Semua Bab Dekapan Dingin Suami Panas: Bab 41 - Bab 50

80 Bab

41. Cinta Besar Haiden yang Tersembunyi

"Kau cinta pertamaku, Stupid!" Deg' Jantung Lea seketika berdebar kencang, air mukanya kaku dan matanya melebar. Dia cinta pertama Haiden? Lea memegang kepala dengan kedua tangan, berusaha mengingat apa yang Haiden katakan padanya ketika mereka di Paris dulu. Benarkah Haiden mengatakan jika Lea adalah cinta pertama Haiden? Sial! Hal sebesar itu-- kenapa Lea bisa melewatkannya? Ting' Handphone Lea kembali berbunyi. Lea menoleh ke arah nakas, di mana Haiden meletakkan handphonenya di sana. Lea langsung menyambar handphone tersebut dan membuka pesan–lagi-lagi dari nomor tak dikenal itu. [Kamu memang istrinya, tetapi akulah yang Kak Haiden cintai. Aku pacar pertama Kak Haiden, kisah kami membekas hingga sekarang.] Haiden merampas handphone, dia membaca pesan dari nomor tak di kenal tersebut. Haiden mendengkus kemudian memblokir nomor itu. "Pacar pertama bukan berarti cinta pertama," ucap Haiden tegas, supaya Lea tidak terpengaruh oleh pesan tersebut. "Biasanya pacar pertama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

42. Alasan Kenapa Mas Haiden Tidak Menyentuhku

"Mas hanya ingin punya anak dengan cinta pertama Mas Haiden," ucap Lea. Dia bukan berniat menghancurkan perasaan senang yang saat ini menyelimuti dirinya. Hanya saja dia ingin memastikan jika kebahagiaan ini bukan kebahagiaan semu. Haiden cukup terkejut mendengar ucapan istrinya. Dia tak menduga jika waktu itu Lea mendengar obrolannya dengan teman-temannya. Pantas saja setelah dari sana, Lea seperti menjaga darinya. "Cinta pertamaku adalah kau, dan itu benar-- aku hanya ingin memiliki anak darimu. Tapi …-" Haiden menjeda sejenak. Mungkin dia dan Lea akan memiliki pemikiran berbeda mengenai anak. Dari cara Lea berbicara tentang anak, mungkin istrinya menginginkan anak. Sedangkan Haiden, untuk sekarang tidak, "untuk sekarang aku tidak ingin siapapun ada diantara kita, termasuk anak, Azalea. Aku tidak ingin." "Kenapa?" tanya Lea pelan. Suasana hatinya seperti keadaan seseorang yang terbangun di hari petang–ada perasaan aneh dan tak nyaman. Haiden menjelaskan dia hanya ingin punya an
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

43. Simpanan Lea di Walk In Closet

"Ada apa, Mom, Dad?" tanya Haiden, sudah di lantai utama–ruang tamu. Di mana orangtuanya telah menunggunya di sana. Kenzie–daddy Haiden, melayangkan tatapan tajam pada Haiden. Dari wajahnya pria tua yang masih saja tampan tersebut terlihat sangat marah. "Di mana menantu Mommy dan Daddy?" tanya Kenzie dingin. Seseorang telah melaporkan padanya jika putra dan menantunya bertengkar. Pertengkaran tersebut membuat Lea pergi dari rumah dan meminta diceraikan juga oleh Haiden. Haiden mengalihkan tatapan dari orangtuanya menuju istrinya. Dia menatap Lea yang baru datang, perempuan cantik itu langsung tersenyum manis dan segera menyalam mertuanya secara bergantian. "Menantu Mommy semakin cantik saja," puji Moza pada menantunya. "Hehehe ...." Lea hanya cengengesan sebagai jawaban. Setelah menyalam kedua mertuanya, Lea duduk di sebelah suaminya. Tanpa dia sadari gerak-geriknya diperhatikan oleh mertuanya. Moza dan Kenzie khawatir pada Lea, dan mereka ingin memastikan apakah kondisi men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

