Share

53. Es Krim

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2024-12-28 23:57:42

"Ih, mana bisa begitu?" Lea bergumam pelan, kemudian mengangkat telepon sang suami. Dia sebenarnya malas, akan tetapi dia penasaran siapa yang menelpon suaminya.

'Selamat pagi, Tuan. Mohon maaf mengganggu waktunya. Ini mengenai dokumen penting untuk proyek, Tuan. Dokumen tersebut terkena tumpahan kopi oleh seorang staf yang tak bertanggung jawab. Saya sudah membuat ulang dan membenahi, akan tetapi kami butuh tanda tangan Tuan Haiden. Apakah saya boleh menyusul anda, Tuan? Karena dokumen ini sangat penting dan tiga hari lagi harus sudah diperlihatkan pada mitra,' ucap seseorang di seberang sana. Tak lain dia adalah Citra–menghubungi Haiden karena ada sedikit masalah di kantor.

Lea menjauhkan handphone kemudian menoleh pada suaminya yang sedang berpakaian. "Mas Haiden," panggil Lea pelan.

"Humm." Haiden berdehem rendah, menoleh pada istrinya kemudian berjalan ke sana, "ada apa?" ulangnya, mengeluarkan kata–tak sekedar deheman saja.

"Ini--" Setelah Haiden duduk di sebelahnya, Lea lan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Eka kikio
jangan2 yg slama ini ngawasin dan moto makle diam2 itu suruhan bapak dajjalx... ck beware hailee... seudzon akutu....
goodnovel comment avatar
Khory Henziee
yeaah.. kurang panjang kak caci, tambah tambah tambah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dekapan Dingin Suami Panas   54. Cinta Pria Lain

    "Pulang?" tanya Haiden saat Lea sudah di depannya. Lea memperhatikan wajah datar sang suami. Dari sorot mata suaminya, Lea tahu Haiden menahan kesal dan marah. Haiden sangat mudah marah, dan Haiden tidak pernah bisa menutupi ekspresi kemarahannya. Selalu terlihat dengan jelas, dapat dirasakan dari aura pria ini juga. Lea menganggukkan kepala, tersenyum kaku pada Haiden. 'Aku hanya nggak sengaja tabrakan dengan pria. Bukan jatuh cinta. Ck, tapi ekspresi Pak suami-- seakan-akan ingin mengulitiku hidup-hidup.' batin Lea, langsung memeluk lengan Haiden ketika pria itu berdiri dari kursi malas. Mereka melangkah pergi dari sana, menjauh dari lokasi tersebut. Di sisi lain, pria yang bertabrakan dengan Lea terlihat menyunggingkan smirk tipis. Tatapannya terus mengikuti kemana Lea melangkah, seakan tak ada objek apapun selain Lea di tempat ini. "Cantik dan menarik. Aku suka kelinci manis," gumam pria itu, suaranya terdengar berat dan serak. **** Lea merapalkan doa keselamatan saat

    Last Updated : 2024-12-29
  • Dekapan Dingin Suami Panas   55. Satu Ton Emas

    "Jadi keingat dulu sama sosok Anomali yang menuduhku cemburu tanpa alasan," sindir Lea dengan nada kesal, menatap berang pada Haiden yang sedang sibuk membaca sesuatu di tabletnya–duduk di sofa, berhadapan dengan Lea yang tengah duduk di sisi ranjang. Lea sangat ingat dulu Haiden menegurnya untuk tak terlalu mudah cemburu dan bahkan mengatai Lea cemburu tanpa alasan. Itu terjadi ketika dia dan Haiden akan menikah, Lea saat itu ingin pulang dari rumah Haiden dan Haiden mengantarnya. Tiba-tiba Melody ingin ikut dengan mereka–Melody sakit perut dan butuh ke dokter. Haiden membiarkan Melody ikut sebab alasan yang masuk diakal dan rumah sakit cukup dekat dari rumah kediaman Mahendra. Karena hal tersebut Lea bertengkar dengan Haiden, lalu akhirnya Haiden menyebutnya cemburu tanpa sebab. Namun, lihat sekarang? Siapa yang paling gila dalam hal cemburu? Siapa yang lebih cocok disebut cemburu tanpa alasan? Lea atau Haiden? Lea cemburu karena jelas-jelas dia tahu Melody suka pada Haiden.

