Semua Bab TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Bab 141 - Bab 150

361 Bab

Chapter 141

Di Pulau Tujuh Binatang Surgawi,Keheningan menyelimuti seluruh tempat. Yan Yue duduk di atas sebuah batu besar, memandang cakrawala dengan tatapan kosong."Sudah berapa lama aku menunggu di sini?" gumamnya sambil memainkan batu kecil di tangannya. Meskipun wajahnya tetap tenang, raut kebosanan terlihat jelas di matanya.Ia melirik ke arah gua tersembunyi di balik dinding batu. Di dalamnya, Xuan Li tengah sibuk memurnikan pil. Yan Yue tahu bahwa pekerjaan itu tak bisa diganggu, tetapi waktu yang terasa lambat mulai menguji kesabarannya."Dia pasti sedang serius," bisiknya pelan. "Tapi, kenapa harus selama ini?"Di dalam gua, suasananya benar-benar berbeda. Xuan Li duduk bersila di depan tungku alkimia yang memancarkan api biru kehijauan. Matanya tajam dan fokus, mengamati setiap perubahan dalam proses pemurnian. Cairan bercahaya dalam tungku perlahan berubah menjadi bola kecil, memancarkan energi yang semakin kuat."Aku harus memastikan semuanya sempurna," pikirnya. Peluh mengalir di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Chapter 142

Xuan Li berdiri di sisi Yan Yue, menatap sosoknya yang masih terbaring dengan napas memburu. Aura merah yang menguar dari tubuhnya terus bergejolak, seperti api yang mencari bahan bakar untuk terus menyala. Kening Xuan Li berkerut. Ia telah mencoba berbagai metode untuk menetralkan efek pil, tetapi sejauh ini semuanya sia-sia.“Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini.”Xuan Li mengulurkan telapak tangannya, mencoba menyerap kelebihan energi spiritual dari tubuh Yan Yue dengan tekniknya. Ia mengerahkan kekuatan penyelarasan spiritualnya, namun begitu telapak tangannya bersentuhan dengan aura panas yang mengelilingi Yan Yue, aliran energi itu justru menolak untuk berpindah."Daya tolaknya terlalu kuat… Seakan energi ini menganggap tubuhnya sebagai wadah yang paling cocok."Yan Yue menggeliat dalam tidurnya. Tubuhnya berkeringat deras, bulu-bulu halus di kulitnya tampak berkilauan dalam cahaya api tungku. Ia merintih pelan, suara yang keluar dari bibirnya terdengar seperti panggilan ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Chapter 143

Xuan Li duduk di tepi gua, menatap cahaya api tungku yang mulai redup. Sisa hawa panas dari malam sebelumnya masih terasa di udara.Ia menoleh ke arah Yan Yue yang masih tertidur, tubuhnya hanya diselimuti pakaian yang setengah terbuka. Napasnya sudah lebih tenang, tapi sesekali tubuhnya masih bergerak gelisah. Efek pil itu mungkin telah mereda, tetapi masalah lain yang lebih besar sedang menunggu saat ia terbangun.Xuan Li menarik napas dalam-dalam."Sebelum Yan Yue terbangun, aku harus melakukan sesuatu. Aku tidak ingin mati muda."Tangannya bergetar sedikit saat ia menghunus belati kecil dari balik lengan jubahnya. Mata emasnya memancarkan sinar dingin saat ia menatap telapak tangan Yan Yue. Dengan hati-hati, ia mengambil ujung belati dan menggores halus kulit putih pucat itu.Setetes darah merah pekat keluar.Tanpa ragu, Xuan Li segera membentuk segel dengan tangannya, mengucapkan mantra kuno dengan suara pelan. Darah itu mulai bersinar samar, menyatu dengan aliran energi yang ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Chapter 144