44. Apa yang Ingin Mas Den Katakan?

"Jelaskan!" tegas Haiden, bersedekap di dada sembari menatap istrinya dengan ekspresi yang terlihat flat. Lea menatap gugup pada guling yang menempel pada dinding, lalu tatapannya ia alihkan pada suaminya, di mana dia langsung memperlihatkan cengiran kaku pada sang suami. "Ini-- sengaja kupasang untuk mengusir roh jahat di sini, Mas. Wajah galak Mas Haiden Terlope-lope sangat efisien untuk menakut-nakuti makhluk halus dan roh jahat," jelas Lea, diakhiri cengiran konyol. Haiden tak mengatakan apa-apa, akan tetapi tatapnya tak lepas dari Lea. Sedangkan Lea, dia semakin kikuk karena ditatap oleh Haiden. Saat dia ingin kabur, Haiden menghadangnya. Lea semakin dibuat gugup. "Aku galak, Sweetheart?" tanya Haiden tiba-tiba, setelah mengungkung tubuh mungil Lea di antara tubuhnya dan dinding. Lea yang sudah tak bisa bergerak dan kabur, menyengir gugup. Jantungnya terasa akan copot karena pertanyaan sederhana suaminya. Yah, hanya pertanyaan singkat, akan tetapi rasanya sangat menakutka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

45. Alasan Sentuhan Tersembunyi

Haiden diam sejenak, meneguk saliva berat dan memalingkan wajah dari istrinya. Pertanyaan pertama– dia cukup sulit menjelaskannya. Karena dia bagai pencuri, dan itu kejahatan. Namun, jika dia tak menjelaskan hal itu, dia akan membiarkan Lea berpikiran jauh padanya. Yang dia takutkan jika dia memberitahu Lea, istrinya akan marah padanya atau menghindarinya setelah ini. "Aku … memang menyentuhmu hampir setiap malam," ucap Haiden, setelah terdiam beberapa menit. Lea melebarkan mata, dia kaget meskipun Haiden sebelumnya telah mengatakan hal demikian. Keningnya kemudian mengerut, sama dengan sebelumnya, dia tak mengerti kenapa Haiden mengatakan menyentuh Lea setiap malam. Hei-- sebatu-batunya Lea tidur, tidak mungkin dia tak sadar. 'Dia uh uh ah ah denganku saat aku tidur, tapi aku nggak sadar? Gimana bisa nggak kebangun?! Mas kan brutal abis kalau begituan. Anjirr!' Lea memegang kepala, shock ketika menyadari sesuatu. Lea meraih HP di atas nakas dengan cepat kemudian men-cek sesuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

46. Sekarang Menjadi Jelas

"Karena aku khawatir kau menghindariku, seperti setelah malam pertama kita. Dan aku tidak yakin kau menyukai sentuhanku," jawab Haiden jujur. Yang dia lakukan pada Lea memang jahat, tetapi dia tidak bisa menahan dirinya sehingga dia melakukan kecurangan pada tubuh istrinya. Azalea istrinya, tubuh Lea milihnya dan dia berhak menyentuh Lea kapanpun dia mau. Sudah lama dia menginginkan Lea. Ketika belum menikah, dia selalu menahan diri untuk tak menyentuh Lea. Bahkan pernah terlintas dalam pikirannya untuk menyentuh Lea sebelum perempuan itu ia miliki. Lea sering menggodanya, dan hasratnya tinggi pada Lea. Imajinasi dan fantasinya sangat liar pada Azalea-nya. Namun, dia berupaya menahan itu semua, dia meyakinkan dirinya jika setelah menikah dia akan mendapatkan Lea tanpa harus menjatuhkan ataupun merendahkan harga diri perempuan yang ia cintai ini. Benar! Ketika dia berhasil menikahi Lea, Haiden langsung menuntaskan imajinasinya selama ini pada Lea. Malam itu-- Haiden tidak peduli L
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

47. Pertemuan Wanita

"Kecelakaan Mama dan Papa, itu ulah orangtuamu." Deg' Novel di tangan Lea seketika terjatuh, terlalu kaget mendengar ucapan suaminya. Wajahnya mendadak kaku dan jantungnya berdebar sangat kencang. Orangtuanya yang telah merencanakan kecelakaan Mama dan Papa angkat Lea? Ingatan Lea seketika berputar ke hari kematian mama dan papanya. Semenjak masih di rumah sakit, otangtuanya tak menunjukan reaksi apapun. Lalu ketika telah di rumah duka, orangtua kandungnya bahkan masih bisa bercanda dengan temannya yang datang. Padahal itu hari kematian adik kandungnya. Meski sering berselisih, tetapi Denis selalu sigap membantu Yoga jika terkena masalah. Tubuh Lea mendadak lemas sehingga dia tak bisa berkata-kata. "Tapi-- Mama dan Papa masih hidup," lanjut Haiden. Lea yang sempat lemas dan rasanya ingin pingsan, seketika kembali bersemangat. Awalnya jantungnya berdebar kencang karena perasaan kecewa yang teramat dalam, tetapi kini debaran itu berubah karena perasaan gembira yang menggebu-geb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

