untuk menggulingkan kekuasaan.

"Kalian tunggu saja dulu, aku akan menemui tamu!" suruh Nini Rongkot kepada murid-murid yang sedang ritual hendak mengambil darah para gadis.

"Bawa ke balai pertemuan, aku tunggu di sana!" perintah si nenek kepada orang tadi yang langsung segera dilakukan.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 095

    Gunung Angsana. Menjelang tengah hari, matahari bersinar terik menyelimuti jagat. Namun, suasana di lereng atas tetap terasa sejuk. Sehingga bila ingin keluar keringat maka harus bergerak keras dan banyak.Seperti yang terlihat di sana saat ini.Seorang gadis cantik berumur sembilan belas tahun tampak bergerak lincah memainkan jurus-jurus khas pendekar wanita. Dia belum lama berguru di sana. Baru beberapa bulan saja.Usut punya usut ternyata gadis ini memiliki keistimewaan yang sangat jarang ditemukan pada orang lain yang seusianya. Yang pertama dia memiliki jenis tulang emas sejak dari lahir.Nyai Pancaksuji, sang guru, yang pertama kali mengetahui jenis tulang si gadis ketika pertama kali menginjakkan kaki di lereng gunung Angsana. Ini berarti orang tuanya pun tidak mengerti tentang jenis tulang.Seandainya si gadis yang tidak lain adalah keponakan Sriwuni yang bernama Kirana ini digembleng sejak kecil, mungkin sekarang sudah menjadi pe

    Last Updated : 2024-12-15
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 096

    Di tengah malam yang kelam. Di sebuah gubuk kecil yang terdapat di sebuah kebun. Kameswara terbangun karena sebuah mimpi. Mimpi apa dia?Dalam mimpinya Kameswara berada di sebuah taman bunga yang indah. Beraneka macam bunga tumbuh dengan subur. Dari mulai yang masih tangkai sampai yang sudah mekar.Wangi aneka bunga tercium semerbak seolah menjadi udara utama di taman indah itu. Di atas tampak terang putih, langit bersih tiada awan yang menggelayut di bawahnya.Angin sepoi-sepoi menyibak rambut gondrong Kameswara melalui tengkuknya. Namun, sejauh mata memandang dan di sekelilingnya tidak menemukan manusia lain kecuali dirinya."Tempat apa ini, begitu indah, tenang damai dan sejuk!"Kameswara melangkahkan kakinya di antara parit-parit yang menjadi pembatas tanaman bunga dalam satu petak dengan petak lainnya."Kameswara, kemarilah!"Satu suara lembut mengejutkannya. Pemuda ini celingak-celinguk mencari sumber suara.

    Last Updated : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 097

    Kameswara tidak menyembunyikan kekuatannya. Membiarkan si nenek membaca auranya. Beruntung dia masih memakai topengnya.Selain itu dia juga sudah waspada, Nini Rongkot mengeluarkan energi besar untuk menekan gerakannya."Seumur-umur baru kali ini menjumpai 'budak satepak' yang begitu sombong!" ujar Nini Rongkot yang sebenarnya sedang mengamati Kameswara. Nyatanya baru sekarang dia bertemu anak ini."Setidaknya agar mahluk angkuh seperti dirimu tidak berani menekanku!" balas Kameswara."Jual lagak! Apa kau pikir aku jadi takut dengan kesombonganku!" bentak si nenek, dia menarik senjata dari balik pinggang belakangnya.Sebuah tongkat pendek yang memiliki rumbai-rumbai sepanjang tongkatnya di salah satu ujungnya. Inilah senjata 'Kebut Iblis' yang selalu menemani si nenek berlaga di dunia persilatan.Kameswara tertawa lepas. "Ternyata aku memang pantas sombong di depan orang angkuh. Tokoh yang sudah ternama harus mengeluarkan senjata

