Share

Chapter 52

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-30 22:20:44

Keesokan paginya, saat matahari mulai merangkak naik di balik bukit tandus, Xuan Li kembali melihat pria muda yang mendekatinya semalam. Pria itu berdiri di sudut gua, berusaha menghindari tatapan para algojo.

“Kau yang berbicara denganku tadi malam, bukan?” tanya Xuan Li dengan nada dingin.

Pria itu tersenyum tipis.

“Namaku Fu Yuan,” ujarnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh gemuruh tambang di kejauhan.

Xuan Li mengangguk singkat.

“Aku Wu Yu. Kau menyebut sesuatu tadi malam, sesuatu yang bisa membantu kita keluar dari sini. Apa maksudmu?”

Fu Yuan menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada yang mendengar. Wajahnya berubah serius.

“Hati-hati dengan pertanyaan seperti itu. Di tempat ini, salah bicara sedikit saja bisa membuatmu jadi target algojo. Bahkan bisikan kecil pun bisa berujung pada kematian.”

Xuan Li menatapnya tajam.

“Aku mendengar sesuatu tadi malam,” ujarnya. “Raungan makhluk besar dari dalam tambang. Apa itu yang kau maksud?”

Fu Yuan terdiam beberapa saat sebelum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 53

    Malam itu, tambang sunyi seperti kuburan yang dilupakan waktu. Hanya napas berat para tahanan dan dengkuran pelan yang terdengar, membaur dengan aroma lembab dan busuk dari lorong batu yang seolah tak berujung. Xuan Li melangkah hati-hati, tubuhnya membungkuk agar bayangannya tak tertangkap oleh cahaya lentera redup di kejauhan.Ia ingin mencari Fu Yuan, pria misterius yang seolah menyimpan rahasia besar tentang tempat ini. Tak lama ia berjalan, suara rendah dan parau tiba-tiba memanggilnya.“Kau mau ke mana?”Xuan Li tertegun, darahnya terasa membeku. Ia menoleh perlahan dan menemukan Mo Xiang berdiri, matanya yang setengah terpejam memancarkan rasa curiga.“Aku…” Xuan Li meraba-raba alasan di kepalanya. “Aku sedang bermimpi… berjalan dalam tidur.”Mo Xiang mendekat, menatapnya lekat-lekat. “Berjalan dalam tidur? Huh, kau memang aneh, Ketua. Cepat kembali tidur sebelum pengawas melihat kita.”Xuan Li tersenyum kaku dan mengangguk, berpura-pura menurut. Saat Mo Xiang berbalik dan ke

    Last Updated : 2024-12-31
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 54

    “Aku tidak ingin mati di sini. Tak ada yang lebih buruk daripada menyerah pada rasa takut,” gumam Xuan Li sambil menatap dinding batu yang gelap di sekelilingnya.Kata-kata itu lebih seperti mantra bagi dirinya sendiri, pengingat bahwa kelemahan hanya akan mengundangnya ke dalam kehancuran. Ia menarik napas panjang, berusaha menyingkirkan rasa lelah yang menghantuinya. Tubuhnya yang kaku bangkit dari posisi terduduk. Berdiam diri tak akan membawa perubahan.Tambang ini adalah penjara hidup yang penuh penderitaan. Bukan hanya tenaga yang direnggut dari para tahanan, tetapi juga kekuatan spiritual mereka. Seolah ada energi gelap yang menyelimuti setiap sudut tambang, menyerap vitalitas siapa saja, kecuali para pengawas dan algojo Kekaisaran Neraka Jingga. Duduk meratapi nasib hanya akan membuatnya menjadi korban berikutnya.“Aku harus keluar dari sini. Tidak, aku akan keluar dari sini.” Dalam pikirannya, rencana melarikan diri mulai terbentuk. Tapi melarikan diri saja tidak cukup. Ia m

    Last Updated : 2024-12-31
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 55

    Aura yang menyelimuti Yan Yue begitu mencekam. Setiap langkahnya memancarkan tekanan yang membuat siapa pun merasa tertindas. Dengan satu ayunan pedang emasnya, ia melontarkan serangan penuh kekuatan, memutus tubuh makhluk iblis itu menjadi serpihan gelap yang menguap di udara.Namun, seolah dipanggil oleh kehancuran rekannya, suara geraman yang menggelegar memecah udara dari arah ruang lain.Xuan Li menahan napas saat suara itu menggema. Jantungnya berdetak cepat, seakan ingin melompat keluar dari dadanya. Naluri bertahan hidupnya berteriak agar ia menjauh dari lokasi itu. Namun, Yan Yue tetap tenang, dengan ekspresi dingin yang nyaris tidak manusiawi. Ia memandang ruang gelap tempat suara itu berasal.“Makhluk lain,” gumam Yan Yue, matanya menyipit tajam. “Dan kali ini lebih kuat.”Cahaya merah darah melingkari tubuhnya ketika ia melangkah ke udara. Setiap jejak langkahnya meninggalkan pola bercahaya, seperti simbol kuno yang menari di kehampaan. Aura ini menunjukkan bahwa dirinya t

