Home / Fantasi / TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 41 - Chapter 50

143 Chapters

Chapter 41

Xuan Li mengeluarkan kantong kecil berisi jarum akupunktur spiritual dari balik jubahnya. Cahaya lentera di dekat mereka memantulkan kilau logam jarum-jarum itu, memberikan kesan tajam dan menakutkan. Ia memeriksa satu per satu jarum, memastikan semuanya dalam kondisi sempurna.“Duduklah dan jangan bergerak,” perintah Xuan Li, suaranya tenang namun penuh otoritas.Guan Yi menatapnya tajam, keraguan masih terpancar di matanya. Namun, akhirnya ia menurut. Ia melepas jubah luarnya, memperlihatkan tubuh penuh bekas luka, beberapa di antaranya tampak membiru akibat endapan racun energi.“Kau yakin bisa mengatasinya?” tanya Guan Yi dingin.Xuan Li tidak menjawab. Ia menutup matanya sejenak, menarik napas dalam, lalu mengulurkan tangan ke punggung Guan Yi. Sentuhannya ringan, tetapi aliran energi yang ia kirimkan terasa menusuk seperti angin tajam.“Energi spiritualmu sangat kacau. Racun ini telah mengendap bertahun-tahun. Aku perlu membuka aliran meridian utama untuk mengeluarkannya,” jelas
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Chapter 42

Malam itu, Xuan Li kembali ke penginapan dengan langkah berat. Udara dingin menyelimuti tubuhnya yang lelah, sementara pikirannya berkelana ke pertemuan dengan Guan Yi yang menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.Xu Ting mengikuti di belakangnya, wajahnya dipenuhi keraguan. “Aku... tidak seharusnya membiarkan ini terjadi.” Nada suaranya penuh sesal.Xuan Li berhenti di depan pintu kamarnya, menoleh perlahan. “Ini bukan salahmu. Segalanya belum dipastikan.”Namun, sebelum ia sempat membuka pintu, Xu Ting mendahului, berdiri menghalangi jalannya.“Kita harus bicara,” katanya dengan nada tegas yang tidak biasa.Xuan Li mengangkat alis. “Aku lelah. Bicaralah besok.”“Tidak,” Xu Ting menjawab cepat, suara dan sikapnya lebih berani dari biasanya. Ia melangkah lebih dekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari Xuan Li. Wajahnya menampilkan senyum tipis yang penuh percaya diri, seperti wanita yang terbiasa menggunakan kelembutannya untuk memenangkan hati lawannya.“Aku tah
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Chapter 43

Hari itu, Xuan Li berdiri di ambang keputusan besar. Matahari menyinari permukaan laut, menciptakan kilauan emas yang kontras dengan pikirannya yang gelap. Ia menatap dermaga kecil tempat Guan Yi dan anak buahnya berkumpul, tetapi pikirannya melayang jauh."Jika dia mencoba menipuku lagi, aku tidak akan tinggal diam," pikirnya. Guan Yi adalah pria yang pandai bermain kata, tetapi Xuan Li bukanlah seseorang yang mudah dipermainkan. Wajahnya tetap tenang, namun di dalam hatinya ia telah mempersiapkan berbagai rencana untuk menghadapi kemungkinan buruk.Guan Yi, di sisi lain, tampak santai. Ia berdiri dengan penuh percaya diri, mengawasi anak buahnya yang sibuk mengatur berbagai barang. Sikapnya yang tegas dan penuh dedikasi membuatnya tampak seperti pemimpin yang dapat dipercaya."Apakah aku bisa benar-benar mempercayainya kali ini?" Xuan Li bertanya pada dirinya sendiri. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ada sesuatu dalam cara Guan Yi memimpin yang membuatnya ragu untuk sepenuhnya mencu
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Chapter 44

