Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Guru Killer / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Menjadi Istri Dadakan Guru Killer: Chapter 21 - Chapter 30

42 Chapters

BAB 21 - Perjalanan Sunyi

Sisa jam pelajaran hari itu terasa begitu panjang bagi Viera. Meski matanya tertuju pada papan tulis, pikirannya melayang jauh, kembali pada percakapan singkat namun menyakitkan di koridor tadi. Kata-kata Ian terus bergema di kepalanya: "Karena kadang, kita tidak punya pilihan."Bel pulang sekolah berbunyi tepat pukul setengah tiga sore, tapi hari Viera masih belum berakhir. Ada bimbingan belajar Fisika yang harus diikutinya, persiapan untuk ujian sekolah yang semakin dekat. Biasanya, Viera selalu antusias dengan pelajaran Fisika. Tapi hari ini, bahkan rumus-rumus yang biasanya ia kuasai terasa begitu asing."Jadi, dalam gerak parabola, komponen kecepatan pada sumbu x bersifat konstan, sedangkan pada sumbu y dipengaruhi percepatan gravitasi," suara Pak Rudi, guru bimbel Fisikanya, terdengar samar-samar.Viera mencob
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

BAB 22 - Sandiwara

BRAK! Mobil berhenti mendadak, membuat Viera tersentak bangun dari tidurnya. Jantungnya berdegup kencang karena kaget. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari di mana ia berada - di dalam mobil yang sudah familiar namun terasa begitu asing."Ya ampun! Kenapa nggak dibangunin biasa aja sih?" omel Viera sambil merapikan rambutnya yang berantakan. Ia melirik ke arah spion, melihat rambut hitam panjangnya yang kini kusut masai."Sudah sampai," jawab Ian datar, tanpa menoleh sedikitpun. Rahangnya mengeras, seolah menahan kata-kata yang ingin keluar.Viera mendengus kesal, mengambil tas dan buku pianonya, lalu keluar dari mobil dengan langkah menghentak. Sepatu sneakers putihnya berderap di atas aspal, meninggalkan jejak kemarahan yang tak terucap. Ia masuk ke gedung tempat les piano tanpa menoleh ke belakang, mening
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

BAB 23 - Kelompok

Rabu pagi datang terlalu cepat bagi Viera. Mentari baru saja mengintip dari balik awan ketika ia melangkah memasuki gerbang sekolah. Hari ini, jam pertama adalah matematika - pelajaran yang sangat tidak ia kuasai.Tepat pukul 07.00, suara langkah tegas terdengar di koridor. Ian melangkah masuk ke kelas dengan kemeja putih rapi dan dasi biru tua yang terpasang sempurna. Tidak ada yang berubah dari penampilannya - tetap rapi, dingin, dan tepat waktu. Bahkan detak jarum jam seolah segan untuk mendahului langkahnya."Selamat pagi," sapanya datar, meletakkan buku-buku di meja guru. Matanya sekilas bertemu dengan mata Viera, sebelum keduanya sama-sama mengalihkan pandangan.Viera mengeratkan genggaman pada pensilnya. Hari ini, ia bertekad untuk fokus. Kejadian hari Senin kemarin masih membekas di ingatannya - bagaimana Ia
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

BAB 24 - Degup Jantung di UKS

Begitu bel tanda pelajaran wirausaha usai berbunyi, Viera bergegas membereskan bukunya. Hatinya riang membayangkan makan siang bersama Felix. Sepanjang koridor menuju kantin, beberapa teman menyapanya dengan hangat."Viera! Makasih ya udah bantuin aku bikin proposal," seru Dinda dari kelas sebelah."Viera, makasih ya kemarin udah ngajarin cheerleader," tambah Lisa sambil tersenyum.Viera membalas sapaan mereka dengan ramah. Ia memang dikenal sebagai siswi yang ceria dan selalu siap membantu. Banyak yang menyukainya karena sifatnya yang mudah bergaul dan tidak pelit berbagi ilmu, terutama soal cheerleader - hobinya sejak kecil.Sesampainya di kantin, matanya langsung menangkap sosok Felix yang sudah duduk di salah satu meja. Hari ini menu makan siang tampak istimewa - ada
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 25 - Gelisah

Viera kembali ke kelas dengan langkah gontai. Wajahnya merah padam, napasnya masih tak beraturan. Renna dan Fanny yang sedang mengobrol langsung menghampirinya dengan wajah khawatir."Ra, loe sakit?" tanya Renna, menyentuh kening Viera. "Muka loe merah banget.""Iya nih, kenapa? Habis lari-lari ya?" tambah Fanny.Viera hanya menggeleng lemah dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Kejadian di UKS masih terbayang jelas - kehangatan tubuh Ian, aroma mintnya, detak jantung mereka yang seolah berlomba...Renna dan Fanny saling pandang dengan cemas. Mereka segera memanggil Felix yang baru kembali ke kelas."Lix, Viera kenapa? Tadi kalian kan makan bareng?" tanya Renna.Felix menggel
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

