Share

Chapter 119

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-20 13:30:52

Tidak ada waktu untuk bersantai, meski tubuhnya terasa lelah, pikirannya terus mengulang tujuan utamanya, yaitu menguasai gulungan pengendalian jiwa. Xuan Li duduk di atas lantai untuk bermeditasi.

Sebelum melangkah lebih jauh, ia memusatkan energinya untuk memulihkan kekuatan yang terkuras. Dantiannya berdenyut pelan, mengalirkan energi hangat yang menjalar ke seluruh tubuh, mengendurkan otot-otot yang kaku setelah latihan sebelumnya.

Sejenak, ia menarik napas panjang, memejamkan mata, lalu perlahan membuka gulungan itu lagi. Kini ia memasuki langkah terakhir, sebuah tantangan yang akan menentukan apakah ia benar-benar mampu memanfaatkan teknik ini dalam pertarungan nyata.

Langkah ketiga: Manipulasi jiwa untuk memengaruhi pikiran lawan.

Baris itu tertulis dalam huruf keemasan yang melayang di udara. Jika langkah pertama adalah membentuk Inti Jiwa dan langkah kedua menciptakan jaringan kendali, maka langkah ketiga adalah ujian sesungguhnya. Teknik ini tidak hanya melibatkan kekuatan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 120

    Xuan Li duduk bersila di atas lantai kayu, matanya tertuju pada gulungan pengendalian jiwa di hadapannya. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan pikirannya yang masih terusik oleh kehadiran Murong Zhi. Pemuda itu memang tampak ceroboh dan suka bermain-main, tetapi Xuan Li merasakan ada sesuatu yang tidak biasa. Bukan hanya kedatangannya yang tiba-tiba, tetapi juga caranya bisa dengan mudah memasuki area yang dijaga ketat."Apa dia hanya sekadar ingin berteman, atau ada sesuatu yang lain?" pikirnya.Namun, ia tahu latihan ini tidak boleh ditunda lebih lama. Gulungan pengendalian jiwa ini bukanlah sekadar alat. Ini adalah kunci untuk memperkuat kendali atas energinya, senjata yang bisa membuatnya selangkah lebih dekat ke tujuan akhir.Mengalihkan pikirannya dari keraguan, Xuan Li kembali menutup matanya. Aura yang sebelumnya hancur kini mulai menyatu, membentuk pola-pola yang stabil di sekelilingnya. Seperti kabut tipis yang menari-nari di udara, energi itu menyelubungi tubuhnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 121

    Langkah Xuan Li terhenti di depan sebuah bangunan besar yang dihiasi lentera-lentera merah dengan detail emas. Aroma dupa melayang lembut di udara, bercampur dengan suara tawa riang dan musik lembut yang menggema dari dalam. Ia melirik papan kayu besar bertuliskan "Paviliun Awan Bunga."Wajahnya mengeras. "Murong Zhi, tempat apa ini?"Murong Zhi, pria muda yang selalu terlihat santai, hanya tertawa kecil. "Tenang saja, Wu Yu. Ini lebih dari sekadar tempat hiburan. Kau tahu, tempat seperti ini sering menjadi pusat informasi. Kau bisa mendengar rumor penting di sini."Xuan Li memandangnya dengan skeptis. "Rumor tidak berguna bagiku."Murong Zhi mendekat, memasang ekspresi serius yang jarang terlihat. "Dengar, kita tidak hanya mencari hiburan. Orang-orang penting sering berkumpul di sini. Jika ada yang perlu kau ketahui kita bisa bertukar informasi dengan pengunjung lain."Meski ragu, Xuan Li akhirnya melangkah masuk, lebih karena ingin memastikan Murong Zhi tidak melakukan sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 122

    Xuan Li melangkah cepat, pandangan matanya lurus ke depan, sementara rahangnya mengeras menunjukkan ketidaksenangan. Suara Murong Zhi yang terus berceloteh di belakangnya membuat emosinya semakin memanas."Hei, Wu Yu! Apa kau benar-benar marah? Aku kan hanya bercanda tadi," suara Murong Zhi yang ceria terdengar seperti gangguan yang tak henti-henti. Pemuda itu berusaha mengejar langkah Xuan Li, berjingkat-jingkat dengan gerakan yang nyaris kekanak-kanakan.Xuan Li tidak menjawab. Ekspresi dinginnya tidak menunjukkan sedikit pun tanda-tanda ingin berdamai. Namun, di dalam hati, ia sebenarnya sudah tidak marah. Ia hanya ingin Murong Zhi belajar untuk tidak bertindak sembarangan."Kau tahu, aku benar-benar khawatir kalau kau akan meninggalkanku di tempat ini sendirian," lanjut Murong Zhi sambil berusaha menyamai langkah Xuan Li."Diamlah," ujar Xuan Li akhirnya, meski nadanya tetap dingin.Namun sebelum Murong Zhi bisa membalas, langkah mereka terhenti oleh kehadiran sekelompok pria yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 123

