Share

Chapter 44

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-28 09:09:03

Gu Feng tidak tinggal lama di Pulau Matahari. Hanya dalam beberapa jam, kapal megahnya mulai sibuk dengan aktivitas pemuatan.

Beberapa peti besar diangkat ke atas geladak oleh awak kapal yang bekerja dengan cekatan. Suara kayu yang bergesekan dan tali yang ditarik bergema di udara malam.

Di tepi dermaga, Xuan Li berdiri dengan pandangan penuh pertimbangan. Ia memperhatikan Gu Feng, yang tengah berbicara dengan Guan Yi. Sikap pria itu tetap anggun, tetapi ada ketegasan dalam gerak-geriknya. Kemudian, tanpa banyak bicara, Gu Feng melemparkan sekantong besar uang ke tangan Guan Yi.

"Apa yang mereka perdagangkan?" pikir Xuan Li.

Mata tajamnya menelusuri ekspresi Guan Yi, tetapi pria itu hanya tersenyum puas seperti kucing yang baru saja mencuri seekor ikan.

Keputusan untuk ikut berlayar bukanlah hal mudah bagi Xuan Li. Ia tahu ada risiko besar, tetapi rasa ingin tahunya akan Akar Naga Angin dan Air Mata Phoenix lebih besar dari keraguannya. Dengan napas panjang, ia melangkah naik ke kap
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 45

    Setelah pertemuan dan pemeriksaan di gedung itu, Gu Feng membawa Xuan Li ke tempat lain.Bangunan-bangunan di sekitar mereka menjulang seperti benteng gelap, dinding-dinding hitamnya tampak menyerap setiap cahaya yang ada. Bahkan udara di sini terasa lebih berat, seolah dipenuhi energi yang menindas dan mencekik.“Tempat ini istimewa, bukan?” Gu Feng bertanya dengan senyum tipis, melirik Xuan Li. “Di sini, kau akan belajar bahwa kekuasaan dapat membuat segalanya tunduk.”Xuan Li tidak menjawab. Ia masih merenungkan kejadian sebelumnya, saat ia hampir kehilangan kendali di ruang pemeriksaan. Ketika cahaya dari cermin pemurni menyala terang saat ia melangkah melewatinya, jantungnya berdetak keras. Untungnya, mereka tampaknya salah mengira aura tubuh gioknya sebagai kekuatan gelap. Itu memberinya peluang untuk tetap tersembunyi, tetapi ia tahu harus tetap berhati-hati.“Kau terlihat tegang,” ujar Gu Feng lagi, kali ini dengan nada lebih lembut. “Jangan khawatir. Selama kau berada di baw

    Last Updated : 2024-12-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 46

    Suara asing itu kembali bergema, seperti jiwa yang berbicara dari dimensi lain. "Pemuda pemberani. Simpan manik-manik api pengorbanan ini. Aku akan menuntunmu pada jalan kebenaran." Tubuh Xuan Li tersentak. Suara itu mengunci pikirannya, menyeretnya ke jurang kehampaan sebelum tiba-tiba membebaskannya kembali. Ia mengerjap dan mendapati dirinya kembali di pasar gelap yang penuh hiruk-pikuk. Lampion-lampion merah bergoyang, memantulkan bayangan pada wajah-wajah keras para pedagang dan pembeli. Suara tawar-menawar terdengar bagaikan jeritan keserakahan yang tak berujung. Namun, perhatian Xuan Li tertuju pada pria tua penjaga kios di depannya, yang kini tengah merapikan barang dagangannya dengan sikap tenang namun penuh kecurigaan. "Aku ingin benda ini," ujar Xuan Li dingin, mengangkat manik-manik itu ke arah pria tua itu. Pria itu berhenti sejenak, matanya yang keriput menatap Xuan Li dari bawah kerudung lusuhnya. "Barang itu tidak bisa ditukar dengan uang," katanya pelan, penu

