Share

Chapter 31

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-25 06:15:47

Suara benturan logam memenuhi udara, bercampur dengan jeritan kesakitan yang menggema di dermaga. Bau darah menyengat, menyatu dengan aroma asin laut dan asap dari kapal yang terbakar.

Xuan Li berdiri di sudut sempit, tubuhnya setengah terbungkus bayangan gelap. Dia tidak ingin terlibat dalam pertarungan ini, tetapi situasinya memaksanya untuk bertahan hidup.

Tatapannya menyapu kerumunan orang-orang yang bertempur sengit. Beberapa bersenjata lengkap, sementara yang lain bertarung dengan tangan kosong.

Tidak ada garis jelas yang memisahkan lawan dari kawan. Setiap sudut dermaga dipenuhi darah yang berceceran, menjadikan tempat itu tak ubahnya neraka dunia.

Xuan Li menghela napas panjang. Ia mencoba menghindari konflik dengan melangkah mundur, tetapi tiba-tiba sebuah pisau berdesing melesat ke arahnya.

Refleks, ia menangkis serangan itu dengan satu gerakan ringan, membuat pisau itu terpental dan menancap di papan kayu dekat kakinya.

"Ini benar-benar gila," gumamnya pelan. "Bagaimana aku
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 32

    Xuan Li menatap kedua pria itu dengan dingin. Tatapannya tajam, membuat suasana di antara mereka semakin tegang. Ia tahu konfrontasi ini tak dapat sepenuhnya dihindari, tetapi sebisa mungkin ia ingin menghindari konflik fisik.“Aku hanya seorang penumpang tak diundang,” ujarnya dengan nada tenang, tetapi tersirat ancaman halus di balik suaranya. “Aku tidak mencari masalah. Biarkan aku di sini sampai kita mencapai tujuan, dan aku tidak akan mengganggu kalian.”Pria pertama, yang memegang belati, tertawa sinis sambil melangkah maju.“Penumpang tak diundang? Kau pikir kami sebodoh itu? Kau pasti mata-mata dari mereka!” tudingnya dengan nada menantang.Xuan Li tetap tenang. Ia melipat tangan di depan dada, energi biru keperakan mulai memancar samar dari tubuhnya.“Aku bukan siapa-siapa,” balasnya, tatapannya tak beranjak dari pria itu. “Tapi jika kalian memaksa, aku tidak ragu melawan.”Pria kedua, yang sejak tadi hanya mengamati, mengangkat tangan. “Tunggu.” Suaranya lebih tenang, beru

    Last Updated : 2024-12-25
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 33

    Formasi pelindung perlahan muncul, membentuk lapisan transparan berkilauan seperti kristal di bawah cahaya petir.Energi spiritual mengalir deras dari telapak tangan Xuan Li, memancar penuh kekuatan. Setiap kilatan petir yang menyambar diserap oleh lapisan pelindung itu, menghasilkan dentuman keras yang menggema di udara."Jangan sampai formasi ini runtuh," gumam Xuan Li dalam hati.Keringat mengalir di pelipisnya, namun matanya tetap terfokus, menahan setiap hentakan energi dari serangan petir yang mencoba menembus perlindungan itu.Di belakangnya, Bao Shi dan Bao An bekerja keras mengendalikan kapal. Sesekali, ombak besar menghantam lambung kapal, membuatnya bergoyang hebat."Shi-ge, kita harus melawan arus!" teriak Bao An, wajahnya tegang sambil memegang erat tali kemudi."Aku tahu!" Bao Shi membalas sambil mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjaga keseimbangan kapal. Matanya yang tajam terus mencari celah di antara ombak dan badai.Xuan Li menarik napas dalam-dalam, mencoba mene

    Last Updated : 2024-12-25
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 34

    Sesosok makhluk besar melompat keluar dengan keanggunan yang mengerikan. Tubuhnya, dipenuhi corak kuning dan hitam, berkilauan oleh percikan listrik. Sepasang tanduk melengkung di atas kepalanya tampak seperti penangkal petir yang hidup."Harimau Petir Bertanduk..." bisik Bao Shi, suaranya hampir tenggelam oleh dengusan berat binatang itu.Binatang roh tingkat tinggi ini terkenal buas, bahkan bagi para kultivator tingkat tinggi sekalipun. Geraman rendahnya mengguncang tanah di bawah mereka, mengirimkan ancaman yang tak butuh penjelasan.Bao Shi dan Bao An tanpa ragu melompat ke belakang pohon besar, mencari perlindungan. Namun, Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Tubuhnya tak bergerak, matanya tajam mengunci pada binatang itu, menunggu serangan pertama."Wu Yu, jangan bodoh! Itu binatang roh tingkat tinggi!" seru Bao An dari balik pohon. Namun, Xuan Li hanya mengangkat satu tangan, mengisyaratkan mereka untuk diam.Harimau itu menerjang dengan kecepatan luar biasa. Cakarnya yang besa

