Home / Fantasi / TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 151 - Chapter 160

339 Chapters

Chapter 151

Udara dingin menyelimuti tubuh mereka saat Xuan Li dan Lin Gong terjatuh dari langit, terdorong oleh kekuatan gravitasi yang misterius.Braaakk!Xuan Li mendarat dengan sigap, tubuhnya sedikit terhuyung sebelum ia segera menstabilkan keseimbangannya. Di sisi lain, Lin Gong jatuh dengan cara yang jauh dari elegan."Aduh! Apa-apaan ini?!" keluhnya sambil mengusap punggungnya yang terasa nyeri akibat benturan.Mereka berdiri di atas lantai batu yang telah retak dan tertutup debu tebal. Cahaya matahari yang seharusnya bersinar di siang hari nyaris tidak bisa menembus reruntuhan ini.Tempat itu... gelap dan sunyi.Xuan Li mengamati sekeliling dengan seksama. Pilar-pilar batu raksasa yang telah hancur berserakan, dinding-dinding yang dipenuhi ukiran kuno yang tidak dikenalnya, serta hawa dingin yang meresap hingga ke tulang.Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini.Lin Gong mengendus udara. "Tempat ini aneh..." gumamnya. "Tidak ada bau manusia sama sekali. Bahkan tidak ada aroma makhluk hi
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Chapter 152

Xuan Li menekan telapak tangannya ke formasi penghalang yang mengitari portal. Energi tak kasatmata bergetar sebagai respons, mengalir seperti gelombang yang merambat ke seluruh lapisan segel.Di sebelahnya, Lin Gong menyipitkan mata, menahan napas saat melihat permukaan formasi mulai menampilkan retakan halus. Cahaya samar merembes keluar dari sela-sela rekahan itu.“Jadi… kau benar-benar akan menghancurkannya?” gumam Lin Gong ragu. “Jangan gegabah, Wu Yu. Kita bahkan belum tahu apa yang tersegel di dalamnya.”Xuan Li tidak segera menjawab. Tatapannya tetap terfokus pada formasi di hadapannya, memperhatikan setiap perubahan dengan saksama."Formasi ini bukan sekadar penghalang," ucapnya tenang namun tegas. "Ini adalah segel. Kita harus segera mencari jalan keluar."Lin Gong mengerutkan kening."Dan kalau kau membukanya?"Xuan Li menekan lebih dalam.Retakan pada formasi semakin besar, suara gemeretaknya menggema di ruangan yang sunyi. Cahaya berpendar dengan intensitas yang terus men
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Chapter 153

"Gawat!" Xuan Li berseru dalam hati.Situasi ini lebih buruk dari yang ia duga. Segel itu hampir pecah, dan ia tidak punya waktu untuk memikirkan solusi lain. Dengan kilatan petir yang berderak di udara, ia mengendalikan Pedang Petir Naga Hitam dengan pikirannya. Mata pedang itu bergetar seolah-olah memahami urgensinya, lalu menebas tongkat perunggu di depan Xuan Li dengan presisi sempurna.Crack!Tongkat itu terpotong menjadi dua, patahannya terlempar ke udara sebelum jatuh berdebam di lantai batu. Namun, sebelum Xuan Li bisa menarik napas lega, sesuatu yang lebih buruk terjadi.Dari dalam balok es besar, pria yang terperangkap di dalamnya tiba-tiba mengerang keras. Suaranya penuh penderitaan, seperti seseorang yang sedang meregang nyawa. Tatapan matanya yang awalnya kosong kini dipenuhi ketakutan."Arghhh!!"Darah hitam merembes dari sudut bibir pria itu, tubuhnya bergetar hebat, dan dalam sekejap, sesuatu di dalam dirinya hancur. Kristal merah di ujung tongkat yang Xuan Li tebas t
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Chapter 154