    Last Updated : 2024-12-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 47

    Beberapa orang berpakaian seragam gelap dengan lambang naga perak di dada muncul dari bayangan. Mata mereka tajam, penuh kebengisan, sementara aura yang memancar dari tubuh mereka menciptakan tekanan yang membuat udara terasa berat.Xuan Li berdiri di tengah-tengah kerumunan yang perlahan mundur, merasa tubuhnya terkunci di tempat. Ia melirik ke arah kawanan pengacau yang tadi mencoba mengeroyoknya. Wajah mereka kini pucat pasi, tubuh mereka gemetar di bawah tekanan spiritual yang ditimbulkan oleh prajurit-prajurit ini."Siapa mereka?" pikir Xuan Li, matanya menyipit, mengamati detail seragam dengan seksama.Dari desas-desus yang beredar di pasar gelap, ia tahu lambang naga perak hanya dimiliki oleh satu kelompok, Prajurit Bayangan Kota Cakra Iblis. Mereka bukan sekadar penjaga keamanan, tetapi algojo yang dikenal karena kekejaman dan ketidakberpihakan mereka. Apa pun yang dianggap ancaman, baik besar maupun kecil, akan dihancurkan tanpa ampun.Salah seorang prajurit melangkah maju, w

    Last Updated : 2024-12-29
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 48

    Rantai besi berdentang, menggema sepanjang lorong sempit yang basah. Xuan Li dan kelompok pengacau yang telah menyebabkan keributan di pasar gelap kini digiring oleh penjaga bersenjata ke penjara bawah tanah. Udara di sana terasa lembap, dengan aroma busuk yang menguar dari sudut-sudut gelapnya.Setiap langkah menuntun mereka ke kedalaman yang lebih gelap. Api obor yang redup menari di dinding batu, menciptakan bayangan menakutkan. Di beberapa sisi, jerit kesakitan para tahanan terdengar, bercampur dengan suara cambuk yang mendarat di kulit. Di salah satu sel, seorang pria kurus dengan luka berdarah di punggungnya merintih tanpa tenaga. Di sisi lain, dua tahanan bertarung memperebutkan sepotong roti kering."Ini adalah neraka dunia," gumam salah satu dari mereka, dengan suara bergetar.Xuan Li tetap diam, namun matanya menyapu pemandangan itu dengan tenang. Hatinya tahu tempat ini lebih dari sekadar penjara, ini adalah sarang kekejaman di mana hanya yang terkuat yang bertahan hidup.

    Last Updated : 2024-12-29
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 49

    Gulungan kuno itu tampak hidup, memancarkan sinar merah keemasan yang membuat penjara gelap terasa semakin menyeramkan. Yan Yue berdiri tegak di depan Xuan Li, seperti ratu yang memandang rendah pada rakyatnya. Mata wanita itu menatapnya tajam, seolah menusuk hingga ke inti jiwanya.“Ini,” katanya tanpa basa-basi, sembari menjentikkan jari hingga gulungan melayang ke arah Xuan Li, berhenti tepat di depan wajahnya. “Resep pil tubuh abadi. Kau akan membuatnya untukku.”Suara Yan Yue penuh dengan otoritas. Tidak ada ruang untuk tawar-menawar, hanya perintah mutlak yang harus dipatuhi. Xuan Li menatap gulungan itu dengan hati-hati, mencoba memahami maksud di balik tuntutan mendadak ini.“Kenapa aku?” tanyanya, suaranya sengaja ditekan agar terdengar tenang, meskipun hatinya dipenuhi rasa waspada.Yan Yue menyipitkan mata, senyum dingin menghiasi wajahnya. “Jangan bertingkah bodoh. Aku bisa mencium bau obat-obatan dari tubuhmu. Kau alkemis, bukan? Atau kau ingin berbohong?”Xuan Li tetap

    Last Updated : 2024-12-29
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 50

    Malam itu, Xuan Li bersandar di atas tumpukan jerami berbau apek, tubuhnya terbaring santai. Sementara itu, Mo Xiang dan anak buahnya berdiri kaku seperti patung, titik-titik tekanan yang diaktifkan oleh Xuan Li membuat mereka tak mampu bergerak semalam suntuk.Udara penjara yang lembap bercampur bau busuk menusuk hidung, tetapi Xuan Li menutup matanya, berusaha mengabaikan lingkungan menjijikkan di sekitarnya.“Setidaknya mereka tidak membuat keributan lagi,” pikirnya, sebelum akhirnya terlelap.Pagi harinya, sinar matahari redup menyelinap melalui celah kecil di dinding batu. Xuan Li membuka matanya dan melirik ke arah Mo Xiang, yang wajahnya memerah, campuran antara amarah dan rasa malu.“Sudah cukup,” ujar Xuan Li tenang. Ia menjentikkan jarinya, melepaskan titik tekanan yang mengurung mereka.“Akhirnya!” Mo Xiang berseru, langsung menggerakkan tubuhnya yang kaku, diikuti erangan pelan dari anak buahnya. “Kau… kau ini sebenarnya apa?”Xuan Li hanya mengangkat bahu, memungut segeng