    Last Updated : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 098

    Nini Rongkot tidak habis pikir dengan anak muda ini. Dari mana dia berasal? Siapa gurunya? Setelah agak lama terdesak, ternyata bisa mengubah keadaan."Benar-benar tidak bisa dianggap remeh!" gerutunya dalam hati.Kemudian nenek ini menambah tenaga dalamnya. Udara malam di sekitar tempat itu berubah terasa panas. Senjata Kebut Iblis tampak memancarkan cahaya kehijauan."Kebut Bulu Merak Iblis!" gumam Nini Rongkot merapalkan nama ajian yang dilepaskan.Ajaib, dari putaran senjata Kebut Iblis melesat ratusan buku merak berwarna hitam yang ujung tangkainya sangat tajam.Kameswara jelas terkejut, selain hawa sakti yang menekan lebih kuat lagi, ditambah serangan bulu merak yang pastinya sangat berbahaya.Kameswara perbanyak aliran tenaga dalam ke Kujang Bayangan, sehingga energi pelindung bertambah luas dan mampu menghempas ratusan bulu merak yang seolah tidak ada habisnya.Pertarungan keduanya tampak melebar jaraknya. Si nen

    Last Updated : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 099

    Kameswara mendapatkan keterangan bahwa Prabu Jayadewata, salah satu nama gelar Raden Pamanah Rasa, sedang menuju istana Kawali.Seperti yang diketahui sebelumnya, setelah Raden Pamanah Rasa dinobatkan menjadi Maharaja Sunda-Galuh. Ibukota atau pusat pemerintahan dipindahkan ke Pakuan (Bogor).Sehingga Kameswara harus jauh-jauh ke Pakuan untuk mengantarkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu.Lalu ada informasi bahwa sang Maharaja akan berada di Kawali dalam waktu yang cukup lama, maka Kameswara memutuskan untuk pergi ke Kawali saja yang jaraknya lebih dekat.Sekarang Kameswara sudah meninggalkan kedai tadi. Sudah melanjutkan perjalanannya. Akhirnya tujuannya sama lagi dengan Prabu Amuk Marugul yang sekarang entah sudah berada sampai mana."Aku akan membongkar rencana mereka di hadapan Gusti Maharaja!" gumam Kameswara. "Tapi sebelum sampai ke sana, Amuk Marugul pasti akan menemui para sekutunya terlebih dahulu!"Kameswara tidak peduli be

    Last Updated : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 100

    Balai desa Sukamanah letaknya berada di tengah-tengah wilayah desa itu sendiri. Sehingga memudahkan akses warga dari segala arah.Namun, balai desa kini dikuasai Raksana dan anaknya yang bernama Gumara. Keinginan untuk berkuasa di desa Sukamanah sudah lama diimpikan oleh Raksana.Hanya waktu dulu dia masih kalah ilmunya oleh Ki Kuwu yang menjabat. Lalu dia menempa diri sampai akhirnya bisa melampaui Ki Kuwu.Semenjak dia membunuh Ki Kuwu beserta istrinya yang tidak lain orang tua Kinasih, Raksana mengumumkan bahwa dialah yang menjadi Kuwu.Istrinya Raksana sudah lama meninggal, maka dia memilih beberapa wanita di desa itu untuk menjadi selirnya. Dia tidak ingin mengangkat seorang istri lagi.Anehnya walaupun diantara wanita-wanita itu ada yang bersuami, maka direbut paksa dari suaminya untuk dijadikan selir.Tingkah ayah dan anak ini seolah-olah sudah menjadi raja saja. Mereka memiliki banyak anak buah yang membantu kesewenang-we

    Last Updated : 2024-12-16
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 101

    Kini lingkaran pelapis sudah berkurang lima orang. Sementara Gumara dan Raksana kesana kemari mencari siapa yang memanah.Kameswara senyum-senyum saja, walau tak melihat karena sibuk bertarung tapi dia tahu mereka kebingungan.Kemudian pemuda bertopeng alias Kameswara memberi isyarat kepada Kinasih.Kejap berikutnya dua orang muda ini tiba-tiba meloncat tinggi melewati lingkaran pertama walaupun saat mendarat masih berada dalam kepungan. Mereka segera membabatkan senjata masih-masing.Sabetan pedang Kinasih berhasil membunuh lawan-lawannya, ada yang tersabet lehernya, ada yang tertusuk dadanya hingga menembus jantung dan ada yang terbelah kepalanya. Juga dengan Kameswara yang begitu mudah mengayunkan kujangnya.Akhirnya bentuk penyerangan ini kacau tak karuan. Jumlah anak buah Raksana semakin berkurang. Ada yang dibantai Kinasih dan Kameswara, serta dipanah orang yang masih bersembunyi di tempatnya.Sungguh tak disangka tak didug