    Last Updated : 2025-01-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 56

    Kekacauan di tambang bawah tanah semakin menjadi-jadi. Energi spiritual yang kembali mengalir dalam tubuh para tahanan berubah menjadi pisau bermata dua. Bukannya bersatu, mereka justru saling menyerang demi merebut batu sumber yang melimpah. Batu-batu itu bersinar samar dalam gelap, memancarkan daya pikat mematikan, seolah-olah merayu setiap orang untuk mengorbankan segalanya demi memilikinya.Jeritan melengking dan tawa histeris bercampur menjadi simfoni horor yang tak terlukiskan. Udara tebal dengan bau besi dari darah yang tumpah. Suara tulang yang remuk dan daging yang terkoyak menggema, menambah keangkeran suasana. Para algojo dan pengawas, yang sebelumnya menjadi penguasa tambang ini, kini terkapar menjadi sasaran dendam."Ini untuk semua cambukanmu!" teriak seorang tahanan dengan penuh kebencian, sebelum menusukkan pisau berkarat ke dada seorang algojo. Tangan yang gemetar itu menghunus dengan kekuatan yang lahir dari dendam bertahun-tahun. "Kau pikir kau tidak akan pernah

    Last Updated : 2025-01-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 57

    Xuan Li berdiri di depan para pengawas dan algojo yang terikat. Tubuh mereka penuh luka, wajah mereka menunjukkan campuran ketakutan dan kebencian. Sorot mata Xuan Li tajam, seperti pisau yang siap menusuk kapan saja.Suasana di ruang bawah tanah itu mencekam. Hanya suara napas berat dan gemericik darah yang menetes dari luka para algojo yang terdengar.“Kalian tahu mengapa aku tidak membunuh kalian di tempat,” ucap Xuan Li dengan nada rendah, penuh ancaman. “Jangan sia-siakan kesempatan terakhir ini. Di mana formasi teleportasi untuk keluar dari tambang ini?”Tidak ada jawaban. Para algojo saling berpandangan, seolah mencari keberanian di antara satu sama lain. Salah satu dari mereka mengertakkan gigi dan meludah ke lantai.“Bunuh saja kami! Kami tidak akan bicara.”Xuan Li melangkah maju dengan pelan namun penuh tekanan. Ia berjongkok di depan algojo yang baru saja berbicara. Sebuah senyum tipis menghiasi wajahnya—senyum yang lebih menakutkan daripada ancaman.“Aku tidak perlu membu

    Last Updated : 2025-01-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 58

    “Phoenix?” Xuan Li tertegun, matanya melebar. Di atas langit yang suram, seekor Fenghuang raksasa terbang rendah dengan anggun. Tubuhnya berselimut nyala api emas yang berkilauan, mengusir kegelapan sekaligus menciptakan tekanan yang tak terlukiskan. Setiap kepakan sayapnya membawa gelombang panas yang membuat udara di sekitarnya bergetar, seperti bayangan ilusi pada air yang tersentuh bara.“Bagaimana mungkin makhluk seperti ini muncul di sini?” bisiknya lirih, penuh ketidakpercayaan.Fenghuang itu melayang perlahan di langit, sayapnya terbentang luas seperti lautan api yang hidup. Setiap gerakan menimbulkan angin panas yang menyapu debu dan pasir, mengguncang dunia seolah memperingatkan keberadaannya. Sepasang mata merah yang bersinar tajam memindai tanah di bawahnya, penuh kehendak dan tujuan.“Tidak mungkin…” Xuan Li menarik napas panjang, pikirannya berputar cepat. “Apa dia mencariku?”Suara pekikan memecah kesunyian, menggema seperti gemuruh langit yang marah. Fenghuang itu ti

