Home / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Dekapan Dingin Suami Panas: Chapter 71 - Chapter 80

80 Chapters

71. Yang dianggap Kotor

Kelopak mata seorang perempuan terbuka, akan tetapi kembali terpejam ketika menyadari banyak orang di ruangan ini. Mereka bukan orang yang Lea suka, oleh sebab itu Lea memejamkan mata. Dia takut berhadapan dengan orang-orang tersebut–tak lain adalah tante dan sepupu suaminya yang perempuan. "Alah, palingan setelah dia bagung, Haiden akan menjatuhkan talak padanya." Suara tante Haiden terdengar. Dia orang yang sama dengan orang yang menanyakan kapan Lea hamil. Mata Lea terpejam lebih kuat, dan tangannya mencengkeram kuat sprei, mulai cemas dan takut. Pasti mereka akan mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang Lea. "Bayangkan saja, dia diculik oleh mafia yang menyukainya, dan tiga hari tinggal bersama dengan si penculik. Tidak mungkin mafia itu tidak meniduri Lea. Ck ck ck, mereka pasti sudah melakukan hubungan badan. Dan Lea-- entah dia dipaksa atau suka rela, dia sudah tidak pantas untuk Haiden. Dia sudah kotor dan hina," ujar orang yang sama, nadanya pelan dan terkesan ketus.
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

72. Permintaan Ibu Mertuaku

Haiden mendekat ke arah Lea yang duduk di tepi ranjang, menghadap balkon dan membelakanginya. "Azalea," panggil Haiden rendah, nadanya serak dan pelan–pertanda jika keadaannya belum pulih. Lea tersentak saat mendengar suara lemah suaminya memangilnya, lamunannya buyar. Lea buru-buru menoleh ke sebelah, mendapati suaminya berdiri di sana. "Mas Haiden," sapa Lea pelan, secara ragu-ragu menarik bibir untuk membentuk sebuah senyuman. Lea berusaha terlihat ceria, akan tetapi maniknya menyemburkan kesedihan yang terlihat jelas. Lea larut dalam pikirannya setelah ditinggal oleh Ziea. Dia terus saja memikirkan ucapan tante dan sepupu suaminya. Bisa saja Lea bercerita pada Ziea mengenai ucapan para tante sahabatnya tersebut tentang dirinya. Akan tetapi-- mereka akan semakin punya jalan untuk merendahkan Lea. Mereka akan menganggap Lea memanfaatkan Ziea, apa-apa selalu meminta bantuan pada Ziea dan ketergantungan pada Ziea. Lea lelah dengan semua hinaan yang dilempar keluarga suaminy
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

73. Perlakuan Jahat Keluarga Suami

"Ta-tapi … kamu jangan tinggalkan Haiden yah …" Mendengar permintaan ibu mertuanya tersebut, hati Lea berdenyut sakit. Di sisi lain, Lea khawatir semua orang memintanya meninggalkan Haiden, akan tetapi di sini ibu mertuanya malah khawatir Lea lah yang akan meninggalkan Haiden. Lea langsung menggelengkan kepala. Sedikitpun tak terlintas dipikiran Lea untuk meninggalkan suaminya–hanya karena dia melihat kejadian mengerikan itu. Lea memang takut, dan secara personal Lea masih merasakan ketakutan itu. Tak bisa ia pungkiri, kejadian itu menghantui Lea. Cara Haiden menebas kepala Orion, masih terekam jelas di kepala Lea. Belum lagi saat Haiden menusuk mata anak buah Orion dengan pedang panas. Semuanya-- Lea ingat dengan baik. Akan tetapi, Lea tidak akan meninggalkan Haiden hanya karena alasan itu. Sudah Lea katakan, dia akan terus mencintai Haiden meskipun Haiden seorang monster. Selagi Haiden tetap mencintai Lea dan tak berselingkuh, Lea tidak akan meninggalkan Haiden. "Aku tidak ber
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