    Langkah Xuan Li bergema di sepanjang lorong batu istana Serigala Merah. Setelah berhasil lolos dari cengkeraman Mo Yufan, ia tahu bahwa pulang ke istana ini bukan berarti masalah selesai, melainkan awal dari konfrontasi lain yang menuntut lebih dari sekadar keberanian.Di depan aula pribadinya, sosok Yan Yue sudah menunggunya. Berdiri tegap dengan aura yang mendominasi, tatapan tajam sang Ratu memancarkan kemarahan yang sulit digambarkan. Sorot matanya seperti nyala api yang siap melahap apa pun h ada di hadapannya.Sebelum Xuan Li sempat membuka mulut untuk menjelaskan, hawa membunuh yang mencekam langsung melingkupi sekitarnya. Udara terasa berat, hampir membuat napas tersendat.“Beraninya kau, Wu Yu,” suara Yan Yue dingin, menusuk hingga ke tulang. Nama samarannya itu terdengar lebih seperti celaan daripada panggilan biasa.Tanpa aba-aba, energi spiritual dari tubuh Yan Yue melesat, melilit tubuh Xuan Li dalam sekejap. Ia tak sempat menghindar. Tubuhnya tertarik ke depan seperti bo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 124

    Matahari menggantung tinggi di langit, memancarkan panas yang hampir tak tertahankan. Udara di halaman dalam Istana Serigala Merah menciptakan ilusi kabur di atas permukaan tanah. Xuan Li duduk di bawah naungan pohon besar yang rimbun, berusaha menghindari sengatan matahari. Embusan angin yang sesekali datang terasa seperti berkah kecil. Namun, ketenangan singkatnya terganggu. Dari kejauhan, dua orang pengawal istana berjalan tergesa-gesa, diikuti seorang pria dengan raut wajah bengis dan langkah penuh keyakinan. Xuan Li segera menyandarkan tubuhnya pada batang pohon, menyembunyikan dirinya di balik bayangannya. Matanya menyipit, mengamati sosok itu dengan cermat. Pria itu memiliki aura dominan yang sulit diabaikan, dengan tatapan tajam yang seolah mampu menembus jiwa. Wajahnya memiliki kemiripan dengan Mo Yufan. "Mungkinkah pria ini...," gumam Xuan Li menduga-duga. Sebagai kepala pengawasan pajak di Kerajaan Serigala Merah, Mo Jingtian bukan hanya seorang pejabat biasa. Pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 125

    Xuan Li merenung di dalam kamarnya."Cepat atau lambat, Mo Jingtian pasti akan menemukanku. Aku harus bersiap untuk menghadapinya."Di tengah kecemasan yang berkecamuk, ia berusaha untuk tetap berlatih. Ia tidak bisa terus mengandalkan Yan Yue. Untuk bisa maju, ia harus menggali kemampuannya sendiri.Energi kegelapan purba berputar-putar di sekelilingnya, terasa berat dan sulit dikendalikan. Xuan Li mengangkat tangannya, menyalurkan energi tersebut melalui telapak tangannya. Api hitam kecil muncul, berkobar dengan liar. Namun, saat ia mencoba menstabilkan dan meningkatkan kekuatan api itu, nyala api menghilang seketika."Kenapa lagi-lagi gagal?" gumamnya, suaranya serak. Ia memijit pelipisnya, merasakan frustrasi yang makin menumpuk. "Seharusnya tidak sesulit ini..."Tiba-tiba, sebuah suara berat dan mengejek bergema di pikirannya."Memalukan," suara itu menggema, disertai tawa sarkastik. "Seorang pria dengan tubuh giok yang begitu langka, namun lemah seperti ini? Apa gunanya aku ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 126

