Home / Fantasi / TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 111 - Chapter 120

145 Chapters

Chapter 111

Setelah menyelesaikan tahap pertama, Xuan Li kembali ke tempat duduknya, disambut oleh senyuman puas Jing Yue. Namun, suasana hatinya jauh dari tenang.Mutiara Hitam... mengapa Song Huan mengeluarkan benda itu sebagai hadiah? pikir Xuan Li sambil mencuri pandang ke arah sang raja. Sorot mata Song Huan terlihat penuh perhitungan, seperti seseorang yang sedang menunggu sesuatu terjadi.“Kau melakukannya dengan baik,” ujar Jing Yue. “Tapi tahap pertama hanyalah pemanasan. Tahap kedua biasanya lebih sulit.”“Apa yang kau ketahui tentang kompetisi ini?” Xuan Li bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari panggung.Jing Yue menyandarkan tubuhnya dengan santai. “Tidak banyak. Aturannya sering berubah, tergantung pada kehendak raja. Tapi biasanya, semakin jauh kau melangkah, semakin berbahaya ujiannya.”Kata-kata itu membuat Xuan Li semakin siaga. Song Huan pasti punya alasan tertentu mengadakan kompetisi ini, dan itu bukan hanya untuk hiburan.Beberapa saat kemudian, tahap kedua dimulai. Kali
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Chapter 112

Setelah melalui lorong terakhir, ia tiba di sebuah ruangan terbuka. Ruangan itu luas dan kosong, kecuali sosok seorang pria yang berdiri di tengahnya. Pria berjubah hitam dengan tudung rendah itu tampak diam, tetapi aura yang menguar dari tubuhnya begitu menekan, membuat udara terasa berat.Mata Xuan Li menyipit. Ia mengenali aura itu. "Aura ini... Sama seperti aura milik Gu Feng." Gumamannya nyaris tak terdengar, tetapi detak jantungnya sedikit meningkat. Ia tahu pria itu bukan orang biasa.Ia tidak mendekat. Hanya berdiri di ambang pintu, mengamati sosok misterius itu dengan dingin. Pikirannya berputar cepat. Kerajaan Sungai Muda... Apa hubungannya dengan Kekaisaran Neraka Jingga? Kompetisi ini sejak awal memang terasa mencurigakan.Pria itu perlahan mengangkat tangan kanannya. Xuan Li memperhatikan dengan seksama. Di atas telapak tangannya melayang sebuah mutiara berwarna hitam pekat, memancarkan kilau gelap yang tampak hidup. Dan saat itulah Xuan Li merasakannya. Ada sesuatu yan
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Chapter 113

Tarikan dari Mutiara Hitam semakin menggila. Energi gelapnya menjalar seperti ular berbisa, melilit tubuh Xuan Li yang terangkat ke udara. Kegelapan itu begitu pekat, terasa dingin sekaligus menyakitkan, seakan meremas setiap inci tubuh Xuan Li. Napasnya tersengal, tubuhnya tak lagi bisa digerakkan, dan pandangannya mulai kabur."Tidak! Aku belum selesai di sini!" teriaknya dalam hati. Namun, sekeras apa pun ia melawan, energi kegelapan itu terus menekan, memakan sisa kekuatannya.Dalam keputusasaan, ia merasakan kesadarannya terpecah. Ia jatuh ke dalam lautan pikirannya sendiri, gelap, hening, dan tak bertepi. Di sana, sosok lain muncul, berdiri di atas permukaan air hitam yang tenang namun berbahaya.“Wu Hei,” Xuan Li memanggil dengan nada datar, meski dalam dirinya bergolak amarah dan keputusasaan. “Jika aku mati, kau juga akan lenyap. Kau tahu itu, bukan?”Wu Hei, jiwa gelap yang menjadi bagian dari Tubuh Giok milik Xuan Li, menyeringai dengan angkuh. Matanya yang gelap memancar
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Chapter 114

