Share

55. Satu Ton Emas

Author: CacaCici
last update Huling Na-update: 2024-12-29 22:36:40
"Jadi keingat dulu sama sosok Anomali yang menuduhku cemburu tanpa alasan," sindir Lea dengan nada kesal, menatap berang pada Haiden yang sedang sibuk membaca sesuatu di tabletnya–duduk di sofa, berhadapan dengan Lea yang tengah duduk di sisi ranjang.

Lea sangat ingat dulu Haiden menegurnya untuk tak terlalu mudah cemburu dan bahkan mengatai Lea cemburu tanpa alasan. Itu terjadi ketika dia dan Haiden akan menikah, Lea saat itu ingin pulang dari rumah Haiden dan Haiden mengantarnya. Tiba-tiba Melody ingin ikut dengan mereka–Melody sakit perut dan butuh ke dokter. Haiden membiarkan Melody ikut sebab alasan yang masuk diakal dan rumah sakit cukup dekat dari rumah kediaman Mahendra. Karena hal tersebut Lea bertengkar dengan Haiden, lalu akhirnya Haiden menyebutnya cemburu tanpa sebab.

Namun, lihat sekarang? Siapa yang paling gila dalam hal cemburu? Siapa yang lebih cocok disebut cemburu tanpa alasan? Lea atau Haiden?

Lea cemburu karena jelas-jelas dia tahu Melody suka pada Haiden.
CacaCici

Happy Happy …! Semoga terhibur dengan Part ini. Gift, Gems, Review dan doa baik, untuk novel kita. Sehat selalu untuk kalian semua dan semangat. IG:@deasta18

| 15
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Eka kikio
lelaki tak bercerita, tapi tetiba "Bagas". singkat padat makjleb...kekekeke...
goodnovel comment avatar
Khory Henziee
huuaa tambah seru critanya ayo dong up lg kak caci
goodnovel comment avatar
Rani Tmplng
smngqt kaaa cacii
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Dekapan Dingin Suami Panas   56. Ketukan Pintu

    Cup' Lea mencium pipi suaminya kemudian tersenyum manis. "Terimakasih, dan selamat malam, Mas Haiden Terlope-lope kesayangan Lea," ujarnya bersemangat, setelah itu menutup mata–masih dengan bibir yang membentuk senyum indah. Haiden tersenyum tipis, mengamati wajah istrinya yang sudah memejamkan mata. "Selamat malam, Nyonya HaiLe, milikku," balasnya dengan nada serak dan rendah, masih setia mengamati wajah cantik istrinya. Cemburu berlebihan? Mungkin Azalea-nya tidak sadar, akan tetapi Haiden tahu– dari tatapannya, pria itu jatuh cinta pada istrinya. Dari aura dan pembawaan pria tersebut, Haiden juga tahu dia menginginkan Azalea-nya. Ini alasan kenapa Haiden sangat malas dan bahkan enggan mempertemukan istrinya dengan teman-temannya. Lea punya daya tarik yang kuat di kalangan pria dengan karakter yang kuat (alpha) seperti dia, Kevan, Nanda dan pria tadi. Teman-temannya belum punya pasangan dan Haiden tahu isi kepala teman-temannya. *** "Kapan kita akan bertemu Mama dan

    Huling Na-update : 2024-12-29
  • Dekapan Dingin Suami Panas   57. Membawa Kabur

    "Kau siapa?" tanya Haiden, menatap datar pada sosok pria yang berdiri di depan kamarnya. Pria itu cukup kaget melihatnya, matanya sejenak melebar kemudian tiba-tiba menunjukan ekspresi ramah. Mungkin pria ini kira dia bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya, tapi dia salah. Haiden ahli dalam membaca ekspresi wajah. "Selamat malam, Tuan. Saya Rion. Saya ingin mengganti es krim Nona Lea karena kemarin saya menabraknya dan membuat es krimnya jatuh," ucap Orion, kembali tersenyum akan tetapi diam-diam menahan kemarahan karena bukan nona Lea-nya yang membuka pintu. Hell! Padahal dia sudah sudah payah mencari informasi tentang Lea, mendadak pindah ke penginapan ini padahal dia memiliki villa pribadi di sekitar pantai. Dia juga mengikuti Lea dan Haiden, supaya tahu kapan Lea sendiri dan kapan Haiden pergi. Seharusnya, dari yang dia cari tahu, Haiden pergi di jam ini. Akan tetapi kenapa Haiden masih di sini? Orion semakin panas dan kesal karena melihat penampilan Haiden. Pria ini menge