    Last Updated : 2024-12-30
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 51

    Setelah dua hari perjalanan tanpa henti, gerobak kayu yang membawa Xuan Li dan rombongannya akhirnya berhenti. Namun, pandangan mereka tetap terhalang oleh kain hitam yang menutupi mata. Desiran angin kencang menyapu wajah mereka, dan suara roda yang melayang di udara menjadi petunjuk bahwa perjalanan ini tidak biasa.“Apa kita sedang terbang?” bisik Mo Xiang, suaranya nyaris tertelan oleh deru angin.“Diam,” jawab Xuan Li tegas, meski ia sendiri tak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Ia memusatkan indranya, mencoba memahami situasi. Sayup-sayup terdengar suara gemuruh di kejauhan, entah itu ombak atau tanah yang bergeser.Tiba-tiba, gerobak berhenti mendadak, membuat tubuh mereka terhuyung. Sesaat kemudian, sensasi meluncur tajam menghantam tubuh mereka. Gerobak dijatuhkan dari ketinggian.Tubuh mereka terlempar ke sana kemari di dalamnya, disertai suara kayu yang pecah berderak saat gerobak menghantam tanah dengan keras.“Lindungi diri kalian!” Xuan Li berseru saat merasakan hentak

    Last Updated : 2024-12-30
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 52

    Keesokan paginya, saat matahari mulai merangkak naik di balik bukit tandus, Xuan Li kembali melihat pria muda yang mendekatinya semalam. Pria itu berdiri di sudut gua, berusaha menghindari tatapan para algojo.“Kau yang berbicara denganku tadi malam, bukan?” tanya Xuan Li dengan nada dingin.Pria itu tersenyum tipis. “Namaku Fu Yuan,” ujarnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh gemuruh tambang di kejauhan.Xuan Li mengangguk singkat. “Aku Wu Yu. Kau menyebut sesuatu tadi malam, sesuatu yang bisa membantu kita keluar dari sini. Apa maksudmu?”Fu Yuan menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada yang mendengar. Wajahnya berubah serius. “Hati-hati dengan pertanyaan seperti itu. Di tempat ini, salah bicara sedikit saja bisa membuatmu jadi target algojo. Bahkan bisikan kecil pun bisa berujung pada kematian.”Xuan Li menatapnya tajam. “Aku mendengar sesuatu tadi malam,” ujarnya. “Raungan makhluk besar dari dalam tambang. Apa itu yang kau maksud?”Fu Yuan terdiam beberapa saat sebelum

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 111

    Setelah menyelesaikan tahap pertama, Xuan Li kembali ke tempat duduknya, disambut oleh senyuman puas Jing Yue. Namun, suasana hatinya jauh dari tenang.Mutiara Hitam... mengapa Song Huan mengeluarkan benda itu sebagai hadiah? pikir Xuan Li sambil mencuri pandang ke arah sang raja. Sorot mata Song Huan terlihat penuh perhitungan, seperti seseorang yang sedang menunggu sesuatu terjadi.“Kau melakukannya dengan baik,” ujar Jing Yue. “Tapi tahap pertama hanyalah pemanasan. Tahap kedua biasanya lebih sulit.”“Apa yang kau ketahui tentang kompetisi ini?” Xuan Li bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari panggung.Jing Yue menyandarkan tubuhnya dengan santai. “Tidak banyak. Aturannya sering berubah, tergantung pada kehendak raja. Tapi biasanya, semakin jauh kau melangkah, semakin berbahaya ujiannya.”Kata-kata itu membuat Xuan Li semakin siaga. Song Huan pasti punya alasan tertentu mengadakan kompetisi ini, dan itu bukan hanya untuk hiburan.Beberapa saat kemudian, tahap kedua dimulai. Kali

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 110

    Jing Yue melambaikan tangan, memerintahkan para pengawalnya untuk berhenti.“Kita istirahat di sini sebentar. Turun dan bersiaplah,” perintahnya. Para pengawal segera menuruti, menambatkan kuda-kuda mereka di pohon terdekat. Jing Yue menoleh ke Xuan Li, yang tetap berdiri tenang di sisinya. “Sepertinya kedai ini cukup luas."Xuan Li mengangguk ringan, mengikuti langkah Jing Yue menuju kedai sederhana di pinggir jalan. Bau sup panas dan aroma teh melati yang segar menyambut mereka begitu memasuki ruangan. Kedai itu dipenuhi orang, sebagian besar adalah pedagang dan kultivator tingkat rendah. Jing Yue memilih meja di sudut ruangan, jauh dari keramaian.Setelah memesan teh dan beberapa makanan ringan, Jing Yue menatap Xuan Li dengan senyuman tipis. “Jadi, apa rencanamu di kota ini?” tanyanya dengan nada santai, tetapi mata tajamnya mengamati reaksi Xuan Li.Xuan Li, yang menyembunyikan banyak rahasia di balik identitasnya sebagai Wu Yu, tahu betul bahwa ia tidak bisa berbicara semba