    Last Updated : 2025-01-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 59

    Saat Xuan Li mendekati lereng gunung, gelombang panas menyengat wajahnya, membuat kulitnya terasa seperti dipanggang. Udara dipenuhi bau sulfur dan suara gemuruh yang mengguncang gendang telinganya. Setiap langkah terasa berat, seolah-olah gravitasi di tempat itu meningkat. Namun, kilauan biru di kejauhan terus memanggilnya."Aku harus hati-hati," pikir Xuan Li. Ia menyalurkan energi spiritual ke telapak kakinya, menciptakan penghalang tipis yang melindunginya dari tanah yang panas membara.Langkahnya terhenti ketika ia merasakan getaran tajam di bawah tanah. Tiba-tiba, tanah di depannya retak, dan dari celah itu lava menyembur dengan kekuatan luar biasa. Xuan Li melompat mundur dengan gesit, nyaris terkena semburan tersebut."Ini semakin berbahaya," gumamnya sembari memperhatikan celah-celah yang mulai terbentuk di sekitarnya.Di tengah usahanya mencari jalur yang lebih aman, ia mendengar suara geraman rendah. Xuan Li menoleh, dan matanya bertemu dengan sepasang mata merah menyala. S

    Last Updated : 2025-01-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 60

    Xuan Li melangkah memasuki hutan yang dipenuhi kabut tebal. Udara dingin menggigit, menekan setiap tarikan napasnya. Pohon-pohon raksasa berdiri diam, seolah menjadi saksi bisu dari misteri yang menyelimuti tempat itu. Energi yin yang pekat memenuhi udara, terasa seperti duri-duri tak kasatmata yang menembus kulit.“Energi ini...” pikirnya, alisnya berkerut. “Seolah-olah aku telah menembus batas dunia manusia.”Semakin jauh ia berjalan, semakin berat tekanannya. Udara seperti dipenuhi tangan-tangan tak terlihat yang mencengkeram tubuhnya. Dada Xuan Li mulai terasa sesak. Energi gelap di dalam tubuh gioknya merespons, bergejolak seperti naga yang terbangun dari tidurnya. Tubuhnya bergetar, kekuatan itu seakan siap meledak kapan saja.“Tidak sekarang,” bisiknya sembari mengalirkan energi spiritual ke dantian. Batu hitam di dalamnya bergetar ringan, memancarkan kilauan redup yang menenangkan. Perlahan, badai di dalam tubuhnya mereda, meski hawa dingin hutan itu tetap mengintai, sepert

    Last Updated : 2025-01-02

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 384

    Tarikan itu berhenti.Tubuh Xuan Li melayang sesaat, lalu...Brak!Ia jatuh menghantam permukaan keras. Suara benturan menggema pendek di udara yang sunyi.Xuan Li berguling sekali sebelum segera bangkit, mata waspada menyapu sekeliling. Platform batu abu-abu membentang di bawah kakinya, penuh dengan ukiran-ukiran aneh yang berkilau samar dalam gelap.Di depannya, Mo Xiang terkapar.Tubuh pemuda itu berlumuran darah. Napasnya tersengal, seakan tinggal menunggu waktu untuk padam. Tidak jauh dari Mo Xiang, dua tubuh lain — anggota Alam Bayangan — tergeletak tak bergerak. Darah menggenang di sekitar mereka. Tidak jelas apakah mereka masih hidup atau sudah menjadi mayat.Xuan Li menghampiri Mo Xiang tanpa banyak pikir. Ia berlutut, memeriksa denyut nadinya.Lemah. Sangat lemah. Tapi masih ada.Wajah Xuan Li tetap tanpa ekspresi. Ia mengeluarkan dua pil dari kantong penyimpanannya. Pil pemulih energi kelas tinggi, berwarna putih kehijauan, menguarkan aroma pahit khas ramuan spiritual murni

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 383

    Xuan Li berdiri kaku mata tajam tak lepas dari empat anggota Alam Bayangan di hadapannya. Di antara mereka, Mo Xiang berlutut, tubuhnya gemetar, darah menetes dari sudut mulutnya.Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kurus dengan jubah hitam compang-camping, menyeringai. Ia menendang Mo Xiang tanpa ampun.Bugh!Tubuh Mo Xiang terhempas ke lantai batu. Erangan tertahan keluar dari bibirnya.Wajah Xuan Li mengeras.Tangannya sempat bergerak. Aura membunuhnya melonjak. Namun, sebelum serangannya meluncur, pria itu menginjak punggung Mo Xiang, membuat tubuh yang sudah lemah itu memuntahkan darah lagi."Gerakkan satu jari lagi," kata si pria kurus, "dan kami remukkan kepalanya di depanmu."Xuan Li membeku.Matanya penuh bara, tapi pedangnya tetap tergenggam erat. Otot-otot tubuhnya menegang, seolah menahan gelombang kekuatan yang hendak meledak."Ayo," ejek pria berambut putih pendek, "buang pedangmu. Ikut kami dengan baik. Atau dia mati."Mo Xiang mengangkat kepalanya dengan susa

