Share

Chapter 146

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 19:42:10

Langit di atas Istana Serigala Merah kelam, diselimuti asap pertempuran yang mengepul dari berbagai sudut. Bau darah, besi, dan daging terbakar bercampur di udara, membuat dada terasa sesak. Teriakan prajurit yang bertarung dan mereka yang sekarat, bersatu dalam simfoni mengerikan.

Di halaman utama, pasukan Mo Jingtian semakin mendesak pertahanan terakhir istana. Mayat berserakan di mana-mana, darah membanjiri batu-batu yang dulu megah. Pasukan Yan Yue berusaha bertahan, tetapi jumlah mereka semakin menipis.

Dari atas tembok istana, Yan Yue mengamati pemandangan itu dengan rahang terkatup. Tangannya mengepal begitu keras hingga kuku-kukunya hampir menusuk telapak tangannya sendiri. Tubuhnya masih terasa sedikit lemah setelah penerobosan terakhir, tetapi kemarahan yang menggelegak di dadanya mengalahkan segalanya.

"Yan Yue," sebuah suara tenang menyadarkannya.

Ia menoleh dan menemukan Xuan Li berdiri di sampingnya, ekspresinya tetap dingin seperti biasa.

"Kau belum sepenuhnya pulih," u
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 147

    Angin bertiup kencang, menyapu debu dan serpihan batu yang beterbangan akibat benturan energi yang mengguncang medan pertempuran. Di tengah puing-puing yang berserakan, dua sosok berdiri berhadapan, saling menatap dengan mata penuh perhitungan.Xuan Li menarik napas dalam. Tubuhnya masih diliputi sisa-sisa cahaya keemasan dari energi spiritual yang belum sepenuhnya mereda. Napasnya berat, tetapi sorot matanya tetap tajam. Di hadapannya, Mo Jingtian berdiri dengan aura yang semakin menekan. Meski mengalami beberapa luka, pria itu masih terlihat seperti benteng yang mustahil untuk ditembus."Tak kusangka kau bisa bertahan sejauh ini," ujar Mo Jingtian, suaranya dalam dan penuh ejekan.Xuan Li tak menjawab, tetapi pupil matanya menyipit. Ia bisa merasakan tekanan yang semakin meningkat dari lawannya. Mo Jingtian tidak main-main. Pria itu jelas merupakan salah satu lawan terkuat yang pernah ia hadapi.Tiba-tiba, aura merah pekat mulai membungkus tubuh Mo Jingtian. Energinya mengamuk seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 148

    Suasana di halaman utama Istana Serigala Merah masih dipenuhi sisa ketegangan. Asap tipis membubung dari reruntuhan yang terbakar, dan udara berbau darah masih terasa di antara para prajurit yang terluka.Di tengah situasi yang kacau ini, Xuan Li, dengan luka di sekujur tubuhnya, masih sempat tersenyum miring saat menatap Yan Yue. Dengan suara lemah, ia berkata, "Kau begitu perhatian padaku, Yan Yue. Sejujurnya, aku cukup tersentuh."Tatapan Yan Yue langsung berubah dingin. Urat di pelipisnya menegang, amarahnya tersulut begitu saja oleh nada menggoda dalam suara Xuan Li."Diam!" desisnya.Dan dalam sekejap, tanpa peringatan, Yan Yue mengayunkan lengannya dan melemparkan tubuh Xuan Li ke belakang.Buk!Tubuh Xuan Li menghantam tanah dengan keras. Napasnya tercekat, rasa sakit menjalar di sekujur tubuhnya. Kali ini, luka-lukanya terlalu parah untuk diabaikan. Pandangannya kabur, kesadarannya perlahan menghilang.Lalu, semuanya gelap.Lin Gong dan Shu Shi langsung melompat ke depan beg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 149

    Gelap.Xuan Li merasakan tubuhnya seperti tenggelam di dalam pusaran kegelapan yang dingin dan tak berujung. Energi liar berputar di sekelilingnya, mencengkeram setiap inci kesadarannya, menariknya lebih dalam ke dalam kehampaan.Luka-luka di tubuhnya bukan sekadar fisik, jiwanya pun terluka. Rasa nyeri yang dalam menjalar di setiap serat eksistensinya, seolah ada sesuatu yang mencoba merobeknya dari dalam.Namun, di antara rasa sakit itu, ada sesuatu yang perlahan berubah. Energi tubuh gioknya yang semula mengamuk kini mulai tunduk. Ia dapat merasakan aliran hangat yang merayapi dantiannya, menggantikan nyeri yang semula tak tertahankan.Kesadarannya mulai kembali.Dan bersamaan dengan itu, sesuatu di dalam dirinya pecah, bukan dalam arti negatif, tapi lebih seperti sebuah batasan yang akhirnya ditembus.Sejenak, dunia di dalam pikirannya dipenuhi oleh cahaya keemasan yang menyelimuti kesadarannya. Lalu, seolah ada suara halus yang bergema di dalam jiwanya."Ranah Pemurnian Jiwa Ting