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 109

    Tuan Muda Huo membawa Xuan Li keluar dari gedung opera menuju sebuah meja yang telah disiapkan untuk permainan dadu. Meja itu terletak di ruang terbuka, dikelilingi kerumunan orang yang tampak antusias.Beberapa bersorak, sementara yang lain berbisik-bisik, menduga siapa yang akan menang dalam taruhan tersebut.Xuan Li mengambil tempat duduknya dengan tenang, wajahnya tetap datar tanpa emosi. Sementara itu, Tuan Muda Huo menyeringai penuh percaya diri, meyakini bahwa kemenangan sudah pasti berada di tangannya.“Siapkan dirimu, pengemis lusuh,” ejek Tuan Muda Huo. “Aku akan memastikan kau tidak akan berani lagi mengangkat wajahmu.”Xuan Li tidak menanggapi provokasi itu. Ia melirik ke arah seorang pria yang ditugaskan sebagai pelempar dadu, seorang bandar lokal yang netral dan dipercaya untuk memastikan permainan berjalan adil.Bandar itu mengambil dadu di depannya dan melemparkannya ke udara, gerakannya cepat namun terkontrol.Ketika dadu pertama kali dilempar, suasana di sekeliling m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 108

    "Tunggu!" panggil wanita itu.Langkah Xuan Li terhenti. Ia tidak menoleh, hanya mendengarkan tanpa memberikan respon apa pun."Aku harus pergi," ucapnya sesaat kemudian. "Misiku... belum selesai."Saat ia berbalik, matanya bertemu dengan tatapan wanita itu, campuran antara kebingungan dan keingintahuan."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Wanita itu melangkah maju. "Namaku Liang Xue."Sejenak Xuan Li tidak menjawab. Ia menatap wanita itu dengan ekspresi datar, mencoba mencari makna dari perasaan aneh yang muncul di hatinya."Wu Yu," jawabnya singkat, menyebutkan nama samaran yang telah ia gunakan selama ini. Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Liang Xue yang masih terdiam di tempatnya."Wu Yu..." Liang Xue mengulang nama itu dengan pelan, seperti mencoba mengukirnya dalam ingatan.Ketika melihat Xuan Li pergi, sebuah perasaan aneh menyelimuti hatinya, sebuah kehampaan yang tak bisa ia jelaskan. Ada sesuatu tentang pria itu yang te

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 107

    Jejak kehadiran menghilang. Xuan Li tetap berjaga-jaga, matanya menyapu bayangan-bayangan di sekelilingnya. Ia tahu, hutan ini menyimpan bahaya yang lebih besar daripada sekadar binatang liar.“Tidak ada yang benar-benar aman di tempat seperti ini,” pikirnya. Ia kembali melangkah perlahan, mengikuti jalur setapak yang samar, hingga suara gaduh mendadak menarik perhatiannya.Suara denting logam, teriakan, dan ledakan energi spiritual memecah keheningan hutan. Xuan Li berhenti sejenak, mempertajam inderanya. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke dahan pohon terdekat dan bergerak ke arah suara itu, menyelinap di antara bayangan tanpa menimbulkan suara sedikit pun.Pemandangan yang terbuka di hadapannya membuat alisnya berkerut. Sebuah kereta tandu besar dengan tirai merah yang dihiasi pola naga emas berdiri di tengah jalan. Tiga kelompok manusia terlibat dalam pertempuran sengit.Kelompok pertama adalah para pengawal yang mengenakan zirah merah keemasan dengan rune yang bercahaya samar.