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 382

    Kabut yang semula menggantung kini menyibak pelan, menampakkan sosok berjubah panjang dengan tudung menutupi wajahnya. Auranya berat, gelap, seolah menarik semua cahaya di ruangan itu.Xuan Li tidak bergerak. Sorot matanya tetap dingin, meski napasnya belum sepenuhnya stabil. Tubuhnya baru saja memulihkan diri dari pertarungan berat dengan para penjaga segel, tapi ia tahu... sosok ini bukan lawan biasa."Sudah kuduga," ujar orang itu. Suaranya dalam, datar, namun terasa seperti paku menusuk tulang. "Tubuh giok... akhirnya muncul juga."Xuan Li menyipitkan mata."Jadi kau datang bukan karena simpul, tapi karena aku.""Aku merasakan ledakan aura tubuh giokmu dari jauh. Bahkan para penatua Alam Bayangan yang bersemedi di lembah terdalam ikut terguncang. Kau tidak bisa lagi bersembunyi."Xuan Li menggertakkan gigi. Sial, kekuatan tubuh gioknya memang baru saja ia gunakan secara penuh untuk mengatasi penjaga terakhir. Dia terlalu terburu-buru."Apa yang akan kau lakukan?" tanya Xuan Li, da

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 381

    Sebelum kembali menghancurkan segel, Xuan Li mengeluarkan sebuah pil untuk memulihkan luka-lukanya terlebih dahulu."Pil Pemulih Jiwa... semoga cukup untuk tahap ini."Tanpa ragu, ia menelannya. Dalam sekejap, aliran hangat menjalar dari dada ke seluruh tubuh. Retakan di tulangnya menyatu, otot-otot yang sobek menegang kembali, dan luka di punggungnya tertutup seperti tak pernah ada. Napasnya kembali stabil.Tak ingin membuang waktu, ia bangkit dan menggerakkan tangannya dengan pola tertentu untuk menggunakan teknik pengendalian jiwa.Tangannya membentuk rune sederhana, lalu mengarahkannya ke penjaga segel simpul selanjutnya yang berdiri di kejauhan. Wujud penjaga itu bukan makhluk hidup, melainkan entitas roh kuno hasil pemanggilan, namun tetap memiliki sedikit kesadaran."Jiwa yang terbelenggu waktu, dengarlah panggilanku..." bisiknya lirih.Aura gelap keluar dari matanya, menyebar seperti kabut pekat. Penjaga itu mendadak menggigil, tubuhnya goyah. Cahaya biru yang membalut tubuhny

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 380

    Xuan Li berdiri di hadapan lorong yang memanjang ke bawah tanah, di mana simpul terakhir dari jalur energi Alam Bayangan tersembunyi.Ia memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas pelan. Di bawah sana ada segel tujuh lapis, masing-masing dirancang untuk mencegah penyusup masuk.‘Segel tujuh lapis... tidak bisa dibuka tanpa energi spiritual,’ pikirnya. ‘Tapi sekali aku menggunakannya, mereka akan tahu aku di sini.’Ia merapat ke dinding, bergerak perlahan menuruni lorong. Tanpa suara. Ta Langkahnya setenang air, menyatu dengan kegelapan. Tapi meski begitu, tekanan dari segel pertama sudah terasa meskipun jaraknya masih beberapa puluh zhang. Itu bukan hanya penghalang fisik, itu adalah medan pembunuh.Xuan Li merogoh lengan jubahnya dan mengeluarkan dua pil kecil. Yang satu pil penekan aura, satunya lagi untuk menyamarkan denyut spiritual dalam tubuh. Tanpa ragu, ia telan keduanya.Tubuhnya bergetar sebentar, lalu tenang. Aura hidupnya tenggelam. Energi spiritualnya seolah lenyap. Kin