    Di dalam lautan kesadarannya, suasana terasa suram dan penuh tekanan. Udara di sana berdesir lembut, membawa aura dingin yang menusuk. Jeruji hitam pekat menjulang di tengah kegelapan, memenjarakan sosok Wu Hei yang berdiri diam. Kabut gelap mengalir di sekitarnya, seperti ular yang terus bergerak tanpa henti.Xuan Li berjalan mendekat, tatapannya tajam seperti mata pedang. Ia berhenti beberapa langkah dari jeruji, memandang Wu Hei dengan penuh kecurigaan. "Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanyanya langsung. Suaranya terdengar datar, tetapi tekanan yang dibawanya begitu nyata.Wu Hei mengangkat alis, sedikit tersenyum. "Menyembunyikan apa? Apa yang kau maksud?" katanya santai, nada suaranya seolah ingin bermain-main."Aku heran," lanjutnya dengan nada dingin. "Kenapa tiba-tiba kamu bersikap baik dan menawarkan bantuan? Kau bahkan mau mengajarkan teknik rahasia tubuh giok ini. Apa sebenarnya tujuanmu?"Wu Hei menatap Xuan Li tanpa sedikit pun terganggu. Tatapannya seperti melihat c

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 127

    "Harga tentunya akan sepadan dengan yang didapatkan," ujar Xuan Li dengan suara berat, tetapi penuh keyakinan. "Mari kita mulai latihannya."Di balik jeruji hitam di dalam kesadarannya, Wu Hei menyeringai lebar, sorot matanya mencerminkan kegembiraan yang sulit ditebak."Setidaknya kau tahu bahwa tidak ada kekuatan yang didapatkan secara cuma-cuma," balas Wu Hei dengan nada mengejek. "Tapi jangan terlalu percaya diri, bocah. Jalan yang akan kau tempuh ini penuh duri, dan aku tidak akan mengulurkan tangan untuk menyelamatkanmu jika kau tersandung."Xuan Li hanya mendengus pelan. Ia tahu tidak bisa sepenuhnya mempercayai Wu Hei, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain. Tubuh gioknya, anugerah sekaligus kutukan, terus mengancam kestabilan hidupnya. Wu Hei, meski penuh intrik dan ejekan, adalah satu-satunya yang bisa membimbingnya menguasai api kegelapan purba dan memanfaatkan kekuatan tubuh gioknya sepenuhnya."Bekerja sama denganmu masih lebih baik daripada tetap lemah," jawab Xuan Li

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 145

    Bruk!Sebuah portal energi mendadak terbuka di udara, diikuti oleh dua sosok yang terlempar dengan cara yang sama sekali tidak elegan.Lin Gong, masih dalam wujud naga, jatuh menghantam tanah dengan keras, menyebabkan retakan kecil di sekitarnya. Sementara itu, Shu Shi, yang entah bagaimana mendarat di punggungnya, mendesah kesal. Debu tebal mengepul di udara, menutupi pandangan mereka sejenak.“Ugh... teleportasi macam apa ini?” Lin Gong mengerang sambil menggeliat, mencoba berdiri tegak. “Aku merasa seperti dilempar ke dalam pusaran badai!”Shu Shi, yang kini duduk di atas punggung Lin Gong, dengan kesal merapikan rambut peraknya yang berantakan. Ia lalu menepuk kepala naga itu dengan cukup keras.“Itu karena kau tidak bisa mengontrol energi teleportasimu dengan benar! Berhenti mengandalkan insting dan gunakan kepalamu, dasar kadal besar!”Lin Gong mendelik tajam.“Hei! Aku ini naga, bukan kadal!” protesnya.Namun, sebelum perdebatan mereka berlanjut, mata keduanya akhirnya menangka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 144

    Suasana dalam gua berubah drastis. Aura energi Yan Yue berkobar liar, menggetarkan udara di sekitarnya. Tekanan spiritual yang dipancarkannya begitu kuat hingga dinding-dinding batu mulai retak, sementara angin yang muncul dari ledakan energinya menyapu debu dan serpihan batu ke segala arah.Xuan Li berdiri di tengah kekacauan itu, tubuhnya tetap tegak meski hawa panas dari kemarahan Yan Yue menghempasnya seperti badai. Matanya yang dingin tetap terfokus, tetapi pikirannya sudah menyadari satu hal."Aku tidak punya peluang menang. Bahkan jika aku ingin bertahan, aku hanya akan memperburuk situasi."Yan Yue melayang di udara, tatapan matanya penuh amarah. Lalu, tanpa peringatan, ia mengayunkan tangannya.Gelombang energi spiritual merah melesat cepat, menghantam tubuh Xuan Li dengan kekuatan dahsyat.Bugh!Tubuhnya terpental ke belakang, menghantam dinding batu hingga retak. Rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, tetapi Xuan Li tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Ia tahu,

