Share

Chapter 112

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 16:02:46

Setelah melalui lorong terakhir, ia tiba di sebuah ruangan terbuka. Ruangan itu luas dan kosong, kecuali sosok seorang pria yang berdiri di tengahnya. Pria berjubah hitam dengan tudung rendah itu tampak diam, tetapi aura yang menguar dari tubuhnya begitu menekan, membuat udara terasa berat.

Mata Xuan Li menyipit. Ia mengenali aura itu.

"Aura ini... Sama seperti aura milik Gu Feng." Gumamannya nyaris tak terdengar, tetapi detak jantungnya sedikit meningkat. Ia tahu pria itu bukan orang biasa.

Ia tidak mendekat. Hanya berdiri di ambang pintu, mengamati sosok misterius itu dengan dingin. Pikirannya berputar cepat. Kerajaan Sungai Muda... Apa hubungannya dengan Kekaisaran Neraka Jingga? Kompetisi ini sejak awal memang terasa mencurigakan.

Pria itu perlahan mengangkat tangan kanannya. Xuan Li memperhatikan dengan seksama. Di atas telapak tangannya melayang sebuah mutiara berwarna hitam pekat, memancarkan kilau gelap yang tampak hidup.

Dan saat itulah Xuan Li merasakannya. Ada sesuatu yan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 113

    Tarikan dari Mutiara Hitam semakin menggila. Energi gelapnya menjalar seperti ular berbisa, melilit tubuh Xuan Li yang terangkat ke udara. Kegelapan itu begitu pekat, terasa dingin sekaligus menyakitkan, seakan meremas setiap inci tubuh Xuan Li. Napasnya tersengal, tubuhnya tak lagi bisa digerakkan, dan pandangannya mulai kabur."Tidak! Aku belum selesai di sini!" teriaknya dalam hati. Namun, sekeras apa pun ia melawan, energi kegelapan itu terus menekan, memakan sisa kekuatannya.Dalam keputusasaan, ia merasakan kesadarannya terpecah. Ia jatuh ke dalam lautan pikirannya sendiri, gelap, hening, dan tak bertepi. Di sana, sosok lain muncul, berdiri di atas permukaan air hitam yang tenang namun berbahaya.“Wu Hei,” Xuan Li memanggil dengan nada datar, meski dalam dirinya bergolak amarah dan keputusasaan. “Jika aku mati, kau juga akan lenyap. Kau tahu itu, bukan?”Wu Hei, jiwa gelap yang menjadi bagian dari Tubuh Giok milik Xuan Li, menyeringai dengan angkuh. Matanya yang gelap memancar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 114

    Istana Kerajaan Sungai Muda berdiri di ambang kehancuran. Pilar-pilar megah yang pernah menjadi simbol kekuatan kerajaan kini roboh, berserakan di atas lantai yang retak. Bau darah dan debu bercampur, menyesakkan udara. Keheningan yang aneh menyelimuti aula pertarungan yang telah rata dengan tanah.Xuan Li berdiri di tengah kehancuran itu, tubuhnya terasa berat setelah semua yang terjadi. Matanya yang tajam menyapu ke sekeliling, mencari tanda-tanda kehidupan di antara kehancuran. Tetapi yang terlihat hanyalah mayat-mayat yang tergeletak kaku dengan ekspresi ketakutan yang masih membekas di wajah mereka.“Ini bukan hanya kehancuran fisik…” gumam Xuan Li pelan.Dari kejauhan, terdengar sayup-sayup suara tangisan, rintihan, dan jeritan frustasi. Suara-suara itu terasa seperti hantaman emosional, mengingatkannya bahwa di balik kehancuran ini, masih ada jiwa-jiwa yang bertahan. Xuan Li segera memusatkan perhatiannya pada hawa kehidupan yang lemah namun masih ada di sekitar."Aku tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 115

    Kabut tipis menyelimuti reruntuhan istana Kerajaan Sungai Muda. Aroma hangus bercampur dengan bau kematian menciptakan suasana mencekam, seolah tempat itu masih menyimpan jejak tragedi. Di tengah keheningan, bayangan seorang pria muncul dari balik puing-puing. Jubah hitamnya menyatu dengan gelapnya malam, sementara wajahnya tertutup kain yang hanya memperlihatkan sepasang mata tajam.Pria itu berhenti, ia lalu mengangkat tangannya, mulai melafalkan mantra dalam bahasa kuno yang terdengar seperti bisikan roh. Jemarinya menari, membentuk pola-pola rumit di udara, menghidupkan energi spiritual yang berkumpul di sekitarnya.Tak lama kemudian, kabut di udara berputar, membawa jiwa-jiwa orang yang telah tewas dalam kekacauan. Suara lirih mereka bergema, campuran rintihan dan jeritan tertahan, memenuhi udara. Pria itu tersenyum tipis, nyaris tak terlihat di balik penutup wajahnya. Ia mengangkat sebuah bola kristal gelap, lalu dengan satu gerakan tegas, memaksa jiwa-jiwa itu masuk ke dalamn