    Last Updated : 2024-12-25
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 35

    Keringat mengalir deras di wajah Bao An, Bao Shi, dan Xuan Li. Napas mereka tersengal setelah berhasil mengalahkan Harimau Petir Bertanduk.Energi spiritual mereka terkuras habis, tetapi firasat buruk mulai menghantui. Bahaya baru seolah semakin dekat.Tanpa banyak bicara, Xuan Li mengeluarkan artefak berupa sebuah gulungan emas kecil. Ia menggenggamnya erat, lalu melemparkannya ke udara. Dengan mantra singkat yang diucapkan penuh konsentrasi, gulungan itu membesar, berubah menjadi karpet raksasa yang bersinar dengan energi spiritual.“Cepat naik!” seru Xuan Li.Bao Shi dan Bao An segera melompat ke atas tanpa ragu, mengikuti Xuan Li.Dalam sekejap, karpet itu melesat ke langit, membawa mereka menjauh dari tanah yang penuh bahaya.Namun, perjalanan mereka tidak mulus. Karpet meluncur melewati sebuah lembah yang dipenuhi bebatuan hitam besar. Batu-batu itu memancarkan cahaya suram yang memengaruhi energi spiritual mereka.Bao An menatap ke bawah dengan dahi berkerut. “Tempat ini... ad

    Last Updated : 2024-12-25
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 36

    Mereka melanjutkan perjalanan dengan hati-hati. Jalan yang mereka tempuh terasa lebih tenang dibanding sebelumnya. Tidak ada binatang roh besar yang menghadang, hanya beberapa hambatan kecil seperti akar pohon yang menjulur dan semak berduri yang menghalangi jalur mereka.“Sepertinya kita cukup beruntung melewati rute ini,” gumam Bao An, mengusap peluh di dahinya sambil memandangi peta yang kini terasa tak berguna. “Kalau kita mengikuti jalur peta, pasti sudah terjebak di sarang serigala roh atau sesuatu yang lebih buruk.”Bao Shi mengangguk, meski pandangannya tetap terfokus ke depan. “Tapi jangan terlalu santai. Hutan ini terkenal dengan jebakan tersembunyi. Salah langkah sedikit saja, kita bisa celaka.”Xuan Li yang berjalan di depan, hanya diam. Matanya tajam mengawasi setiap sudut jalan, sementara telinganya siaga menangkap suara-suara mencurigakan. Hutan mulai terasa lebih dingin, dan bau tanah lembap bercampur aroma daun busuk menusuk hidung mereka.“Mungkin ini hanya ketena

    Last Updated : 2024-12-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 37

    “Kita tidak punya kesempatan jika terus begini,” gumam Bao Shi sambil melompat dengan tombaknya yang bersinar, menargetkan bagian bawah leher naga seperti yang dikatakan Xuan Li.Namun, cakar besar naga itu dengan mudah menepis serangan Bao Shi. Tubuhnya terpental ke udara, menghantam bebatuan keras dengan suara yang memekakkan telinga.Xuan Li, meski tubuhnya penuh luka, tetap berdiri. Ia menggenggam pedangnya erat, memusatkan energi spiritual ke senjata itu.“Serang dari sisi kanan, Bao An! Bao Shi, buat distraksi!” teriaknya, meski suara seraknya nyaris tenggelam di antara gemuruh auman naga.Bao An yang masih terhuyung setelah sebelumnya terkena gelombang serangan, mengangguk lemah. Ia mulai menembakkan anak panah bertubi-tubi ke arah mata naga. Meskipun panah itu tidak cukup kuat untuk melukai, namun berhasil mengalihkan perhatian naga.Sementara itu, Bao Shi kembali menyerang dari sisi lain. Namun, Xuan Li menyadari sesuatu yang ganjil. Gerakan Bao Shi tampak lebih lambat dan ti