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 150

    Tatapan Xuan Li tetap dingin, nyaris tidak menunjukkan reaksi. Sejenak, mata tajamnya menatap Lin Gong seolah menimbang apakah pria itu pantas mendapatkan jawaban. Lin Gong, yang peka terhadap perubahan ekspresi, segera merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya.Merasa situasinya mulai canggung, Lin Gong memutuskan untuk kembali ke sifatnya yang konyol.Ia tertawa kecil, menggaruk kepalanya, lalu berseru, "Ah! Lupakan saja! Aku hanya penasaran! Yang penting kau masih hidup, bukan? Haha!"Xuan Li tetap diam, tetapi sudut bibirnya sedikit terangkat menampilkan sebuah senyum tipis yang samar.Di luar, suasana di halaman istana lebih ramai dari biasanya. Shu Shi sebagai siluman rubah putih ekor sembilan selalu menjadi pusat perhatian.Beberapa pria dari ras Serigala Merah tampak mengelilinginya, masing-masing mencoba menarik perhatiannya dengan berbagai cara. Ada yang memamerkan kekuatan mereka, ada yang berbicara dengan nada menggoda, ada juga yang hanya bisa menatap dengan kagum.S

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 151

    Udara dingin menyelimuti tubuh mereka saat Xuan Li dan Lin Gong terjatuh dari langit, terdorong oleh kekuatan gravitasi yang misterius.Braaakk!Xuan Li mendarat dengan sigap, tubuhnya sedikit terhuyung sebelum ia segera menstabilkan keseimbangannya. Di sisi lain, Lin Gong jatuh dengan cara yang jauh dari elegan."Aduh! Apa-apaan ini?!" keluhnya sambil mengusap punggungnya yang terasa nyeri akibat benturan.Mereka berdiri di atas lantai batu yang telah retak dan tertutup debu tebal. Cahaya matahari yang seharusnya bersinar di siang hari nyaris tidak bisa menembus reruntuhan ini.Tempat itu... gelap dan sunyi.Xuan Li mengamati sekeliling dengan seksama. Pilar-pilar batu raksasa yang telah hancur berserakan, dinding-dinding yang dipenuhi ukiran kuno yang tidak dikenalnya, serta hawa dingin yang meresap hingga ke tulang.Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini.Lin Gong mengendus udara. "Tempat ini aneh..." gumamnya. "Tidak ada bau manusia sama sekali. Bahkan tidak ada aroma makhluk hi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 152

    Xuan Li menekan telapak tangannya ke formasi penghalang yang mengitari portal. Energi tak kasatmata bergetar sebagai respons, mengalir seperti gelombang yang merambat ke seluruh lapisan segel.Di sebelahnya, Lin Gong menyipitkan mata, menahan napas saat melihat permukaan formasi mulai menampilkan retakan halus. Cahaya samar merembes keluar dari sela-sela rekahan itu.“Jadi… kau benar-benar akan menghancurkannya?” gumam Lin Gong ragu. “Jangan gegabah, Wu Yu. Kita bahkan belum tahu apa yang tersegel di dalamnya.”Xuan Li tidak segera menjawab. Tatapannya tetap terfokus pada formasi di hadapannya, memperhatikan setiap perubahan dengan saksama."Formasi ini bukan sekadar penghalang," ucapnya tenang namun tegas. "Ini adalah segel. Kita harus segera mencari jalan keluar."Lin Gong mengerutkan kening."Dan kalau kau membukanya?"Xuan Li menekan lebih dalam.Retakan pada formasi semakin besar, suara gemeretaknya menggema di ruangan yang sunyi. Cahaya berpendar dengan intensitas yang terus men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 153