    Huling Na-update : 2024-12-31
  • Dekapan Dingin Suami Panas   58. Sebuah Tanda Kepemilikan

    Akhirnya Lea dan Haiden tiba di desa impian Lea. Mereka sudah di penginapan dan sedang beristirahat. "Di sini tidak ada AC, ruangannya sudah sangat dingin," gumam Lea, membuka jendela villa–terdiam sejenak untuk menikmati pemandangan yang astri dan menakjubkan, bagi Lea. Villa yang mereka ambil adalah villa kecil dan satu lantai. Namun, bagi Lea ini sangat cantik karena benar-benar sesuai apa yang dia harapkan. Dengan tinggal di villa ini, Lea merasa tengah menjalani hidup di sini. 'Sudah jarang aku menemukan bunga-bungan ini di kota besar.' batin Lea, tersenyum cerah karena senang memandang tampan bunga di halaman samping villa. Bunga tersebut merupakan bunga yang sering dijumpai di pedesaan. Ada bunga kertas atau bougenville, bunga pukul empat, bunga kembang sepatu, bunga asoka dan gerbera. Dilengkapi dengan rumput hijau yang membuat taman tersebut sangat cantik. Meskipun sudah senja, tetapi bunga-bunga ini masih terlihat segar–layaknya ketika pagi. "Eh." Lea tersentak

    Huling Na-update : 2024-12-31
  • Dekapan Dingin Suami Panas   59. Lari dari Mas Den

    "Mas itu gila yah?!" sungut Lea dengan nada meng-gas, marah tetapi karena menahan sakit kemarahannya tak terlalu terlihat. Haiden menatap Lea sejenak kemudian kembali fokus mengobati luka di lengan Lea. "Maaf, Azalea," ucap Haiden rendah dan berat, "tanda ini sangat penting untukmu," lanjutnya. "Tanda apa?" ketus Lea, reflek menoleh ke lengannya. Dia cukup kaget melihat sebuah tulisan dengan gaya italic yang terukir di lengannya. Namun, rasa kaget itu berganti dengan rasa penasaran. SW? Apa SW? "SW?" Lea bergumam pelan, mengusap ingus dengan tangan tetapi setelahnya melapkan tangan yang terkena ingus tersebut ke piyama Haiden. Haiden menatap Lea sekilas lalu menatap bekas lap-an tangan istrinya di piyamanya dengan muka datar. Setelah itu, Haiden tiba-tiba tersenyum tipis, menatap Lea–lagi-lagi sekilas. Cangat lucu! Meskipun menangis dan kesakitan, tetapi ada-ada saja tingkahnya. "SW apa, Mas? Status what-sapp kah?" tanya Lea dengan muka cemberut, mayun dan diteku

    Huling Na-update : 2024-12-31
  • Dekapan Dingin Suami Panas   60. Jangan Bahas Pria Lain Sweetheart

    Informasi apa yang kau dapatkan, Rekq?" tanya Orion pada kepercayaannya. Sudah dua minggu lebih dia mencari Lea yang ia anggap disembunyikan oleh Haiden, akan tetapi Orion sama sekali tak menemukan pujaan hatinya tersebut. Bahkan jejak sekecil apapun dia tak berhasil mendapatkan. Saking nekatnya mencari Lea, Orion sudah di negara perempuan itu. Demi Lea, dia akan mendapatkan apapun. Senyuman perempuan itu membuatnya jatuh hati, wajah Lea begitu cantik dan matanya sangat indah. Cepat atau lambat, ia pastikan Lea akan berakhir menjadi miliknya. "Sampai sekarang aku tidak menemukan jejak Tuan Haiden dan Nona Lea, Tuan." Rekq berkata dengan nada serius, "akan tetapi aku mendapat informasi yang mungkin sangat dibutuhkan oleh Tuan." "Katakan." Orion berkata acuh tak acuh, tak terlalu tertarik karena bukan informasi cintanya–Azalea. "Nona Azalea merupakan putri dari keluarga Pratama." Dari yang tak bersemangat, Orion seketika melebarkan mata. Dia antusias jika itu tentang Lea.