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 379

    Xuan Li terbang di ketinggian rendah, di sekelilingnya hanya tanah retak dan sunyi. Tak ada angin, tak ada suara makhluk hidup, seolah dunia di tempat ini sudah lama mati.Tapi ia tidak peduli. Ia fokus mengikuti sisa simpul energi terakhir dari Alam Bayangan.Setelah beberapa li, medan berubah. Tanah gersang berganti menjadi bukit-bukit batu. Tumbuhan mulai muncul, kering, namun hidup. Tempat ini tampak lebih normal dibanding lembah kematian atau sungai darah yang ia lewati sebelumnya. Tapi Xuan Li tidak lengah. Alam Bayangan dikenal suka menyembunyikan bahaya di balik ilusi ketenangan.Tiba-tiba, tubuhnya berhenti.Ia merasakan hawa manusia.Seseorang mendekat.Xuan Li menoleh dan matanya menyipit. “Mo Xiang?”Laki-laki itu berdiri kaku beberapa langkah di depannya, wajahnya seputih abu. Tubuh kurusnya diselimuti jubah hitam, dan mata yang pernah bersinar ramah itu kini penuh kecemasan.“Wu Yu...?” bisiknya, setengah tak percaya.Sebelum Xuan Li sempat menjawab, Mo Xiang bergerak c

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 378

    Xuan Li menoleh pada Pemimpin Tanah Jiva yang berdiri tidak jauh darinya. Kini dengan tubuh muda dan vitalitas yang pulih, sang pemimpin tampak jauh berbeda dari sebelumnya.“Aku harus pergi,” kata Xuan Li singkat.Pemimpin mengangguk. “Kami berutang banyak padamu. Jika suatu saat kau kembali, tanah ini akan menyambutmu.”Pengawas Ji yang berdiri di sisi kanan sang pemimpin menunduk hormat. Tidak ada pertanyaan, tidak ada permintaan.Xuan Li berjalan melewati jajaran para tetua yang membungkuk di sisi jalan berbatu menuju gerbang. Tidak ada satu pun yang berani mengangkat kepala.Namun gerbang di depannya bukanlah gerbang tempat ia masuk sebelumnya.“Kami tidak membiarkan tamu istimewa keluar dari pintu kematian,” ujar Pengawas Ji seraya menunjuk jalur berlapis formasi ringan yang membelah hutan belantara. “Jalur ini akan membawamu langsung ke perbatasan luar.”Xuan Li tidak menanggapi. Ia hanya mengangguk tipis, lalu melangkah masuk ke lorong cahaya yang terbentuk dari energi spirit

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 377

    Pemimpin Tanah Jiva masih menatap cahaya yang perlahan memudar dari tubuh Xuan Li. Matanya tak berkedip, tubuhnya tegak, namun napasnya tertahan. Sosok armor perempuan langit yang melingkupi Xuan Li belum sepenuhnya sirna, dan getaran auranya masih terasa di tanah, udara, bahkan formasi pelindung wilayah.“Dewi Kultus Suci…” gumamnya lirih, nyaris tak terdengar.Salah satu tetua di belakangnya bergeser gelisah. “Itu… tidak mungkin. Dewi Kultus Suci adalah sosok mitos. Leluhur dari era sebelum era ini. Armor itu...”“Tidak salah,” potong Pemimpin Tanah Jiva pelan, namun tegas. “Aku pernah melihat lukisan armornya dalam gulungan sejarah. Tidak ada keraguan. Itu adalah warisan kekuatan yang diakui oleh langit…”Mata Pemimpin melembut. Tatapannya beralih kepada Xuan Li, kedua tangannya perlahan menarik diri dari wadah giok.Airnya telah tenang.Xuan Li membuka mata. Ekspresinya tak berubah. Datar, penuh kendali. Ia berdiri perlahan dan menatap langsung ke arah sang pemimpin.“Aku tidak

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 376

    Pengawas Ji berjalan melewati gerbang pusaran angin spiritual yang melingkari pusat Tanah Jiva. Di belakangnya, dua wanita paruh baya membawa gulungan emas dan jimat penguat formasi. Wajahnya tenang, namun di dalam pikirannya, kegelisahan mulai tumbuh.Ia memeriksa formasi pelindung Tanah Jiva. Simbol-simbol kuno terpahat di udara, mengambang di atas batu-batu pelindung yang tertanam di tanah. Aliran spiritual yang keluar dari segel tidak menunjukkan tanda kerusakan.“Masih utuh,” gumamnya pelan.Ia memejamkan mata dan menyentuh tanah. Aura lembut naik dari permukaan dan menyatu dengan tubuhnya.“Tidak ada retakan, tidak ada celah. Tapi dia masuk,” katanya lagi. Suaranya mengeras. “Aku harus bicara dengan Yang Mulia.”Di sisi lain, Xuan Li duduk bersila di paviliun selatan. Empat prajurit wanita berdiri mengelilinginya. Mereka tidak menatapnya langsung, namun jelas sikap mereka lebih waspada dibanding sebelumnya.Bisik-bisik dari luar paviliun semakin keras. Bahkan anak-anak perempuan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status