"Harga tentunya akan sepadan dengan yang didapatkan," ujar Xuan Li dengan suara berat, tetapi penuh keyakinan. "Mari kita mulai latihannya."Di balik jeruji hitam di dalam kesadarannya, Wu Hei menyeringai lebar, sorot matanya mencerminkan kegembiraan yang sulit ditebak."Setidaknya kau tahu bahwa tidak ada kekuatan yang didapatkan secara cuma-cuma," balas Wu Hei dengan nada mengejek. "Tapi jangan terlalu percaya diri, bocah. Jalan yang akan kau tempuh ini penuh duri, dan aku tidak akan mengulurkan tangan untuk menyelamatkanmu jika kau tersandung."Xuan Li hanya mendengus pelan. Ia tahu tidak bisa sepenuhnya mempercayai Wu Hei, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain. Tubuh gioknya, anugerah sekaligus kutukan, terus mengancam kestabilan hidupnya. Wu Hei, meski penuh intrik dan ejekan, adalah satu-satunya yang bisa membimbingnya menguasai api kegelapan purba dan memanfaatkan kekuatan tubuh gioknya sepenuhnya."Bekerja sama denganmu masih lebih baik daripada tetap lemah," jawab Xuan Li
Xuan Li merebahkan tubuhnya di atas ranjang, membiarkan rasa lelah menguasainya. Setelah hari yang penuh dengan rasa sakit dan latihan yang menguras tenaga, ia tertidur seperti batu yang terlempar ke dasar jurang. Dalam tidurnya, ia merasakan dirinya melayang di ruang kosong, tubuhnya terasa ringan. Sementara suara-suara samar yang tidak jelas sumbernya terdengar di sekelilingnya.Tiba-tiba, ia merasakan dorongan kuat menghantam tubuhnya. Sensasi itu begitu nyata hingga ia terbangun. Namun, yang membuatnya lebih terkejut adalah tubuhnya yang tengah meluncur bebas, langsung masuk ke dalam air dingin.Byur!Permukaan kolam memercik ketika tubuhnya menghantam air yang membangunkannya sepenuhnya dari mimpi. Xuan Li yang kini basah kuyup menyembul ke permukaan, wajahnya menampilkan ekspresi marah bercampur kebingungan."Dasar pemalas!" Suara tajam Yan Yue terdengar dari tepi kolam. Ratu Serigala Merah itu duduk dengan santai di atas batu besar, wajahnya dihiasi seringai puas."Apa-apaan
Yan Yue berdiri di depannya dengan tatapan tajam yang menyiratkan ketidaksenangan.“Kau mengusirku?” tanya Yan Yue, suaranya penuh kekecewaan bercampur kesal.Xuan Li bereaksi cepat, matanya membulat karena terkejut.“Apa?” Ia tergagap, tidak menyangka bahwa ucapannya telah disalahartikan. “Bu-bukan begitu... Aku hanya ingin melepas bajuku,” jelasnya cepat, mencoba meredakan amarah Yan Yue dan menghindari kemungkinan wanita itu kembali menunjukkan sisi kejamnya.Mendengar itu, Yan Yue terdiam sejenak. Warna pipinya merah merona, sesuatu yang jarang terlihat pada wanita dingin sepertinya. Ia mengalihkan pandangannya dengan cepat, lalu berdehem pelan untuk menutupi rasa malunya. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik dan melangkah menjauh, meninggalkan Xuan Li sendirian.Xuan Li menggaruk bagian belakang kepalanya, merasa sedikit bingung sekaligus lega.“Dia terlalu sensitif,” gumamnya pelan sebelum mulai melepas bajunya yang basah kuyup.Setelah mengganti pakaian, ia menjemur bajunya