    Last Updated : 2024-12-29
  • Dekapan Dingin Suami Panas   56. Ketukan Pintu

    Cup' Lea mencium pipi suaminya kemudian tersenyum manis. "Terimakasih, dan selamat malam, Mas Haiden Terlope-lope kesayangan Lea," ujarnya bersemangat, setelah itu menutup mata–masih dengan bibir yang membentuk senyum indah. Haiden tersenyum tipis, mengamati wajah istrinya yang sudah memejamkan mata. "Selamat malam, Nyonya HaiLe, milikku," balasnya dengan nada serak dan rendah, masih setia mengamati wajah cantik istrinya. Cemburu berlebihan? Mungkin Azalea-nya tidak sadar, akan tetapi Haiden tahu– dari tatapannya, pria itu jatuh cinta pada istrinya. Dari aura dan pembawaan pria tersebut, Haiden juga tahu dia menginginkan Azalea-nya. Ini alasan kenapa Haiden sangat malas dan bahkan enggan mempertemukan istrinya dengan teman-temannya. Lea punya daya tarik yang kuat di kalangan pria dengan karakter yang kuat (alpha) seperti dia, Kevan, Nanda dan pria tadi. Teman-temannya belum punya pasangan dan Haiden tahu isi kepala teman-temannya. *** "Kapan kita akan bertemu Mama dan

    Last Updated : 2024-12-29
  • Dekapan Dingin Suami Panas   57. Membawa Kabur

    "Kau siapa?" tanya Haiden, menatap datar pada sosok pria yang berdiri di depan kamarnya. Pria itu cukup kaget melihatnya, matanya sejenak melebar kemudian tiba-tiba menunjukan ekspresi ramah. Mungkin pria ini kira dia bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya, tapi dia salah. Haiden ahli dalam membaca ekspresi wajah. "Selamat malam, Tuan. Saya Rion. Saya ingin mengganti es krim Nona Lea karena kemarin saya menabraknya dan membuat es krimnya jatuh," ucap Orion, kembali tersenyum akan tetapi diam-diam menahan kemarahan karena bukan nona Lea-nya yang membuka pintu. Hell! Padahal dia sudah sudah payah mencari informasi tentang Lea, mendadak pindah ke penginapan ini padahal dia memiliki villa pribadi di sekitar pantai. Dia juga mengikuti Lea dan Haiden, supaya tahu kapan Lea sendiri dan kapan Haiden pergi. Seharusnya, dari yang dia cari tahu, Haiden pergi di jam ini. Akan tetapi kenapa Haiden masih di sini? Orion semakin panas dan kesal karena melihat penampilan Haiden. Pria ini menge

    Last Updated : 2024-12-31
  • Dekapan Dingin Suami Panas   58. Sebuah Tanda Kepemilikan

    Akhirnya Lea dan Haiden tiba di desa impian Lea. Mereka sudah di penginapan dan sedang beristirahat. "Di sini tidak ada AC, ruangannya sudah sangat dingin," gumam Lea, membuka jendela villa–terdiam sejenak untuk menikmati pemandangan yang astri dan menakjubkan, bagi Lea. Villa yang mereka ambil adalah villa kecil dan satu lantai. Namun, bagi Lea ini sangat cantik karena benar-benar sesuai apa yang dia harapkan. Dengan tinggal di villa ini, Lea merasa tengah menjalani hidup di sini. 'Sudah jarang aku menemukan bunga-bungan ini di kota besar.' batin Lea, tersenyum cerah karena senang memandang tampan bunga di halaman samping villa. Bunga tersebut merupakan bunga yang sering dijumpai di pedesaan. Ada bunga kertas atau bougenville, bunga pukul empat, bunga kembang sepatu, bunga asoka dan gerbera. Dilengkapi dengan rumput hijau yang membuat taman tersebut sangat cantik. Meskipun sudah senja, tetapi bunga-bunga ini masih terlihat segar–layaknya ketika pagi. "Eh." Lea tersentak