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Dekapan Dingin Suami Panas   61. Cinta yang Membara Mengatasnamakan Hukuman

    "Sebagai istri yang baik, tidak seharusnya kau membahas pria selain aku!" lanjut Haiden, langsung melumat bibir Lea setelahnya. Lea melebarkan mata, cukup kaget karena Haiden melumat kasar bibirnya. Lea memberontak dan berusaha melepas pangutan tersebut. Bibirnya terluka dan sialnya Haiden masih terus melumatnya, seakan Haiden lapar dan bibir Lea adalah sumber makanan pokok. "Mas Haiden, ceritaku belum selesai. Kamu salah--" Lea baru berhasil melepaskan bibir Haiden, akan tetapi pria itu kembali mendapatkan bibirnya. Haiden menggendong tubuh Lea kemudian membawanya ke ranjang. Dia membaringkan tubuh Lea lalu tanpa membuang waktu langsung mengambil tempat di atas tubuh istrinya. Haiden akhirnya melepaskan pangutan kasar itu. Lea segera menjelaskan cerita tadi. "Mas Haiden, ceritaku belum selesai dan …-" "Diam!" sentak Haiden, menggeram marah sembari membekap kuat mulut Lea. Dia tak ingin mendengarkan apapun tentang pria lain dari cerita istrinya, apalagi jika itu proses

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Dekapan Dingin Suami Panas   62. Kembali dalam Dekapan Dingin

    "Habis aku dan si dosmud–dosen muda tabrakan, aku langsung deg degkan, jantungku berdebar tak karuan dan …-" "Kau bisa diam?!" dingin Haiden, sangat tidak tahan mendengar cerita istrinya. Ocehan membuatnya marah, topik yang Lea suguhkan lebih horor dari cerita apapun yang pernah Haiden dengar. Namun, selain menghadirkan cerita yang mengerikan, cerita Lea juga dapat memancing darah tinggi, ganguan jiwa berupa psychopath darah rendah, dan juga efek semburan kemarahan godzilla. Lea menggelengkan kepala kemudian melanjutkan ceritanya, tak peduli pada kemarahan Haiden. "Aku deg degkan karena laptop dosen itu jatuh trus kopi ku tumpah ke atas dokumen rekap nilai dari empat kelas yang dia ambil, Mas. Jantungku rasanya mau copot, Mas. Bagaimana caraku mengganti laptopnya dan seperti apa caraku bertanggung jawab untuk mengatasi rekap nilai yang terkena tumpahan kopiku?" Haiden seketika itu juga menatap lekat pada istrinya, dia mendengkus kasar kemudian berdecak kesal. Hell! Dia kira

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Dekapan Dingin Suami Panas   63. Sebuah Mitos

    Lea telah selesai memasak dan sekarang dia berada di dalam kamarnya. Dia sedang bersantai sembari membaca novel. Haiden belum kembali dan handphonenya yang berada dalam laci, terus berbunyi. Akan tetapi Lea pura-pura tak mendengar. 'Haaah … tiba-tiba aku merindukan suasana Medi Zone. Mereka sangat baik padaku dan aku bersenang-senang selama bekerja di sana. Tapi … Mas Haiden tidak membolehkan,' batin Lea, entah kenapa dia teringat dengan tempat kerjanya dulu. Tak ada yang mengenal Lea siapa, tetapi semua orang bersikap baik padanya. Lea sangat happy selama bekerja di sana, sayangnya Haiden tak mengizinkan. Ceklek' Mendengar suara pintu, Lea menoleh dan menemukan suaminya ada di sana. Haiden terlihat memasang wajah dingin, membuat Lea yang sudah memasang senyuman langsung memudarkan senyuman tersebut. Deg deg deg' Jantung Lea berpacu dengan kuat, tubuhnya terasa kaku–Lea mencemaskan sesuatu. Bagaimana jika Haiden kembali seperti dulu?! Haiden kembali dalam wajah berba

