Semua Bab Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!: Bab 21 - Bab 30

52 Bab

Bab 21

Entah kemana tujuannya, yang jelas Ayunda terus melangkah tanpa arah dan tujuan membawa nasibnya yang begitu malang. Tidak ada lagi tempatnya bersandar, mengadu apa lagi bermanja-manja. Dia sendiri, sebatang kara dan penuh dengan kesedihan. Dulu dia pernah hancur berantakan setelah mengetahui kehamilannya, kemudian Erwin pun datang seakan menjadi penyelamat dunianya. Dia pikir Erwin adalah malaikat penolong yang sudah dikirimkan semesta untuknya, menutupi segala kepedihan dan menggantikan dengan cahaya kebahagiaan. Tapi kenyataannya itu hanya sebuah sandiwara cinta yang sebenarnya tidak pernah ada. Justru setelah menikah masalahnya semakin berat. Semua tuduhan malah diarahkan padanya, seakan dirinya adalah tersangka utama dari semua ini. Berbagai tuduhan pun terus menerjangnya hingga akhirnya tak ada tempat yang menerimanya lagi. Hari semakin malam, melangkahkan kaki pun mulai terasa lelah. Dia pun memutuskan untuk duduk sejenak di sisi jalanan. Melihat sekitarny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 22

Diam rasanya sangat menyesakkan, sedangkan berbicara pun siapa yang akan mendengarkan? Semetara sabar rasanya sudah sangat menyakitkan. Akhirnya aku terdiam dalam kepiluan. Tusukan jarum ini terlalu dalam hingga melukai jiwa dan perasaan. Aku yang dulu selalu menghiasi bibir ini dengan senyuman manis kini mulai terganti dengan kesedihan. Menangis meratapi nasib yang penuh dengan kemalangan. Ini takdir atau kesalahan yang aku lakukan? Jika ini adalah takdir aku ingin mengatakan bahwa aku menyerah. Namun, jika ini awal dari kesalahan maka aku katakan bahwa aku menyesalinya. Bisakah semuanya berubah menjadi lebih indah? Rasanya raga ini tak lagi mampu untuk membawa semua ini. Aku yang penuh luka harus mengobati luka ku sendiri. Sampai disini aku tak percaya lagi ada cinta yang sejati. Sampai dititik ini aku tak lagi ingin menjadi wanita yang dicintai. Apakah aku terlalu mendramatisir keadaan ku? Tapi aku sudah terlalu terpuruk dalam luka ini, luka yang entah k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 23

Ayunda duduk di sebuah kursi meja makan, ternyata yang lainnya sudah selesai sarapan pagi. Dia sebagai orang baru tentunya masih bingung harus bagaimana dan melakukan apa. Hingga dia pun hanya duduk sambil meneguk mineral dan mengedarkan pandangannya. Akan tetapi dia merasa orang-orang disana begitu ramah padanya. Hingga saat dia kebingungan seorang wanita pun menghampirinya. "Kamu Yunda kan? Pembantu baru?" tanya wanita tersebut dan sepertinya mereka berdua seumuran. "Iya," jawab Ayunda dengan suara pelan. "Kenalin, aku Gia. Aku pembantu juga disini, tadi Buk Nining pesan. Kalau kamu masih belum mengerti tentang apapun itu disini tanya aja sama aku," ucap Gia dengan ramahnya. "Terimakasih," Ayunda pun merasa lebih baik karena ada pembantu yang ternyata begitu ramah. "Sekarang kamu sarapan dulu, disini kita bebas mau ngapain aja. Karena ini dapur khusus untuk pembantu," terang Gia lagi. "Oh," Ayunda pun mengangguk mengerti. "Kamu pasti mau sarapan? Mau bikin sarapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 24

