Home / Fantasi / TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 131 - Chapter 140

145 Chapters

Chapter 131

Getaran tungku semakin hebat, disertai ledakan kecil yang membuat tutupnya terlepas. Bahan-bahan yang sudah terekstraksi berhamburan ke lantai, menyebarkan aroma hangus yang memenuhi udara."Gagal," gumam Xuan Li dengan frustrasi. Ia mengepalkan tangan, menahan amarah. "Apa yang salah?"Namun, Xuan Li tidak langsung mencoba lagi. Sebagai seorang alkemis terlatih, ia tahu pentingnya memahami kesalahan sebelum melanjutkan.Ia berjongkok, memungut bahan-bahan yang tercecer, matanya memeriksa setiap benda dengan saksama."Semua bahan ini seharusnya benar," pikirnya sambil mengamati kristal energi di tangannya. "Api spiritualku stabil. Tungku juga tidak rusak. Lalu, kenapa?"Ia duduk termenung, mencoba mengingat detail kecil yang mungkin terlewat. Tiba-tiba, sebuah ingatan muncul di benaknya."Embun Langit Surgawi!" serunya. "Aku memilikinya di dalam cincin penyimpanan!"Bahan ini dikenal karena sifatnya yang netral dan kemampuannya menstabilkan reaksi alkimia. Dengan cepat, Xuan Li mengam
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Chapter 132

Xuan Li menghela napas panjang, tubuhnya terasa lelah setelah tiga kali kegagalan dalam memurnikan pil. Meski tubuh gioknya memberinya ketahanan lebih dari praktisi biasa, energi spiritual yang terkuras tetap membuatnya harus berhenti sejenak. Ia duduk bersila di lantai goa yang diterangi oleh cahaya remang-remang formasi perlindungan. Udara di sekitarnya mulai menghangat, dan esensi energi perlahan menyelimutinya seperti kabut lembut yang meresap ke dalam pori-porinya.Matanya terpejam, pikirannya berusaha kembali kepada keseimbangan. Di dalam ketenangan meditasi, ingatan tentang ajaran gurunya, Tabib Hantu Wu, mulai muncul satu per satu. Suara gurunya yang dingin namun penuh wibawa, terdengar jelas di benaknya."Setiap pil memiliki jiwa, Xuan Li. Menanganinya seperti kau menyalakan api kehidupan. Jika kau terburu-buru atau ceroboh, kau hanya akan menghancurkannya."Xuan Li membuka matanya perlahan. "Aku terlalu terburu-buru," gumamnya. "Aku terlalu percaya diri dan lupa bahwa pil
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Chapter 133

Formasi pelindung di depan goa mulai menunjukkan retakan halus, seperti kaca yang hendak pecah. Gemuruh rendah dari binatang roh di luar semakin menjadi, menandakan kesabaran mereka telah habis. Raungan mereka menggema, menciptakan getaran yang membuat debu dan batu kecil runtuh dari dinding goa.Xuan Li berdiri diam di ujung goa dengan napas berat, tangannya memegang dada yang terasa nyeri.“Aku terlalu banyak menguras energi untuk memurnikan pil tadi. Lidah Api Pemakan Jiwa? Hmph, memaksakannya sekarang hanya akan menghancurkan jiwaku sendiri.” Wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat khawatir.Dari luar, bunyi benturan keras terdengar ketika salah satu binatang roh besar menyerang formasi pelindung. Cahaya yang memancar dari formasi itu mulai redup, menunjukkan tanda-tanda akan runtuh.Xuan Li mengulurkan tangannya dengan gerakan lambat tetapi tegas. Dalam sekejap, pedang meteor panjang berwarna hitam muncul dari udara kosong, menyatu dengan hawa dingin yang menusuk. Pedang itu
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Chapter 134