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 116

    Xuan Li menatap Yan Yue dengan wajah penuh keraguan. Kata-kata wanita itu menggema dalam pikirannya, membawa rasa tak nyaman yang sulit dijelaskan. Suasana di aula besar istana terasa menekan baginya, meski dihiasi kemewahan.“Bukankah aku sudah meminta waktu tiga tahun?” tanyanya hati-hati.Yan Yue, yang duduk anggun di singgasana megah, memandangnya dengan tatapan tajam yang mampu membuat siapa saja merasa kecil. Jubah ungu gelapnya memantulkan kilauan cahaya dari kristal merah yang menghiasi ruangan.“Aku memberimu tiga tahun,” katanya tegas. “Namun, sisa waktu yang kuberikan, kau akan tetap berada di sini, di istana. Kau tidak akan pergi sampai pil tubuh abadi selesai kau buat.”Mata Xuan Li melebar mendengar perintah itu. Hidup di tempat asing ini, di tengah bangsa Serigala Merah yang aura permusuhannya begitu nyata, membuatnya merasa seperti seekor kelinci yang dikelilingi kawanan serigala lapar.Namun, ia tahu betul bahwa menolak bukanlah pilihan. Jika ia mencoba melawan, Yan Y

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 117

    Setelah beberapa saat mengatur napas, Xuan Li memutuskan bahwa waktu tidak boleh terbuang sia-sia. Terperangkap di tempat ini selama dua tahun adalah peluang sekaligus ancaman. Jika ia tidak memperkuat dirinya, ia akan menjadi mangsa empuk bagi kekuatan yang mengintainya.Di dalam keheningan kamar, ia mengambil gulungan pengendalian jiwa, artefak berharga yang ia temukan dalam perjalanannya di Sekte Pilar Langit dan dianggap palsu oleh alam bayangan. Gulungan itu tampak penuh dengan pola mantra rumit, menyimpan rahasia tentang cara mengendalikan energi spiritual dan pikiran orang lain.“Teknik ini... jika aku bisa menguasainya, aku mungkin bisa membalikkan situasi dalam dua tahun ke depan,” gumamnya sambil membuka gulungan itu dengan hati-hati.Gulungan itu memancarkan aura dingin dan misterius. Tulisan-tulisan kuno di atasnya tampak hidup, berpendar dalam warna kuning keemasan. Teknik ini dirancang untuk memanfaatkan energi spiritual pengguna, menjadikannya alat untuk memanipulasi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 118

    Keesokan paginya, Xuan Li bangun dengan rasa nyeri yang menjalar di sekujur tubuhnya. Setiap otot terasa kaku, seolah menolak bergerak setelah latihan intens semalam. Namun, ia tidak punya waktu untuk bermalas-malasan. Dua tahun di tempat ini adalah tantangan yang harus ia hadapi dengan gigih.Ia mengalihkan pikirannya ke gulungan pengendalian jiwa yang masih tersimpan rapi di dalam cincin dimensinya. Teknik ini adalah harapan sekaligus ancaman bagi dirinya. Dengan memanfaatkan Inti Jiwa yang telah ia ciptakan, ia bisa meningkatkan kontrol terhadap energinya, bahkan mungkin memadukannya dengan pelatihan bangsa Serigala Merah.Xuan Li duduk bersila di lantai kamar, mengatur napas untuk memasuki kondisi meditasi. Ketika ia mulai memusatkan pikirannya pada Inti Jiwa, rasa dingin yang tajam kembali menyebar dari dantiannya. Energi itu seperti pedang bermata dua, memberikan kekuatan tetapi juga ancaman yang terus menghantui.Ia membaca ulang baris berikutnya dalam gulungan. "Langkah kedu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 119