    Huling Na-update : 2025-01-02

Pinakabagong kabanata

  • Dekapan Dingin Suami Panas   232. Ekstra Part (ZeeNdi Pradebut)

    "A-apa? Aku dijodohin sama Papa?" Kaget dan panik Nindi. "Udah. Kamu mandi dulu. Nanti Mama bicarain ke kamu." Setelah sampai di kamar putrinya, Lachi mendorong Nindi masuk ke dalam kamar–menyuruh putrinya untuk segera mandi. *** "Jadi bagaimana? Masih ingin menikahi putri Paman?" tanya Danzel, di mana saat ini dia sedang berbicara dengan anak dari salah satu temannya lamanya di dunia bisnis. Sejak dulu pemuda ini sudah mendatanginya dan mengatakan keinginannya untuk memperistri putranya. Dulu, Danzel menertawakan karena anak ini masih remaja labil. Tapi meski begitu, dia menganggukkan kepala–setuju jika pria ini menikahi putrinya di masa depan. Sejujurnya Danzel tak terlalu serius dan menganggap itu hanya candaan ssmata. Danzel merasa anak ini tak akan bertahan lama dalam rasa sukanya pada Nindi. Dari remaja hingga dewasa–tak mungkin pria ini tak menemukan perempuan lain di luaran sana. Intinya, Danzel tak yakin jika pemuda ini bertahan dalam hal menyukai putrinya. Namu

  • Dekapan Dingin Suami Panas   231. Ekstra Part (ZeeNdi pradebut)

    Saat ini Nindi berada di kontrakan kecil miliknya. Hidupnya berubah drastis setelah empat bulan terakhir ini. Dia menjalani hari-hari penuh dengan kekurangan, dia berusaha bertahan di era miskin yang melanda dirinya karena ingin hidup mandiri seperti ibunya saat muda dulu. Neneknya bilang ibunya seorang perempuan mandiri yang tak pernah mengandalkan kekayaan orangtuanya. Nindi yang selama ini berfoya-foya dengan uang ayahnya, merasa tersindir. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk hidup sendiri. Dia memisah dari keluarga Adam, mencari pekerjaan secara mandiri di perusahaan lain, dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi yang serba kurang. Bagi Nindi ini cukup sulit karena dia terbiasa hidup penuh kemewahan. Namun, sejauh ini, Nindi menikmati kehidupan barunya. Derrttt'Nindi meraih handphone di atas meja nakas, samping ranjang kecil miliknya. Dia langsung mengangkat telepon dari sahabatnya, Clara. "Iya, Ra?" ucap Nindi, satu tangan menempelkan ponsel ke telinga, satu la

  • Dekapan Dingin Suami Panas   230. Extra Part (ZeeNdi Pra Debut)

    "Lihat penampilanmu sekarang, nggak terurus, buruk dan … harus aku akui, kamu jelek banget." "Yang penting aku masih hidup." "Iya, masalahnya, siapa yang mau pacaran sama kamu kalau kamu bentukannya begini, Nindi." Mendengar nama itu, seorang pria yang sedang menunggu pesanannya segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dia bisa melihat dua perempuan sedang duduk bersama, satu perempuan berpenampilan rapi dan satu lagi terlihat seperti gembel. Perempuan gembel itu-- rambutnya berminyak, wajah kusam, pakaian tak disetrika, dan sandal jepit yang dia kenakan sudah diikat tali plastik. Sepertinya sandalnya putus, dan dia mengakalinya dengan tali plastik. Diam-diam pria itu mengambil potret si perempuan gembel tersebut, setelah itu mengamati potret yang ia ambil dengan sangat serius. Sejujurnya meskipun berpenampilan gembel, perempuan ini masih tetap cantik. Hanya saja-- bukankah perempuan ini berasal dari keluarga terpandang, kenapa penampilannya seperti gembel? Apa pamannya–a