    Last Updated : 2024-12-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 102

    "Setiap lelaki akan berkata seperti itu kepada setiap perempuan yang dijumpai. Padahal di tempat lain sudah ada banyak wanita yang sudah disinggahinya," ujar Kinasih.Kameswara tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena memang dia merasa seperti itu, tapi dia tidak menampakkan ekspresi apapun di depan Kinasih. Dia hanya terus memandangi wajah gadis itu."Kenapa kau tidak menggantikan ayahmu?" tanya Kameswara berganti topik."Aku perempuan, tidak bisa atau bahkan tidak boleh jadi pemimpin,""Ratu Shima bisa!"Ratu Shima adalah penguasa kerajaan Kalingga atau Keling ratusan tahun yang lalu."Dia hanya menggantikan suaminya sementara sampai anak-anaknya mampu memimpin. Kerajaan dibagi dua untuk kedua anaknya menjadi Bhumi Sambhara dan Bhumi Mataram. Salah satu anaknya adalah perempuan bernama Dewi Parwati, tapi tetap yang menjadi raja adalah suaminya, Rahyang Mandiminyak!""Wah, ternyata pengetahuanmu luas juga!" puji Kameswar

    Last Updated : 2024-12-17

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 235

    "Arum, apakah Rahyang Sora dengan Purbasora itu sama?" tanya Kameswara setelah mereka berjalan jauh.Puspa Arum tampak melirik sejenak dengan kening mengkerut."Benar, kenapa dia sepertinya mengumpulkan orang-orang persilatan?" jawab Puspa Arum dengan pertanyaan balik."Entahlah!" Padahal Kameswara sudah menduga-duga apa yang menjadi tujuan sang menantu raja itu.Kemudian Puspa Arum mengaitkan dengan kabar yang selama ini beredar tentang persaingan antara Purbasora yang menantu raja dengan Wiratara yang merupakan putra raja."Apakah sampai sekotor itu?" batin si gadis mungil. Memikirkan intrik dalam kerajaan terlihat begitu rumit. Selalu ada perebutan tahta. Satu sama lainnya merasa paling berhak.Tak lama kemudian mereka sampai di tempat peristirahatan Nyai Mintarsih bersama dua murid wanita lainnya.Akan tetapi baru saja sampai, mereka mendengar suara kehadiran orang lain. Orang banyak."Kalian semua pegang ta

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 234

    "Mohon ampun, Tuan. Ternyata padepokan itu menyimpan pendekar maha sakti," lapor salah satu dari tiga jubah hitam yang berhasil kabur dari Kameswara."Omong kosong!"Yang lain ikut menjelaskan bahwa Kameswara yang disebut pendekar maha sakti tiba-tiba muncul di udara dan melepaskan angin badai yang menghempas semua anggota laskar.Diceritakan juga pertarungan melawan Kameswara yang menggunakan senjata aneh yang sangat mematikan hingga tersisa tiga orang saja.Itu juga kalau tidak segera kabur mungkin mereka sudah menjadi mayat bersama yang lainnya."Bagaimana bentuk senjata itu?"Salah seorang menjelaskan bentuk senjata yang digunakan Kameswara."Kujang!" desis sang pemimpin.Di masa ini kujang hanya di miliki orang-orang tertentu saja. Masyarakat biasa belum banyak yang tahu. Hanya kalangan bangsawan saja yang memiliki sebagai simbol seorang bangsawan.Akan tetapi yang dijelaskan anak buahnya, kujang i

