Pagi kembali datang, tapi tak membawa terang. Awan gelap menggantung di atas atap rumah, dan angin dingin menyusup dari celah-celah jendela yang tertutup rapat. Udara pagi itu mengandung sesuatu yang lebih dari sekadar kelembapan—ada beban, ada isyarat.Lila tidak langsung bangun dari tidurnya. Malam sebelumnya terlalu panjang, terlalu berat. Ketukan di dapur, cangkir asing yang muncul entah dari mana, dan pandangan Jatinegara yang kosong saat ia menggambarkan 'teman' dari makhluk yang duduk di kursi itu membuat kepalanya penuh sesak. Bahkan dalam tidur, bayangan kursi tua itu seolah masih hadir, menggantung seperti lukisan muram di benaknya.Ketika akhirnya ia membuka mata, ia mendapati Jatinegara sudah tidak ada di tempat tidur. Rasa cemas langsung menjalar."Jati?" panggilnya pelan.Tidak ada jawaban.Lila beranjak cepat, membuka pintu kamar dan menelusuri rumah. Suara langkah kecil terdengar dari halaman depan.Dengan napas tertahan, Lila membuka pintu perlahan. Dan di sanalah Jat
Terakhir Diperbarui : 2025-04-19 Baca selengkapnya