Suasana dalam gua berubah drastis. Aura energi Yan Yue berkobar liar, menggetarkan udara di sekitarnya. Tekanan spiritual yang dipancarkannya begitu kuat hingga dinding-dinding batu mulai retak, sementara angin yang muncul dari ledakan energinya menyapu debu dan serpihan batu ke segala arah.Xuan Li berdiri di tengah kekacauan itu, tubuhnya tetap tegak meski hawa panas dari kemarahan Yan Yue menghempasnya seperti badai. Matanya yang dingin tetap terfokus, tetapi pikirannya sudah menyadari satu hal."Aku tidak punya peluang menang. Bahkan jika aku ingin bertahan, aku hanya akan memperburuk situasi."Yan Yue melayang di udara, tatapan matanya penuh amarah. Lalu, tanpa peringatan, ia mengayunkan tangannya.Gelombang energi spiritual merah melesat cepat, menghantam tubuh Xuan Li dengan kekuatan dahsyat.Bugh!Tubuhnya terpental ke belakang, menghantam dinding batu hingga retak. Rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, tetapi Xuan Li tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Ia tahu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Chapter 145

Bruk!Sebuah portal energi mendadak terbuka di udara, diikuti oleh dua sosok yang terlempar dengan cara yang sama sekali tidak elegan.Lin Gong, masih dalam wujud naga, jatuh menghantam tanah dengan keras, menyebabkan retakan kecil di sekitarnya. Sementara itu, Shu Shi, yang entah bagaimana mendarat di punggungnya, mendesah kesal. Debu tebal mengepul di udara, menutupi pandangan mereka sejenak.“Ugh... teleportasi macam apa ini?” Lin Gong mengerang sambil menggeliat, mencoba berdiri tegak. “Aku merasa seperti dilempar ke dalam pusaran badai!”Shu Shi, yang kini duduk di atas punggung Lin Gong, dengan kesal merapikan rambut peraknya yang berantakan. Ia lalu menepuk kepala naga itu dengan cukup keras.“Itu karena kau tidak bisa mengontrol energi teleportasimu dengan benar! Berhenti mengandalkan insting dan gunakan kepalamu, dasar kadal besar!”Lin Gong mendelik tajam.“Hei! Aku ini naga, bukan kadal!” protesnya.Namun, sebelum perdebatan mereka berlanjut, mata keduanya akhirnya menangka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Chapter 146

Langit di atas Istana Serigala Merah kelam, diselimuti asap pertempuran yang mengepul dari berbagai sudut. Bau darah, besi, dan daging terbakar bercampur di udara, membuat dada terasa sesak. Teriakan prajurit yang bertarung dan mereka yang sekarat, bersatu dalam simfoni mengerikan.Di halaman utama, pasukan Mo Jingtian semakin mendesak pertahanan terakhir istana. Mayat berserakan di mana-mana, darah membanjiri batu-batu yang dulu megah. Pasukan Yan Yue berusaha bertahan, tetapi jumlah mereka semakin menipis.Dari atas tembok istana, Yan Yue mengamati pemandangan itu dengan rahang terkatup. Tangannya mengepal begitu keras hingga kuku-kukunya hampir menusuk telapak tangannya sendiri. Tubuhnya masih terasa sedikit lemah setelah penerobosan terakhir, tetapi kemarahan yang menggelegak di dadanya mengalahkan segalanya."Yan Yue," sebuah suara tenang menyadarkannya.Ia menoleh dan menemukan Xuan Li berdiri di sampingnya, ekspresinya tetap dingin seperti biasa."Kau belum sepenuhnya pulih," u
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Chapter 147

Angin bertiup kencang, menyapu debu dan serpihan batu yang beterbangan akibat benturan energi yang mengguncang medan pertempuran. Di tengah puing-puing yang berserakan, dua sosok berdiri berhadapan, saling menatap dengan mata penuh perhitungan.Xuan Li menarik napas dalam. Tubuhnya masih diliputi sisa-sisa cahaya keemasan dari energi spiritual yang belum sepenuhnya mereda. Napasnya berat, tetapi sorot matanya tetap tajam. Di hadapannya, Mo Jingtian berdiri dengan aura yang semakin menekan. Meski mengalami beberapa luka, pria itu masih terlihat seperti benteng yang mustahil untuk ditembus."Tak kusangka kau bisa bertahan sejauh ini," ujar Mo Jingtian, suaranya dalam dan penuh ejekan.Xuan Li tak menjawab, tetapi pupil matanya menyipit. Ia bisa merasakan tekanan yang semakin meningkat dari lawannya. Mo Jingtian tidak main-main. Pria itu jelas merupakan salah satu lawan terkuat yang pernah ia hadapi.Tiba-tiba, aura merah pekat mulai membungkus tubuh Mo Jingtian. Energinya mengamuk seper
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Chapter 148