Xuan Li mengepalkan tangannya erat sambil menatap jejak binatang roh yang menghilang di kejauhan. Sisa pertarungan barusan masih terasa, meninggalkan rasa nyeri di tubuhnya."Jika bukan karena tubuh ini belum sepenuhnya pulih setelah latihan semalam, makhluk seperti itu seharusnya tidak akan menyulitkanku," gumamnya dalam hati, diikuti helaan napas pelan.Di dekatnya, Yan Yue berdiri dengan tatapan bingung. Ia tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi Xuan Li tidak memberinya kesempatan."Sepertinya aku harus mulai mengandalkan diriku sendiri mulai sekarang," ucap Xuan Li sambil berbalik meninggalkan Yan Yue.Wanita itu hanya bisa memandangnya pergi tanpa niat untuk menghentikannya."Pemuda ini..." gumam Yan Yue, merasa ada yang hilang saat melihatnya pergi.Xuan Li melintasi hutan lebat di Pulau Tujuh Binatang Surgawi. Setelah berjalan cukup lama, matanya menangkap sebuah goa kecil yang tersembunyi di balik semak belukar dan tanaman merambat.Dari mulut goa, Xuan Li bisa merasakan esen
Getaran tungku semakin hebat, disertai ledakan kecil yang membuat tutupnya terlepas. Bahan-bahan yang sudah terekstraksi berhamburan ke lantai, menyebarkan aroma hangus yang memenuhi udara."Gagal," gumam Xuan Li dengan frustrasi. Ia mengepalkan tangan, menahan amarah. "Apa yang salah?"Namun, Xuan Li tidak langsung mencoba lagi. Sebagai seorang alkemis terlatih, ia tahu pentingnya memahami kesalahan sebelum melanjutkan.Ia berjongkok, memungut bahan-bahan yang tercecer, matanya memeriksa setiap benda dengan saksama."Semua bahan ini seharusnya benar," pikirnya sambil mengamati kristal energi di tangannya. "Api spiritualku stabil. Tungku juga tidak rusak. Lalu, kenapa?"Ia duduk termenung, mencoba mengingat detail kecil yang mungkin terlewat. Tiba-tiba, sebuah ingatan muncul di benaknya."Embun Langit Surgawi!" serunya. "Aku memilikinya di dalam cincin penyimpanan!"Bahan ini dikenal karena sifatnya yang netral dan kemampuannya menstabilkan reaksi alkimia. Dengan cepat, Xuan Li mengam
Xuan Li menghela napas panjang, tubuhnya terasa lelah setelah tiga kali kegagalan dalam memurnikan pil. Meski tubuh gioknya memberinya ketahanan lebih dari praktisi biasa, energi spiritual yang terkuras tetap membuatnya harus berhenti sejenak. Ia duduk bersila di lantai goa yang diterangi oleh cahaya remang-remang formasi perlindungan. Udara di sekitarnya mulai menghangat, dan esensi energi perlahan menyelimutinya seperti kabut lembut yang meresap ke dalam pori-porinya.Matanya terpejam, pikirannya berusaha kembali kepada keseimbangan. Di dalam ketenangan meditasi, ingatan tentang ajaran gurunya, Tabib Hantu Wu, mulai muncul satu per satu. Suara gurunya yang dingin namun penuh wibawa, terdengar jelas di benaknya."Setiap pil memiliki jiwa, Xuan Li. Menanganinya seperti kau menyalakan api kehidupan. Jika kau terburu-buru atau ceroboh, kau hanya akan menghancurkannya."Xuan Li membuka matanya perlahan. "Aku terlalu terburu-buru," gumamnya. "Aku terlalu percaya diri dan lupa bahwa pil
Formasi pelindung di depan goa mulai menunjukkan retakan halus, seperti kaca yang hendak pecah. Gemuruh rendah dari binatang roh di luar semakin menjadi, menandakan kesabaran mereka telah habis. Raungan mereka menggema, menciptakan getaran yang membuat debu dan batu kecil runtuh dari dinding goa.Xuan Li berdiri diam di ujung goa dengan napas berat, tangannya memegang dada yang terasa nyeri.“Aku terlalu banyak menguras energi untuk memurnikan pil tadi. Lidah Api Pemakan Jiwa? Hmph, memaksakannya sekarang hanya akan menghancurkan jiwaku sendiri.” Wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat khawatir.Dari luar, bunyi benturan keras terdengar ketika salah satu binatang roh besar menyerang formasi pelindung. Cahaya yang memancar dari formasi itu mulai redup, menunjukkan tanda-tanda akan runtuh.Xuan Li mengulurkan tangannya dengan gerakan lambat tetapi tegas. Dalam sekejap, pedang meteor panjang berwarna hitam muncul dari udara kosong, menyatu dengan hawa dingin yang menusuk. Pedang itu