    Last Updated : 2024-12-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 38

    Tubuh Xuan Li tergeletak tak berdaya, napasnya memburu. Darah mengalir dari luka-luka yang menghiasi tubuhnya, sementara rasa sakit menyengat menggerogoti setiap sendinya. Dengan sisa tenaga, ia menopang tubuhnya untuk bangkit."Aku belum bisa menyerah... belum sekarang," gumamnya, matanya menatap ke depan dengan tekad membara.Cahaya di atas altar menarik perhatiannya.“Apa itu?” tanyanya pelan, rasa ingin tahunya melawan rasa sakit yang mencengkeram tubuhnya.Langkahnya terseret-seret saat ia mendekati altar. Semakin dekat, semakin ia merasakan aura kuat yang menyelimuti udara. Ketika akhirnya ia sampai di depan altar, napasnya tertahan."Itu… inti naga?" bisiknya penuh kekaguman.Benda di atas altar memancarkan cahaya lembut, mengeluarkan gelombang energi yang menghangatkan tubuhnya. Inti naga, sebuah artefak langka yang dikatakan menyimpan esensi kekuatan seekor naga, tampak berkilau di hadapannya. Tanpa ragu, Xuan Li mengulurkan tangan untuk menyatu dengannya. Begitu tangannya

    Last Updated : 2024-12-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 39

    Dari kejauhan, pulau itu tampak tertutup kabut tebal, memberi kesan sunyi dan tak berpenghuni. Namun, ketika Xuan Li mendekat, realitas yang ia temui sangat berbeda. Dermaga di sisi barat pulau menunjukkan aktivitas yang padat, perahu-perahu kecil dan besar bergantian merapat, sementara penduduk dengan berbagai pakaian khas berlalu-lalang. Pulau ini ternyata cukup maju, meskipun tampaknya tidak terikat pada kekaisaran tertentu.“Aneh,” pikir Xuan Li, mengamati keragaman orang-orang di sana. Dari cara mereka berbicara hingga barang dagangan yang mereka bawa, jelas bahwa pulau ini adalah tempat persinggahan para pedagang dan pengelana dari berbagai wilayah. Meskipun begitu, ia tidak menemukan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan kekaisaran mana pun.Setelah menginjakkan kaki di dermaga, pemandangan lain menarik perhatiannya. Beberapa bangunan di sekitar pelabuhan dihiasi lentera merah yang berayun pelan tertiup angin. Para wanita dengan pakaian mencolok berdiri di depan pintu-pint

    Last Updated : 2024-12-26

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 208

    "Keluar." Suara Xuan Li terdengar datar, tetapi ada ancaman tersembunyi di dalamnya.Tak ada jawaban.Namun, udara di sekitarnya berubah. Dingin yang awalnya menggigit kini terasa seperti belati yang menyelinap ke dalam tulang. Embun di dedaunan membeku dalam sekejap, lapisan es tipis mulai menutupi tanah.Dari balik kabut yang berputar, sesosok bayangan melangkah maju.Jubah biru tua membalut tubuhnya, tudungnya rendah, menyembunyikan sebagian besar wajahnya. Sepasang mata dingin menatap tanpa ekspresi, seperti pemangsa yang mengamati buruannya.Tidak ada sapaan. Tidak ada peringatan.Pria itu mengangkat tangannya.Udara berhenti bergerak.Kristal-kristal es muncul dari ketiadaan, melayang di udara seperti bilah pisau yang siap menebas. Dalam sekejap, mereka meluncur ke arah Xuan Li, tajam dan mematikan.Xuan Li melangkah ke samping, menghindari serangan pertama. Beberapa pecahan es masih mengarah ke titik vitalnya, tetapi telapak tangannya yang dilapisi api spiritual membakar mereka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 207

    Feng Rui segera melangkah ke depan, berdiri di antara Xuan Li dan pria yang baru saja muncul. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan situasi ini sejak awal."Kakak Feng Han," kata Feng Rui dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Aku membawa tamu, dan Guru sendiri sudah membenarkan kehadirannya."Pria bernama Feng Han itu menyipitkan mata, tatapannya menyapu Xuan Li dari kepala hingga kaki. Sikapnya penuh waspada, seakan masih meragukan keputusan adik sepupunya."Tamu, katamu?" Feng Han mendengus pelan. "Jangan bilang dia orang luar yang kau undang untuk bermain-main dengan nyawa Guru?"Xuan Li tetap diam, tidak merasa perlu membela diri. Baginya, pertikaian ini hanyalah urusan internal keluarga Feng.Feng Rui mengepalkan tangannya. "Jika bukan karena dia, Guru mungkin sudah tidak ada sekarang. Apa kau masih ingin mempertanyakan keputusanku?"Suasana di ruangan itu semakin menegang. Mata Feng Han berkilat, tapi sebelum ia bisa men

