All Chapters of Menjadi Istri Dadakan Guru Killer: Chapter 51 - Chapter 60

109 Chapters

BAB 51 - Status

"Emang harus gitu," Fanny menimpali dengan nada mengejek. "Kan murid kesayangan Pak Ian.""Apaan sih," Viera mendorong pelan bahu Fanny. "Gue cuma mau fokus belajar aja kok.""Jangan gitu dong Fan," Felix tersenyum. "Viera kan emang pinter dari dulu.""Eh bener juga," Renna tiba-tiba menjentikkan jari. "Nilai Matematika gue anjlok nih. Ajarin dong Ra.""Gue juga dong!" Fanny langsung menyahut. "Besok kan ada PR yang susah banget itu.""Sorry guys," Viera menggeleng pelan. "Gue beneran ada les besok.""Ya udah, kapan dong?" Renna merengek. "Minggu depan ada ulangan loh.""Hmm..." Viera pura-pura berpikir. "Lusa aja gimana? Sepulang seko
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB 52 - Penguntit

Viera merebahkan diri di tempat tidurnya, masih memikirkan percakapan saat makan malam tadi. Ponselnya bergetar - panggilan dari Ian."Halo," Viera menjawab dengan suara pelan."Udah di kamar?" suara Ian terdengar lembut di seberang sana."Udah. Baru aja selesai makan malam.""Terus? Papa kamu bilang apa?"Viera menghela napas. "Papa ingetin soal status kita. Katanya aku nggak boleh terlalu deket sama cowok lain.""Gara-gara Felix ya?""Iya," Viera memainkan ujung selimutnya. "Papa tau aku dibonceng Felix tadi."Ada jeda sejenak sebelum Ian menjawab. "Aku juga salah sih. Harusnya tadi aku b
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

BAB 53 - Diikuti?

 Sore itu sekolah sudah tampak sepi. Viera masih sibuk mengerjakan beberapa soal yang belum selesai di kelasnya. Renna dan Fanny sudah pulang duluan, menyisakan hanya beberapa siswa yang masih bertahan di sekolah.Akhirnya selesai juga, Viera menghela napas lega sambil membereskan buku-bukunya. Pikirannya masih dipenuhi foto-foto yang dia temukan pagi tadi.Dia berjalan ke ruang loker. Koridor yang biasanya ramai kini terasa mencekam dalam kesunyian. Langkah kakinya bergema pelan di lantai keramik.Kenapa sepi banget? Harusnya tadi aku pulang bareng Renna sama Fanny aja...Saat membuka loker, Viera merasakan sensasi aneh - seperti ada yang mengawasinya. Dia menoleh ke kanan-kir
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

BAB 54 - Siapakah?

Viera menutup pintu kamarnya dan langsung menjatuhkan diri di kasur. Tangannya masih menggenggam foto-foto yang dia temukan pagi tadi. Matanya menelusuri setiap detail, mencoba mencari petunjuk tentang siapa yang mengambilnya. Beberapa foto tampak diambil dari sudut yang tersembunyi - dari balik pohon, dari dalam mobil, bahkan dari jendela kelas sebelah."Felix... apa mungkin dia pelakunya?" Viera masih tidak percaya jika mungkin saja Felix pelakunya. Hatinya menolak untuk menerima kemungkinan itu.Ingatan tentang kebaikan Felix selama ini bermunculan di benaknya. Bagaimana Felix selalu membantunya mengerjakan PR matematika dengan sabar, membelikannya makanan dan minuman saat dia sakit tanpa diminta, bahkan rela meluangkan waktunya berjam-jam untuk mengajari matematika sebelum ujian."Nggak mungkin..." Viera menggel
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

BAB 55 - Bayangan Hitam

Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Viera masih terjaga, duduk memeluk lutut di sudut kasurnya. Setiap suara - sekecil apapun - membuatnya terlonjak. Daun yang bergesekan di luar, kendaraan yang lewat, bahkan suara AC yang mendengung terasa mencurigakan.Ponselnya dia letakkan terbalik di meja. Dia tidak sanggup melihat notifikasi email yang mungkin masuk lagi. Tapi setiap beberapa menit, tangannya gatal ingin mengecek - memastikan apakah si penguntit mengirim pesan baru."Tenang, Viera..." dia berbisik pada diri sendiri. "Kamu aman di sini. Pintunya udah dikunci. Jendelanya juga. Pintu gerbang pasti juga udah ditutup sama Pak Abdul dan Pak Mamad."Tiba-tiba terdengar suara berderit dari arah jendela. Viera menahan napas. Matanya menatap horor ke arah tirai yang bergoyang pelan.
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