Di dalam goa yang sunyi, cahaya redup dari formasi perlindungan berpendar lembut, memberikan suasana hening yang mendukung konsentrasi penuh. Xuan Li duduk bersila di atas batu datar, matanya terpejam dengan wajah yang menampilkan keteguhan. Ia menggenggam pil penerobosan di tangannya, aroma herbal yang pekat menyeruak ke udara, membawa nuansa kekuatan yang tak kasat mata. “Pil ini adalah kuncinya,” gumamnya dalam hati. “Aku tidak boleh gagal.” Tanpa ragu, ia menelan pil itu. Begitu pil masuk ke tubuhnya, efeknya langsung terasa. Gelombang energi panas dan dingin mengalir liar di dalam tubuhnya, seperti sungai yang mengamuk, menghantam setiap sudut organ dan meridian tubuhnya. Xuan Li mengepalkan tangan, rahangnya mengeras menahan rasa sakit yang menyerang tanpa ampun. Sensasi panas membakar itu diikuti oleh dingin yang menusuk, keduanya silih berganti seolah mencoba menguasai tubuhnya. “Rasa sakit ini... seperti menusuk tulang,” pikirnya sambil mengatur napas. Wajahnya b
Bruk!Sebuah portal energi mendadak terbuka di udara, diikuti oleh dua sosok yang terlempar dengan cara yang sama sekali tidak elegan.Lin Gong, masih dalam wujud naga, jatuh menghantam tanah dengan keras, menyebabkan retakan kecil di sekitarnya. Sementara itu, Shu Shi, yang entah bagaimana mendarat di punggungnya, mendesah kesal. Debu tebal mengepul di udara, menutupi pandangan mereka sejenak.“Ugh... teleportasi macam apa ini?” Lin Gong mengerang sambil menggeliat, mencoba berdiri tegak. “Aku merasa seperti dilempar ke dalam pusaran badai!”Shu Shi, yang kini duduk di atas punggung Lin Gong, dengan kesal merapikan rambut peraknya yang berantakan. Ia lalu menepuk kepala naga itu dengan cukup keras.“Itu karena kau tidak bisa mengontrol energi teleportasimu dengan benar! Berhenti mengandalkan insting dan gunakan kepalamu, dasar kadal besar!”Lin Gong mendelik tajam.“Hei! Aku ini naga, bukan kadal!” protesnya.Namun, sebelum perdebatan mereka berlanjut, mata keduanya akhirnya menangka
Suasana dalam gua berubah drastis. Aura energi Yan Yue berkobar liar, menggetarkan udara di sekitarnya. Tekanan spiritual yang dipancarkannya begitu kuat hingga dinding-dinding batu mulai retak, sementara angin yang muncul dari ledakan energinya menyapu debu dan serpihan batu ke segala arah.Xuan Li berdiri di tengah kekacauan itu, tubuhnya tetap tegak meski hawa panas dari kemarahan Yan Yue menghempasnya seperti badai. Matanya yang dingin tetap terfokus, tetapi pikirannya sudah menyadari satu hal."Aku tidak punya peluang menang. Bahkan jika aku ingin bertahan, aku hanya akan memperburuk situasi."Yan Yue melayang di udara, tatapan matanya penuh amarah. Lalu, tanpa peringatan, ia mengayunkan tangannya.Gelombang energi spiritual merah melesat cepat, menghantam tubuh Xuan Li dengan kekuatan dahsyat.Bugh!Tubuhnya terpental ke belakang, menghantam dinding batu hingga retak. Rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, tetapi Xuan Li tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Ia tahu,
