Share

Chapter 37

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-26 08:00:39

“Kita tidak punya kesempatan jika terus begini,” gumam Bao Shi sambil melompat dengan tombaknya yang bersinar, menargetkan bagian bawah leher naga seperti yang dikatakan Xuan Li.

Namun, cakar besar naga itu dengan mudah menepis serangan Bao Shi. Tubuhnya terpental ke udara, menghantam bebatuan keras dengan suara yang memekakkan telinga.

Xuan Li, meski tubuhnya penuh luka, tetap berdiri. Ia menggenggam pedangnya erat, memusatkan energi spiritual ke senjata itu.

“Serang dari sisi kanan, Bao An! Bao Shi, buat distraksi!” teriaknya, meski suara seraknya nyaris tenggelam di antara gemuruh auman naga.

Bao An yang masih terhuyung setelah sebelumnya terkena gelombang serangan, mengangguk lemah. Ia mulai menembakkan anak panah bertubi-tubi ke arah mata naga. Meskipun panah itu tidak cukup kuat untuk melukai, namun berhasil mengalihkan perhatian naga.

Sementara itu, Bao Shi kembali menyerang dari sisi lain. Namun, Xuan Li menyadari sesuatu yang ganjil. Gerakan Bao Shi tampak lebih lambat dan ti
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 38

    Tubuh Xuan Li tergeletak tak berdaya, napasnya memburu. Darah mengalir dari luka-luka yang menghiasi tubuhnya, sementara rasa sakit menyengat menggerogoti setiap sendinya. Dengan sisa tenaga, ia menopang tubuhnya untuk bangkit."Aku belum bisa menyerah... belum sekarang," gumamnya, matanya menatap ke depan dengan tekad membara.Cahaya di atas altar menarik perhatiannya.“Apa itu?” tanyanya pelan, rasa ingin tahunya melawan rasa sakit yang mencengkeram tubuhnya.Langkahnya terseret-seret saat ia mendekati altar. Semakin dekat, semakin ia merasakan aura kuat yang menyelimuti udara. Ketika akhirnya ia sampai di depan altar, napasnya tertahan."Itu… inti naga?" bisiknya penuh kekaguman.Benda di atas altar memancarkan cahaya lembut, mengeluarkan gelombang energi yang menghangatkan tubuhnya. Inti naga, sebuah artefak langka yang dikatakan menyimpan esensi kekuatan seekor naga, tampak berkilau di hadapannya. Tanpa ragu, Xuan Li mengulurkan tangan untuk menyatu dengannya. Begitu tangannya

    Last Updated : 2024-12-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 39

    Dari kejauhan, pulau itu tampak tertutup kabut tebal, memberi kesan sunyi dan tak berpenghuni. Namun, ketika Xuan Li mendekat, realitas yang ia temui sangat berbeda. Dermaga di sisi barat pulau menunjukkan aktivitas yang padat, perahu-perahu kecil dan besar bergantian merapat, sementara penduduk dengan berbagai pakaian khas berlalu-lalang. Pulau ini ternyata cukup maju, meskipun tampaknya tidak terikat pada kekaisaran tertentu.“Aneh,” pikir Xuan Li, mengamati keragaman orang-orang di sana. Dari cara mereka berbicara hingga barang dagangan yang mereka bawa, jelas bahwa pulau ini adalah tempat persinggahan para pedagang dan pengelana dari berbagai wilayah. Meskipun begitu, ia tidak menemukan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan kekaisaran mana pun.Setelah menginjakkan kaki di dermaga, pemandangan lain menarik perhatiannya. Beberapa bangunan di sekitar pelabuhan dihiasi lentera merah yang berayun pelan tertiup angin. Para wanita dengan pakaian mencolok berdiri di depan pintu-pint

    Last Updated : 2024-12-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 40

    Xuan Li duduk di sudut ruang pentas, menyaksikan pertunjukan tarian yang memukau. Musik merdu memenuhi ruangan, sementara para penari melayang anggun di atas panggung. Lentera merah dan emas menerangi wajah mereka, menciptakan suasana eksotis. Namun, pikirannya tetap terfokus pada urusan mendesak."Apa yang mereka lakukan begitu lama?" pikirnya, melirik ke arah pintu utama. Ia mulai bosan, jari-jarinya sibuk menghitung pola pada meja kayu di depannya.Tak lama, Xu Ting muncul dari kerumunan dan mendekatinya.“Maaf membuatmu menunggu. Guan Yi sudah setuju untuk bertemu. Ayo, aku akan mengantarmu,” ucapnya pelan namun tegas.Xuan Li berdiri tanpa berkata-kata, hanya mengangguk kecil. Ia mengikuti Xu Ting keluar dari penginapan, angin pantai yang sejuk menyentuh kulitnya saat mereka melangkah di jalan berbatu yang sedikit menanjak. Beberapa orang masih terlihat bermain dadu atau berbincang sambil minum arak di sudut-sudut jalan.Xu Ting membawanya ke sebuah bangunan kecil di atas ketin