    Last Updated : 2024-12-31
  • Dekapan Dingin Suami Panas   59. Lari dari Mas Den

    "Mas itu gila yah?!" sungut Lea dengan nada meng-gas, marah tetapi karena menahan sakit kemarahannya tak terlalu terlihat. Haiden menatap Lea sejenak kemudian kembali fokus mengobati luka di lengan Lea. "Maaf, Azalea," ucap Haiden rendah dan berat, "tanda ini sangat penting untukmu," lanjutnya. "Tanda apa?" ketus Lea, reflek menoleh ke lengannya. Dia cukup kaget melihat sebuah tulisan dengan gaya italic yang terukir di lengannya. Namun, rasa kaget itu berganti dengan rasa penasaran. SW? Apa SW? "SW?" Lea bergumam pelan, mengusap ingus dengan tangan tetapi setelahnya melapkan tangan yang terkena ingus tersebut ke piyama Haiden. Haiden menatap Lea sekilas lalu menatap bekas lap-an tangan istrinya di piyamanya dengan muka datar. Setelah itu, Haiden tiba-tiba tersenyum tipis, menatap Lea–lagi-lagi sekilas. Cangat lucu! Meskipun menangis dan kesakitan, tetapi ada-ada saja tingkahnya. "SW apa, Mas? Status what-sapp kah?" tanya Lea dengan muka cemberut, mayun dan diteku

    Last Updated : 2024-12-31
  • Dekapan Dingin Suami Panas   60. Jangan Bahas Pria Lain Sweetheart

    Informasi apa yang kau dapatkan, Rekq?" tanya Orion pada kepercayaannya. Sudah dua minggu lebih dia mencari Lea yang ia anggap disembunyikan oleh Haiden, akan tetapi Orion sama sekali tak menemukan pujaan hatinya tersebut. Bahkan jejak sekecil apapun dia tak berhasil mendapatkan. Saking nekatnya mencari Lea, Orion sudah di negara perempuan itu. Demi Lea, dia akan mendapatkan apapun. Senyuman perempuan itu membuatnya jatuh hati, wajah Lea begitu cantik dan matanya sangat indah. Cepat atau lambat, ia pastikan Lea akan berakhir menjadi miliknya. "Sampai sekarang aku tidak menemukan jejak Tuan Haiden dan Nona Lea, Tuan." Rekq berkata dengan nada serius, "akan tetapi aku mendapat informasi yang mungkin sangat dibutuhkan oleh Tuan." "Katakan." Orion berkata acuh tak acuh, tak terlalu tertarik karena bukan informasi cintanya–Azalea. "Nona Azalea merupakan putri dari keluarga Pratama." Dari yang tak bersemangat, Orion seketika melebarkan mata. Dia antusias jika itu tentang Lea.

    Last Updated : 2025-01-01
  • Dekapan Dingin Suami Panas   61. Cinta yang Membara Mengatasnamakan Hukuman

    "Sebagai istri yang baik, tidak seharusnya kau membahas pria selain aku!" lanjut Haiden, langsung melumat bibir Lea setelahnya. Lea melebarkan mata, cukup kaget karena Haiden melumat kasar bibirnya. Lea memberontak dan berusaha melepas pangutan tersebut. Bibirnya terluka dan sialnya Haiden masih terus melumatnya, seakan Haiden lapar dan bibir Lea adalah sumber makanan pokok. "Mas Haiden, ceritaku belum selesai. Kamu salah--" Lea baru berhasil melepaskan bibir Haiden, akan tetapi pria itu kembali mendapatkan bibirnya. Haiden menggendong tubuh Lea kemudian membawanya ke ranjang. Dia membaringkan tubuh Lea lalu tanpa membuang waktu langsung mengambil tempat di atas tubuh istrinya. Haiden akhirnya melepaskan pangutan kasar itu. Lea segera menjelaskan cerita tadi. "Mas Haiden, ceritaku belum selesai dan …-" "Diam!" sentak Haiden, menggeram marah sembari membekap kuat mulut Lea. Dia tak ingin mendengarkan apapun tentang pria lain dari cerita istrinya, apalagi jika itu proses