Xuan Li duduk di tepi gua, menatap cahaya api tungku yang mulai redup. Sisa hawa panas dari malam sebelumnya masih terasa di udara.Ia menoleh ke arah Yan Yue yang masih tertidur, tubuhnya hanya diselimuti pakaian yang setengah terbuka. Napasnya sudah lebih tenang, tapi sesekali tubuhnya masih bergerak gelisah. Efek pil itu mungkin telah mereda, tetapi masalah lain yang lebih besar sedang menunggu saat ia terbangun.Xuan Li menarik napas dalam-dalam."Sebelum Yan Yue terbangun, aku harus melakukan sesuatu. Aku tidak ingin mati muda."Tangannya bergetar sedikit saat ia menghunus belati kecil dari balik lengan jubahnya. Mata emasnya memancarkan sinar dingin saat ia menatap telapak tangan Yan Yue. Dengan hati-hati, ia mengambil ujung belati dan menggores halus kulit putih pucat itu.Setetes darah merah pekat keluar.Tanpa ragu, Xuan Li segera membentuk segel dengan tangannya, mengucapkan mantra kuno dengan suara pelan. Darah itu mulai bersinar samar, menyatu dengan aliran energi yang ia
Xuan Li berdiri di sisi Yan Yue, menatap sosoknya yang masih terbaring dengan napas memburu. Aura merah yang menguar dari tubuhnya terus bergejolak, seperti api yang mencari bahan bakar untuk terus menyala. Kening Xuan Li berkerut. Ia telah mencoba berbagai metode untuk menetralkan efek pil, tetapi sejauh ini semuanya sia-sia.“Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini.”Xuan Li mengulurkan telapak tangannya, mencoba menyerap kelebihan energi spiritual dari tubuh Yan Yue dengan tekniknya. Ia mengerahkan kekuatan penyelarasan spiritualnya, namun begitu telapak tangannya bersentuhan dengan aura panas yang mengelilingi Yan Yue, aliran energi itu justru menolak untuk berpindah."Daya tolaknya terlalu kuat… Seakan energi ini menganggap tubuhnya sebagai wadah yang paling cocok."Yan Yue menggeliat dalam tidurnya. Tubuhnya berkeringat deras, bulu-bulu halus di kulitnya tampak berkilauan dalam cahaya api tungku. Ia merintih pelan, suara yang keluar dari bibirnya terdengar seperti panggilan ya
Di Pulau Tujuh Binatang Surgawi,Keheningan menyelimuti seluruh tempat. Yan Yue duduk di atas sebuah batu besar, memandang cakrawala dengan tatapan kosong."Sudah berapa lama aku menunggu di sini?" gumamnya sambil memainkan batu kecil di tangannya. Meskipun wajahnya tetap tenang, raut kebosanan terlihat jelas di matanya.Ia melirik ke arah gua tersembunyi di balik dinding batu. Di dalamnya, Xuan Li tengah sibuk memurnikan pil. Yan Yue tahu bahwa pekerjaan itu tak bisa diganggu, tetapi waktu yang terasa lambat mulai menguji kesabarannya."Dia pasti sedang serius," bisiknya pelan. "Tapi, kenapa harus selama ini?"Di dalam gua, suasananya benar-benar berbeda. Xuan Li duduk bersila di depan tungku alkimia yang memancarkan api biru kehijauan. Matanya tajam dan fokus, mengamati setiap perubahan dalam proses pemurnian. Cairan bercahaya dalam tungku perlahan berubah menjadi bola kecil, memancarkan energi yang semakin kuat."Aku harus memastikan semuanya sempurna," pikirnya. Peluh mengalir di
Liang Xue berusaha mempertahankan ketenangannya meskipun jantungnya berdegup kencang. Wanita berpakaian mewah di hadapannya menatapnya dengan tajam. Ia tahu, satu gerakan yang salah dapat mengungkap identitasnya.Ia melirik peti yang sudah setengah terbuka di sampingnya. Jika ia tidak segera bertindak, keadaannya akan semakin sulit. Sebuah ide muncul di pikirannya. Ide ini cukup berisiko, tetapi ia tidak punya pilihan lain.“Oh tidak! Itu... itu kelabang beracun!” Liang Xue menunjuk ke arah atas peti, suaranya bergetar, menciptakan kesan ketakutan. “Hati-hati!”Wanita itu refleks mengalihkan pandangan ke arah yang ditunjuk Liang Xue. Dalam waktu bersamaan, Liang Xue melepaskan kelabang hitam beracunnya dari dalam jubah. Hewan itu merayap keluar, tampak bergerak lambat tetapi berbahaya.Wanita itu segera bereaksi. “Menjauh!” serunya, melangkah maju untuk melindungi Liang Xue. Dengan satu gerakan cepat, ia menghancurkan kelabang itu menggunakan energi tajam yang dipancarkan dari telap