    "Gawat!" Xuan Li berseru dalam hati.Situasi ini lebih buruk dari yang ia duga. Segel itu hampir pecah, dan ia tidak punya waktu untuk memikirkan solusi lain. Dengan kilatan petir yang berderak di udara, ia mengendalikan Pedang Petir Naga Hitam dengan pikirannya. Mata pedang itu bergetar seolah-olah memahami urgensinya, lalu menebas tongkat perunggu di depan Xuan Li dengan presisi sempurna.Crack!Tongkat itu terpotong menjadi dua, patahannya terlempar ke udara sebelum jatuh berdebam di lantai batu. Namun, sebelum Xuan Li bisa menarik napas lega, sesuatu yang lebih buruk terjadi.Dari dalam balok es besar, pria yang terperangkap di dalamnya tiba-tiba mengerang keras. Suaranya penuh penderitaan, seperti seseorang yang sedang meregang nyawa. Tatapan matanya yang awalnya kosong kini dipenuhi ketakutan."Arghhh!!"Darah hitam merembes dari sudut bibir pria itu, tubuhnya bergetar hebat, dan dalam sekejap, sesuatu di dalam dirinya hancur. Kristal merah di ujung tongkat yang Xuan Li tebas t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 154

    Belum sempat mengatur rencana, tarikan gravitasi di tempat itu semakin menguat, lalu menyeret tubuh Xuan Li dan Lin Gong ke tengah pusaran yang berputar dengan kecepatan mengerikan. Udara bergejolak, dipenuhi dengan riak-riak energi yang merobek ruang. Aura kekacauan yang membungkus pusaran mengaburkan pandangan mereka, seolah dunia di sekitar kehilangan bentuk aslinya.Xuan Li berusaha menahan tubuhnya, tetapi kekuatan itu begitu besar. Tubuhnya melesat tanpa kendali, terombang-ambing dalam kekosongan yang menyesakkan. Sesaat kemudian, cahaya terang menyilaukan pandangannya, dan sebelum ia sempat bereaksi, tubuhnya terhempas ke tanah dengan keras."Brak!"Debu berhamburan, menutupi area sekitar dalam kabut tipis. Suara napas tersengal terdengar dari sisi lain. Lin Gong terkapar beberapa langkah darinya, wajahnya mengernyit kesakitan."Aku jatuh... aduh... pantatku!" Lin Gong mengeluh sambil mengusap bagian belakang tubuhnya. "Wu Yu, ini tempat apa? Kita semakin tersesat! Sepertinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 379

    Xuan Li terbang di ketinggian rendah, di sekelilingnya hanya tanah retak dan sunyi. Tak ada angin, tak ada suara makhluk hidup, seolah dunia di tempat ini sudah lama mati.Tapi ia tidak peduli. Ia fokus mengikuti sisa simpul energi terakhir dari Alam Bayangan.Setelah beberapa li, medan berubah. Tanah gersang berganti menjadi bukit-bukit batu. Tumbuhan mulai muncul, kering, namun hidup. Tempat ini tampak lebih normal dibanding lembah kematian atau sungai darah yang ia lewati sebelumnya. Tapi Xuan Li tidak lengah. Alam Bayangan dikenal suka menyembunyikan bahaya di balik ilusi ketenangan.Tiba-tiba, tubuhnya berhenti.Ia merasakan hawa manusia.Seseorang mendekat.Xuan Li menoleh dan matanya menyipit. “Mo Xiang?”Laki-laki itu berdiri kaku beberapa langkah di depannya, wajahnya seputih abu. Tubuh kurusnya diselimuti jubah hitam, dan mata yang pernah bersinar ramah itu kini penuh kecemasan.“Wu Yu...?” bisiknya, setengah tak percaya.Sebelum Xuan Li sempat menjawab, Mo Xiang bergerak c

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 378

    Xuan Li menoleh pada Pemimpin Tanah Jiva yang berdiri tidak jauh darinya. Kini dengan tubuh muda dan vitalitas yang pulih, sang pemimpin tampak jauh berbeda dari sebelumnya.“Aku harus pergi,” kata Xuan Li singkat.Pemimpin mengangguk. “Kami berutang banyak padamu. Jika suatu saat kau kembali, tanah ini akan menyambutmu.”Pengawas Ji yang berdiri di sisi kanan sang pemimpin menunduk hormat. Tidak ada pertanyaan, tidak ada permintaan.Xuan Li berjalan melewati jajaran para tetua yang membungkuk di sisi jalan berbatu menuju gerbang. Tidak ada satu pun yang berani mengangkat kepala.Namun gerbang di depannya bukanlah gerbang tempat ia masuk sebelumnya.“Kami tidak membiarkan tamu istimewa keluar dari pintu kematian,” ujar Pengawas Ji seraya menunjuk jalur berlapis formasi ringan yang membelah hutan belantara. “Jalur ini akan membawamu langsung ke perbatasan luar.”Xuan Li tidak menanggapi. Ia hanya mengangguk tipis, lalu melangkah masuk ke lorong cahaya yang terbentuk dari energi spirit