    Last Updated : 2024-12-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 41

    Xuan Li mengeluarkan kantong kecil berisi jarum akupunktur spiritual dari balik jubahnya. Cahaya lentera di dekat mereka memantulkan kilau logam jarum-jarum itu, memberikan kesan tajam dan menakutkan. Ia memeriksa satu per satu jarum, memastikan semuanya dalam kondisi sempurna.“Duduklah dan jangan bergerak,” perintah Xuan Li, suaranya tenang namun penuh otoritas.Guan Yi menatapnya tajam, keraguan masih terpancar di matanya. Namun, akhirnya ia menurut. Ia melepas jubah luarnya, memperlihatkan tubuh penuh bekas luka, beberapa di antaranya tampak membiru akibat endapan racun energi.“Kau yakin bisa mengatasinya?” tanya Guan Yi dingin.Xuan Li tidak menjawab. Ia menutup matanya sejenak, menarik napas dalam, lalu mengulurkan tangan ke punggung Guan Yi. Sentuhannya ringan, tetapi aliran energi yang ia kirimkan terasa menusuk seperti angin tajam.“Energi spiritualmu sangat kacau. Racun ini telah mengendap bertahun-tahun. Aku perlu membuka aliran meridian utama untuk mengeluarkannya,” jelas

    Last Updated : 2024-12-27
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 42

    Malam itu, Xuan Li kembali ke penginapan dengan langkah berat. Udara dingin menyelimuti tubuhnya yang lelah, sementara pikirannya berkelana ke pertemuan dengan Guan Yi yang menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.Xu Ting mengikuti di belakangnya, wajahnya dipenuhi keraguan. “Aku... tidak seharusnya membiarkan ini terjadi.” Nada suaranya penuh sesal.Xuan Li berhenti di depan pintu kamarnya, menoleh perlahan. “Ini bukan salahmu. Segalanya belum dipastikan.”Namun, sebelum ia sempat membuka pintu, Xu Ting mendahului, berdiri menghalangi jalannya.“Kita harus bicara,” katanya dengan nada tegas yang tidak biasa.Xuan Li mengangkat alis. “Aku lelah. Bicaralah besok.”“Tidak,” Xu Ting menjawab cepat, suara dan sikapnya lebih berani dari biasanya. Ia melangkah lebih dekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari Xuan Li. Wajahnya menampilkan senyum tipis yang penuh percaya diri, seperti wanita yang terbiasa menggunakan kelembutannya untuk memenangkan hati lawannya.“Aku tah

    Last Updated : 2024-12-27
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 43

    Hari itu, Xuan Li berdiri di ambang keputusan besar. Matahari menyinari permukaan laut, menciptakan kilauan emas yang kontras dengan pikirannya yang gelap. Ia menatap dermaga kecil tempat Guan Yi dan anak buahnya berkumpul, tetapi pikirannya melayang jauh."Jika dia mencoba menipuku lagi, aku tidak akan tinggal diam," pikirnya. Guan Yi adalah pria yang pandai bermain kata, tetapi Xuan Li bukanlah seseorang yang mudah dipermainkan. Wajahnya tetap tenang, namun di dalam hatinya ia telah mempersiapkan berbagai rencana untuk menghadapi kemungkinan buruk.Guan Yi, di sisi lain, tampak santai. Ia berdiri dengan penuh percaya diri, mengawasi anak buahnya yang sibuk mengatur berbagai barang. Sikapnya yang tegas dan penuh dedikasi membuatnya tampak seperti pemimpin yang dapat dipercaya."Apakah aku bisa benar-benar mempercayainya kali ini?" Xuan Li bertanya pada dirinya sendiri. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ada sesuatu dalam cara Guan Yi memimpin yang membuatnya ragu untuk sepenuhnya mencu