Gu Feng tidak tinggal lama di Pulau Matahari. Hanya dalam beberapa jam, kapal megahnya mulai sibuk dengan aktivitas pemuatan. Beberapa peti besar diangkat ke atas geladak oleh awak kapal yang bekerja dengan cekatan. Suara kayu yang bergesekan dan tali yang ditarik bergema di udara malam.Di tepi dermaga, Xuan Li berdiri dengan pandangan penuh pertimbangan. Ia memperhatikan Gu Feng, yang tengah berbicara dengan Guan Yi. Sikap pria itu tetap anggun, tetapi ada ketegasan dalam gerak-geriknya. Kemudian, tanpa banyak bicara, Gu Feng melemparkan sekantong besar uang ke tangan Guan Yi."Apa yang mereka perdagangkan?" pikir Xuan Li. Mata tajamnya menelusuri ekspresi Guan Yi, tetapi pria itu hanya tersenyum puas seperti kucing yang baru saja mencuri seekor ikan.Keputusan untuk ikut berlayar bukanlah hal mudah bagi Xuan Li. Ia tahu ada risiko besar, tetapi rasa ingin tahunya akan Akar Naga Angin dan Air Mata Phoenix lebih besar dari keraguannya. Dengan napas panjang, ia melangkah naik ke kap
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Chapter 45

Setelah pertemuan dan pemeriksaan di gedung itu, Gu Feng membawa Xuan Li ke tempat lain.Bangunan-bangunan di sekitar mereka menjulang seperti benteng gelap, dinding-dinding hitamnya tampak menyerap setiap cahaya yang ada. Bahkan udara di sini terasa lebih berat, seolah dipenuhi energi yang menindas dan mencekik.“Tempat ini istimewa, bukan?” Gu Feng bertanya dengan senyum tipis, melirik Xuan Li. “Di sini, kau akan belajar bahwa kekuasaan dapat membuat segalanya tunduk.”Xuan Li tidak menjawab. Ia masih merenungkan kejadian sebelumnya, saat ia hampir kehilangan kendali di ruang pemeriksaan. Ketika cahaya dari cermin pemurni menyala terang saat ia melangkah melewatinya, jantungnya berdetak keras. Untungnya, mereka tampaknya salah mengira aura tubuh gioknya sebagai kekuatan gelap. Itu memberinya peluang untuk tetap tersembunyi, tetapi ia tahu harus tetap berhati-hati.“Kau terlihat tegang,” ujar Gu Feng lagi, kali ini dengan nada lebih lembut. “Jangan khawatir. Selama kau berada di baw
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Chapter 46

Suara asing itu kembali bergema, seperti jiwa yang berbicara dari dimensi lain. "Pemuda pemberani. Simpan manik-manik api pengorbanan ini. Aku akan menuntunmu pada jalan kebenaran." Tubuh Xuan Li tersentak. Suara itu mengunci pikirannya, menyeretnya ke jurang kehampaan sebelum tiba-tiba membebaskannya kembali. Ia mengerjap dan mendapati dirinya kembali di pasar gelap yang penuh hiruk-pikuk. Lampion-lampion merah bergoyang, memantulkan bayangan pada wajah-wajah keras para pedagang dan pembeli. Suara tawar-menawar terdengar bagaikan jeritan keserakahan yang tak berujung. Namun, perhatian Xuan Li tertuju pada pria tua penjaga kios di depannya, yang kini tengah merapikan barang dagangannya dengan sikap tenang namun penuh kecurigaan. "Aku ingin benda ini," ujar Xuan Li dingin, mengangkat manik-manik itu ke arah pria tua itu. Pria itu berhenti sejenak, matanya yang keriput menatap Xuan Li dari bawah kerudung lusuhnya. "Barang itu tidak bisa ditukar dengan uang," katanya pelan, penu
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Chapter 47

Beberapa orang berpakaian seragam gelap dengan lambang naga perak di dada muncul dari bayangan. Mata mereka tajam, penuh kebengisan, sementara aura yang memancar dari tubuh mereka menciptakan tekanan yang membuat udara terasa berat.Xuan Li berdiri di tengah-tengah kerumunan yang perlahan mundur, merasa tubuhnya terkunci di tempat. Ia melirik ke arah kawanan pengacau yang tadi mencoba mengeroyoknya. Wajah mereka kini pucat pasi, tubuh mereka gemetar di bawah tekanan spiritual yang ditimbulkan oleh prajurit-prajurit ini."Siapa mereka?" pikir Xuan Li, matanya menyipit, mengamati detail seragam dengan seksama.Dari desas-desus yang beredar di pasar gelap, ia tahu lambang naga perak hanya dimiliki oleh satu kelompok, Prajurit Bayangan Kota Cakra Iblis. Mereka bukan sekadar penjaga keamanan, tetapi algojo yang dikenal karena kekejaman dan ketidakberpihakan mereka. Apa pun yang dianggap ancaman, baik besar maupun kecil, akan dihancurkan tanpa ampun.Salah seorang prajurit melangkah maju, w
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Chapter 48