Liang Xue melompat dari satu pohon ke pohon lain, gerakannya cepat dan nyaris tanpa suara seperti bayangan yang menyelinap di malam gelap. Pikiran tentang percakapan terakhirnya dengan Bing Chuan terus berputar di kepalanya."Dia tahu... tentang energi spiritual itu," pikir Liang Xue, menggigit bibirnya. "Aku harus segera kembali ke markas. Tapi kembali tanpa membawa sesuatu? Para tetua tidak akan melepaskanku begitu saja. Aku harus memiliki alasan yang cukup kuat untuk melindungi diriku."Ia mempercepat langkahnya, melewati hutan yang semakin gelap. Bintang-bintang di langit mulai meredup, tertutup awan gelap yang menggantung seperti pertanda buruk. Tubuhnya bergerak tanpa ragu, meskipun pikirannya penuh dengan rencana.Di perbatasan Kekaisaran Bulan Perak,Liang Xue menghentikan langkahnya di atas pohon tinggi, menatap ke arah sebuah jalan besar di kejauhan. Matanya yang tajam menangkap kereta berhias emas dan perak, dikelilingi oleh puluhan penjaga bersenjata lengkap. Meskipun dari
Xuan Li akhirnya berhasil mengatasi masalah yang muncul selama proses pemurnian pil. Tetesan keringat membasahi dahinya, menggambarkan betapa sulitnya pemurnian ini.Tungku alkimia di hadapannya memancarkan sinar hijau kebiruan, seolah memiliki kehidupannya sendiri. Aroma herbal yang kuat memenuhi ruangan, bercampur dengan hawa panas yang membuat napasnya semakin berat.“Dua bulan…” gumam Xuan Li sambil menyeka keringat di dahinya. “Setidaknya dua bulan untuk menyelesaikan ini. Tidak boleh ada kesalahan lagi.”Tatapannya tak pernah lepas dari tungku alkimia yang memancarkan cahaya redup. Di dalamnya, inti pil yang ia ciptakan mulai terbentuk, bersinar seperti permata yang tertanam di dasar kegelapan. Namun Xuan Li tahu, satu kesalahan kecil saja bisa menghancurkan semuanya.“Ini bukan hanya soal pil,” pikirnya. “Ini adalah soal hidup dan mati… Jika gagal, aku tidak akan punya kesempatan lagi. Yan Yue pasti akan membunuhku.”Ia menarik napas dalam-dalam, memusatkan energinya, lalu kemb
Xuan Li berdiri tegap di hadapan Yan Yue, membiarkan aura kultivasinya mengalir tanpa hambatan. Tingkat Pemurnian Jiwa tahap awal yang baru saja ia capai terasa seperti angin badai yang bergulir perlahan, membawa tekanan berat di sekitar mereka. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah Yan Yue, seolah ingin mengatakan bahwa ia kini cukup kuat untuk menjalankan tugasnya.Yan Yue mengangguk pelan, tetapi senyum tipis yang biasa menghiasi wajahnya memudar. Ekspresinya kini serius, dan matanya memancarkan kekhawatiran."Kekuatanmu memang luar biasa," katanya akhirnya, nada suaranya rendah dan hati-hati. "Namun, apakah tubuh giokmu tidak akan menjadi penghalang dalam proses pembuatan pil tubuh abadi?"Pertanyaan itu menggantung di udara seperti embun pagi yang belum memudar.Xuan Li menggelengkan kepala dengan tegas. “Aku bisa mengatasinya,” jawabnya dengan nada yang tidak meninggalkan ruang untuk keraguan.Yan Yue memperhatikan Xuan Li dengan mata yang tajam, seolah mencoba menembus l