Home / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dekapan Dingin Suami Panas: Chapter 61 - Chapter 70

82 Chapters

61. Cinta yang Membara Mengatasnamakan Hukuman

"Sebagai istri yang baik, tidak seharusnya kau membahas pria selain aku!" lanjut Haiden, langsung melumat bibir Lea setelahnya. Lea melebarkan mata, cukup kaget karena Haiden melumat kasar bibirnya. Lea memberontak dan berusaha melepas pangutan tersebut. Bibirnya terluka dan sialnya Haiden masih terus melumatnya, seakan Haiden lapar dan bibir Lea adalah sumber makanan pokok. "Mas Haiden, ceritaku belum selesai. Kamu salah--" Lea baru berhasil melepaskan bibir Haiden, akan tetapi pria itu kembali mendapatkan bibirnya. Haiden menggendong tubuh Lea kemudian membawanya ke ranjang. Dia membaringkan tubuh Lea lalu tanpa membuang waktu langsung mengambil tempat di atas tubuh istrinya. Haiden akhirnya melepaskan pangutan kasar itu. Lea segera menjelaskan cerita tadi. "Mas Haiden, ceritaku belum selesai dan …-" "Diam!" sentak Haiden, menggeram marah sembari membekap kuat mulut Lea. Dia tak ingin mendengarkan apapun tentang pria lain dari cerita istrinya, apalagi jika itu proses
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

62. Kembali dalam Dekapan Dingin

"Habis aku dan si dosmud–dosen muda tabrakan, aku langsung deg degkan, jantungku berdebar tak karuan dan …-" "Kau bisa diam?!" dingin Haiden, sangat tidak tahan mendengar cerita istrinya. Ocehan membuatnya marah, topik yang Lea suguhkan lebih horor dari cerita apapun yang pernah Haiden dengar. Namun, selain menghadirkan cerita yang mengerikan, cerita Lea juga dapat memancing darah tinggi, ganguan jiwa berupa psychopath darah rendah, dan juga efek semburan kemarahan godzilla. Lea menggelengkan kepala kemudian melanjutkan ceritanya, tak peduli pada kemarahan Haiden. "Aku deg degkan karena laptop dosen itu jatuh trus kopi ku tumpah ke atas dokumen rekap nilai dari empat kelas yang dia ambil, Mas. Jantungku rasanya mau copot, Mas. Bagaimana caraku mengganti laptopnya dan seperti apa caraku bertanggung jawab untuk mengatasi rekap nilai yang terkena tumpahan kopiku?" Haiden seketika itu juga menatap lekat pada istrinya, dia mendengkus kasar kemudian berdecak kesal. Hell! Dia kira
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

63. Sebuah Mitos

Lea telah selesai memasak dan sekarang dia berada di dalam kamarnya. Dia sedang bersantai sembari membaca novel. Haiden belum kembali dan handphonenya yang berada dalam laci, terus berbunyi. Akan tetapi Lea pura-pura tak mendengar. 'Haaah … tiba-tiba aku merindukan suasana Medi Zone. Mereka sangat baik padaku dan aku bersenang-senang selama bekerja di sana. Tapi … Mas Haiden tidak membolehkan,' batin Lea, entah kenapa dia teringat dengan tempat kerjanya dulu. Tak ada yang mengenal Lea siapa, tetapi semua orang bersikap baik padanya. Lea sangat happy selama bekerja di sana, sayangnya Haiden tak mengizinkan. Ceklek' Mendengar suara pintu, Lea menoleh dan menemukan suaminya ada di sana. Haiden terlihat memasang wajah dingin, membuat Lea yang sudah memasang senyuman langsung memudarkan senyuman tersebut. Deg deg deg' Jantung Lea berpacu dengan kuat, tubuhnya terasa kaku–Lea mencemaskan sesuatu. Bagaimana jika Haiden kembali seperti dulu?! Haiden kembali dalam wajah berba
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