74. Suamiku Tidak Senang?

Setelah dokter pergi, Lea langsung menyambar novel. Dia sengaja untuk mengindari Haiden, dia takut menghadapi suaminya. Lea tersenyum perih, merasa dirinya telah gila dan jahat. 'Harusnya berita kehamilanku membawa kebahagiaan, harusnya aku senang karena sebentar lagi aku akan menjadi ibu, harusnya aku bahagia karena mengandung anak dari pria yang kucintai. Tapi-- aku malah sedih, aku takut, aku cemas dan … aku rasa aku akan menjadi gila dalam waktu dekat.' batin Lea, di mana dia ingin menangis akan tetapi ia tahan karena mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Haiden kembali ke kamar, setelah sebelumnya mengantar dokter. "Besok, Mama dan Papa akan aku bawa ke sini untuk bertemu denganmu," ucap Haiden, meletakkan botol vitamin dan pil di atas nakas. "Iya, Mas," jawab Lea seadanya, menganggukkan kepala tanpa mau bersitatap dengan suaminya. Dia pura-pura sibuk membaca novel, padahal pikirannya kemana-mana. Jantung Lea berdebar kencang, punggungnya panas akan
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

75. Ketika Es dan Lahar Mengobrol

"Jaga Azalea dengan baik." "Jangan terlalu manja pada Lea juga, Kak Den. Ingat, menantu Mommy sedang hamil. Jangan macam-macam juga!" Haiden menganggukkan kepala pada orangtuanya. Setelah itu, kedua orangtuanya pamit pulang. Haiden sudah lebih baik, begitu juga dengan Lea. Maka dari itu mereka pamit untuk pulang–memberi ruang untuk Haiden dan Lea. Mungkin pasangan itu butuh waktu. Lea menatap mobil mertuanya dengan muka murung. Sejak tadi dia hanya diam, perasaannya berkecamuk dan kepalanya sedikit pusing karena banyak pikiran. Benar dugaannya! Haiden sudah tahu tetapi Haiden dasarnya memang tak ingin membahas apapun. "Masuk dan kembali ke kamar." Haiden merangkul pundak Lea, mengiring istrinya untuk kembali masuk dalam rumah. "Kau harus istirahat," lanjutnya. Lea hanya menganggukkan kepala, berjalan pelan di sebelah suaminya. Sampai sekarang! Haiden tidak menyinggung pasal kehamilannya. Apa Haiden juga berpikiran yang sama dengan para tantenya? Haiden curiga ini anak Orion?
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

76. Keuntungan Memiliki Bayi

"Bagaimana rasanya menjadi ayah?" tanya Haiden, tepat setelah dia duduk di sebelah Reigha. Reigha menoleh padanya, menaikkan sebelah alis karena cukup tertarik dengan pertanyaan Haiden. "Seperti yang kau lihat," jawab Reigha. Haiden seketika menatap kesal pada Reigha. "Aku buta," ketusnya sebab tidak suka dengan jawaban Reigha. Shit! Kenapa harus jawaban itu? Memangnya jawaban seperti itu bisa menjelaskan apa?! Haiden butuh yang lebih rincih, diungkapkan dengan rangkaian kata pendukung untuk meyakinkan. "Jawab yang benar, Rei." Haiden berucap lagi, mendengkus lalu melayangkan tatapan malas pada Reigha. Dia bukan hanya dekat dengan Reigha, tetapi mereka juga sangat kompak sebenarnya. Fakta lucunya, pertemanan keduanya diawali dengan alasan yang konyol. Haiden dan Reigha memiliki hubungan kekerabatan. Namun, dulu mereka tak sedekat ini. Haiden lebih masuk pada pertemanan Rafael, Maxim, Nanda dan yang lainnya karena mereka semua seumuran. Sedangkan Reigha, selain lebih
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

77. Persiapan Matang Seorang Daddy

Lea berusaha menenangkan diri di halaman samping, taman rumah yang sejuk dan indah. Kewarasan Lea berasa direnggut oleh Haiden, dan sekarang Lea ingin menyendiri–ditemani oleh Haiden. Yap! Lagi-lagi Lea ingin bebas dari Haiden akan tetapi suaminya ini seperti telah direkatkan pada tubuhnya. Lengket dan tak bisa disingkirkan! "Mas tidak kerja yah?" tanya Lea, nadanya cukup sinis karena masih dongkol pada Haiden. Sebenarnya Lea mengusir secara halus. Namun, Lea juga sejujurnya bingung kenapa Haiden tidak ke kantor. Ayolah! Suaminya penggila kerja. "Tidak." Haiden menjawab datar, "kondisimu belum stabil dan siapa tahu juga kau ingin sesuatu. Ibu hamil mengidam bukan?" "O-oh. Iya." Lea menganggukkan kepala, cukup kaku dan lagi-lagi bingung. Haiden tak ingin punya anak tetapi tetap perhatian pada Lea yang sedang mengandung. Konsepnya bagaimana?! *** Karena pusing diikuti terus-terusan oleh Haiden, pada akhrinya Lea memilih tidur siang. Lea berniat hanya pura-pura supaya
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