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Dekapan Dingin Suami Panas   82. Bertemu Mama Papa

    Lea diam-diam ke lantai bawah, dia pusing karena lama terkurung dalam kamar. Sedangkan Haiden, suaminya tertidur sangat pulas, dan oleh sebab itu Lea bisa diam-diam keluar. "Pak Rekq," ucap Lea, terkejut melihat pria yang membantunya selama penculikan ada di rumahnya. "Halo, Nona Lea. Senang bisa bertemu denganmu lagi." Rekq membungkuk hormat pada Lea, tak lupa sebuah senyuman manis menyungging di bibir. "Iya. Terimakasih untuk bantuannya, Pak Rekq," Lea mendekat lalu tersenyum balik pada Rekq. Saat itu dia belum sempat berterimakasih pada Rekq, dan untungnya mereka bertemu di sini."Terimakasih kembali juga pada Nona. Jika bukan karena Nona, mungkin saya dan beberapa maid itu, sudah tak ada di dunia ini," jawab Rekq dengan begitu manis dan sopan. Tak ada rasa apapun selain hormat yang dia miliki pada perempuan ini. Yang membuat Rekq sangat salut pada Lea adalah karena keteguhannya dalam menjaga kehormatannya selama penculikan. Lea tidak tahu siapa suaminya yang sebenarnya di duni

  • Dekapan Dingin Suami Panas   81. Dengarkan Nasehat Rekq

    "Lalu apa yang kalian banggakan sedangkan kalian tak memiliki peran di keluarga Mahendra?" terang Denis, menatap para kerabat mertua putrinya dengan mimik muka tak bersahabat. Jelas ada pancaran kemarahan yang terlihat nyata karena dia tak menyangka putrinya difitnah oleh keluarga ini. Lea baru selamat dari kasus penculikan, bisa dikatakan kondisi putrinya belum baik-baik saja. Namun, mereka sangat keji dengan melempar ucapan jahat pada Lea. "Yang kami katakan fakta. Dan … bagiamana mungkin Lea lebih baik dari kami?" Ernio, suami Selly, melayangkan tatapan sinis pada Denis. "Jika bukan karena Ziea, memangnya putri yang kau banggakan tersebut memangnya bisa apa? Dia saja menikah dengan Haiden kami karena permintaan Ziea." "Kalian orang yang selalu merasa paling tahu." Kenzie angkat bicara, "fakta dan kebenarannya-- Ziea punya ide untuk bisnis cafenya karena melihat kemampuan Lea dalam memasak. Salah besar jika kalian mengira Lea mendapatkan pekerjaan karena diberi oleh Ziea, dia be

  • Dekapan Dingin Suami Panas   80. Sosok yang dirindukan Lea

    "Dan-- ja-jangan-jangan anak yang Lea kandung adalah anak Orion," cicit Selly pelan, cukup takut pada Haiden. Akan tetapi tatapan Kenzie juga mengerikan, membuatnya terpaksa bersuara. Nanda cengang mendengar ucapan tante dari Haiden. Bagaimana bisa dia berpikir demikian? "Kau yakin telah membawa otakmu sebelum datang ke sini?" Kenzie mengernyit, kesal mendengar ucapan iparnya. Bagaimana bisa dia berpikir anak yang Lea kandung milik Orion, sedangkan Lea diculik baru beberapa hari lalu. "Bi-bisa saja. Orion bertemu dengan Lea saat Haiden dan Lea berbulan madu, bukan?" Selly mencari pembenaran dan alasan lain. Intinya dia ingin membuat Lea hina dihadapan Kenzie dan Moza. Kenzie memijat pelipis, sakit kepala karena mendengar ucapan Selly. Tadi, menantunya difitnah hamil karena insiden penculikan, sekarang pindah karena bulan madu Haiden dan Lea. Semakin mereka ingin menjatuhkan Lea, semakin mereka terlihat blunder. "Kau juga ingin mati sepertinya!" geram Haiden. Syur' Tuk' Na

