Semua Bab TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Bab 31 - Bab 40

110 Bab

Chapter 31

Suara benturan logam memenuhi udara, bercampur dengan jeritan kesakitan yang menggema di dermaga. Bau darah menyengat, menyatu dengan aroma asin laut dan asap dari kapal yang terbakar.Xuan Li berdiri di sudut sempit, tubuhnya setengah terbungkus bayangan gelap. Dia tidak ingin terlibat dalam pertarungan ini, tetapi situasinya memaksanya untuk bertahan hidup.Tatapannya menyapu kerumunan orang-orang yang bertempur sengit. Beberapa bersenjata lengkap, sementara yang lain bertarung dengan tangan kosong.Tidak ada garis jelas yang memisahkan lawan dari kawan. Setiap sudut dermaga dipenuhi darah yang berceceran, menjadikan tempat itu tak ubahnya neraka dunia.Xuan Li menghela napas panjang. Ia mencoba menghindari konflik dengan melangkah mundur, tetapi tiba-tiba sebuah pisau berdesing melesat ke arahnya.Refleks, ia menangkis serangan itu dengan satu gerakan ringan, membuat pisau itu terpental dan menancap di papan kayu dekat kakinya."Ini benar-benar gila," gumamnya pelan. "Bagaimana aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Chapter 32

Xuan Li menatap kedua pria itu dengan dingin. Tatapannya tajam, membuat suasana di antara mereka semakin tegang. Ia tahu konfrontasi ini tak dapat sepenuhnya dihindari, tetapi sebisa mungkin ia ingin menghindari konflik fisik.“Aku hanya seorang penumpang tak diundang,” ujarnya dengan nada tenang, tetapi tersirat ancaman halus di balik suaranya. “Aku tidak mencari masalah. Biarkan aku di sini sampai kita mencapai tujuan, dan aku tidak akan mengganggu kalian.”Pria pertama, yang memegang belati, tertawa sinis sambil melangkah maju.“Penumpang tak diundang? Kau pikir kami sebodoh itu? Kau pasti mata-mata dari mereka!” tudingnya dengan nada menantang.Xuan Li tetap tenang. Ia melipat tangan di depan dada, energi biru keperakan mulai memancar samar dari tubuhnya.“Aku bukan siapa-siapa,” balasnya, tatapannya tak beranjak dari pria itu. “Tapi jika kalian memaksa, aku tidak ragu melawan.”Pria kedua, yang sejak tadi hanya mengamati, mengangkat tangan. “Tunggu.” Suaranya lebih tenang, beru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Chapter 33

Formasi pelindung perlahan muncul, membentuk lapisan transparan berkilauan seperti kristal di bawah cahaya petir.Energi spiritual mengalir deras dari telapak tangan Xuan Li, memancar penuh kekuatan. Setiap kilatan petir yang menyambar diserap oleh lapisan pelindung itu, menghasilkan dentuman keras yang menggema di udara."Jangan sampai formasi ini runtuh," gumam Xuan Li dalam hati.Keringat mengalir di pelipisnya, namun matanya tetap terfokus, menahan setiap hentakan energi dari serangan petir yang mencoba menembus perlindungan itu.Di belakangnya, Bao Shi dan Bao An bekerja keras mengendalikan kapal. Sesekali, ombak besar menghantam lambung kapal, membuatnya bergoyang hebat."Shi-ge, kita harus melawan arus!" teriak Bao An, wajahnya tegang sambil memegang erat tali kemudi."Aku tahu!" Bao Shi membalas sambil mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjaga keseimbangan kapal. Matanya yang tajam terus mencari celah di antara ombak dan badai.Xuan Li menarik napas dalam-dalam, mencoba mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Chapter 34