64. Aroma yang Melekat Pada Azalea

Besoknya … Haiden pulang lebih awal dari kantor karena mengajak Lea bertemu dengan orangtuanya. Mereka akan mengurus surat perceraian yang orangtua Lea ajukan, sekaligus mempertemukan Lea dengan orangtua angkatnya. Masalah perusahaan, Haiden dengan mudah sudah menyelesaikan. Kini tinggal masalah hubungan pernikahannya dengan sang istri. Orangtua Haiden memang tak percaya jika Lea mengajukan perceraian melalui orangtua kandungnya. Namun Kenzie dan Moza (orangtua Haiden) cukup khawatir pada hubungan pernikahan keduanya karena sebelumnya mereka sempat mendengar Haiden dan Lea bertengkar hebat. Haiden dan Lea memang baru pulang dari bulan madu. Namun, apapun bisa terjadi, mengingat putra mereka, Haiden, yang sangat mudah marah. "Di mana Nyonya HaiLe?" tanya Haiden pada kepala maid, sebelumnya tak menemukan sang istrinya dalam kamar. "Nyonya HaiLe pergi ke cafe, Tuan." jawab maid, mendapat anggukan dari Haiden. Haiden langsung keluar dari rumah, berniat menyusul istrinya ke
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

65. Berbahaya Sehingga Terkurung

"Tuan, sebaiknya jangan mendahului." Rekq menahan pundak Orion, di saat tuannya tersebut berniat melepas pakaian Lea. Mereka sudah di markas, di mana Orion telah membawa Lea ke dalam kamarnya–kamar utama dan luas, milik Orion sendiri. "Apa maksudmu?!" geram Orion, tak suka dan kesal karena Rekq melarangnya melepas pakaian Lea. Orion tak berniat apa-apa, hanya melepas pakaian Lea agar dia bisa memandikan perempuan ini. "Biarkan maid perempuan yang melakukan, Tuan. Dan tunggu Nona Lea bangun. Jika Tuan melakukan sendiri, Nona akan menganggap anda kurang ajar. Nona orang asia, sangat menjunjung moral dan kental dengan norma. Jika Tuan tak menghargai budaya Nona, maka Nona bisa sangat membenci Tuan," jelas Rekq, "percuma Tuan mendapatkan Nona, tetapi Nona berakhir membenci Tuan." "Jadi aku harus bagaimana? Aku tidak mengerti cara mendekati perempuan," ungkap Orion, segera berdiri dari ranjang–menatap tangan kanannya dengan muka bingung bercampur antusias. Dia bingung harus bag
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

66. Sama-sama Terpenjara tetapi Berbeda

"Ada apa?" tanya Kenzie pada Nanda. Sejenak dia menatap ke arah putranya, yang terpenjara dalam sebuah sel khusus. "A-aku … aku tidak bisa menjaga Haiden, Paman. Dia mengancam ku terus," adu Nanda, segera bersembunyi di belakang tubuh Kenzie, berlindung karena dia benar-benar takut pada sosok Haiden yang sekarang. Awalnya, Nanda heran kenapa Haiden dipenjara oleh Kenzie. Dia merasa ada yang salah dengan daddy dari bos-nya, karena alih-alih membiarkan Haiden pergi mencari Lea, Kenzie malah mengurung Haiden. Apa Kenzie tak peduli pada Lea? Yah, awalnya Nanda berpikir begitu. Namun, sekarang dia paham kenapa Haiden di penjara karena Haiden terlalu berbahaya bila dilepas. Kenzie menghela napas lalu mendekat pada jeruji besi. "Daddy sudah mengerahkan anak buah Daddy untuk mencari Azalea. Jadi tolong, tenangkan dirimu," ucap Kenzie dengan nada pelan dan lembut, berupaya membuat Haiden menenang. Hal yang dia takutkan adalah Haiden kembali menjadi sosok monster mengerikan di jalanan.
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

67. Kebebasan untuk Penyelamat

"Sudah dua hari putra kita terkurung, tanpa makan sama sekali. Apa kamu tidak sedikitpun kasihan pada Haiden, Mas?" Moza berucap lirih, menatap suaminya dengan genangan air mata yang telah memenuhi pelupuk. Kenzie menatap lembut pada istrinya. Dari pancarannya ada raut kesedihan dan ke khawatirkan. "Maafkan aku, Moza. Aku hanya bisa melakukan cara ini supaya putra kita tidak memberontak." "Aku ibunya, Mas. Aku tidak bisa melihat Haiden seperti ini!" Moza memekik, bersamaan dengan air mata yang meluruh jatuh dari pelupuk. "Putraku hanya diberikan air minum. Dia tidak makan selama dua hari ini. Di dalam rumah yang mewah ini, putraku dikurung dan diasingkan. Kenapa? Kenapa kita tidak membiarkan Haiden bebas, Mas?" "Terlalu beresiko dan berbahaya. Haiden sedang dikendalikan kemarahan, dia tidak mengenali kita dan mungkin juga istrinya. Jika kita membiarkannya bebas, dia akan berkeliaran lalu melenyapkan siapapun." Kenzie mendekat pada istrinya lalu menarik wanita yang sangat ia cintai
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