Istana Kerajaan Sungai Muda berdiri di ambang kehancuran. Pilar-pilar megah yang pernah menjadi simbol kekuatan kerajaan kini roboh, berserakan di atas lantai yang retak. Bau darah dan debu bercampur, menyesakkan udara. Keheningan yang aneh menyelimuti aula pertarungan yang telah rata dengan tanah.Xuan Li berdiri di tengah kehancuran itu, tubuhnya terasa berat setelah semua yang terjadi. Matanya yang tajam menyapu ke sekeliling, mencari tanda-tanda kehidupan di antara kehancuran. Tetapi yang terlihat hanyalah mayat-mayat yang tergeletak kaku dengan ekspresi ketakutan yang masih membekas di wajah mereka.“Ini bukan hanya kehancuran fisik…” gumam Xuan Li pelan.Dari kejauhan, terdengar sayup-sayup suara tangisan, rintihan, dan jeritan frustasi. Suara-suara itu terasa seperti hantaman emosional, mengingatkannya bahwa di balik kehancuran ini, masih ada jiwa-jiwa yang bertahan. Xuan Li segera memusatkan perhatiannya pada hawa kehidupan yang lemah namun masih ada di sekitar."Aku tidak b
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Chapter 115

Kabut tipis menyelimuti reruntuhan istana Kerajaan Sungai Muda. Aroma hangus bercampur dengan bau kematian menciptakan suasana mencekam, seolah tempat itu masih menyimpan jejak tragedi. Di tengah keheningan, bayangan seorang pria muncul dari balik puing-puing. Jubah hitamnya menyatu dengan gelapnya malam, sementara wajahnya tertutup kain yang hanya memperlihatkan sepasang mata tajam.Pria itu berhenti, ia lalu mengangkat tangannya, mulai melafalkan mantra dalam bahasa kuno yang terdengar seperti bisikan roh. Jemarinya menari, membentuk pola-pola rumit di udara, menghidupkan energi spiritual yang berkumpul di sekitarnya.Tak lama kemudian, kabut di udara berputar, membawa jiwa-jiwa orang yang telah tewas dalam kekacauan. Suara lirih mereka bergema, campuran rintihan dan jeritan tertahan, memenuhi udara. Pria itu tersenyum tipis, nyaris tak terlihat di balik penutup wajahnya. Ia mengangkat sebuah bola kristal gelap, lalu dengan satu gerakan tegas, memaksa jiwa-jiwa itu masuk ke dalamn
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 116

Xuan Li menatap Yan Yue dengan wajah penuh keraguan. Kata-kata wanita itu menggema dalam pikirannya, membawa rasa tak nyaman yang sulit dijelaskan. Suasana di aula besar istana terasa menekan baginya, meski dihiasi kemewahan.“Bukankah aku sudah meminta waktu tiga tahun?” tanyanya hati-hati.Yan Yue, yang duduk anggun di singgasana megah, memandangnya dengan tatapan tajam yang mampu membuat siapa saja merasa kecil. Jubah ungu gelapnya memantulkan kilauan cahaya dari kristal merah yang menghiasi ruangan.“Aku memberimu tiga tahun,” katanya tegas. “Namun, sisa waktu yang kuberikan, kau akan tetap berada di sini, di istana. Kau tidak akan pergi sampai pil tubuh abadi selesai kau buat.”Mata Xuan Li melebar mendengar perintah itu. Hidup di tempat asing ini, di tengah bangsa Serigala Merah yang aura permusuhannya begitu nyata, membuatnya merasa seperti seekor kelinci yang dikelilingi kawanan serigala lapar.Namun, ia tahu betul bahwa menolak bukanlah pilihan. Jika ia mencoba melawan, Yan Y
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 117

Setelah beberapa saat mengatur napas, Xuan Li memutuskan bahwa waktu tidak boleh terbuang sia-sia. Terperangkap di tempat ini selama dua tahun adalah peluang sekaligus ancaman. Jika ia tidak memperkuat dirinya, ia akan menjadi mangsa empuk bagi kekuatan yang mengintainya.Di dalam keheningan kamar, ia mengambil gulungan pengendalian jiwa, artefak berharga yang ia temukan dalam perjalanannya di Sekte Pilar Langit dan dianggap palsu oleh alam bayangan. Gulungan itu tampak penuh dengan pola mantra rumit, menyimpan rahasia tentang cara mengendalikan energi spiritual dan pikiran orang lain.“Teknik ini... jika aku bisa menguasainya, aku mungkin bisa membalikkan situasi dalam dua tahun ke depan,” gumamnya sambil membuka gulungan itu dengan hati-hati.Gulungan itu memancarkan aura dingin dan misterius. Tulisan-tulisan kuno di atasnya tampak hidup, berpendar dalam warna kuning keemasan. Teknik ini dirancang untuk memanfaatkan energi spiritual pengguna, menjadikannya alat untuk memanipulasi
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 118