    Last Updated : 2024-12-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 44

    Gu Feng tidak tinggal lama di Pulau Matahari. Hanya dalam beberapa jam, kapal megahnya mulai sibuk dengan aktivitas pemuatan. Beberapa peti besar diangkat ke atas geladak oleh awak kapal yang bekerja dengan cekatan. Suara kayu yang bergesekan dan tali yang ditarik bergema di udara malam.Di tepi dermaga, Xuan Li berdiri dengan pandangan penuh pertimbangan. Ia memperhatikan Gu Feng, yang tengah berbicara dengan Guan Yi. Sikap pria itu tetap anggun, tetapi ada ketegasan dalam gerak-geriknya. Kemudian, tanpa banyak bicara, Gu Feng melemparkan sekantong besar uang ke tangan Guan Yi."Apa yang mereka perdagangkan?" pikir Xuan Li. Mata tajamnya menelusuri ekspresi Guan Yi, tetapi pria itu hanya tersenyum puas seperti kucing yang baru saja mencuri seekor ikan.Keputusan untuk ikut berlayar bukanlah hal mudah bagi Xuan Li. Ia tahu ada risiko besar, tetapi rasa ingin tahunya akan Akar Naga Angin dan Air Mata Phoenix lebih besar dari keraguannya. Dengan napas panjang, ia melangkah naik ke kap

    Last Updated : 2024-12-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 45

    Setelah pertemuan dan pemeriksaan di gedung itu, Gu Feng membawa Xuan Li ke tempat lain.Bangunan-bangunan di sekitar mereka menjulang seperti benteng gelap, dinding-dinding hitamnya tampak menyerap setiap cahaya yang ada. Bahkan udara di sini terasa lebih berat, seolah dipenuhi energi yang menindas dan mencekik.“Tempat ini istimewa, bukan?” Gu Feng bertanya dengan senyum tipis, melirik Xuan Li. “Di sini, kau akan belajar bahwa kekuasaan dapat membuat segalanya tunduk.”Xuan Li tidak menjawab. Ia masih merenungkan kejadian sebelumnya, saat ia hampir kehilangan kendali di ruang pemeriksaan. Ketika cahaya dari cermin pemurni menyala terang saat ia melangkah melewatinya, jantungnya berdetak keras. Untungnya, mereka tampaknya salah mengira aura tubuh gioknya sebagai kekuatan gelap. Itu memberinya peluang untuk tetap tersembunyi, tetapi ia tahu harus tetap berhati-hati.“Kau terlihat tegang,” ujar Gu Feng lagi, kali ini dengan nada lebih lembut. “Jangan khawatir. Selama kau berada di baw

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 208

    "Keluar." Suara Xuan Li terdengar datar, tetapi ada ancaman tersembunyi di dalamnya.Tak ada jawaban.Namun, udara di sekitarnya berubah. Dingin yang awalnya menggigit kini terasa seperti belati yang menyelinap ke dalam tulang. Embun di dedaunan membeku dalam sekejap, lapisan es tipis mulai menutupi tanah.Dari balik kabut yang berputar, sesosok bayangan melangkah maju.Jubah biru tua membalut tubuhnya, tudungnya rendah, menyembunyikan sebagian besar wajahnya. Sepasang mata dingin menatap tanpa ekspresi, seperti pemangsa yang mengamati buruannya.Tidak ada sapaan. Tidak ada peringatan.Pria itu mengangkat tangannya.Udara berhenti bergerak.Kristal-kristal es muncul dari ketiadaan, melayang di udara seperti bilah pisau yang siap menebas. Dalam sekejap, mereka meluncur ke arah Xuan Li, tajam dan mematikan.Xuan Li melangkah ke samping, menghindari serangan pertama. Beberapa pecahan es masih mengarah ke titik vitalnya, tetapi telapak tangannya yang dilapisi api spiritual membakar mereka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 207

    Feng Rui segera melangkah ke depan, berdiri di antara Xuan Li dan pria yang baru saja muncul. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan situasi ini sejak awal."Kakak Feng Han," kata Feng Rui dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Aku membawa tamu, dan Guru sendiri sudah membenarkan kehadirannya."Pria bernama Feng Han itu menyipitkan mata, tatapannya menyapu Xuan Li dari kepala hingga kaki. Sikapnya penuh waspada, seakan masih meragukan keputusan adik sepupunya."Tamu, katamu?" Feng Han mendengus pelan. "Jangan bilang dia orang luar yang kau undang untuk bermain-main dengan nyawa Guru?"Xuan Li tetap diam, tidak merasa perlu membela diri. Baginya, pertikaian ini hanyalah urusan internal keluarga Feng.Feng Rui mengepalkan tangannya. "Jika bukan karena dia, Guru mungkin sudah tidak ada sekarang. Apa kau masih ingin mempertanyakan keputusanku?"Suasana di ruangan itu semakin menegang. Mata Feng Han berkilat, tapi sebelum ia bisa men