  • Dekapan Dingin Suami Panas   229. Ending

    "Apa mereka sedang menggunjing istri yah?" timpal Ziea, membuat semua orang menoleh padanya. "Ahahah, tidak mungkin, Ziea." Serena tertawa dengan anggun, menatap lucu pada Ziea. "Positif thinking, pasti membahas mobil. Para pria kan suka begitu," tebak Lea, kali ini mendapat anggukkan dari yang lainnya karena itu masuk diakal dan mereka setuju. "Ah ya ampun!! Pria yang pake kemeja hitam, ganteng sekali." Lea senyum-senyum manis. "Kak Deden?" Ziea memicingkan mata, mendapat anggukan dari Lea. "Tampan kan?!" Lea menaik turunkan alis. "Aduh. Tobat, Lea, tobat! Kamu sudah tua, Sayang!" Ziea mengomeli Lea, tetapi Lea tidak peduli–tetap memuji ketampanan suaminya. "Ada Alana loh di sini. Kamu tidak malu?" "Enggak apa-apa, Aunty. Alana sudah biasa kok," jawab Alana santai. "Pantas anteng, ternyata sudah biasa." Serena tertawa kecil. "Itu adek Kak Zana kan?" bisik Kanza pelan pada Anna, menatap seorang pria yang baru masuk. Pria itu tinggi, berpenampilan rapi dan p

  • Dekapan Dingin Suami Panas   228. Obrolan Pria Es

    *** Ethan memasuki rumahnya dengan langkah cool. Hari ini dia pulang lebih cepat dari kantor karena orangtua dan mertuanya sayang ke rumah. Keluarga yang lain juga akan datang, untuk menjenguk Alana yang sedang hamil. Sebenarnya ini kebiasaan keluarga Mahendra yang sangat kekeluargaan. Namun, karena daddynya tak mau kalah dan pada akhirnya yang lain ikut-ikutan. Jadilah hari ini mereka semua datang ke rumah ini. Ah, kakaknya juga datang. Namun, Samuel lebih dulu sampai ke sini dibandingkan Ethan yang merupakan tuan rumah. "Nyonya ada di mana?" tanya Ethan pada salah satu maid, ketika maid itu tergesa-gesa keluar dari sebuah ruangan lalu memberi hormat padanya saat melewatinya. Maid tersebut terlihat panik, segera menyembunyikan buku nyonya-nya ke belakang tubuh. "Ah-- itu, Tuan, Nyonya di-di halaman belakang bersama keluarga." "Humm." Ethan berdehem singkat. "Apa yang kau sembunyikan? Perlihatkan sekarang!" titah Ethan kemudian. Maid tersebut dengan ragu memperlihatkan buku

  • Dekapan Dingin Suami Panas   227. Masa Lalu

    "Ngapain kamu ke sini?" tanya Alana, melayangkan tatapan tajam ke arah seorang laki-laki. Karena mendapat laporan dari maid–ada seorang pria di depan gerbang rumah, Alana langsung ke sana untuk memeriksa. Alana sejujurnya malas, akan tetapi dia tak ingin membuat keributan. Dia takut pria itu nekat ke dalam atau Ethan tiba-tiba pulang dan salah paham pada si pria itu. Jadi lebih baik Alana turun tangan. "Alana, akhirnya kau bersedia menemuiku." Pria itu begitu senang setelah melihat Alana datang. Dia tersenyum lebar, layaknya seseorang yang telah menemukan berlian langka di dunia. Pria itu mendekat tetapi Alana mundur. "Ck, kamu ngapain datang ke sini, Hendru?!" ketus Alana, menatap sinis dan tak suka pada Hendru. Alana sudah muak dengan Hendru karena pria ini sangat mengganggunya. Hendru meninggalkan kenangan buruk bagi Alana, tetapi pria ini muncul dengan gampangnya dihadapannya, tanpa merasa bersalah sedikit pun atau tak malu sama sekali. "Aku ingin meminta maaf pa