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 106

    Pagi itu, hawa dingin menyelinap di antara celah-celah batu yang membentuk lorong-lorong sempit markas Alam Bayangan. Xuan Li melangkah keluar dari kamarnya dengan ragu.Langkah kakinya yang ringan berhenti ketika suara-suara keras terdengar dari aula utama. Ia mendengar seruan, diselingi nada marah dan ejekan. Dengan hati-hati, ia mendekat, membiarkan dinding menyamarkan kehadirannya.“Jiang Wei! Kau pikir kami ini bodoh?” suara seorang pria menggema, diikuti oleh suara benda yang dilemparkan ke lantai dengan keras. “Gulungan pengendalian jiwa ini kosong! Tidak ada pola spiritual ataupun jejak sihir di dalamnya!”“Tidak mungkin!” Jiang Wei membela diri, suaranya serak. “Aku mendapatkan gulungan itu langsung dari Sekte Pilar Langit. Mereka pasti...”“Cukup dengan kebohonganmu!” suara wanita lain memotong dengan dingin, seperti pisau yang mengiris tanpa belas kasihan. “Kau sudah mencoreng nama Alam Bayangan. Hukuman adalah satu-satunya jawaban.”Xuan Li berdiri di balik sebuah pilar, m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 105

    Xuan Li duduk bersila di atas tempat tidur kayu kerasnya, mata tertutup rapat. Meski tubuhnya terlihat diam, pikirannya sedang bergerak aktif.“Aku tidak bisa tidur di tempat seperti ini,” gumamnya dalam hati.Ia menarik napas dalam-dalam, mengusir kekhawatirannya. Dengan fokus yang terpusat, Xuan Li menyelam ke dalam lautan kesadarannya. Di dalam dimensi ini, segalanya terasa tenang namun penuh energi.“Sayang sekali aku belum mencapai tingkat di mana aku bisa melepaskan jiwa dari tubuh fisikku,” pikirnya. "Jika aku bisa mencapainya, setidaknya aku punya senjata tambahan."Di dunia nyata, ia mengambil beberapa batu sumber dari kantong penyimpanannya. Batu-batu itu memancarkan cahaya lembut, energi spiritual mengalir perlahan ke dalam tubuhnya. Xuan Li memegang salah satu batu tersebut dengan erat, menyerap energi murninya untuk memperkuat fondasi kultivasinya.“Setiap pertarungan di masa depan akan menjadi ujian,” ia merenung. "Jika aku tidak mempersiapkan diri, aku akan menjadi sala

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 104

    Ujung formasi teleportasi membawa mereka ke sebuah lokasi yang tidak dikenal oleh Xuan Li. Begitu pijakannya menyentuh tanah, hawa dingin bercampur aroma kematian langsung menyergap indra penciumannya.Ia memandang sekeliling dengan waspada. Kota itu dipenuhi reruntuhan, asap hitam mengepul dari bangunan-bangunan yang hancur, dan teriakan penuh rasa sakit terdengar dari kejauhan. Kota ini tidak hanya kacau, tetapi juga dipenuhi hawa pembunuhan yang membuat bulu kuduknya berdiri.“Ini Kekaisaran Neraka Jingga?” pikir Xuan Li, keningnya berkerut. Bayangan masa lalunya saat ditahan oleh Gu Feng di tempat itu seketika muncul di benaknya. Namun, ia segera menyadari bahwa tempat ini berbeda.“Kita berada di Kota Merak,” pria misterius, bernama Jiang Wei itu menjelaskan, seolah bisa membaca pikirannya. “Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kekaisaran Bulan Perak. Tempat tanpa hukum. Di sini, hanya yang kuat yang bertahan.”Xuan Li memandangi kota itu dengan perasaan campur aduk. Tempat in

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 103

    Tetua Xu Tang terhempas keras ke tanah, hanya beberapa langkah dari tempat Xuan Li berdiri. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir membasahi pakaian putihnya yang kini ternoda merah. Meskipun Xu Tang bukan orang yang lemah, serangan brutal itu telah membuatnya kehilangan banyak energi.Xuan Li segera berlutut di samping tubuh Xu Tang. "Tetua, tahanlah," ujarnya dengan nada rendah namun mendesak. Ia mengeluarkan sebutir pil pemulih dari kantong penyimpanannya dan menyisipkannya ke mulut Xu Tang. “Telan ini. Jangan melawan aliran energi obatnya.”Xu Tang dengan susah payah menelan pil itu. Beberapa detik kemudian, wajahnya yang pucat sedikit mendapatkan warna. Namun, tubuhnya masih gemetar, dan napasnya tetap tidak stabil.Xuan Li membantu Xu Tang duduk bersandar pada batu besar yang agak jauh dari arena pertempuran. “Pulihkan dirimu di sini. Jangan pikirkan hal lain,” katanya tegas. Ia berbalik tanpa menunggu balasan, pandangannya menyapu sekeliling. Tubuh-tubuh murid Sekte Pilar Langit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status