Semua Bab TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Bab 121 - Bab 130

145 Bab

Chapter 121

Langkah Xuan Li terhenti di depan sebuah bangunan besar yang dihiasi lentera-lentera merah dengan detail emas. Aroma dupa melayang lembut di udara, bercampur dengan suara tawa riang dan musik lembut yang menggema dari dalam. Ia melirik papan kayu besar bertuliskan "Paviliun Awan Bunga."Wajahnya mengeras. "Murong Zhi, tempat apa ini?"Murong Zhi, pria muda yang selalu terlihat santai, hanya tertawa kecil. "Tenang saja, Wu Yu. Ini lebih dari sekadar tempat hiburan. Kau tahu, tempat seperti ini sering menjadi pusat informasi. Kau bisa mendengar rumor penting di sini."Xuan Li memandangnya dengan skeptis. "Rumor tidak berguna bagiku."Murong Zhi mendekat, memasang ekspresi serius yang jarang terlihat. "Dengar, kita tidak hanya mencari hiburan. Orang-orang penting sering berkumpul di sini. Jika ada yang perlu kau ketahui kita bisa bertukar informasi dengan pengunjung lain."Meski ragu, Xuan Li akhirnya melangkah masuk, lebih karena ingin memastikan Murong Zhi tidak melakukan sesuatu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Chapter 122

Xuan Li melangkah cepat, pandangan matanya lurus ke depan, sementara rahangnya mengeras menunjukkan ketidaksenangan. Suara Murong Zhi yang terus berceloteh di belakangnya membuat emosinya semakin memanas."Hei, Wu Yu! Apa kau benar-benar marah? Aku kan hanya bercanda tadi," suara Murong Zhi yang ceria terdengar seperti gangguan yang tak henti-henti. Pemuda itu berusaha mengejar langkah Xuan Li, berjingkat-jingkat dengan gerakan yang nyaris kekanak-kanakan.Xuan Li tidak menjawab. Ekspresi dinginnya tidak menunjukkan sedikit pun tanda-tanda ingin berdamai. Namun, di dalam hati, ia sebenarnya sudah tidak marah. Ia hanya ingin Murong Zhi belajar untuk tidak bertindak sembarangan."Kau tahu, aku benar-benar khawatir kalau kau akan meninggalkanku di tempat ini sendirian," lanjut Murong Zhi sambil berusaha menyamai langkah Xuan Li."Diamlah," ujar Xuan Li akhirnya, meski nadanya tetap dingin.Namun sebelum Murong Zhi bisa membalas, langkah mereka terhenti oleh kehadiran sekelompok pria yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Chapter 123

Langkah Xuan Li bergema di sepanjang lorong batu istana Serigala Merah. Setelah berhasil lolos dari cengkeraman Mo Yufan, ia tahu bahwa pulang ke istana ini bukan berarti masalah selesai, melainkan awal dari konfrontasi lain yang menuntut lebih dari sekadar keberanian.Di depan aula pribadinya, sosok Yan Yue sudah menunggunya. Berdiri tegap dengan aura yang mendominasi, tatapan tajam sang Ratu memancarkan kemarahan yang sulit digambarkan. Sorot matanya seperti nyala api yang siap melahap apa pun h ada di hadapannya.Sebelum Xuan Li sempat membuka mulut untuk menjelaskan, hawa membunuh yang mencekam langsung melingkupi sekitarnya. Udara terasa berat, hampir membuat napas tersendat.“Beraninya kau, Wu Yu,” suara Yan Yue dingin, menusuk hingga ke tulang. Nama samarannya itu terdengar lebih seperti celaan daripada panggilan biasa.Tanpa aba-aba, energi spiritual dari tubuh Yan Yue melesat, melilit tubuh Xuan Li dalam sekejap. Ia tak sempat menghindar. Tubuhnya tertarik ke depan seperti bo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Chapter 124