BAB 56 - Obsesi

"Sekolah udah Papa hubungin," Papa mematikan teleponnya sambil menghela napas berat. Wajahnya menunjukkan campuran antara kemarahan dan kekhawatiran. "Kepala sekolah minta kita dateng sekarang buat bahas ini."Viera hanya bisa mengangguk lemah dalam pelukan Mama. Tubuhnya masih gemetar membayangkan kejadian semalam - bayangan di jendela, email-email mengerikan itu. Sepanjang perjalanan ke sekolah, dia terus menempel pada Mama di kursi belakang, mencari rasa aman yang sudah terenggut darinya.Papa mengemudi dalam diam, tapi dari cara dia mencengkeram setir dan sesekali melirik ke kaca spion, jelas terlihat kecemasannya. Setiap kali ada motor atau mobil yang terlalu lama mengikuti mereka, Papa akan mengambil jalan memutar atau mempercepat laju mobilnya.Setibanya di sekolah, mereka langsung diantar security ke ruang k
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

BAB 57 - Teka-Teki

Di ruang keamanan sekolah, Pak Budi dan timnya sedang memeriksa rekaman CCTV dari minggu-minggu terakhir. Tapi pelacakan ini tidak mudah - si pelaku tampaknya sangat berhati-hati untuk tidak terekam kamera."Bagaimana dengan Felix?" tanya Pak Hadi yang ikut mengamati rekaman."Sejauh ini tidak ada yang mencurigakan," Pak Budi menggeleng. "Dia memang sering terlihat di sekitar Viera, tapi itu wajar mengingat mereka sekelas."Bu Anita yang baru selesai mewawancarai beberapa siswa masuk ke ruangan. "Saya sudah bicara dengan teman-teman sekelas Viera. Mereka bilang Felix memang belakangan lebih perhatian pada Viera, tapi..." dia terdiam sejenak, "ada yang aneh.""Aneh bagaimana?" Pak Hadi menoleh."Beberapa siswa melaporkan ada y
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

BAB 58 - Diretas

Papa yang menyadari motor mencurigakan itu langsung mengambil rute berbeda dari biasanya. Dia sengaja berbelok-belok melewati jalan-jalan kecil, sesekali berhenti mendadak untuk memastikan apakah mereka benar-benar dibuntuti."Pa..." Viera melirik kaca spion dengan cemas."Tenang, sayang. Papa tau apa yang Papa lakukan," ujar Papa sambil menelepon polisi melalui handsfree. Dia melaporkan posisi mereka dan deskripsi pengendara motor tersebut.Setelah beberapa menit bermanuver, motor itu akhirnya menghilang di salah satu persimpangan. Tapi alih-alih langsung pulang, Papa membawa Viera ke kantor polisi terdekat."Kita tidak bisa mengambil risiko," jelasnya pada Viera yang tampak bingung. "Papa mau pastikan kita punya pengawalan sampai rumah."Di kantor polisi, mereka bertemu dengan Iptu Rahman, kepala tim yang menangani kasus Viera."Pelakunya semakin berani," kata Iptu Rahman setelah mendengar laporan tentang penguntitan terbaru. "Tapi ini bisa jadi kesempatan kita. Dia mulai ceroboh.""
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

BAB 59 - Ingin Tahu

"Tapi..." Papa terdiam shock. "Saya menghubungi mereka melalui...""Website?" tebak Iptu Rahman. "Pelaku sepertinya membuat website palsu yang mirip dengan website asli PT Sekawan. Dan teknisi yang datang kemari...""...adalah pelakunya sendiri," Mama menutup mulutnya, ngeri."Dia ada di sini..." Viera berbisik ketakutan. "Dia masuk ke rumah kita...""Dan sekarang," Iptu Rahman menambahkan, "kita punya rekaman wajahnya dari CCTV rumah ini saat dia memasang sistem palsu itu."Tim forensik segera mengamankan seluruh rekaman. Sementara itu, Iptu Rahman memerintahkan evakuasi sementara keluarga Viera ke lokasi yang aman."Tapi sebelum kita pergi," Iptu Rahman tersenyum tipis, "mari kita beri kejutan kecil untuk penguntit kita...""Apa maksud Bapak?" tanya Papa, sementara tim forensik sibuk membongkar sistem keamanan palsu itu."Pelaku mengira dia yang mengawasi kita," Iptu Rahman menjelaskan sambil mengeluarkan beberapa peralatan dari tasnya. "Tapi sebenarnya, kitalah yang akan mengawasin
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

BAB 60 - Evakuasi

"Siapa?" tanya Papa dan Mama hampir bersamaan.Iptu Rahman menatap mereka semua sebelum menjawab. "Satpam baru di sekolah Viera. Yang mulai bekerja sekitar dua bulan lalu.""Pak Rudi?" Viera terkesiap. Dia ingat satpam yang selalu tersenyum ramah itu, yang sering berjaga di pos depan sekolah."Nama aslinya Rudianto Pratama," Iptu Rahman menunjukkan sebuah file di tabletnya. "Mantan teknisi IT yang dipecat dari pekerjaannya karena... kasus serupa.""Ya Tuhan..." Mama memeluk Viera erat."Dia menggunakan posisinya sebagai satpam untuk mengawasi Viera," lanjut Iptu Rahman. "Dan dengan background IT-nya, memasang sistem pengintai palsu di rumah kalian bukan masalah besar baginya.""Ap
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status