Keesokan paginya, Xuan Li bangun dengan rasa nyeri yang menjalar di sekujur tubuhnya. Setiap otot terasa kaku, seolah menolak bergerak setelah latihan intens semalam. Namun, ia tidak punya waktu untuk bermalas-malasan. Dua tahun di tempat ini adalah tantangan yang harus ia hadapi dengan gigih.Ia mengalihkan pikirannya ke gulungan pengendalian jiwa yang masih tersimpan rapi di dalam cincin dimensinya. Teknik ini adalah harapan sekaligus ancaman bagi dirinya. Dengan memanfaatkan Inti Jiwa yang telah ia ciptakan, ia bisa meningkatkan kontrol terhadap energinya, bahkan mungkin memadukannya dengan pelatihan bangsa Serigala Merah.Xuan Li duduk bersila di lantai kamar, mengatur napas untuk memasuki kondisi meditasi. Ketika ia mulai memusatkan pikirannya pada Inti Jiwa, rasa dingin yang tajam kembali menyebar dari dantiannya. Energi itu seperti pedang bermata dua, memberikan kekuatan tetapi juga ancaman yang terus menghantui.Ia membaca ulang baris berikutnya dalam gulungan. "Langkah kedu
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Chapter 119

Tidak ada waktu untuk bersantai, meski tubuhnya terasa lelah, pikirannya terus mengulang tujuan utamanya, yaitu menguasai gulungan pengendalian jiwa. Xuan Li duduk di atas lantai untuk bermeditasi.Sebelum melangkah lebih jauh, ia memusatkan energinya untuk memulihkan kekuatan yang terkuras. Dantiannya berdenyut pelan, mengalirkan energi hangat yang menjalar ke seluruh tubuh, mengendurkan otot-otot yang kaku setelah latihan sebelumnya. Sejenak, ia menarik napas panjang, memejamkan mata, lalu perlahan membuka gulungan itu lagi. Kini ia memasuki langkah terakhir, sebuah tantangan yang akan menentukan apakah ia benar-benar mampu memanfaatkan teknik ini dalam pertarungan nyata.Langkah ketiga: Manipulasi jiwa untuk memengaruhi pikiran lawan.Baris itu tertulis dalam huruf keemasan yang melayang di udara. Jika langkah pertama adalah membentuk Inti Jiwa dan langkah kedua menciptakan jaringan kendali, maka langkah ketiga adalah ujian sesungguhnya. Teknik ini tidak hanya melibatkan kekuatan
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Chapter 120

Xuan Li duduk bersila di atas lantai kayu, matanya tertuju pada gulungan pengendalian jiwa di hadapannya. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan pikirannya yang masih terusik oleh kehadiran Murong Zhi. Pemuda itu memang tampak ceroboh dan suka bermain-main, tetapi Xuan Li merasakan ada sesuatu yang tidak biasa. Bukan hanya kedatangannya yang tiba-tiba, tetapi juga caranya bisa dengan mudah memasuki area yang dijaga ketat."Apa dia hanya sekadar ingin berteman, atau ada sesuatu yang lain?" pikirnya.Namun, ia tahu latihan ini tidak boleh ditunda lebih lama. Gulungan pengendalian jiwa ini bukanlah sekadar alat. Ini adalah kunci untuk memperkuat kendali atas energinya, senjata yang bisa membuatnya selangkah lebih dekat ke tujuan akhir.Mengalihkan pikirannya dari keraguan, Xuan Li kembali menutup matanya. Aura yang sebelumnya hancur kini mulai menyatu, membentuk pola-pola yang stabil di sekelilingnya. Seperti kabut tipis yang menari-nari di udara, energi itu menyelubungi tubuhnya.
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status