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 233

    Semua penghuni padepokan Mega Sutra merasakan hawa sakti yang kuat ini. Begitu juga Laskar Dewawarman, tapi pasukan jubah hitam ini tidak mengendurkan serangan.Crash! Srass!Korban berjatuhan lagi. Yang masih bertahan berlumuran darah menahan panas dan perih yang diderita. Termasuk Ki Jagatapa dan sang istri juga sudah banyak terluka.Brukk! Brugh!Wajah sepasang guru tampak memucat ketika melihat jumlah muridnya semakin berkurang.Apakah ini akhir riwayat padepokan Mega Sutra yang sudah berdiri puluhan tahun? Apakah akan mengalami nasib yang sama dengan dua padepokan besar sebelumnya?Hilang dari dunia persilatan tinggal nama. Dua padepokan besar saja bisa musnah, apalagi ini cuma padepokan kecil yang tidak terkenal.Pada saat itu hawa sakti asing semakin kuat. Sebentar kemudian segelombang angin dahsyat berhembus kencang bagaikan badai yang menghantam.Anehnya gelombang angin ini tidak menghantam murid-murid

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 232

    Ki Jagatapa, Arya Soka dan Rana Surya langsung merangsek ke paling depan semuanya menghunus senjata.Si jubah hitam yang paling depan tampak tersenyum merendahkan. Tangannya melambai memberi isyarat kepada yang lainnya.Tanpa sepatah kata, Laskar Dewawarman yang hanya menurunkan sepuluh orang saja meloncat dari kuda masing-masing dan menyerang murid-murid padepokan Mega Sutra.Tidak seperti saat menyerang padepokan Sagara Kaler yang tidak turun dari kuda. Entah kenapa, mungkin mereka mempunyai perhitungan sendiri sampai harus turun dari kuda.Setiap satu orang berjubah hitam menghadai tiga sampai empat murid. Ada yang hanya murid laki-laki atau perempuan, tapi ada juga yang gabungan keduanya.Ki Jagatapa dan Nyai Mintarsih masing-masing menghadapi satu orang.Trang! Trang! Trang!Pertempuran sengit di pagi hari menghiasi padepokan kecil yang setiap harinya dilalui dengan damai ini. Perkiraan Ki Jagatapa tidak meleset. Be

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 231

    Sejak tahu Puspa Arum diam-diam mengunjungi Kameswara di puncak bukit, Rana Surya jadi ingin tahu lebih banyak tentang Kameswara.Yang dia tahu Kameswara hanya buronan yang sedang dicari-cari pihak kerajaan. Namun, kehadirannya terasa menjadi penghalang baginya untuk memiliki Puspa Arum.Ya, Rana Surya memang menyukai gadis bertubuh mungil itu sejak dia masuk ke padepokan ini. Sejak itu pula dia selalu melakukan pendekatan.Rana Surya merasa sudah menaklukan sifat si gadis yang judes. Karena kalau sedang bersamanya Puspa Arum tidak lagi judes, malah bersikap baik dan manis.Sehingga Rana Surya menyangka gadis mungil itu juga menyukainya, tapi setelah mengenal Kameswara ada sedikit perubahan pada si gadis.Yang paling mengejutkan adalah kejadian tadi, diam-diam mengunjungi Kameswara dengan membawa makanan. Walaupun sikapnya sengaja dibuat acuh, tapi tetap saja ada yang aneh.Dari kejauhan Rana Surya memperhatikan Kameswara yang se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 230

    "Dia masih bersemedi di puncak!" Yang menjawab adalah Arya Soka."Bersemedi!"Banyak tanda tanya muncul salam benak Puspa Arum. Bukankah dia murid baru? Pertama kali bertemu saja dia tidak memiliki kepandaian apa-apa.Lantas mengapa sekarang semedi? Hal yang dilakukan oleh seseorang yang sudah tinggi ilmunya."Sebenarnya siapa dia, Ayah?" tanya Puspa Arum lagi."Sebenarnya dia seorang pendekar besar,""Untuk apa bersemedi?" Si gadis sepertinya penasaran. Padahal tempo hari dia begitu kesal pada pemuda itu."Pada saat aku temukan dalam keadaan pingsan, semua cakranya tertutup sehingga kesaktiannya terkunci,""Dari mana asalnya?"Sekali lagi Puspa Arum dibuat tersipu malu saat ditatap dengan pandangan aneh."Memangnya aku tidak boleh bertanya?" lanjut si gadis.Karena memang tidak biasanya Puspa Arum banyak bertanya. Biasanya juga judes walaupun di depan ayah, ibu dan kakaknya. Bicara ha