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 206

    Xuan Li mengikuti pemuda berjubah hitam melewati jalanan Kota Seribu Lilin yang semakin lengang. Mereka berhenti di depan sebuah kediaman megah. Plakat besar tergantung di atas gerbang utama, dengan huruf emas yang bertuliskan Paviliun Bintang.Dari luar, bangunan ini tampak seperti kediaman keluarga terpandang. Namun, saat mereka melangkah masuk setelah penjaga membukakan pintu, Xuan Li segera menyadari sesuatu yang berbeda. Aroma obat-obatan bercampur dengan hawa gelap yang samar, membentuk atmosfer yang tidak lazim."Aku yang membawamu dan bertanggung jawab sepenuhnya atasmu. Jangan pedulikan ucapan orang lain," bisik pemuda itu tanpa menoleh. Setelah beberapa langkah, ia menambahkan, "Oh, iya. Siapa namamu?""Wu Yu," jawab Xuan Li singkat.Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis. "Panggil aku Feng Rui."Xuan Li hanya mengangguk kecil. Ia tidak tertarik dengan basa-basi yang tidak perlu.Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kediaman. Cahaya lentera di sepanjang lorong mulai redup

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 205

    Xuan Li menajamkan instingnya. Ada sesuatu yang tidak beres.Udara malam di Kota Seribu Lilin seharusnya tenang. Namun, kali ini, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang mengusik kewaspadaannya.Sebuah bayangan melintas di kejauhan. Cepat, nyaris tak kasatmata.Xuan Li langsung berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke jendela dengan langkah ringan. Dari celah tirai, ia mengamati jalanan di luar. Lampu-lampu minyak masih menyala redup di beberapa sudut, tapi tidak ada yang tampak mencurigakan.Namun, firasatnya tak pernah salah.Tanpa ragu, ia segera menutup jendela rapat-rapat. Suara kait besi yang terkunci terdengar lirih di dalam kamar. Ia tidak ingin menarik perhatian.'Untuk saat ini, lebih baik berpura-pura tidak menyadarinya.'Xuan Li kembali duduk di ranjang . Untuk mengisi waktu, ia memilih untuk berkultivasi.Dalam keheningan kamar, ia memejamkan mata dan mulai menarik energi spiritual dari udara. Aliran hangat meresap ke dalam tubuhnya, mengalir melalui meridian dan terhimpun dal

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 204

    Di tempat lain, Di dalam goa tersembunyi, Xuan Li duduk bersila di hadapan kuali pilnya. Aroma herbal memenuhi udara, bercampur dengan uap tipis yang mengepul dari permukaan kuali. Lin Gong dan Jian Cheng duduk di sisi lain ruangan, menatap cairan dalam kuali yang mulai berpendar lembut.Pil penerobosan tingkat tinggi telah selesai dibuat. Butiran pil itu berwarna keemasan, memancarkan aura energi yang murni. Xuan Li mengambilnya dengan hati-hati sebelum menyerahkannya kepada dua rekannya."Setelah mengonsumsinya, kalian akan mengalami lonjakan energi yang besar. Pastikan untuk menstabilkan fondasi kalian sebelum mencoba menerobos ke tingkat berikutnya," ucapnya dengan nada serius.Jian Cheng mengambil pil itu dengan ekspresi antusias. "Akhirnya! Aku sudah menunggu ini sejak lama!"Lin Gong mengamati pil di tangannya, lalu menatap Xuan Li. "Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga membutuhkan pil ini?"Xuan Li menggeleng pelan. "Pil ini bukan untukku. Aku masih membutuhkan satu bahan la

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 203

    Dewa Langit Surgawi melambaikan tangannya, memberi isyarat kepada para pelayan untuk membawa Ratu Langit ke tempat peristirahatan. Liang Xue masih tampak lemah setelah insiden tadi. Napasnya masih sedikit tersengal, dan alisnya berkerut samar, seakan mencoba memahami sesuatu yang baru saja terjadi dalam pikirannya.“Pastikan dia mendapatkan ramuan pemulihan terbaik,” perintah Dewa Langit Surgawi, suaranya tenang tetapi penuh otoritas.Para pelayan membungkuk dalam sebelum dengan hati-hati membawa Liang Xue pergi. Langkah mereka nyaris tak bersuara saat keluar dari aula besar, meninggalkan keheningan yang berat.Dewa Langit Surgawi tetap duduk di singgasananya sejenak. Tangannya yang bersarung emas perlahan mengetuk pegangan kursi, ritmenya tak beraturan, mencerminkan pikirannya yang bergejolak. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berdiri dan melangkah keluar dari aula utama.Tidak ada satu pun pelayan atau penjaga yang mengikuti. Hanya beberapa orang tertentu yang tahu ke mana ia perg

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status