Belum sempat mengatur rencana, tarikan gravitasi di tempat itu semakin menguat, lalu menyeret tubuh Xuan Li dan Lin Gong ke tengah pusaran yang berputar dengan kecepatan mengerikan. Udara bergejolak, dipenuhi dengan riak-riak energi yang merobek ruang. Aura kekacauan yang membungkus pusaran mengaburkan pandangan mereka, seolah dunia di sekitar kehilangan bentuk aslinya.Xuan Li berusaha menahan tubuhnya, tetapi kekuatan itu begitu besar. Tubuhnya melesat tanpa kendali, terombang-ambing dalam kekosongan yang menyesakkan. Sesaat kemudian, cahaya terang menyilaukan pandangannya, dan sebelum ia sempat bereaksi, tubuhnya terhempas ke tanah dengan keras."Brak!"Debu berhamburan, menutupi area sekitar dalam kabut tipis. Suara napas tersengal terdengar dari sisi lain. Lin Gong terkapar beberapa langkah darinya, wajahnya mengernyit kesakitan."Aku jatuh... aduh... pantatku!" Lin Gong mengeluh sambil mengusap bagian belakang tubuhnya. "Wu Yu, ini tempat apa? Kita semakin tersesat! Sepertinya
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Chapter 155

Pintu gerbang batu itu terbuka perlahan, mengeluarkan suara gemeretak yang bergema di udara. Debu berhamburan, membentuk pusaran tipis yang beterbangan di sekitar mereka. Begitu celah terbuka cukup lebar, hembusan angin dingin menerpa wajah mereka, membawa aroma pengap kayu lapuk.Xuan Li menatap ke dalam. Halaman kuil yang luas terbentang di depannya, dikelilingi bangunan-bangunan kuno yang tampak tak terurus. Dinding-dindingnya tertutup lumut, sementara sebagian atapnya telah runtuh, menyisakan rangka kayu yang mencuat."Hei, Wu Yu! Aku merasa ada sesuatu yang salah!" Lin Gong buru-buru meraih lengan Xuan Li, ekspresinya penuh kekhawatiran. "Tempat ini memiliki tekanan yang luar biasa."Namun, Xuan Li hanya diam, melepaskan pegangan Lin Gong dengan gerakan halus. Sorot matanya tetap tenang, seolah ancaman apa pun yang tersembunyi di dalam kuil ini bukanlah sesuatu yang perlu ia takuti."Aku tidak peduli," ucapnya datar.Lin Gong menghela napas panjang. Ia tahu percuma saja berdebat
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Chapter 156

Xuan Li berdiri di depan pintu batu yang baru saja terbuka, menghadap kegelapan yang menganga di hadapannya. Meskipun merasakan firasat buruk, ia tetap melangkah masuk.Di belakangnya, Lin Gong terlihat cemas."A-aku yakin ini bukan ide yang bagus," gumamnya, ragu-ragu untuk mengikuti.Xuan Li menoleh sedikit. "Kau bisa menunggu di luar."Lin Gong menghela napas panjang sebelum akhirnya masuk juga. "Aku lebih baik ikut daripada sendirian di luar…"Begitu keduanya melewati ambang pintu, suara berderak berat terdengar. Pintu batu yang mereka masuki menutup dengan sendirinya, mengurung mereka dalam kegelapan.Tiba-tiba, suara lonceng menggema di dalam ruangan. Kilatan api biru menyala di sudut-sudut ruangan, menerangi dinding batu yang dipenuhi ukiran kuno.Lin Gong merapatkan diri ke punggung Xuan Li, tubuhnya tegang. "Wu Yu… aku punya firasat buruk tentang ini."Xuan Li tetap diam, matanya terpaku pada sebuah segel pengunci yang tergambar di salah satu dinding. Simbol-simbol aneh ter
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Chapter 157

Xuan Li menarik napas dalam-dalam. Udara di sekitarnya terasa berat. Ia berbicara dalam pikirannya, suaranya terdengar mantap meskipun pelan."Wu Hei, aku butuh bantuanmu."Di dalam kesadarannya, Wu Hei terdiam. Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang menggantung di antara mereka.Xuan Li tidak terkejut. Wu Hei selama ini hidup di bawah bayang-bayang entitas penjaga abadi klan Liang. Rasa takut dan ketidakberdayaan telah mengakar dalam dirinya. Tetapi kali ini, Xuan Li tidak bisa mundur."Aku tahu kau tidak ingin dikendalikan olehnya. Aku tahu kau ingin melawannya. Tapi kau ragu apakah bisa menang atau tidak, bukan?"Wu Hei mendengar kata-kata itu seperti sebuah tamparan. Ia menelan ludah. Xuan Li benar, rasa percaya dirinya sudah lama terkikis, terutama setelah berada di bawah bayang-bayang makhluk itu begitu lama."Aku tidak akan menyalahkanmu atas apa pun yang terjadi nanti," lanjut Xuan Li. "Tapi setidaknya, jika kita harus jatuh, kita jatuh dengan berjuang. Bukan menyerah tanpa
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Chapter 158