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 229

    Si jubah hitam tertawa lantang. "Kalau kalian tidak bisa melihat gerakanku, berarti kalian bukan tandinganku!"Dua murid padepokan saling pandang. Memang benar, rekannya tewas seketika tanpa terlihat gerakan si jubah hitam.Melihat wajah si jubah hitam sepertinya masih seumuran dengan mereka, tapi mimiknya yang kaku tampak seperti topeng. Bukan wajah aslinya."Bersiaplah menyusul kawan kalian!"Si jubah merah sudah bergerak lagi. Lebih cepat dari sebelumnya. Tahu-tahu ujung pedangnya sudah mengancam mereka.Trang! Trang!Dua murid hanya mempunyai kesempatan kecil. Masih beruntung bisa menangkis serangan si jubah hitam walau mereka harus tersurut mundur beberapa langkah.Tenaga dalam si jubah hitam ini tiga tingkat di atas mereka. Murid andalan padepokan Sagara Kaler ini memprediksikan hasil dari pertarungan ini.Namun, mereka tidak ingin mati sia-sia. Setidaknya lawan juga harus mendapatkan ajalnya. Maka keduany

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 228

    Di puncak bukit padepokan Mega Sutra Ki Jagatapa mulai membantu Kameswara untuk membuka Cakra tersisa yang masih tertutup.Ki Jagatapa membantu dengan cara mengajak Kameswara bertarung. Pada awalnya si kakek melancarkan serangan pelan-pelan saja."Jangan menghindar, tapi lawan!"Kameswara mengikuti arahan Ki Jagatapa. Tidak menghindar serangan, tapi menyambut dengan memapak, menangkis bahkan beradu pukulan.Karena hanya menggunakan tenaga kasar, maka Kameswara melakukannya dengan hati-hati. Terutama keseimbangan dan kuda-kuda serta mengatur napas yang tepat.Demi mendapatkan kembali kesaktiannya Kameswara tidak peduli rasa sakit yang didapatkan ketika menangkis, memapak atau beradu pukulan.Berkali-kali Kameswara terjatuh dan mendapatkan luka lebam, tapi itu bukan masalah baginya. Tentu saja karena ada sabuk sakti.Kameswara tidak ubahnya orang yang benar-benar baru belajar silat.Semakin lama gerakan Ki Jagatap

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 227

    Di kediaman Nyai Mintarsih.Si gadis mungil tampan bersungut-sungut sedang membalurkan ramuan obat pada tubuh Kameswara yang penuh luka.Pemuda ini melepas pakaian atasnya sehingga nampak bentuk tubuhnya kekar dan gagah meski penuh goresan luka.Kameswara senyum-senyum penuh kemenangan. Rasanya cukup setimpal atas apa yang didapatkan sebelumnya.Diobati oleh tangan mungil nan indah seorang gadis cantik putrinya sang guru padepokan.Nyai Mintarsih sudah tahu akan datangnya Kameswara atas suruhan suaminya. Wanita ini pernah melihat Kameswara sewaktu dalam keadaan pingsan saat dibawa oleh Ki Jagatapa.Tentu saja karena untuk menuju ke padepokan atas harus melewati padepokan bawah dulu.Ketika sang putri melaporkan, Nyai Mintarsih sudah menduga pasti ada kesalahpahaman. Begitu melihat siapa yang ditangkap, dia langsung membebaskan Kameswara.Sebagai bentuk tanggung jawab atas kesalahpahaman ini, Puspa Arum si gadis

DMCA.com Protection Status