48. Ingin Datang ke Rumah Tuan

'Jadi dia istri Kak Haiden?' Perempuan yang tak lain adalah Jema tersebut menatap ke arah Lea, dari atas hingga bawah. 'Dia cukup cantik. Tetapi aku jauh lebih cantik, dan … entah kenapa dia tidak asing.' "Kak, aku dan temanku yang lebih dulu memilih gaun ini. Jadi gaun ini milik kami," ucap Ziea pada pelayan toko. Pelayan toko menganggukkan kepala, setuju jika gaun ini memang milik kedua perempuan muda tersebut. Pelayan tersenyum ramah pada Jema, menjelaskan secara sopan jika gaun tersebut memanglah milik Lea dan Ziea. "Mohon maaf, Nona. Gaun ini lebih dulu diambil oleh kedua Nona ini, jadi gaun ini milik kedua Nona ini." "Tidak!" Jema menjawab dengan arogan. "Aku butuh gaun ini untuk sebuah acara penting. Aku seorang model terkenal dan jauh lebih pantas mengenakan gaun mewah ini." "Mohon maaf, Nona. Akan tetapi gaun ini memang lebih dulu diambil oleh kedua Nona muda ini. Saya tidak bisa memberikannya padamu. Ah, atau … Nona bisa melihat gaun lain. Kami masih punya gaun yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

49. Ingin Proses Pembuatan Anak

'Aku sudah memperbaikinya dan aku akan datang ke rumah Tuan untuk menyerahkannya.' Citra berkata dengan nada lembut, agar terkesan sopan dan baik di mata Haiden. Wajah Haiden berubah tak bersahabat, rahangnya mengatup dan tatapannya berubah tajam. Satu hal yang Haiden tak suka, seseorang yang ia anggap asing lancang datang ke rumahnya. Bagi Haiden rumah adalah tempat privasi, dan dia tak suka jika wilayah privasinya diusil oleh orang luar. Nanda yang sudah dekat dengannya saja-- jarang ke rumah untuk pekerjaan. Jika hanya genting, barulah Nanda menginap di rumahnya. "Berikan file pada Nanda dan jangan pernah datang ke rumahku," dingin Haiden, masih berusaha tenang menghadapi Citra. 'Ta-tapi Tuan, saya sudah di depan rumah anda.' jawab Citra di seberang sana, 'mobilku mogok, Tuan. Dan di sini sangat sepi,' lanjutnya, berharap Haiden akan datang menolongnya. Dia cukup takut karena hari yang sudah sangat gelap padahal masih menunjukkan jam empat sore, namun suasana hati sudah sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

50. Teropong Keramat Pembawa Mala Petaka

Malam ini Lea dan Haiden berangkat untuk rencana bulan madu mereka. Haiden tak langsung membawa Lea ke desa, akan tetapi Haiden berniat menghabiskan waktu lebih dulu di pantai dengan istrinya. Namun, saat di depan rumah, supir menghentikan mobil. Seorang perempuan tiba-tiba muncul dan berdiri di tengah jalan, menghalangi mobil. Tok tok tok' Citra mengetuk kaca mobil Haiden, wajahnya pucat karena sejak tadi menunggu di sini. Nanda sudah datang menjemput dokumen yang ada padanya, akan tetapi Citra tak pulang dengan alasan mobilnya mogok dan ia tak bisa meninggalkan mobil tersebut di sini. Intinya dia melontarkan banyak alasan, padahal niatannya ingin diperhatikan oleh Haiden. Tapi-- hujan turun dengan deras, tetapi Citra tetap bertahan. Sekarang dia kedinginan dan pucat, berharap dengan kondisi yang seperti ini Haiden iba padanya. Srett' Kaca mobil diturunkan, memperlihatkan Haiden dengan tampang muka dingin dan mata sayu yang mengintimidasi. 'Seperti biasa. Tuan sangat tampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status