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 143

    Xuan Li duduk di tepi gua, menatap cahaya api tungku yang mulai redup. Sisa hawa panas dari malam sebelumnya masih terasa di udara.Ia menoleh ke arah Yan Yue yang masih tertidur, tubuhnya hanya diselimuti pakaian yang setengah terbuka. Napasnya sudah lebih tenang, tapi sesekali tubuhnya masih bergerak gelisah. Efek pil itu mungkin telah mereda, tetapi masalah lain yang lebih besar sedang menunggu saat ia terbangun.Xuan Li menarik napas dalam-dalam."Sebelum Yan Yue terbangun, aku harus melakukan sesuatu. Aku tidak ingin mati muda."Tangannya bergetar sedikit saat ia menghunus belati kecil dari balik lengan jubahnya. Mata emasnya memancarkan sinar dingin saat ia menatap telapak tangan Yan Yue. Dengan hati-hati, ia mengambil ujung belati dan menggores halus kulit putih pucat itu.Setetes darah merah pekat keluar.Tanpa ragu, Xuan Li segera membentuk segel dengan tangannya, mengucapkan mantra kuno dengan suara pelan. Darah itu mulai bersinar samar, menyatu dengan aliran energi yang ia

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 142

    Xuan Li berdiri di sisi Yan Yue, menatap sosoknya yang masih terbaring dengan napas memburu. Aura merah yang menguar dari tubuhnya terus bergejolak, seperti api yang mencari bahan bakar untuk terus menyala. Kening Xuan Li berkerut. Ia telah mencoba berbagai metode untuk menetralkan efek pil, tetapi sejauh ini semuanya sia-sia.“Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini.”Xuan Li mengulurkan telapak tangannya, mencoba menyerap kelebihan energi spiritual dari tubuh Yan Yue dengan tekniknya. Ia mengerahkan kekuatan penyelarasan spiritualnya, namun begitu telapak tangannya bersentuhan dengan aura panas yang mengelilingi Yan Yue, aliran energi itu justru menolak untuk berpindah."Daya tolaknya terlalu kuat… Seakan energi ini menganggap tubuhnya sebagai wadah yang paling cocok."Yan Yue menggeliat dalam tidurnya. Tubuhnya berkeringat deras, bulu-bulu halus di kulitnya tampak berkilauan dalam cahaya api tungku. Ia merintih pelan, suara yang keluar dari bibirnya terdengar seperti panggilan ya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 141

    Di Pulau Tujuh Binatang Surgawi,Keheningan menyelimuti seluruh tempat. Yan Yue duduk di atas sebuah batu besar, memandang cakrawala dengan tatapan kosong."Sudah berapa lama aku menunggu di sini?" gumamnya sambil memainkan batu kecil di tangannya. Meskipun wajahnya tetap tenang, raut kebosanan terlihat jelas di matanya.Ia melirik ke arah gua tersembunyi di balik dinding batu. Di dalamnya, Xuan Li tengah sibuk memurnikan pil. Yan Yue tahu bahwa pekerjaan itu tak bisa diganggu, tetapi waktu yang terasa lambat mulai menguji kesabarannya."Dia pasti sedang serius," bisiknya pelan. "Tapi, kenapa harus selama ini?"Di dalam gua, suasananya benar-benar berbeda. Xuan Li duduk bersila di depan tungku alkimia yang memancarkan api biru kehijauan. Matanya tajam dan fokus, mengamati setiap perubahan dalam proses pemurnian. Cairan bercahaya dalam tungku perlahan berubah menjadi bola kecil, memancarkan energi yang semakin kuat."Aku harus memastikan semuanya sempurna," pikirnya. Peluh mengalir di