Di dalam goa yang sunyi, cahaya redup dari formasi perlindungan berpendar lembut, memberikan suasana hening yang mendukung konsentrasi penuh. Xuan Li duduk bersila di atas batu datar, matanya terpejam dengan wajah yang menampilkan keteguhan. Ia menggenggam pil penerobosan di tangannya, aroma herbal yang pekat menyeruak ke udara, membawa nuansa kekuatan yang tak kasat mata. “Pil ini adalah kuncinya,” gumamnya dalam hati. “Aku tidak boleh gagal.” Tanpa ragu, ia menelan pil itu. Begitu pil masuk ke tubuhnya, efeknya langsung terasa. Gelombang energi panas dan dingin mengalir liar di dalam tubuhnya, seperti sungai yang mengamuk, menghantam setiap sudut organ dan meridian tubuhnya. Xuan Li mengepalkan tangan, rahangnya mengeras menahan rasa sakit yang menyerang tanpa ampun. Sensasi panas membakar itu diikuti oleh dingin yang menusuk, keduanya silih berganti seolah mencoba menguasai tubuhnya. “Rasa sakit ini... seperti menusuk tulang,” pikirnya sambil mengatur napas. Wajahnya b
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Chapter 135

Xuan Li berjalan perlahan, mengamati setiap detail di sekitarnya. Bau anyir samar yang berasal dari tumpukan bangkai binatang roh yang berserakan tak jauh dari sana, mengganggu penciumannya.Ia berhenti di hadapan salah satu kerangka besar. Bentuknya mengerikan, tulang belulangnya masih diselimuti sisa aura mencekam dan bekas luka besar yang jelas berasal dari pertempuran sengit.“Yan Yue benar-benar menghabiskan seluruh energi untuk bertarung di sini,” gumam Xuan Li. Tatapannya menyusuri tumpukan kerangka lainnya. Di antara bangkai-bangkai itu, ia menemukan kristal roh yang berkilauan.Ia mengangkat satu tangan, dan dengan teknik tarik jarak jauh, kristal-kristal itu mulai melayang menuju dirinya. Setiap kristal memancarkan energi yang bervariasi, beberapa terasa panas, sementara yang lain sedingin es. Xuan Li dengan cermat memilih yang terbaik, menyimpan kristal-kristal tersebut dalam cincin penyimpanan di jarinya.Pandangannya kembali terhenti pada sebuah tulang yang menarik perha
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Chapter 136

Xuan Li berdiri penuh kewaspadaan. Aura yang tidak biasa mendekat, berat dan menekan, membuat udara di sekitarnya terasa lebih padat. Sensasi dingin merambat di punggungnya membuat bulu kuduknya berdiri.“Aura ini...” gumamnya pelan, matanya menyipit menajamkan penglihatan. “Binatang roh? Tidak, ini lebih kuat.”Pandangan Xuan Li melirik sekilas ke arah Yan Yue, yang masih berkultivasi. Wajahnya menegang. Dia tahu, jika makhluk itu terlalu dekat, konsentrasi Yan Yue bisa terganggu. Melindungi Yan Yue adalah hal yang harus dia lakukan sekarang.“Makhluk ini harus aku hadapi sendiri,” pikirnya. Ia menggenggam Pedang Petir Naga Hitam yang baru saja ditempa, kilatan listrik di bilah pedang itu meliuk-liuk, memancarkan aura kekuatan yang menggema.“Baiklah,” bisiknya, menggenggam pedang lebih erat. “Waktunya menguji kekuatanmu.”Dalam hitungan detik, suara langkah berat terdengar. Dari balik bayangan pepohonan, muncul sesosok makhluk raksasa, seekor laba-laba hitam dengan delapan mata mer
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Chapter 137

Xuan Li berdiri tegap di hadapan Yan Yue, membiarkan aura kultivasinya mengalir tanpa hambatan. Tingkat Pemurnian Jiwa tahap awal yang baru saja ia capai terasa seperti angin badai yang bergulir perlahan, membawa tekanan berat di sekitar mereka. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah Yan Yue, seolah ingin mengatakan bahwa ia kini cukup kuat untuk menjalankan tugasnya.Yan Yue mengangguk pelan, tetapi senyum tipis yang biasa menghiasi wajahnya memudar. Ekspresinya kini serius, dan matanya memancarkan kekhawatiran."Kekuatanmu memang luar biasa," katanya akhirnya, nada suaranya rendah dan hati-hati. "Namun, apakah tubuh giokmu tidak akan menjadi penghalang dalam proses pembuatan pil tubuh abadi?"Pertanyaan itu menggantung di udara seperti embun pagi yang belum memudar.Xuan Li menggelengkan kepala dengan tegas. “Aku bisa mengatasinya,” jawabnya dengan nada yang tidak meninggalkan ruang untuk keraguan.Yan Yue memperhatikan Xuan Li dengan mata yang tajam, seolah mencoba menembus l
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Chapter 138