Xuan Li berdiri diam di tengah lautan kesadarannya yang dipenuhi aura gelap. Matanya terpejam, napasnya teratur, tetapi pikirannya berkecamuk. Teknik pengendalian jiwa biasa jelas tidak akan cukup untuk mengalahkan entitas penjaga abadi ini. Ia sudah mencoba berbagai cara, namun lawannya terlalu kuat."Tidak ada pilihan lain," gumamnya dalam hati.Satu-satunya teknik yang mungkin berhasil adalah Teknik Pengendalian Jiwa Tahap Ketiga, sebuah teknik yang belum pernah ia gunakan dalam pertarungan sungguhan. Namun, teknik ini membutuhkan energi spiritual dalam jumlah yang sangat besar. Risiko yang menyertainya juga terlalu tinggi. Jika ia gagal, bukan hanya kesadarannya yang hancur, tetapi tubuhnya bisa kehilangan kendali sepenuhnya.Namun, jika ia tidak mencobanya sekarang, maka ia pasti akan kalah.Xuan Li menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara dalam pikirannya. "Wu Hei, aku butuh bantuanmu."Di dalam ruang kesadarannya, Wu Hei menatapnya tajam. Ada keraguan di mata sosok gelap
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Chapter 159

Suara gemuruh menggema di sepanjang lorong kuil yang mulai runtuh. Debu dan pecahan batu beterbangan, menciptakan kabut tipis yang menyesakkan. Lin Gong berlari secepat mungkin, membawa tubuh Xuan Li yang lemas di punggungnya."Brengsek, kuil ini benar-benar tak mau melepaskan kita!" gerutunya sambil melompati balok kayu yang jatuh dari langit-langit.Xuan Li, yang masih setengah sadar, merasakan setiap hentakan langkah Lin Gong. Tubuhnya terasa berat, seolah-olah energi di dalam dirinya tersedot habis. Namun, pikirannya tetap bekerja. Ia mencoba meraba keberadaan formasi yang mungkin masih bisa digunakan untuk keluar dari tempat ini, tetapi tak menemukan apa pun.Lin Gong tiba-tiba berhenti. Di depan mereka, jalan tertutup oleh reruntuhan besar."Sial!" Ia menoleh panik ke belakang. Retakan semakin merayap di dinding dan langit-langit. Jika mereka tetap di sini lebih lama, mereka akan terkubur hidup-hidup.Lin Gong menggertakkan giginya. Tidak ada jalan kembali, dan tidak ada celah
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Chapter 160

Dari ketinggian, Lin Gong melayang dengan anggun di udara malam yang dingin.Xuan Li berdiri tegak di punggungnya, matanya menyapu lanskap di bawah. Kehidupan tampak hidup dalam bayang-bayang malam. Cahaya obor menerangi jalan-jalan berliku, dan dari kejauhan, sebuah menara energi menjulang ke langit, memancarkan cahaya samar berwarna biru keunguan.Lin Gong mengerutkan kening. “Wu Yu, bagaimana kalau kita ke sana?” tanyanya, nada suaranya dipenuhi rasa ingin tahu.Xuan Li mengamati menara itu beberapa saat sebelum mengangguk. “Turunkan aku di dekat pintu masuk.”Lin Gong menghela napas lega. “Akhirnya, kita bisa beristirahat sebentar.”Dengan satu gerakan, ia menukik turun, membawa mereka mendekati gerbang desa yang megah. Saat kakinya menyentuh tanah, tubuhnya kembali ke bentuk manusia, dengan jejak emas samar yang masih berkilauan di kulitnya.Di hadapan mereka, sebuah gerbang besar berbentuk kepala naga berdiri kokoh, dihiasi ukiran rumit yang seolah hidup dalam cahaya malam.Se
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
34
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status