Home / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Dekapan Dingin Suami Panas: Chapter 51 - Chapter 60

80 Chapters

51. Suamiku Devil tapi Honey

"Aaaa …." Lea memekik horor dan kaget, shock karena Haiden sudah di depannya. Tadi, dia sudah berhasil lari dan bersembunyi, akan tetapi ujung-ujungnya Haiden tetap menemukannya. Haiden menaikkan sebelah alis, menyunguingkan evil smirk yang tipis. Mungkin Lea berpikir bisa bersembunyi darinya diantara keramaian. Namun, Lea tentu tak bisa. Bahkan ketika Lea bersembunyi dengan cara menjadi transparan pun, Haiden akan menemukan dengan mudah. Parfum! Yah, parfum khusus yang Haiden berikan pada istrinya, itu sangat membantu. "A-aku suntuk di kamar, makanya aku keluar, Mas," cicit Lea, mundur beberapa langkah karena Haiden mendekat padanya. Senyuman Haiden memang membuat suaminya semakin tampan, akan tetapi secara bersamaan membuat Lea ketakutan–merinding disko. Lea berpikir keras supaya bisa kabur dari pria pemarah ini. Dia tiba-tiba tersenyum lembut kemudian mengedipkan sebelah mata secara genit. Ting' Haiden terdiam seketika, senyuman evil di bibirnya langsung menghilangkan. Ta
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

52. Balas Dendam Seorang Istri yang ditinggal

"Apa aku kunci saja yah pintunya supaya Mas Haiden nggak bisa masuk? Ck, kesal banget aku sama dia," gerutu Lea, berdecak sembari berkacak pinggang. Dia duduk di atas ranjang, menahan dongkol dalam hati karena ditinggal Haiden. Lea pada akhirnya mengambil handphone untuk membuang suntuk. Sudah hampir empat jam Haiden meninggalkannya. Lea menghela napas, tak tahu harus melakukan apa. Kenyataannya HP tak bisa mengusir kebosanan. Melihat sebuah lilin aroma terapi di meja sebelah pintu kamar mandi, Lea beranjak dari sana kemudian meraih lilin tersebut. Dia penasaran dengan aroma lilin ini, apakah harum atau menusuk. Ceklek' Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan Haiden dengan muka yang flat. Keningnya mengerut, menatap istrinya yang masih belum tertidur. "Azalea, kenapa kau belum tidur?" Haiden berucap datar. Lea menoleh pada Haiden. "Menunggu Mas Haiden," jawabnya acuh tak acuh, kembali menatap lilin di tangannya. 'Ya kali tidur. Banci saja baru mangkal jam se
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

53. Es Krim

"Ih, mana bisa begitu?" Lea bergumam pelan, kemudian mengangkat telepon sang suami. Dia sebenarnya malas, akan tetapi dia penasaran siapa yang menelpon suaminya. 'Selamat pagi, Tuan. Mohon maaf mengganggu waktunya. Ini mengenai dokumen penting untuk proyek, Tuan. Dokumen tersebut terkena tumpahan kopi oleh seorang staf yang tak bertanggung jawab. Saya sudah membuat ulang dan membenahi, akan tetapi kami butuh tanda tangan Tuan Haiden. Apakah saya boleh menyusul anda, Tuan? Karena dokumen ini sangat penting dan tiga hari lagi harus sudah diperlihatkan pada mitra,' ucap seseorang di seberang sana. Tak lain dia adalah Citra–menghubungi Haiden karena ada sedikit masalah di kantor. Lea menjauhkan handphone kemudian menoleh pada suaminya yang sedang berpakaian. "Mas Haiden," panggil Lea pelan. "Humm." Haiden berdehem rendah, menoleh pada istrinya kemudian berjalan ke sana, "ada apa?" ulangnya, mengeluarkan kata–tak sekedar deheman saja. "Ini--" Setelah Haiden duduk di sebelahnya, Lea lan
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