Xuan Li akhirnya berhasil mengatasi masalah yang muncul selama proses pemurnian pil. Tetesan keringat membasahi dahinya, menggambarkan betapa sulitnya pemurnian ini.Tungku alkimia di hadapannya memancarkan sinar hijau kebiruan, seolah memiliki kehidupannya sendiri. Aroma herbal yang kuat memenuhi ruangan, bercampur dengan hawa panas yang membuat napasnya semakin berat.“Dua bulan…” gumam Xuan Li sambil menyeka keringat di dahinya. “Setidaknya dua bulan untuk menyelesaikan ini. Tidak boleh ada kesalahan lagi.”Tatapannya tak pernah lepas dari tungku alkimia yang memancarkan cahaya redup. Di dalamnya, inti pil yang ia ciptakan mulai terbentuk, bersinar seperti permata yang tertanam di dasar kegelapan. Namun Xuan Li tahu, satu kesalahan kecil saja bisa menghancurkan semuanya.“Ini bukan hanya soal pil,” pikirnya. “Ini adalah soal hidup dan mati… Jika gagal, aku tidak akan punya kesempatan lagi. Yan Yue pasti akan membunuhku.”Ia menarik napas dalam-dalam, memusatkan energinya, lalu kemb
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Chapter 139

Liang Xue melompat dari satu pohon ke pohon lain, gerakannya cepat dan nyaris tanpa suara seperti bayangan yang menyelinap di malam gelap. Pikiran tentang percakapan terakhirnya dengan Bing Chuan terus berputar di kepalanya."Dia tahu... tentang energi spiritual itu," pikir Liang Xue, menggigit bibirnya. "Aku harus segera kembali ke markas. Tapi kembali tanpa membawa sesuatu? Para tetua tidak akan melepaskanku begitu saja. Aku harus memiliki alasan yang cukup kuat untuk melindungi diriku."Ia mempercepat langkahnya, melewati hutan yang semakin gelap. Bintang-bintang di langit mulai meredup, tertutup awan gelap yang menggantung seperti pertanda buruk. Tubuhnya bergerak tanpa ragu, meskipun pikirannya penuh dengan rencana.Di perbatasan Kekaisaran Bulan Perak,Liang Xue menghentikan langkahnya di atas pohon tinggi, menatap ke arah sebuah jalan besar di kejauhan. Matanya yang tajam menangkap kereta berhias emas dan perak, dikelilingi oleh puluhan penjaga bersenjata lengkap. Meskipun dari
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Chapter 140

Liang Xue berusaha mempertahankan ketenangannya meskipun jantungnya berdegup kencang. Wanita berpakaian mewah di hadapannya menatapnya dengan tajam. Ia tahu, satu gerakan yang salah dapat mengungkap identitasnya.Ia melirik peti yang sudah setengah terbuka di sampingnya. Jika ia tidak segera bertindak, keadaannya akan semakin sulit. Sebuah ide muncul di pikirannya. Ide ini cukup berisiko, tetapi ia tidak punya pilihan lain.“Oh tidak! Itu... itu kelabang beracun!” Liang Xue menunjuk ke arah atas peti, suaranya bergetar, menciptakan kesan ketakutan. “Hati-hati!”Wanita itu refleks mengalihkan pandangan ke arah yang ditunjuk Liang Xue. Dalam waktu bersamaan, Liang Xue melepaskan kelabang hitam beracunnya dari dalam jubah. Hewan itu merayap keluar, tampak bergerak lambat tetapi berbahaya.Wanita itu segera bereaksi. “Menjauh!” serunya, melangkah maju untuk melindungi Liang Xue. Dengan satu gerakan cepat, ia menghancurkan kelabang itu menggunakan energi tajam yang dipancarkan dari telap
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status