Beberapa bulan setelah keguguran kedua yang dialami Lila, suasana di rumah Arif terasa semakin penuh dengan tekanan. Lila, yang masih sangat terpukul, terus mengeluh tentang keputusannya yang mengorbankan masa depan mereka demi reputasi Arif. Arif juga mulai merasa terjepit, kutukan yang terus beredar di desa, desas-desus mengenai masa lalu keluarganya, serta ancaman yang belum sepenuhnya reda.Arif memandang Lila dengan wajah yang tegang, memikirkan solusi yang mungkin bisa menyelesaikan masalah mereka. Lila menangis di sudut ruangan, tubuhnya membungkuk dan matanya bengkak.“Lila, kita harus bicara.” Arif memulai, nadanya tenang namun penuh tekanan.Lila menatap Arif, terkejut, lalu menghapus air matanya. “Tentang apa, Arif? Kau tahu aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Aku merasa aku yang menyebabkan semua ini.”Arif menghela napas panjang. “Lila, kita tidak bisa terus begini. Mungkin, jika kita mengambil langkah yang berbeda, semua ini akan berubah.”Lila menatap Arif dengan tat
Last Updated : 2024-11-27 Read more