  • Dekapan Dingin Suami Panas   79. Air Es untuk Memadamkan Api

    "Ck." Haiden berdecak pelan, berkacak pinggang sembari memperhatikan istrinya yang sedang berbaring lemah di atas ranjang. Hari ini Haiden berniat ke kantor. Dia sudah rapi dengan setelah jas mahal. Dia terlihat mendekati kata 'sempurna melalui pancaran pesona dan karismanya. Haiden bahkan telah ada dalam mobil–akan berangkat ke kantor. Namun, maid berlari panik. Maid tersebut mengejar mobil yang akan keluar dari pekarangan rumah untuk menghentikan mobil yang membawa tuannya. Haiden menyuruh Nanda berhenti lalu menghampiri maid, di mana maid melapor secara tergesa-gesa, mengatakan kalau sang nyonya pingsang. Untungnya nyonya mereka pingsang dalam keadaan duduk di sofa, sehingga kecemasan mereka tak berkali-kali lipat. Sekarang Lea sudah diperiksa oleh dokter, kondisinya sangat memprihatinkan. Fisik Lea sangat lemah, begitu juga dengan kandungannya. Namun, dokter mengatakan supaya Haiden tidak khawatir berlebihan. Beberapa wanita hamil mengalami hal seperti ini--mudah drop dan j

  • Dekapan Dingin Suami Panas   78. Belum Selamat

    Namun, tiba-tiba saja Haiden muncul. Pria itu berjalan dengan langkah panjang, akan tetapi wajahnya menunjukkan mimik yang tenang sehingga sangat sulit bagi mereka untuk menebak apa yang sedang pria itu pikirkan serta rasakan. Mendengar langkah kaki, Lea menoleh ke arah belakang–menatap Haiden yang berjalan mendekat ke arahnya. Haiden melewatinya, akan tetap menyempatkan diri untuk mengusap pelan pucuk kepala Lea–saat dia melewati perempuan itu. Bug' Haiden langsung melayangkan tinju ke wajah tantenya, pukulannya sangat kuat sehingga perempuan itu terhempas kasar ke lantai kemudian berakhir tak sadarkan diri, di mana darah segar keluar dari hidung dan mulut. "Haiden!" bentak Tommi–suami dari Sania. Dia berlari ke arah istrinya dan langsung menggendongnya. Sedangkan Haiden, dia menggerakkan lengan–meregangkan otot lengan lalu kembali mengambil ancang-ancang untuk memukul Sania. Persetan, perempuan itu sudah tumbang. Jika dia masih terlihat oleh Haiden dalam bentuk utuh, maka H

  • Dekapan Dingin Suami Panas   77. Persiapan Matang Seorang Daddy

    Lea berusaha menenangkan diri di halaman samping, taman rumah yang sejuk dan indah. Kewarasan Lea berasa direnggut oleh Haiden, dan sekarang Lea ingin menyendiri–ditemani oleh Haiden. Yap! Lagi-lagi Lea ingin bebas dari Haiden akan tetapi suaminya ini seperti telah direkatkan pada tubuhnya. Lengket dan tak bisa disingkirkan! "Mas tidak kerja yah?" tanya Lea, nadanya cukup sinis karena masih dongkol pada Haiden. Sebenarnya Lea mengusir secara halus. Namun, Lea juga sejujurnya bingung kenapa Haiden tidak ke kantor. Ayolah! Suaminya penggila kerja. "Tidak." Haiden menjawab datar, "kondisimu belum stabil dan siapa tahu juga kau ingin sesuatu. Ibu hamil mengidam bukan?" "O-oh. Iya." Lea menganggukkan kepala, cukup kaku dan lagi-lagi bingung. Haiden tak ingin punya anak tetapi tetap perhatian pada Lea yang sedang mengandung. Konsepnya bagaimana?! *** Karena pusing diikuti terus-terusan oleh Haiden, pada akhrinya Lea memilih tidur siang. Lea berniat hanya pura-pura supaya