    Tidak ada waktu untuk bersantai, meski tubuhnya terasa lelah, pikirannya terus mengulang tujuan utamanya, yaitu menguasai gulungan pengendalian jiwa. Xuan Li duduk di atas lantai untuk bermeditasi.Sebelum melangkah lebih jauh, ia memusatkan energinya untuk memulihkan kekuatan yang terkuras. Dantiannya berdenyut pelan, mengalirkan energi hangat yang menjalar ke seluruh tubuh, mengendurkan otot-otot yang kaku setelah latihan sebelumnya. Sejenak, ia menarik napas panjang, memejamkan mata, lalu perlahan membuka gulungan itu lagi. Kini ia memasuki langkah terakhir, sebuah tantangan yang akan menentukan apakah ia benar-benar mampu memanfaatkan teknik ini dalam pertarungan nyata.Langkah ketiga: Manipulasi jiwa untuk memengaruhi pikiran lawan.Baris itu tertulis dalam huruf keemasan yang melayang di udara. Jika langkah pertama adalah membentuk Inti Jiwa dan langkah kedua menciptakan jaringan kendali, maka langkah ketiga adalah ujian sesungguhnya. Teknik ini tidak hanya melibatkan kekuatan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 120

    Xuan Li duduk bersila di atas lantai kayu, matanya tertuju pada gulungan pengendalian jiwa di hadapannya. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan pikirannya yang masih terusik oleh kehadiran Murong Zhi. Pemuda itu memang tampak ceroboh dan suka bermain-main, tetapi Xuan Li merasakan ada sesuatu yang tidak biasa. Bukan hanya kedatangannya yang tiba-tiba, tetapi juga caranya bisa dengan mudah memasuki area yang dijaga ketat."Apa dia hanya sekadar ingin berteman, atau ada sesuatu yang lain?" pikirnya.Namun, ia tahu latihan ini tidak boleh ditunda lebih lama. Gulungan pengendalian jiwa ini bukanlah sekadar alat. Ini adalah kunci untuk memperkuat kendali atas energinya, senjata yang bisa membuatnya selangkah lebih dekat ke tujuan akhir.Mengalihkan pikirannya dari keraguan, Xuan Li kembali menutup matanya. Aura yang sebelumnya hancur kini mulai menyatu, membentuk pola-pola yang stabil di sekelilingnya. Seperti kabut tipis yang menari-nari di udara, energi itu menyelubungi tubuhnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 214

    Feng Rui menghentikan langkahnya beberapa meter dari Xuan Li. Matanya menyapu ke sekeliling."Kau yang melakukan semua ini?" tanyanya dengan nada datar.Xuan Li tidak menjawab. Tatapannya tetap tenang, seolah kehadiran orang-orang ini sama sekali tidak penting baginya.Sang pembesar kerajaan, Menteri Wei, tersenyum tipis dan melangkah maju."Aku adalah Menteri Wei dari Kerajaan Naga Bumi," katanya dengan nada ramah tetapi tetap penuh kehormatan. "Kami telah melacak kelompok perampok makam kuno ini selama berminggu-minggu, tetapi tampaknya kau sudah menyelesaikan semuanya lebih cepat dari kami."Xuan Li tetap diam, membiarkan mereka melanjutkan pembicaraan.Menteri Wei menatapnya penuh minat sebelum akhirnya berkata, "Tuan Muda, kemampuanmu luar biasa. Aku tidak tahu siapa dirimu, tetapi Kerajaan Naga Bumi selalu menghargai individu berbakat. Bagaimana jika kau ikut ke istana? Yang Mulia pasti ingin bertemu denganmu."Suasana menjadi hening.Di belakang Menteri Wei, beberapa orang dari

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 213

    Seorang pria dengan jubah gelap berdiri di barisan depan, Feng Han, salah satu anggota berpengaruh dalam kelompok perampok itu.Meskipun dikelilingi oleh musuh dengan tingkat kultivasi menengah hingga kelahiran jiwa, Xuan Li tetap berdiri tanpa gentar. Dia memandang mereka dengan tenang, seolah jumlah mereka yang banyak hanyalah angka tanpa makna.Di dunia kultivasi, jumlah bukanlah faktor penentu kemenangan. Yang menentukan adalah kualitas kekuatan dan kecerdikan dalam bertarung."Sudah lama aku tidak menggunakan teknik ini," gumam Xuan Li dalam hati.Di hadapannya, para perampok bersiap menyerang, beberapa menghunuskan senjata spiritual mereka yang memancarkan aura tajam. Xuan Li bisa merasakan energi mereka, kuat tetapi tidak cukup untuk mengancamnya.Alih-alih bertarung dengan serangan fisik, Xuan Li memilih cara yang lebih efisien.Dia perlahan mengangkat satu tangan, dan seketika energi spiritual mengalir keluar, membentuk riak tak kasat mata yang menyelimuti area itu.Teknik Pe