68. Perutku Kram

"Tuan muda Haiden kabur dari ruang tahanan, Tuan besar," lapor salah satu penjaga pada Kenzie, tak menemukan Haiden berada dalam selnya. Kenzie langsung berdiri, wajahnya bingung bercampur panik. Tidak mungkin Haiden bisa kabur begitu saja. Putranya sudah tak bertenaga, juga dalam keadaan di rantai dan dikurung. Kecuali ada yang membebaskan. "Ziea." Reigha memangil istrinya, kebetulan sedang lewat. Ziea menoleh pada suaminya, akan tetapi setelah itu buru-buru beranjak dari sana. Melihat itu, Reigha menghela napas secara pelan. Kenzie juga memperhatikan putrinya, mencurigai jika Ziea lah yang membebaskan Haiden. "Daddy tak perlu khawatir. Haiden mendengarkan perkataan Ziea dan dia tidak akan melakukan apapun selain membawa Lea pulang," ucap Reigha untuk menenangkan ayah mertuanya. "Aku akan menyusul Haiden," lanjut Reigha. Kenzie menganggukkan kepala, tersenyum getir pada Reigha. "Maaf karena membebani mu, Nak." "Tidak sama sekali, Daddy." Reigha berkata pelan, setelah itu se
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

69. Tebasan Kematian

Cup' Haiden meraup bibir Lea, melumatnya dengan kasar dan penuh nafsu. Lea begitu kaget karena Haiden menciumnya secara tiba-tiba–di depan Orion dan anak buahnya. Namun, Lea tidak berani memberontak dan menolak, dia bisa merasakan kemarahan yang nyata dari suaminya. Mata Lea dan Haiden bertabrakan, sehingga membuat Lea buru-buru membalas ciuman tersebut. Tatapan Haiden sangat menyeramkan, terlihat guratan kemarahan yang dilayangkan pada Lea. Dan ketika Lea membalas ciuman Haiden, barulah sorot mengerikan itu hilang. "Bajingan!" teriak Orion marah. Dia bangkit kemudian melayangkan tinju pada Haiden. "Aku saja belum pernah menciumnya. Berani sekali kau, Jerk!" makinya, mengangkat tinju untuk memukul Haiden. Akan tetapi …- Bug' Haiden menendangnya dengan gerakan yang cepat dan tak terbaca oleh Orion. "Argk." Orion terhempas ke lantai, lagi-lagi bagian belakang kepalanya terbentur pada marmer. Orion menahan sakit kemudian memperhatikan sosok pria tinggi tersebut dengan w
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

70. Bunuh Semua–Jangan!

Setelah mengumpulkan para maid, mereka disuruh bersimpuh di depan tubuh Orion yang terbakar dan kepala Orion diletakkan menghadap mereka. Tubuh para maid gemetaran, tak kuat melihat kepala tuan mereka yang terletak di hadapan mereka. Sedangkan tubuh sang tuan, terbakar. Kengerian itu berlangsung secara terus-terusan. Haiden membunuh satu persatu anak buah Orion, kemudian membakarnya dihadapan para maid–sama seperti Orion yang terbakar. Lea semakin mual dan pusing, aroma tubuh yang terbakar terasa menyengat dan menusuk indra penciumannya. "Siapa dari kalian yang memaksa istriku memakai baju sialan itu, Humm?!" dingin Haiden, menatap satu persatu para maid yang duduk di lantai–manik menyala dan tajam. Pada maid yang menunduk takut, reflek melebarkan mata. Mereka saling bersitatap karena terkejut. I-istri? Apa maksud tuan mengerikan ini adalah Lea-- perempuan yang ingin dinikahi oleh tuan mereka? "Jawab!" geram Haiden, akan tetapi tak ada yang berani bersuara. Mereka menunduk
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status