Matahari menggantung tinggi di langit, memancarkan panas yang hampir tak tertahankan. Udara di halaman dalam Istana Serigala Merah menciptakan ilusi kabur di atas permukaan tanah. Xuan Li duduk di bawah naungan pohon besar yang rimbun, berusaha menghindari sengatan matahari. Embusan angin yang sesekali datang terasa seperti berkah kecil. Namun, ketenangan singkatnya terganggu. Dari kejauhan, dua orang pengawal istana berjalan tergesa-gesa, diikuti seorang pria dengan raut wajah bengis dan langkah penuh keyakinan. Xuan Li segera menyandarkan tubuhnya pada batang pohon, menyembunyikan dirinya di balik bayangannya. Matanya menyipit, mengamati sosok itu dengan cermat. Pria itu memiliki aura dominan yang sulit diabaikan, dengan tatapan tajam yang seolah mampu menembus jiwa. Wajahnya memiliki kemiripan dengan Mo Yufan. "Mungkinkah pria ini...," gumam Xuan Li menduga-duga. Sebagai kepala pengawasan pajak di Kerajaan Serigala Merah, Mo Jingtian bukan hanya seorang pejabat biasa. Pria
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Chapter 125

Xuan Li merenung di dalam kamarnya."Cepat atau lambat, Mo Jingtian pasti akan menemukanku. Aku harus bersiap untuk menghadapinya."Di tengah kecemasan yang berkecamuk, ia berusaha untuk tetap berlatih. Ia tidak bisa terus mengandalkan Yan Yue. Untuk bisa maju, ia harus menggali kemampuannya sendiri.Energi kegelapan purba berputar-putar di sekelilingnya, terasa berat dan sulit dikendalikan. Xuan Li mengangkat tangannya, menyalurkan energi tersebut melalui telapak tangannya. Api hitam kecil muncul, berkobar dengan liar. Namun, saat ia mencoba menstabilkan dan meningkatkan kekuatan api itu, nyala api menghilang seketika."Kenapa lagi-lagi gagal?" gumamnya, suaranya serak. Ia memijit pelipisnya, merasakan frustrasi yang makin menumpuk. "Seharusnya tidak sesulit ini..."Tiba-tiba, sebuah suara berat dan mengejek bergema di pikirannya."Memalukan," suara itu menggema, disertai tawa sarkastik. "Seorang pria dengan tubuh giok yang begitu langka, namun lemah seperti ini? Apa gunanya aku ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Chapter 126

Di dalam lautan kesadarannya, suasana terasa suram dan penuh tekanan. Udara di sana berdesir lembut, membawa aura dingin yang menusuk. Jeruji hitam pekat menjulang di tengah kegelapan, memenjarakan sosok Wu Hei yang berdiri diam. Kabut gelap mengalir di sekitarnya, seperti ular yang terus bergerak tanpa henti.Xuan Li berjalan mendekat, tatapannya tajam seperti mata pedang. Ia berhenti beberapa langkah dari jeruji, memandang Wu Hei dengan penuh kecurigaan. "Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanyanya langsung. Suaranya terdengar datar, tetapi tekanan yang dibawanya begitu nyata.Wu Hei mengangkat alis, sedikit tersenyum. "Menyembunyikan apa? Apa yang kau maksud?" katanya santai, nada suaranya seolah ingin bermain-main."Aku heran," lanjutnya dengan nada dingin. "Kenapa tiba-tiba kamu bersikap baik dan menawarkan bantuan? Kau bahkan mau mengajarkan teknik rahasia tubuh giok ini. Apa sebenarnya tujuanmu?"Wu Hei menatap Xuan Li tanpa sedikit pun terganggu. Tatapannya seperti melihat c
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Chapter 127

"Harga tentunya akan sepadan dengan yang didapatkan," ujar Xuan Li dengan suara berat, tetapi penuh keyakinan. "Mari kita mulai latihannya."Di balik jeruji hitam di dalam kesadarannya, Wu Hei menyeringai lebar, sorot matanya mencerminkan kegembiraan yang sulit ditebak."Setidaknya kau tahu bahwa tidak ada kekuatan yang didapatkan secara cuma-cuma," balas Wu Hei dengan nada mengejek. "Tapi jangan terlalu percaya diri, bocah. Jalan yang akan kau tempuh ini penuh duri, dan aku tidak akan mengulurkan tangan untuk menyelamatkanmu jika kau tersandung."Xuan Li hanya mendengus pelan. Ia tahu tidak bisa sepenuhnya mempercayai Wu Hei, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain. Tubuh gioknya, anugerah sekaligus kutukan, terus mengancam kestabilan hidupnya. Wu Hei, meski penuh intrik dan ejekan, adalah satu-satunya yang bisa membimbingnya menguasai api kegelapan purba dan memanfaatkan kekuatan tubuh gioknya sepenuhnya."Bekerja sama denganmu masih lebih baik daripada tetap lemah," jawab Xuan Li
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Chapter 128