Sesosok makhluk besar melompat keluar dengan keanggunan yang mengerikan. Tubuhnya, dipenuhi corak kuning dan hitam, berkilauan oleh percikan listrik. Sepasang tanduk melengkung di atas kepalanya tampak seperti penangkal petir yang hidup."Harimau Petir Bertanduk..." bisik Bao Shi, suaranya hampir tenggelam oleh dengusan berat binatang itu.Binatang roh tingkat tinggi ini terkenal buas, bahkan bagi para kultivator tingkat tinggi sekalipun. Geraman rendahnya mengguncang tanah di bawah mereka, mengirimkan ancaman yang tak butuh penjelasan.Bao Shi dan Bao An tanpa ragu melompat ke belakang pohon besar, mencari perlindungan. Namun, Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Tubuhnya tak bergerak, matanya tajam mengunci pada binatang itu, menunggu serangan pertama."Wu Yu, jangan bodoh! Itu binatang roh tingkat tinggi!" seru Bao An dari balik pohon. Namun, Xuan Li hanya mengangkat satu tangan, mengisyaratkan mereka untuk diam.Harimau itu menerjang dengan kecepatan luar biasa. Cakarnya yang besa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Chapter 35

Keringat mengalir deras di wajah Bao An, Bao Shi, dan Xuan Li. Napas mereka tersengal setelah berhasil mengalahkan Harimau Petir Bertanduk.Energi spiritual mereka terkuras habis, tetapi firasat buruk mulai menghantui. Bahaya baru seolah semakin dekat.Tanpa banyak bicara, Xuan Li mengeluarkan artefak berupa sebuah gulungan emas kecil. Ia menggenggamnya erat, lalu melemparkannya ke udara. Dengan mantra singkat yang diucapkan penuh konsentrasi, gulungan itu membesar, berubah menjadi karpet raksasa yang bersinar dengan energi spiritual.“Cepat naik!” seru Xuan Li.Bao Shi dan Bao An segera melompat ke atas tanpa ragu, mengikuti Xuan Li.Dalam sekejap, karpet itu melesat ke langit, membawa mereka menjauh dari tanah yang penuh bahaya.Namun, perjalanan mereka tidak mulus. Karpet meluncur melewati sebuah lembah yang dipenuhi bebatuan hitam besar. Batu-batu itu memancarkan cahaya suram yang memengaruhi energi spiritual mereka.Bao An menatap ke bawah dengan dahi berkerut. “Tempat ini... ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Chapter 36

Mereka melanjutkan perjalanan dengan hati-hati. Jalan yang mereka tempuh terasa lebih tenang dibanding sebelumnya. Tidak ada binatang roh besar yang menghadang, hanya beberapa hambatan kecil seperti akar pohon yang menjulur dan semak berduri yang menghalangi jalur mereka.“Sepertinya kita cukup beruntung melewati rute ini,” gumam Bao An, mengusap peluh di dahinya sambil memandangi peta yang kini terasa tak berguna. “Kalau kita mengikuti jalur peta, pasti sudah terjebak di sarang serigala roh atau sesuatu yang lebih buruk.”Bao Shi mengangguk, meski pandangannya tetap terfokus ke depan. “Tapi jangan terlalu santai. Hutan ini terkenal dengan jebakan tersembunyi. Salah langkah sedikit saja, kita bisa celaka.”Xuan Li yang berjalan di depan, hanya diam. Matanya tajam mengawasi setiap sudut jalan, sementara telinganya siaga menangkap suara-suara mencurigakan. Hutan mulai terasa lebih dingin, dan bau tanah lembap bercampur aroma daun busuk menusuk hidung mereka.“Mungkin ini hanya ketena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Chapter 37

“Kita tidak punya kesempatan jika terus begini,” gumam Bao Shi sambil melompat dengan tombaknya yang bersinar, menargetkan bagian bawah leher naga seperti yang dikatakan Xuan Li.Namun, cakar besar naga itu dengan mudah menepis serangan Bao Shi. Tubuhnya terpental ke udara, menghantam bebatuan keras dengan suara yang memekakkan telinga.Xuan Li, meski tubuhnya penuh luka, tetap berdiri. Ia menggenggam pedangnya erat, memusatkan energi spiritual ke senjata itu.“Serang dari sisi kanan, Bao An! Bao Shi, buat distraksi!” teriaknya, meski suara seraknya nyaris tenggelam di antara gemuruh auman naga.Bao An yang masih terhuyung setelah sebelumnya terkena gelombang serangan, mengangguk lemah. Ia mulai menembakkan anak panah bertubi-tubi ke arah mata naga. Meskipun panah itu tidak cukup kuat untuk melukai, namun berhasil mengalihkan perhatian naga.Sementara itu, Bao Shi kembali menyerang dari sisi lain. Namun, Xuan Li menyadari sesuatu yang ganjil. Gerakan Bao Shi tampak lebih lambat dan ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Chapter 38