BAB 26 - Foto di Ruang Kerja

Kamis sore, Viera tiba di rumah Ian dengan jantung berdebar. Mobil Alvhard putih yang dikendarai Pak Mamad sudah meninggalkannya di depan teras rumah Ian yang megah."Saya balik kerumah dulu ya, Non," kata Pak Mamad dengan senyum ramah. "Semoga lesnya berjalan lancar."Viera tersenyum canggung. "Terima kasih, Pak."Rumah Ian benar-benar di luar bayangan Viera. Bangunan bergaya klasik Eropa dengan arsitektur megah seolah-olah baru saja keluar dari majalah desain interior kelas atas. Pilar-pilar putih yang menjulang, halaman depan yang luas dengan taman terkelola rapi, dan cat rumah berwarna gading membuat Viera terpana.Ian membukakan pintu dengan wajah dinginnya yang biasa. "Kamu masih mau berdiri di luar sampai kapan?""Oh,
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

BAB 27 - Kejutan di Dapur

 Ketika Viera bersiap turun ke lantai satu, Ian tiba-tiba berkata, "Jangan pulang dulu."Viera menoleh bingung. "Kenapa?""Aku akan masak makan malam untukmu. Kamu pasti lapar. " jawab Ian santai, seolah-olah mengungkapkan hal yang paling biasa di dunia."Emang kamu bisa masak?" Viera membulatkan mata tak percaya. Nada suaranya campuran antara skeptis dan terkejut.Ian mendengus, seulas senyum tipis menghiasi wajahnya. "Memangnya kira-kira aku cuma bisa ngajarin matematika dan marah-marah di kelas?"Sebelum Viera sempat menjawab, Ian sudah melanjutkan, "Kamu mandi dulu saja di kamar mandi dalam kamarku. Aku juga sudah siapkan handuk dan baju ganti."
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 28 - Rak Supermarket

“Kita ke supermarket dulu, ya. Aku perlu belanja beberapa bahan untuk di rumah.” Ajak Ian, namun matanya tak lepas dari jalanan Kota yang cukup ramai.Viera tak menjawab. Hanya mengangguk.Sesampainya di supermarket, Ian langsung mengambil troli belanjaan. Saat Ian memilih belanjaan di supermarket, gerakannya begitu teliti dan terukur. Jemarinya dengan cermat memilih sayuran hijau, memastikan tidak ada satu pun daun yang layu atau busuk. Ia mengecek tanggal kadaluarsa setiap produk dengan ketelitian seorang ilmuwan.“Di balik sikap killermu, ternyata ada sosok yang berbeda seperti saat ini, ya.” Gumam Viera saat mengamati betapa jelinya Ian memilih produk-produk yang akan dibelinyaDi bagian daging, Ian memilih potongan daging sapi yang sempurna. Ia mengamati warna, tekstur, dan lemak dengan pandangan menyelidik. Setiap gerakan terlihat sangat profesional, seolah-olah memilih bahan makanan adalah sebuah seni tersendiri.Saat Ian sedang fokus memilih buah apel merah, tiba-tiba sebuah s
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

BAB 29 - Fitting Baju

"Kamu yakin warna biru tua ini cocok?" tanya Viera ragu-ragu, memandang pantulan dirinya di cermin.Ian tersenyum tipis. "Bagus… Cocok."Gaun Viera memang luar biasa. Bahan sutra halus berwarna biru tua yang menjuntai ke belakang membuat tubuhnya terlihat anggun. Potongan gaun yang menekan bagian pinggang membuat siluet tubuhnya tampak sempurna. Di sisi lain ruangan, Ian terlihat tidak kalah tampan dengan setelan jas biru tua yang membalut tubuhnya dengan pas.Mama Viera dan mama Ian berdiri berdampingan, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka."Astaga, kalian pasangan terindah!" seru mama Viera, bertepuk tangan penuh emosi.Mama Ian mengangguk setuju. "Cocok sekali. Seperti pasangan di majalah."
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

BAB 30 - Cemburu?

Viera keluar dari toko buku dengan perasaan campur aduk. Matanya menelusuri seisi mall, mencari sosok Ian.Ponsel segera ia keluarkan. Pertama kali menelepon, tidak diangkat."Kenapa tidak diangkat sih?" gumamnya kesal.Telepon kedua pun sama. Hening.Di telepon ketiga, Ian akhirnya mengangkat."Kamu ada di mana?" bentak Viera. "Kenapa tiba-tiba menghilang sih?""Bukankah kamu yang mengusirku ketika Felix datang?" balas Ian dingin.Viera terdiam sejenak. Ia menggigit bibir bawahnya. "Bukankah kita sudah sepakat dengan keluarga untuk menyembunyikan hubungan kita sampai aku lulus nanti? Aku tidak ingin Felix dan teman-temanku tahu tentan
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status