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 140

    Liang Xue berusaha mempertahankan ketenangannya meskipun jantungnya berdegup kencang. Wanita berpakaian mewah di hadapannya menatapnya dengan tajam. Ia tahu, satu gerakan yang salah dapat mengungkap identitasnya.Ia melirik peti yang sudah setengah terbuka di sampingnya. Jika ia tidak segera bertindak, keadaannya akan semakin sulit. Sebuah ide muncul di pikirannya. Ide ini cukup berisiko, tetapi ia tidak punya pilihan lain.“Oh tidak! Itu... itu kelabang beracun!” Liang Xue menunjuk ke arah atas peti, suaranya bergetar, menciptakan kesan ketakutan. “Hati-hati!”Wanita itu refleks mengalihkan pandangan ke arah yang ditunjuk Liang Xue. Dalam waktu bersamaan, Liang Xue melepaskan kelabang hitam beracunnya dari dalam jubah. Hewan itu merayap keluar, tampak bergerak lambat tetapi berbahaya.Wanita itu segera bereaksi. “Menjauh!” serunya, melangkah maju untuk melindungi Liang Xue. Dengan satu gerakan cepat, ia menghancurkan kelabang itu menggunakan energi tajam yang dipancarkan dari telap

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 139

    Liang Xue melompat dari satu pohon ke pohon lain, gerakannya cepat dan nyaris tanpa suara seperti bayangan yang menyelinap di malam gelap. Pikiran tentang percakapan terakhirnya dengan Bing Chuan terus berputar di kepalanya."Dia tahu... tentang energi spiritual itu," pikir Liang Xue, menggigit bibirnya. "Aku harus segera kembali ke markas. Tapi kembali tanpa membawa sesuatu? Para tetua tidak akan melepaskanku begitu saja. Aku harus memiliki alasan yang cukup kuat untuk melindungi diriku."Ia mempercepat langkahnya, melewati hutan yang semakin gelap. Bintang-bintang di langit mulai meredup, tertutup awan gelap yang menggantung seperti pertanda buruk. Tubuhnya bergerak tanpa ragu, meskipun pikirannya penuh dengan rencana.Di perbatasan Kekaisaran Bulan Perak,Liang Xue menghentikan langkahnya di atas pohon tinggi, menatap ke arah sebuah jalan besar di kejauhan. Matanya yang tajam menangkap kereta berhias emas dan perak, dikelilingi oleh puluhan penjaga bersenjata lengkap. Meskipun dari

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 138

    Xuan Li akhirnya berhasil mengatasi masalah yang muncul selama proses pemurnian pil. Tetesan keringat membasahi dahinya, menggambarkan betapa sulitnya pemurnian ini.Tungku alkimia di hadapannya memancarkan sinar hijau kebiruan, seolah memiliki kehidupannya sendiri. Aroma herbal yang kuat memenuhi ruangan, bercampur dengan hawa panas yang membuat napasnya semakin berat.“Dua bulan…” gumam Xuan Li sambil menyeka keringat di dahinya. “Setidaknya dua bulan untuk menyelesaikan ini. Tidak boleh ada kesalahan lagi.”Tatapannya tak pernah lepas dari tungku alkimia yang memancarkan cahaya redup. Di dalamnya, inti pil yang ia ciptakan mulai terbentuk, bersinar seperti permata yang tertanam di dasar kegelapan. Namun Xuan Li tahu, satu kesalahan kecil saja bisa menghancurkan semuanya.“Ini bukan hanya soal pil,” pikirnya. “Ini adalah soal hidup dan mati… Jika gagal, aku tidak akan punya kesempatan lagi. Yan Yue pasti akan membunuhku.”Ia menarik napas dalam-dalam, memusatkan energinya, lalu kemb

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 137

    Xuan Li berdiri tegap di hadapan Yan Yue, membiarkan aura kultivasinya mengalir tanpa hambatan. Tingkat Pemurnian Jiwa tahap awal yang baru saja ia capai terasa seperti angin badai yang bergulir perlahan, membawa tekanan berat di sekitar mereka. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah Yan Yue, seolah ingin mengatakan bahwa ia kini cukup kuat untuk menjalankan tugasnya.Yan Yue mengangguk pelan, tetapi senyum tipis yang biasa menghiasi wajahnya memudar. Ekspresinya kini serius, dan matanya memancarkan kekhawatiran."Kekuatanmu memang luar biasa," katanya akhirnya, nada suaranya rendah dan hati-hati. "Namun, apakah tubuh giokmu tidak akan menjadi penghalang dalam proses pembuatan pil tubuh abadi?"Pertanyaan itu menggantung di udara seperti embun pagi yang belum memudar.Xuan Li menggelengkan kepala dengan tegas. “Aku bisa mengatasinya,” jawabnya dengan nada yang tidak meninggalkan ruang untuk keraguan.Yan Yue memperhatikan Xuan Li dengan mata yang tajam, seolah mencoba menembus l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status