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 212

    Mayat para prajurit bergelimpangan, tubuh mereka tertusuk, terkoyak, atau hangus terbakar. Bau besi dari darah yang masih hangat bercampur dengan asap dari reruntuhan yang terbakar, memenuhi udara.Xuan Li berdiri di antara kehancuran itu tanpa ekspresi. Matanya menatap dingin, tak ada sedikit pun emosi dalam sorotnya. Baginya, ini hanya pemandangan biasa, sebuah pertunjukan brutal di dunia kultivasi di mana yang kuat memangsa yang lemah.Prajurit terakhir merangkak dengan sisa tenaganya, darah menetes dari sudut bibirnya. Tangannya berusaha meraih pedang yang jatuh tak jauh darinya, tetapi sebelum jari-jarinya menyentuhnya, sepatu pria berjubah hitam menginjak punggung tangannya."Kuharap kau tahu bahwa keberadaanmu tidak lebih dari sekadar debu di jalan."Suara berat pria itu terdengar dingin sebelum ia mengangkat kakinya dan menghempaskan tubuh prajurit itu dengan satu tendangan keras. Jeritan singkat terdengar sebelum tubuh itu menghantam dinding dan diam selamanya.Xuan Li hanya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 208

    "Keluar." Suara Xuan Li terdengar datar, tetapi ada ancaman tersembunyi di dalamnya.Tak ada jawaban.Namun, udara di sekitarnya berubah. Dingin yang awalnya menggigit kini terasa seperti belati yang menyelinap ke dalam tulang. Embun di dedaunan membeku dalam sekejap, lapisan es tipis mulai menutupi tanah.Dari balik kabut yang berputar, sesosok bayangan melangkah maju.Jubah biru tua membalut tubuhnya, tudungnya rendah, menyembunyikan sebagian besar wajahnya. Sepasang mata dingin menatap tanpa ekspresi, seperti pemangsa yang mengamati buruannya.Tidak ada sapaan. Tidak ada peringatan.Pria itu mengangkat tangannya.Udara berhenti bergerak.Kristal-kristal es muncul dari ketiadaan, melayang di udara seperti bilah pisau yang siap menebas. Dalam sekejap, mereka meluncur ke arah Xuan Li, tajam dan mematikan.Xuan Li melangkah ke samping, menghindari serangan pertama. Beberapa pecahan es masih mengarah ke titik vitalnya, tetapi telapak tangannya yang dilapisi api spiritual membakar mereka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 207

    Feng Rui segera melangkah ke depan, berdiri di antara Xuan Li dan pria yang baru saja muncul. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan situasi ini sejak awal."Kakak Feng Han," kata Feng Rui dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Aku membawa tamu, dan Guru sendiri sudah membenarkan kehadirannya."Pria bernama Feng Han itu menyipitkan mata, tatapannya menyapu Xuan Li dari kepala hingga kaki. Sikapnya penuh waspada, seakan masih meragukan keputusan adik sepupunya."Tamu, katamu?" Feng Han mendengus pelan. "Jangan bilang dia orang luar yang kau undang untuk bermain-main dengan nyawa Guru?"Xuan Li tetap diam, tidak merasa perlu membela diri. Baginya, pertikaian ini hanyalah urusan internal keluarga Feng.Feng Rui mengepalkan tangannya. "Jika bukan karena dia, Guru mungkin sudah tidak ada sekarang. Apa kau masih ingin mempertanyakan keputusanku?"Suasana di ruangan itu semakin menegang. Mata Feng Han berkilat, tapi sebelum ia bisa men

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 206

    Xuan Li mengikuti pemuda berjubah hitam melewati jalanan Kota Seribu Lilin yang semakin lengang. Mereka berhenti di depan sebuah kediaman megah. Plakat besar tergantung di atas gerbang utama, dengan huruf emas yang bertuliskan Paviliun Bintang.Dari luar, bangunan ini tampak seperti kediaman keluarga terpandang. Namun, saat mereka melangkah masuk setelah penjaga membukakan pintu, Xuan Li segera menyadari sesuatu yang berbeda. Aroma obat-obatan bercampur dengan hawa gelap yang samar, membentuk atmosfer yang tidak lazim."Aku yang membawamu dan bertanggung jawab sepenuhnya atasmu. Jangan pedulikan ucapan orang lain," bisik pemuda itu tanpa menoleh. Setelah beberapa langkah, ia menambahkan, "Oh, iya. Siapa namamu?""Wu Yu," jawab Xuan Li singkat.Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis. "Panggil aku Feng Rui."Xuan Li hanya mengangguk kecil. Ia tidak tertarik dengan basa-basi yang tidak perlu.Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kediaman. Cahaya lentera di sepanjang lorong mulai redup

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status