54. Cinta Pria Lain

"Pulang?" tanya Haiden saat Lea sudah di depannya. Lea memperhatikan wajah datar sang suami. Dari sorot mata suaminya, Lea tahu Haiden menahan kesal dan marah. Haiden sangat mudah marah, dan Haiden tidak pernah bisa menutupi ekspresi kemarahannya. Selalu terlihat dengan jelas, dapat dirasakan dari aura pria ini juga. Lea menganggukkan kepala, tersenyum kaku pada Haiden. 'Aku hanya nggak sengaja tabrakan dengan pria. Bukan jatuh cinta. Ck, tapi ekspresi Pak suami-- seakan-akan ingin mengulitiku hidup-hidup.' batin Lea, langsung memeluk lengan Haiden ketika pria itu berdiri dari kursi malas. Mereka melangkah pergi dari sana, menjauh dari lokasi tersebut. Di sisi lain, pria yang bertabrakan dengan Lea terlihat menyunggingkan smirk tipis. Tatapannya terus mengikuti kemana Lea melangkah, seakan tak ada objek apapun selain Lea di tempat ini. "Cantik dan menarik. Aku suka kelinci manis," gumam pria itu, suaranya terdengar berat dan serak. **** Lea merapalkan doa keselamatan saat
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

55. Satu Ton Emas

"Jadi keingat dulu sama sosok Anomali yang menuduhku cemburu tanpa alasan," sindir Lea dengan nada kesal, menatap berang pada Haiden yang sedang sibuk membaca sesuatu di tabletnya–duduk di sofa, berhadapan dengan Lea yang tengah duduk di sisi ranjang. Lea sangat ingat dulu Haiden menegurnya untuk tak terlalu mudah cemburu dan bahkan mengatai Lea cemburu tanpa alasan. Itu terjadi ketika dia dan Haiden akan menikah, Lea saat itu ingin pulang dari rumah Haiden dan Haiden mengantarnya. Tiba-tiba Melody ingin ikut dengan mereka–Melody sakit perut dan butuh ke dokter. Haiden membiarkan Melody ikut sebab alasan yang masuk diakal dan rumah sakit cukup dekat dari rumah kediaman Mahendra. Karena hal tersebut Lea bertengkar dengan Haiden, lalu akhirnya Haiden menyebutnya cemburu tanpa sebab. Namun, lihat sekarang? Siapa yang paling gila dalam hal cemburu? Siapa yang lebih cocok disebut cemburu tanpa alasan? Lea atau Haiden? Lea cemburu karena jelas-jelas dia tahu Melody suka pada Haiden.
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

56. Ketukan Pintu

Cup' Lea mencium pipi suaminya kemudian tersenyum manis. "Terimakasih, dan selamat malam, Mas Haiden Terlope-lope kesayangan Lea," ujarnya bersemangat, setelah itu menutup mata–masih dengan bibir yang membentuk senyum indah. Haiden tersenyum tipis, mengamati wajah istrinya yang sudah memejamkan mata. "Selamat malam, Nyonya HaiLe, milikku," balasnya dengan nada serak dan rendah, masih setia mengamati wajah cantik istrinya. Cemburu berlebihan? Mungkin Azalea-nya tidak sadar, akan tetapi Haiden tahu– dari tatapannya, pria itu jatuh cinta pada istrinya. Dari aura dan pembawaan pria tersebut, Haiden juga tahu dia menginginkan Azalea-nya. Ini alasan kenapa Haiden sangat malas dan bahkan enggan mempertemukan istrinya dengan teman-temannya. Lea punya daya tarik yang kuat di kalangan pria dengan karakter yang kuat (alpha) seperti dia, Kevan, Nanda dan pria tadi. Teman-temannya belum punya pasangan dan Haiden tahu isi kepala teman-temannya. *** "Kapan kita akan bertemu Mama dan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

57. Membawa Kabur

"Kau siapa?" tanya Haiden, menatap datar pada sosok pria yang berdiri di depan kamarnya. Pria itu cukup kaget melihatnya, matanya sejenak melebar kemudian tiba-tiba menunjukan ekspresi ramah. Mungkin pria ini kira dia bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya, tapi dia salah. Haiden ahli dalam membaca ekspresi wajah. "Selamat malam, Tuan. Saya Rion. Saya ingin mengganti es krim Nona Lea karena kemarin saya menabraknya dan membuat es krimnya jatuh," ucap Orion, kembali tersenyum akan tetapi diam-diam menahan kemarahan karena bukan nona Lea-nya yang membuka pintu. Hell! Padahal dia sudah sudah payah mencari informasi tentang Lea, mendadak pindah ke penginapan ini padahal dia memiliki villa pribadi di sekitar pantai. Dia juga mengikuti Lea dan Haiden, supaya tahu kapan Lea sendiri dan kapan Haiden pergi. Seharusnya, dari yang dia cari tahu, Haiden pergi di jam ini. Akan tetapi kenapa Haiden masih di sini? Orion semakin panas dan kesal karena melihat penampilan Haiden. Pria ini menge
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