  • Dekapan Dingin Suami Panas   226. Berani Memanggil Mas

    Alana terdiam di depan pintu ruangan Ethan. Dia sudah membuat kopi untuk Ethan akan tetapi dia tak berani untuk mengantarnya akibat dia … memanggil Ethan dengan embel-embel 'mas. Dia melakukannya tanpa sadar dan sekarang dia sangat malu. "Tapi sepertinya Kak Ed juga tidak sadar kalau tadi aku memangilnya Mas," gumam Alana pelan, mengenal napas pela untuk menenangkan diri. Setelah itu, dia membuka pintu ruangan Ethan dan langsung masuk. "Ini kopinya, Kak," ucap Alana pelan, meletakkan kopi di dekat suaminya. Ethan mendongak, sejenak mengamati wajah cantik istrinya lalu tiba-tiba menyunggingkan smirk tipis. "Aku suka." Alana mengerutkan kening, "tapi Kak Ethan belum mencoba kopinya," jawabnya bingung. "Aku suka dipanggil mas olehmu," lanjut Ethan, berhasil membuat pipi Alana memerah dan terasa panas. 'Astaga, jadi Kak Ed sadar? Hah, kok jantungku berdebar-debar kencang? Apakah ini tanda-tanda …- tidak!' Alana langsung membalik tubuh, meletakkan tangan di dada untuk merasakan

  • Dekapan Dingin Suami Panas   225. Hal yang Aneh

    "Ugh, Kak Ethan sangat tampan!" gumam Alana pelan, senyum malu-malu ketika melihat suaminya turun dari mobil. Pipinya panas, menyembulkan semu merah yang mempercantik wajahnya. Melihat Ethan berjalan ke rumah, jantung Alana berdebar kencang. Dia segera beranjak dari sana, berjalan buru-buru dan kembali ke tempat semula. "Nyonya, ke-kenapa anda kembali ke sini? Nyonya tidak ingin menyambut Tuan yah?" tanya salah satu maid, cukup bingung karena Alana berlari kecil dari pintu utama. Bukankah seharusnya Alana membukakan pintu untuk suaminya dan menyambutnya? "Ekhm." Alana berdehem singkat, melirik maid dengan wajah datar, "untuk apa?""Jadi … kenapa kami disuruh memantau Tuan, Nyo-Nyonya?" bingung maid tersebut. "Ck." Alana berdecak, "kalian saja yang menyambutnya. Sana sana."Para maid segera beranjak dari sana, menyisakan Alana di ruangan tersebut. Alana meraih novel di atas meja kemudian menutup ke wajah, dia kembali tersenyum malu-malu–mengingat paras Ethan yang sangat tampan.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   224. Kau Tidak dilepas Tetapi dijadikan Mainan

    Mata Tia melebar mendengarkan perkataan Ebrahim. Dia mulai panik dan muali takut. "Ta-tapi … Alana jahat padaku, dan Tuan Ethan melakukan hal buruk padaku, Tu-Tuan Ebrahim," ucap Tia dengan nada gemetar, "anda terkenal baik dan selalu berpihak pada kebenaran." "Dan kebenarannya, kau berencana mencelakai adikku. Aku berniat merebut suami adikku, dan kau menusuk adikku dari belakang," jawab Ebrahim santai, "sekarang kutanya padamu, kau ingin mati di tanganku atau tetap hidup lebih lama dalam lingkar penderitaan yang Ethan ciptakan untukmu." Deg deg deg' Mata Tia melebar, reflek mundur bahkan berakhir terjatuh ke lantai karena lemas dan drop mendengar ucapan Ebrahim. Dia kira dia selamat bila meminta bantuan Ebrahim, akan tetapi status hidupnya malah diperjelas–hanya sebatas mati dan menderita. "Ku sarankan kau memilih Ethan, siapa tahu kau berobat dan Ethan melepasmu," ucap Ebrahim dengan menyunggingkan smirk tipis. Dia sedang menjebak perempuan ini. Faktanya, sekalipun Tia berub

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status