78. Belum Selamat

Namun, tiba-tiba saja Haiden muncul. Pria itu berjalan dengan langkah panjang, akan tetapi wajahnya menunjukkan mimik yang tenang sehingga sangat sulit bagi mereka untuk menebak apa yang sedang pria itu pikirkan serta rasakan. Mendengar langkah kaki, Lea menoleh ke arah belakang–menatap Haiden yang berjalan mendekat ke arahnya. Haiden melewatinya, akan tetap menyempatkan diri untuk mengusap pelan pucuk kepala Lea–saat dia melewati perempuan itu. Bug' Haiden langsung melayangkan tinju ke wajah tantenya, pukulannya sangat kuat sehingga perempuan itu terhempas kasar ke lantai kemudian berakhir tak sadarkan diri, di mana darah segar keluar dari hidung dan mulut. "Haiden!" bentak Tommi–suami dari Sania. Dia berlari ke arah istrinya dan langsung menggendongnya. Sedangkan Haiden, dia menggerakkan lengan–meregangkan otot lengan lalu kembali mengambil ancang-ancang untuk memukul Sania. Persetan, perempuan itu sudah tumbang. Jika dia masih terlihat oleh Haiden dalam bentuk utuh, maka H
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

79. Air Es untuk Memadamkan Api

"Ck." Haiden berdecak pelan, berkacak pinggang sembari memperhatikan istrinya yang sedang berbaring lemah di atas ranjang. Hari ini Haiden berniat ke kantor. Dia sudah rapi dengan setelah jas mahal. Dia terlihat mendekati kata 'sempurna melalui pancaran pesona dan karismanya. Haiden bahkan telah ada dalam mobil–akan berangkat ke kantor. Namun, maid berlari panik. Maid tersebut mengejar mobil yang akan keluar dari pekarangan rumah untuk menghentikan mobil yang membawa tuannya. Haiden menyuruh Nanda berhenti lalu menghampiri maid, di mana maid melapor secara tergesa-gesa, mengatakan kalau sang nyonya pingsang. Untungnya nyonya mereka pingsang dalam keadaan duduk di sofa, sehingga kecemasan mereka tak berkali-kali lipat. Sekarang Lea sudah diperiksa oleh dokter, kondisinya sangat memprihatinkan. Fisik Lea sangat lemah, begitu juga dengan kandungannya. Namun, dokter mengatakan supaya Haiden tidak khawatir berlebihan. Beberapa wanita hamil mengalami hal seperti ini--mudah drop dan ja
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

80. Sosok yang dirindukan Lea

"Dan-- ja-jangan-jangan anak yang Lea kandung adalah anak Orion," cicit Selly pelan, cukup takut pada Haiden. Akan tetapi tatapan Kenzie juga mengerikan, membuatnya terpaksa bersuara. Nanda cengang mendengar ucapan tante dari Haiden. Bagaimana bisa dia berpikir demikian? "Kau yakin telah membawa otakmu sebelum datang ke sini?" Kenzie mengernyit, kesal mendengar ucapan iparnya. Bagaimana bisa dia berpikir anak yang Lea kandung milik Orion, sedangkan Lea diculik baru beberapa hari lalu. "Bi-bisa saja. Orion bertemu dengan Lea saat Haiden dan Lea berbulan madu, bukan?" Selly mencari pembenaran dan alasan lain. Intinya dia ingin membuat Lea hina dihadapan Kenzie dan Moza. Kenzie memijat pelipis, sakit kepala karena mendengar ucapan Selly. Tadi, menantunya difitnah hamil karena insiden penculikan, sekarang pindah karena bulan madu Haiden dan Lea. Semakin mereka ingin menjatuhkan Lea, semakin mereka terlihat blunder. "Kau juga ingin mati sepertinya!" geram Haiden. Syur'Tuk'Nanda bu
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status