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 377

    Pemimpin Tanah Jiva masih menatap cahaya yang perlahan memudar dari tubuh Xuan Li. Matanya tak berkedip, tubuhnya tegak, namun napasnya tertahan. Sosok armor perempuan langit yang melingkupi Xuan Li belum sepenuhnya sirna, dan getaran auranya masih terasa di tanah, udara, bahkan formasi pelindung wilayah.“Dewi Kultus Suci…” gumamnya lirih, nyaris tak terdengar.Salah satu tetua di belakangnya bergeser gelisah. “Itu… tidak mungkin. Dewi Kultus Suci adalah sosok mitos. Leluhur dari era sebelum era ini. Armor itu...”“Tidak salah,” potong Pemimpin Tanah Jiva pelan, namun tegas. “Aku pernah melihat lukisan armornya dalam gulungan sejarah. Tidak ada keraguan. Itu adalah warisan kekuatan yang diakui oleh langit…”Mata Pemimpin melembut. Tatapannya beralih kepada Xuan Li, kedua tangannya perlahan menarik diri dari wadah giok.Airnya telah tenang.Xuan Li membuka mata. Ekspresinya tak berubah. Datar, penuh kendali. Ia berdiri perlahan dan menatap langsung ke arah sang pemimpin.“Aku tidak

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 376

    Pengawas Ji berjalan melewati gerbang pusaran angin spiritual yang melingkari pusat Tanah Jiva. Di belakangnya, dua wanita paruh baya membawa gulungan emas dan jimat penguat formasi. Wajahnya tenang, namun di dalam pikirannya, kegelisahan mulai tumbuh.Ia memeriksa formasi pelindung Tanah Jiva. Simbol-simbol kuno terpahat di udara, mengambang di atas batu-batu pelindung yang tertanam di tanah. Aliran spiritual yang keluar dari segel tidak menunjukkan tanda kerusakan.“Masih utuh,” gumamnya pelan.Ia memejamkan mata dan menyentuh tanah. Aura lembut naik dari permukaan dan menyatu dengan tubuhnya.“Tidak ada retakan, tidak ada celah. Tapi dia masuk,” katanya lagi. Suaranya mengeras. “Aku harus bicara dengan Yang Mulia.”Di sisi lain, Xuan Li duduk bersila di paviliun selatan. Empat prajurit wanita berdiri mengelilinginya. Mereka tidak menatapnya langsung, namun jelas sikap mereka lebih waspada dibanding sebelumnya.Bisik-bisik dari luar paviliun semakin keras. Bahkan anak-anak perempuan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 375

    Xuan Li melangkah meninggalkan tempat itu. Energi dari batu transmisi telah memberinya arah yang jelas. Kabut perlahan mulai menipis seiring langkahnya menurun ke lembah yang sunyi. Uap dari tanah masih sesekali muncul, tetapi kini tak lagi mampu menembus lautan kesadarannya.Setelah berjalan sekitar lima puluh li, sesuatu berubah.Langkah kakinya tiba-tiba terasa ringan. Udara menjadi hangat. Cahaya menyeruak dari sela-sela pepohonan, bukan cahaya spiritual, melainkan sinar matahari biasa.Kabut lenyap.Begitu ia melewati celah dua batu besar di depannya, dunia di baliknya berbeda. Seolah-olah melangkah keluar dari kelamnya neraka menuju dunia lain.Langit biru cerah. Rumput hijau membentang. Burung-burung berwarna terang terbang di udara. Di kejauhan, gunung-gunung menjulang dengan air terjun yang jatuh seperti benang perak. Bunga-bunga mekar tanpa musim.Ini terlalu indah.Xuan Li berhenti sejenak. Matanya menyipit. Dia menyentuh tanah, memeriksa aliran spiritual.“Ini bukan ilus