Suasana di halaman utama Istana Serigala Merah masih dipenuhi sisa ketegangan. Asap tipis membubung dari reruntuhan yang terbakar, dan udara berbau darah masih terasa di antara para prajurit yang terluka.Di tengah situasi yang kacau ini, Xuan Li, dengan luka di sekujur tubuhnya, masih sempat tersenyum miring saat menatap Yan Yue. Dengan suara lemah, ia berkata, "Kau begitu perhatian padaku, Yan Yue. Sejujurnya, aku cukup tersentuh."Tatapan Yan Yue langsung berubah dingin. Urat di pelipisnya menegang, amarahnya tersulut begitu saja oleh nada menggoda dalam suara Xuan Li."Diam!" desisnya.Dan dalam sekejap, tanpa peringatan, Yan Yue mengayunkan lengannya dan melemparkan tubuh Xuan Li ke belakang.Buk!Tubuh Xuan Li menghantam tanah dengan keras. Napasnya tercekat, rasa sakit menjalar di sekujur tubuhnya. Kali ini, luka-lukanya terlalu parah untuk diabaikan. Pandangannya kabur, kesadarannya perlahan menghilang.Lalu, semuanya gelap.Lin Gong dan Shu Shi langsung melompat ke depan beg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Chapter 149

Gelap.Xuan Li merasakan tubuhnya seperti tenggelam di dalam pusaran kegelapan yang dingin dan tak berujung. Energi liar berputar di sekelilingnya, mencengkeram setiap inci kesadarannya, menariknya lebih dalam ke dalam kehampaan.Luka-luka di tubuhnya bukan sekadar fisik, jiwanya pun terluka. Rasa nyeri yang dalam menjalar di setiap serat eksistensinya, seolah ada sesuatu yang mencoba merobeknya dari dalam.Namun, di antara rasa sakit itu, ada sesuatu yang perlahan berubah. Energi tubuh gioknya yang semula mengamuk kini mulai tunduk. Ia dapat merasakan aliran hangat yang merayapi dantiannya, menggantikan nyeri yang semula tak tertahankan.Kesadarannya mulai kembali.Dan bersamaan dengan itu, sesuatu di dalam dirinya pecah, bukan dalam arti negatif, tapi lebih seperti sebuah batasan yang akhirnya ditembus.Sejenak, dunia di dalam pikirannya dipenuhi oleh cahaya keemasan yang menyelimuti kesadarannya. Lalu, seolah ada suara halus yang bergema di dalam jiwanya."Ranah Pemurnian Jiwa Ting
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Chapter 150

Tatapan Xuan Li tetap dingin, nyaris tidak menunjukkan reaksi. Sejenak, mata tajamnya menatap Lin Gong seolah menimbang apakah pria itu pantas mendapatkan jawaban. Lin Gong, yang peka terhadap perubahan ekspresi, segera merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya.Merasa situasinya mulai canggung, Lin Gong memutuskan untuk kembali ke sifatnya yang konyol.Ia tertawa kecil, menggaruk kepalanya, lalu berseru, "Ah! Lupakan saja! Aku hanya penasaran! Yang penting kau masih hidup, bukan? Haha!"Xuan Li tetap diam, tetapi sudut bibirnya sedikit terangkat menampilkan sebuah senyum tipis yang samar.Di luar, suasana di halaman istana lebih ramai dari biasanya. Shu Shi sebagai siluman rubah putih ekor sembilan selalu menjadi pusat perhatian.Beberapa pria dari ras Serigala Merah tampak mengelilinginya, masing-masing mencoba menarik perhatiannya dengan berbagai cara. Ada yang memamerkan kekuatan mereka, ada yang berbicara dengan nada menggoda, ada juga yang hanya bisa menatap dengan kagum.S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
37
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status