58. Sebuah Tanda Kepemilikan

Akhirnya Lea dan Haiden tiba di desa impian Lea. Mereka sudah di penginapan dan sedang beristirahat. "Di sini tidak ada AC, ruangannya sudah sangat dingin," gumam Lea, membuka jendela villa–terdiam sejenak untuk menikmati pemandangan yang astri dan menakjubkan, bagi Lea. Villa yang mereka ambil adalah villa kecil dan satu lantai. Namun, bagi Lea ini sangat cantik karena benar-benar sesuai apa yang dia harapkan. Dengan tinggal di villa ini, Lea merasa tengah menjalani hidup di sini. 'Sudah jarang aku menemukan bunga-bungan ini di kota besar.' batin Lea, tersenyum cerah karena senang memandang tampan bunga di halaman samping villa. Bunga tersebut merupakan bunga yang sering dijumpai di pedesaan. Ada bunga kertas atau bougenville, bunga pukul empat, bunga kembang sepatu, bunga asoka dan gerbera. Dilengkapi dengan rumput hijau yang membuat taman tersebut sangat cantik. Meskipun sudah senja, tetapi bunga-bunga ini masih terlihat segar–layaknya ketika pagi. "Eh." Lea tersentak
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

59. Lari dari Mas Den

"Mas itu gila yah?!" sungut Lea dengan nada meng-gas, marah tetapi karena menahan sakit kemarahannya tak terlalu terlihat. Haiden menatap Lea sejenak kemudian kembali fokus mengobati luka di lengan Lea. "Maaf, Azalea," ucap Haiden rendah dan berat, "tanda ini sangat penting untukmu," lanjutnya. "Tanda apa?" ketus Lea, reflek menoleh ke lengannya. Dia cukup kaget melihat sebuah tulisan dengan gaya italic yang terukir di lengannya. Namun, rasa kaget itu berganti dengan rasa penasaran. SW? Apa SW? "SW?" Lea bergumam pelan, mengusap ingus dengan tangan tetapi setelahnya melapkan tangan yang terkena ingus tersebut ke piyama Haiden. Haiden menatap Lea sekilas lalu menatap bekas lap-an tangan istrinya di piyamanya dengan muka datar. Setelah itu, Haiden tiba-tiba tersenyum tipis, menatap Lea–lagi-lagi sekilas. Cangat lucu! Meskipun menangis dan kesakitan, tetapi ada-ada saja tingkahnya. "SW apa, Mas? Status what-sapp kah?" tanya Lea dengan muka cemberut, mayun dan diteku
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

60. Jangan Bahas Pria Lain Sweetheart

Informasi apa yang kau dapatkan, Rekq?" tanya Orion pada kepercayaannya. Sudah dua minggu lebih dia mencari Lea yang ia anggap disembunyikan oleh Haiden, akan tetapi Orion sama sekali tak menemukan pujaan hatinya tersebut. Bahkan jejak sekecil apapun dia tak berhasil mendapatkan. Saking nekatnya mencari Lea, Orion sudah di negara perempuan itu. Demi Lea, dia akan mendapatkan apapun. Senyuman perempuan itu membuatnya jatuh hati, wajah Lea begitu cantik dan matanya sangat indah. Cepat atau lambat, ia pastikan Lea akan berakhir menjadi miliknya. "Sampai sekarang aku tidak menemukan jejak Tuan Haiden dan Nona Lea, Tuan." Rekq berkata dengan nada serius, "akan tetapi aku mendapat informasi yang mungkin sangat dibutuhkan oleh Tuan." "Katakan." Orion berkata acuh tak acuh, tak terlalu tertarik karena bukan informasi cintanya–Azalea. "Nona Azalea merupakan putri dari keluarga Pratama." Dari yang tak bersemangat, Orion seketika melebarkan mata. Dia antusias jika itu tentang Lea.
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status