Xuan Li merebahkan tubuhnya di atas ranjang, membiarkan rasa lelah menguasainya. Setelah hari yang penuh dengan rasa sakit dan latihan yang menguras tenaga, ia tertidur seperti batu yang terlempar ke dasar jurang. Dalam tidurnya, ia merasakan dirinya melayang di ruang kosong, tubuhnya terasa ringan. Sementara suara-suara samar yang tidak jelas sumbernya terdengar di sekelilingnya.Tiba-tiba, ia merasakan dorongan kuat menghantam tubuhnya. Sensasi itu begitu nyata hingga ia terbangun. Namun, yang membuatnya lebih terkejut adalah tubuhnya yang tengah meluncur bebas, langsung masuk ke dalam air dingin.Byur!Permukaan kolam memercik ketika tubuhnya menghantam air yang membangunkannya sepenuhnya dari mimpi. Xuan Li yang kini basah kuyup menyembul ke permukaan, wajahnya menampilkan ekspresi marah bercampur kebingungan."Dasar pemalas!" Suara tajam Yan Yue terdengar dari tepi kolam. Ratu Serigala Merah itu duduk dengan santai di atas batu besar, wajahnya dihiasi seringai puas."Apa-apaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Chapter 129

Yan Yue berdiri di depannya dengan tatapan tajam yang menyiratkan ketidaksenangan.“Kau mengusirku?” tanya Yan Yue, suaranya penuh kekecewaan bercampur kesal.Xuan Li bereaksi cepat, matanya membulat karena terkejut.“Apa?” Ia tergagap, tidak menyangka bahwa ucapannya telah disalahartikan. “Bu-bukan begitu... Aku hanya ingin melepas bajuku,” jelasnya cepat, mencoba meredakan amarah Yan Yue dan menghindari kemungkinan wanita itu kembali menunjukkan sisi kejamnya.Mendengar itu, Yan Yue terdiam sejenak. Warna pipinya merah merona, sesuatu yang jarang terlihat pada wanita dingin sepertinya. Ia mengalihkan pandangannya dengan cepat, lalu berdehem pelan untuk menutupi rasa malunya. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik dan melangkah menjauh, meninggalkan Xuan Li sendirian.Xuan Li menggaruk bagian belakang kepalanya, merasa sedikit bingung sekaligus lega.“Dia terlalu sensitif,” gumamnya pelan sebelum mulai melepas bajunya yang basah kuyup.Setelah mengganti pakaian, ia menjemur bajunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Chapter 130

Xuan Li mengepalkan tangannya erat sambil menatap jejak binatang roh yang menghilang di kejauhan. Sisa pertarungan barusan masih terasa, meninggalkan rasa nyeri di tubuhnya."Jika bukan karena tubuh ini belum sepenuhnya pulih setelah latihan semalam, makhluk seperti itu seharusnya tidak akan menyulitkanku," gumamnya dalam hati, diikuti helaan napas pelan.Di dekatnya, Yan Yue berdiri dengan tatapan bingung. Ia tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi Xuan Li tidak memberinya kesempatan."Sepertinya aku harus mulai mengandalkan diriku sendiri mulai sekarang," ucap Xuan Li sambil berbalik meninggalkan Yan Yue.Wanita itu hanya bisa memandangnya pergi tanpa niat untuk menghentikannya."Pemuda ini..." gumam Yan Yue, merasa ada yang hilang saat melihatnya pergi.Xuan Li melintasi hutan lebat di Pulau Tujuh Binatang Surgawi. Setelah berjalan cukup lama, matanya menangkap sebuah goa kecil yang tersembunyi di balik semak belukar dan tanaman merambat.Dari mulut goa, Xuan Li bisa merasakan esen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status