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 374

    Kabut yang menyelimuti daerah ini jauh lebih tebal dibanding wilayah altar sebelumnya. Cahaya spiritual matahari pun tidak bisa menembusnya. Langit dan bumi seperti menyatu dalam kelabu yang membungkam segalanya.Tak ada angin.Tak ada suara.Tak ada kehidupan.Xuan Li terus berjalan.Aura kehidupannya menyala samar di tengah kesunyian itu.Namun setelah puluhan li melangkah, aliran spiritual di tubuhnya mulai terasa aneh. Peredaran energi spiritualnya melambat, pikirannya terasa mengambang.Satu langkah...Dua langkah...Tiba-tiba, suara samar muncul di telinganya.“Wu Yu... kenapa kau pergi begitu saja...?”Langkah Xuan Li terhenti.Suara itu... suara perempuan. Lembut. Penuh kesedihan. Terlalu akrab.Ia mengerutkan alis. "Ilusi."Namun langkah berikutnya membawa suara lain. Suara tawa kecil. Suara anak-anak.“Guru, lihat! Aku bisa terbang!”Gigi Xuan Li mengatup. Jemarinya mengepal.Dia tahu benar bahwa itu bukan kenyataan. Orang-orang yang suaranya dia dengar sudah lama tiada atau

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 373

    Kabut belum reda saat altar itu runtuh. Batu-batu spiritual berserakan, pilar-pilar hancur menjadi debu, dan lubang pemrosesan jiwa itu kini tertutup puing-puing. Gelombang energi spiritual yang meledak menghantam para penjaga hitam, melemparkan mereka hingga puluhan langkah. Xuan Li berdiri di kejauhan. Jubahnya berkibar pelan oleh angin spiritual yang masih tersisa dari ledakan. Ia memandang sekeliling. Barisan manusia yang tadinya dikendalikan kini berhenti bergerak. Mereka berdiri kaku di tempat masing-masing, tatapan kosong, tubuh gemetar ringan. Simbol spiritual di belakang kepala mereka masih ada, tapi koneksinya terputus. Mereka seperti wayang tanpa dalang. “Masih belum sadar... tapi sudah tidak terikat,” gumamnya. Namun tak ada waktu untuk merenung. Angin spiritual bergetar. Dari reruntuhan altar, lima penjaga hitam bangkit. Wajah mereka dipenuhi retakan darah, mata kehijauan bersinar tajam. Aura spiritual mereka melonjak, membentuk pusaran energi pekat. “Peny

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 372

    Kabut belum benar-benar hilang ketika Xuan Li berdiri di atas tebing, memandangi reruntuhan lembah yang baru saja ditinggalkannya. Sisa-sisa kabut spiritual masih menyusup di antara batu-batu, namun energi pusat kendali sudah benar-benar menghilang.Ia menutup matanya sejenak. Nafas diatur. Lalu, mata spiritualnya dibuka.Dalam sekejap, dunia berubah. Di balik pemandangan biasa, jaring-jaring tipis spiritual terbentang di udara. Seperti sarang laba-laba yang tak terlihat mata biasa, jalur-jalur itu memancar dari titik-titik tertentu, menjalar ke segala arah.“Ini bukan satu titik. Mereka membangun banyak simpul seperti ini,” pikir Xuan Li.Dia mengikuti aliran salah satu jalur yang tampak lebih kuat dibanding yang lain. Ujungnya mengarah ke utara, menyusuri perbukitan tandus yang dilapisi kabut kelabu.Tanpa berkata apa pun, Xuan Li melompat turun dan mulai bergerak mengikuti jalur itu. Jika satu simpul telah dihancurkan, maka simpul berikutnya harus segera ditemukan.Setengah jam ber

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 371

    Ledakan energi tadi belum sepenuhnya mereda ketika Xuan Li kembali mengambil sikap. Kabut tebal di lembah bergolak, menyelimuti pandangan dan menyamarkan gerakan. Namun, dia tidak bisa membiarkan ketajaman indranya tumpul.Di hadapannya berdiri sosok besar bertopeng besi. Tubuh makhluk itu dilapisi lapisan spiritual hitam pekat, seolah merupakan perpanjangan dari kabut itu sendiri.Ini bukan mayat hidup biasa. Boneka ini memiliki kesadaran.Dan kekuatannya... setara dengan kultivator Formasi Kekosongan puncak.Xuan Li menarik napas pelan, menahan laju amarah dan naluri bertarungnya. Ini bukan pertarungan yang bisa dimenangkan dengan serangan membabi buta.“Makhluk ini... bukan sekadar boneka,” pikirnya. “Ia bisa berpikir. Bisa menyesuaikan taktik. Bahkan mungkin sedang mengukur kekuatanku.”Dari awal, gerakannya tidak sembarangan. Ia menunggu, memancing. Dan sekarang, ia mulai menyerang balik dengan teknik-teknik yang terstruktur.Sebuah pukulan berat meluncur dari arah kiri, menghant

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status