Tubuh Xuan Li tergeletak tak berdaya, napasnya memburu. Darah mengalir dari luka-luka yang menghiasi tubuhnya, sementara rasa sakit menyengat menggerogoti setiap sendinya. Dengan sisa tenaga, ia menopang tubuhnya untuk bangkit."Aku belum bisa menyerah... belum sekarang," gumamnya, matanya menatap ke depan dengan tekad membara.Cahaya di atas altar menarik perhatiannya.“Apa itu?” tanyanya pelan, rasa ingin tahunya melawan rasa sakit yang mencengkeram tubuhnya.Langkahnya terseret-seret saat ia mendekati altar. Semakin dekat, semakin ia merasakan aura kuat yang menyelimuti udara. Ketika akhirnya ia sampai di depan altar, napasnya tertahan."Itu… inti naga?" bisiknya penuh kekaguman.Benda di atas altar memancarkan cahaya lembut, mengeluarkan gelombang energi yang menghangatkan tubuhnya. Inti naga, sebuah artefak langka yang dikatakan menyimpan esensi kekuatan seekor naga, tampak berkilau di hadapannya. Tanpa ragu, Xuan Li mengulurkan tangan untuk menyatu dengannya. Begitu tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Chapter 39

Dari kejauhan, pulau itu tampak tertutup kabut tebal, memberi kesan sunyi dan tak berpenghuni. Namun, ketika Xuan Li mendekat, realitas yang ia temui sangat berbeda. Dermaga di sisi barat pulau menunjukkan aktivitas yang padat, perahu-perahu kecil dan besar bergantian merapat, sementara penduduk dengan berbagai pakaian khas berlalu-lalang. Pulau ini ternyata cukup maju, meskipun tampaknya tidak terikat pada kekaisaran tertentu.“Aneh,” pikir Xuan Li, mengamati keragaman orang-orang di sana. Dari cara mereka berbicara hingga barang dagangan yang mereka bawa, jelas bahwa pulau ini adalah tempat persinggahan para pedagang dan pengelana dari berbagai wilayah. Meskipun begitu, ia tidak menemukan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan kekaisaran mana pun.Setelah menginjakkan kaki di dermaga, pemandangan lain menarik perhatiannya. Beberapa bangunan di sekitar pelabuhan dihiasi lentera merah yang berayun pelan tertiup angin. Para wanita dengan pakaian mencolok berdiri di depan pintu-pint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Chapter 40

Xuan Li duduk di sudut ruang pentas, menyaksikan pertunjukan tarian yang memukau. Musik merdu memenuhi ruangan, sementara para penari melayang anggun di atas panggung. Lentera merah dan emas menerangi wajah mereka, menciptakan suasana eksotis. Namun, pikirannya tetap terfokus pada urusan mendesak."Apa yang mereka lakukan begitu lama?" pikirnya, melirik ke arah pintu utama. Ia mulai bosan, jari-jarinya sibuk menghitung pola pada meja kayu di depannya.Tak lama, Xu Ting muncul dari kerumunan dan mendekatinya.“Maaf membuatmu menunggu. Guan Yi sudah setuju untuk bertemu. Ayo, aku akan mengantarmu,” ucapnya pelan namun tegas.Xuan Li berdiri tanpa berkata-kata, hanya mengangguk kecil. Ia mengikuti Xu Ting keluar dari penginapan, angin pantai yang sejuk menyentuh kulitnya saat mereka melangkah di jalan berbatu yang sedikit menanjak. Beberapa orang masih terlihat bermain dadu atau berbincang sambil minum arak di sudut-sudut jalan.Xu Ting membawanya ke sebuah bangunan kecil di atas ketin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status