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 206

    Xuan Li mengikuti pemuda berjubah hitam melewati jalanan Kota Seribu Lilin yang semakin lengang. Mereka berhenti di depan sebuah kediaman megah. Plakat besar tergantung di atas gerbang utama, dengan huruf emas yang bertuliskan Paviliun Bintang.Dari luar, bangunan ini tampak seperti kediaman keluarga terpandang. Namun, saat mereka melangkah masuk setelah penjaga membukakan pintu, Xuan Li segera menyadari sesuatu yang berbeda. Aroma obat-obatan bercampur dengan hawa gelap yang samar, membentuk atmosfer yang tidak lazim."Aku yang membawamu dan bertanggung jawab sepenuhnya atasmu. Jangan pedulikan ucapan orang lain," bisik pemuda itu tanpa menoleh. Setelah beberapa langkah, ia menambahkan, "Oh, iya. Siapa namamu?""Wu Yu," jawab Xuan Li singkat.Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis. "Panggil aku Feng Rui."Xuan Li hanya mengangguk kecil. Ia tidak tertarik dengan basa-basi yang tidak perlu.Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kediaman. Cahaya lentera di sepanjang lorong mulai redup

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 205

    Xuan Li menajamkan instingnya. Ada sesuatu yang tidak beres.Udara malam di Kota Seribu Lilin seharusnya tenang. Namun, kali ini, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang mengusik kewaspadaannya.Sebuah bayangan melintas di kejauhan. Cepat, nyaris tak kasatmata.Xuan Li langsung berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke jendela dengan langkah ringan. Dari celah tirai, ia mengamati jalanan di luar. Lampu-lampu minyak masih menyala redup di beberapa sudut, tapi tidak ada yang tampak mencurigakan.Namun, firasatnya tak pernah salah.Tanpa ragu, ia segera menutup jendela rapat-rapat. Suara kait besi yang terkunci terdengar lirih di dalam kamar. Ia tidak ingin menarik perhatian.'Untuk saat ini, lebih baik berpura-pura tidak menyadarinya.'Xuan Li kembali duduk di ranjang . Untuk mengisi waktu, ia memilih untuk berkultivasi.Dalam keheningan kamar, ia memejamkan mata dan mulai menarik energi spiritual dari udara. Aliran hangat meresap ke dalam tubuhnya, mengalir melalui meridian dan terhimpun dal

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 204

    Di tempat lain, Di dalam goa tersembunyi, Xuan Li duduk bersila di hadapan kuali pilnya. Aroma herbal memenuhi udara, bercampur dengan uap tipis yang mengepul dari permukaan kuali. Lin Gong dan Jian Cheng duduk di sisi lain ruangan, menatap cairan dalam kuali yang mulai berpendar lembut.Pil penerobosan tingkat tinggi telah selesai dibuat. Butiran pil itu berwarna keemasan, memancarkan aura energi yang murni. Xuan Li mengambilnya dengan hati-hati sebelum menyerahkannya kepada dua rekannya."Setelah mengonsumsinya, kalian akan mengalami lonjakan energi yang besar. Pastikan untuk menstabilkan fondasi kalian sebelum mencoba menerobos ke tingkat berikutnya," ucapnya dengan nada serius.Jian Cheng mengambil pil itu dengan ekspresi antusias. "Akhirnya! Aku sudah menunggu ini sejak lama!"Lin Gong mengamati pil di tangannya, lalu menatap Xuan Li. "Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga membutuhkan pil ini?"Xuan Li menggeleng pelan. "Pil ini bukan untukku. Aku masih membutuhkan satu bahan la

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 203

    Dewa Langit Surgawi melambaikan tangannya, memberi isyarat kepada para pelayan untuk membawa Ratu Langit ke tempat peristirahatan. Liang Xue masih tampak lemah setelah insiden tadi. Napasnya masih sedikit tersengal, dan alisnya berkerut samar, seakan mencoba memahami sesuatu yang baru saja terjadi dalam pikirannya.“Pastikan dia mendapatkan ramuan pemulihan terbaik,” perintah Dewa Langit Surgawi, suaranya tenang tetapi penuh otoritas.Para pelayan membungkuk dalam sebelum dengan hati-hati membawa Liang Xue pergi. Langkah mereka nyaris tak bersuara saat keluar dari aula besar, meninggalkan keheningan yang berat.Dewa Langit Surgawi tetap duduk di singgasananya sejenak. Tangannya yang bersarung emas perlahan mengetuk pegangan kursi, ritmenya tak beraturan, mencerminkan pikirannya yang bergejolak. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berdiri dan melangkah keluar dari aula utama.Tidak ada satu pun pelayan atau penjaga yang mengikuti. Hanya beberapa orang tertentu yang tahu ke mana ia perg

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status