Ayunda menarik napas panjang setelah menghitung jumlah uang recehan miliknya yang baru dia keluarkan dari dompetnya. Dia hanya ingin membeli nasi goreng yang dijual di pinggir jalan sana. Entah kenapa dia ingin sekali makan nasi goreng malam ini.Untuk membeli makanan saja dia begitu kesulitan, jalan hidupnya benar-benar sangat rumit setelah malam bersama David terjadi.Ayunda sangat menyesali, sayangnya semua penyesalan tak ada gunanya sama sekali."Hidup ku benar-benar berantakan," gumamnya. Setelah mempertimbangkan antara pergi untuk membelinya atau tidak akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi membeli. "Baiklah, kita beli nasi goreng," kata Ayunda sambil mengelus perutnya dan seakan berbicara pada calon anaknya.Ayunda tak dapat menahan keinginannya, sehingga dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Dia pun mulai berjalan kaki untuk menuju tempat tujuannya, sebab jika menumpangi ojek apa lagi memesan taksi sudah pasti uangnya tidak cukup. Tapi, keinginan yang sudah begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 25

"Hatttccciiiim." Akibat kehujanan membuatnya menjadi bersin-bersin. Bahkan saat sudah mengganti pakaiannya pun dia masih saja merasa kedinginan. Tapi meskipun demikian dia tetap ingin memakan nasi gorengnya. Dengan handuk di kepala dia pun menuju dapur dan membawa nasi goreng miliknya. Setelah mengambil piring dia duduk di kursi meja makan. Tentu saja tempat makan khusus pekerja yang telah disediakan oleh pemilik rumah. "Hatttccciiiim." Ayunda masih saja bersin-bersin, sesekali tangannya mengucek hidungnya yang terasa gatal. Tapi tidak masalah karena dia masih bisa menahannya, sambil terus menikmati nasi goreng yang penuh perjuangan ini. "Yunda, kamu dari mana?" tanya Gia yang baru melihat Ayunda. "Eh, Gia, tadi aku beli nasi goreng," kata Ayunda. "Wah kelihatannya enak." "Kamu mau?" "Aku masih kenyang, abis makan bakso," ucap Gia. Ah, mendengar kata bakso membuat Ayunda jadi ingin memakannya. Aneh rasanya, padahal dia masih belum menghabiskan nasi gore
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 26

Setelah beberapa saat diam mematung menatap 4 buah mangga di tangannya akhirnya Ayunda pun memutuskan untuk memakannya. Anehnya lagi buah mangga tersebut terasa begitu manis di lidahnya, dia bahkan sampai menghabiskan tanpa sadar. "Rasanya manis banget sih, enak banget," ucapnya sambil kembali menatap pohon mangga yang menampakkan begitu banyak buah yang menggantung. Bahkan Ayunda memakannya secara langsung tanpa menggunakan pisau sama sekali. Sungguh keinginan seorang wanita hamil terkadang sedikit berbeda dari wanita lainnya. Namun kini tidak lagi berusaha untuk mengambilnya, memilih untuk kembali ke kamar lalu tidur. Saat pagi harinya dia pun terbangun, tapi dia merasa tidak nyaman. Rasanya begitu dingin dengan tubuh yang menggigil. Kakinya terasa nyeri dan terlihat bengkak, dia juga bingung melihatnya. "Hatttccciiiim!" beberapa kali Ayunda pun menggosok hidungnya karena terasa tidak nyaman. Sepertinya karena semalam kehujanan membuatnya menjadi seperti ini. N
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 27