Rantai besi berdentang, menggema sepanjang lorong sempit yang basah. Xuan Li dan kelompok pengacau yang telah menyebabkan keributan di pasar gelap kini digiring oleh penjaga bersenjata ke penjara bawah tanah. Udara di sana terasa lembap, dengan aroma busuk yang menguar dari sudut-sudut gelapnya.Setiap langkah menuntun mereka ke kedalaman yang lebih gelap. Api obor yang redup menari di dinding batu, menciptakan bayangan menakutkan. Di beberapa sisi, jerit kesakitan para tahanan terdengar, bercampur dengan suara cambuk yang mendarat di kulit. Di salah satu sel, seorang pria kurus dengan luka berdarah di punggungnya merintih tanpa tenaga. Di sisi lain, dua tahanan bertarung memperebutkan sepotong roti kering."Ini adalah neraka dunia," gumam salah satu dari mereka, dengan suara bergetar.Xuan Li tetap diam, namun matanya menyapu pemandangan itu dengan tenang. Hatinya tahu tempat ini lebih dari sekadar penjara, ini adalah sarang kekejaman di mana hanya yang terkuat yang bertahan hidup.
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Chapter 49

Gulungan kuno itu tampak hidup, memancarkan sinar merah keemasan yang membuat penjara gelap terasa semakin menyeramkan. Yan Yue berdiri tegak di depan Xuan Li, seperti ratu yang memandang rendah pada rakyatnya. Mata wanita itu menatapnya tajam, seolah menusuk hingga ke inti jiwanya.“Ini,” katanya tanpa basa-basi, sembari menjentikkan jari hingga gulungan melayang ke arah Xuan Li, berhenti tepat di depan wajahnya. “Resep pil tubuh abadi. Kau akan membuatnya untukku.”Suara Yan Yue penuh dengan otoritas. Tidak ada ruang untuk tawar-menawar, hanya perintah mutlak yang harus dipatuhi. Xuan Li menatap gulungan itu dengan hati-hati, mencoba memahami maksud di balik tuntutan mendadak ini.“Kenapa aku?” tanyanya, suaranya sengaja ditekan agar terdengar tenang, meskipun hatinya dipenuhi rasa waspada.Yan Yue menyipitkan mata, senyum dingin menghiasi wajahnya. “Jangan bertingkah bodoh. Aku bisa mencium bau obat-obatan dari tubuhmu. Kau alkemis, bukan? Atau kau ingin berbohong?”Xuan Li tetap
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Chapter 50

Malam itu, Xuan Li bersandar di atas tumpukan jerami berbau apek, tubuhnya terbaring santai. Sementara itu, Mo Xiang dan anak buahnya berdiri kaku seperti patung, titik-titik tekanan yang diaktifkan oleh Xuan Li membuat mereka tak mampu bergerak semalam suntuk.Udara penjara yang lembap bercampur bau busuk menusuk hidung, tetapi Xuan Li menutup matanya, berusaha mengabaikan lingkungan menjijikkan di sekitarnya.“Setidaknya mereka tidak membuat keributan lagi,” pikirnya, sebelum akhirnya terlelap.Pagi harinya, sinar matahari redup menyelinap melalui celah kecil di dinding batu. Xuan Li membuka matanya dan melirik ke arah Mo Xiang, yang wajahnya memerah, campuran antara amarah dan rasa malu.“Sudah cukup,” ujar Xuan Li tenang. Ia menjentikkan jarinya, melepaskan titik tekanan yang mengurung mereka.“Akhirnya!” Mo Xiang berseru, langsung menggerakkan tubuhnya yang kaku, diikuti erangan pelan dari anak buahnya. “Kau… kau ini sebenarnya apa?”Xuan Li hanya mengangkat bahu, memungut segeng
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status