  • Dekapan Dingin Suami Panas   76. Keuntungan Memiliki Bayi

    "Bagaimana rasanya menjadi ayah?" tanya Haiden, tepat setelah dia duduk di sebelah Reigha. Reigha menoleh padanya, menaikkan sebelah alis karena cukup tertarik dengan pertanyaan Haiden. "Seperti yang kau lihat," jawab Reigha. Haiden seketika menatap kesal pada Reigha. "Aku buta," ketusnya sebab tidak suka dengan jawaban Reigha. Shit! Kenapa harus jawaban itu? Memangnya jawaban seperti itu bisa menjelaskan apa?! Haiden butuh yang lebih rincih, diungkapkan dengan rangkaian kata pendukung untuk meyakinkan. "Jawab yang benar, Rei." Haiden berucap lagi, mendengkus lalu melayangkan tatapan malas pada Reigha. Dia bukan hanya dekat dengan Reigha, tetapi mereka juga sangat kompak sebenarnya. Fakta lucunya, pertemanan keduanya diawali dengan alasan yang konyol. Haiden dan Reigha memiliki hubungan kekerabatan. Namun, dulu mereka tak sedekat ini. Haiden lebih masuk pada pertemanan Rafael, Maxim, Nanda dan yang lainnya karena mereka semua seumuran. Sedangkan Reigha, selain lebih

  • Dekapan Dingin Suami Panas   75. Ketika Es dan Lahar Mengobrol

    "Jaga Azalea dengan baik." "Jangan terlalu manja pada Lea juga, Kak Den. Ingat, menantu Mommy sedang hamil. Jangan macam-macam juga!" Haiden menganggukkan kepala pada orangtuanya. Setelah itu, kedua orangtuanya pamit pulang. Haiden sudah lebih baik, begitu juga dengan Lea. Maka dari itu mereka pamit untuk pulang–memberi ruang untuk Haiden dan Lea. Mungkin pasangan itu butuh waktu. Lea menatap mobil mertuanya dengan muka murung. Sejak tadi dia hanya diam, perasaannya berkecamuk dan kepalanya sedikit pusing karena banyak pikiran. Benar dugaannya! Haiden sudah tahu tetapi Haiden dasarnya memang tak ingin membahas apapun. "Masuk dan kembali ke kamar." Haiden merangkul pundak Lea, mengiring istrinya untuk kembali masuk dalam rumah. "Kau harus istirahat," lanjutnya. Lea hanya menganggukkan kepala, berjalan pelan di sebelah suaminya. Sampai sekarang! Haiden tidak menyinggung pasal kehamilannya. Apa Haiden juga berpikiran yang sama dengan para tantenya? Haiden curiga ini anak Orion?

  • Dekapan Dingin Suami Panas   74. Suamiku Tidak Senang?

    Setelah dokter pergi, Lea langsung menyambar novel. Dia sengaja untuk mengindari Haiden, dia takut menghadapi suaminya. Lea tersenyum perih, merasa dirinya telah gila dan jahat. 'Harusnya berita kehamilanku membawa kebahagiaan, harusnya aku senang karena sebentar lagi aku akan menjadi ibu, harusnya aku bahagia karena mengandung anak dari pria yang kucintai. Tapi-- aku malah sedih, aku takut, aku cemas dan … aku rasa aku akan menjadi gila dalam waktu dekat.' batin Lea, di mana dia ingin menangis akan tetapi ia tahan karena mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Haiden kembali ke kamar, setelah sebelumnya mengantar dokter. "Besok, Mama dan Papa akan aku bawa ke sini untuk bertemu denganmu," ucap Haiden, meletakkan botol vitamin dan pil di atas nakas. "Iya, Mas," jawab Lea seadanya, menganggukkan kepala tanpa mau bersitatap dengan suaminya. Dia pura-pura sibuk membaca novel, padahal pikirannya kemana-mana. Jantung Lea berdebar kencang, punggungnya panas akan

DMCA.com Protection Status