Sebenarnya Ayunda masih harus dirawat di rumah sakit, akan tetapi dia bersikeras ingin segera pulang. Selain karena merasa lebih baik, juga karena biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak. Uang penjualan kalung miliknya tak seberapa, bahkan tidak sampai sepuluh juta. Sedangkan untuk satu hari di rumah sakit juga sudah terpakai beberapa juta karena mendapat penanganan yang bisa dikatakan cukup serius. Ayunda masih membutuhkan lebih banyak uang untuk biaya melahirkan, apa lagi dia belum membeli perlengkapan bayi sama sekali. Semuanya kini menjadi beban pikirannya, sejenak Ayunda kembali mengingat saat-saat dulu David memberikannya kalung tersebut. David mengatakan bahwa dia membeli kalung tersebut dari gajinya sewaktu bekerja dengan Zidan. Harganya memang tidak seberapa, tapi kenangannya begitu banyak. Namun, jika mengenang hanya membuat semakin terluka ada baiknya jika menjualnya, ini juga untuk keperluan dirinya dan darah daging David sendiri. Anggap saja itu sebagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 28

Padahal baru saja Ayunda merasa sesuatu yang sangat besar, rasa yang sangat berbeda ketika makanan yang dia makan tangan David yang memasak. Dia juga tidak tahu apa sebabnya, bahkan saat pertama kali memasukan nasi goreng ke dalam mulutnya, ada pergerakan dari dalam sana. Mungkin janin tersebut merasa bahagia karena kembali mendapatkan sesuatu dari hasil buatan tangan ayahnya. Meskipun Ayunda tidak mengatakan pada David tapi dia juga tidak menepis anggapan itu. Sebab sudah sering kali merasa pergerakan lebih aktif ketika berdekatan dengan David. Mungkin saja dia tahu bahwa kini sedang berdekatan dengan sang ayah, ikatan yang telah tercipta sejak dini itu benar adanya. Sayangnya rasa penuh dengan kebahagiaan itu harus dipatahkan oleh ucapan David yang sangat menyakiti hati. Perasaan sensitif dan hati yang memang kini begitu rapuh. Hingga dia harus menelan nasi dengan menahan sesak di dada. "Ternyata ada kamu disini." Ayunda yang mendengar suara pun mulai tersadar dari l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 29

Isak tangis Ayunda pun pecah seketika itu juga, dia lupa akan janjinya pada calon anaknya sendiri untuk tidak lagi menangis. Dia lupa jika seharusnya lebih kuat dari sebelumnya. Kenyataannya hari-hari yang dia jalani terasa semakin menyakitkan hati. Dia bukan tidak ingin mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan, mengubah kekecewaan menjadi kesenangan. Namun, hatinya belum mampu untuk tersenyum seperti yang dia inginkan. Dunia ini terlalu kejam baginya, setiap kali melangkahkan kaki serasa menginjak duri yang tajam. Luka tanpa darah jauh lebih menyakitkan dan lebih menyisak. Malam sebelumnya dia terlalu banyak menangis, malam ini dia lebih menangis lagi karena tamparan dari David. Ini sudah membuktikan bahwa Ayunda seharusnya tidak mengatakan apa-apa tentang anak yang ada dikandungannya pada David. Lagi pula David tidak akan pernah mengakuinya jika pun tahu sebenarnya, karena saat ini David telah menikah dengan seorang wanita yang pastinya dia cintai. Jika tidak rasan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 30

Tanpa sadar tangan Ayunda masih memegang tangan David dengan begitu kuatnya. Ternyata setelah diperiksa oleh dokter Ayunda mengalami kontraksi hebat dan bayinya pun harus segera dilahirkan. Padahal usia kehamilan masih sekitar 7 bulan, itu artinya bayi itu akan terlahir prematur. Pembukaan pun sudah mendekati sempurna, artinya sedikit lagi akan tiba waktunya untuk mengejan. Peluh yang membanjiri sekujur tubuhnya tidak dapat menutupi betapa kesakitannya dia kini. David terdiam sambil menatap wajah Ayunda yang memucat karena menahan rasa sakit. Kini dia hanya diam menatap wajah Ayunda dan tangannya masih dipegang dengan sangat erat. Hingga akhirnya pembukaan pun sudah lengkap, waktunya begitu cepat hingga Ayunda pun mulai mengejan. Beberapa kali dia terlihat berusaha untuk mengikuti arahan sang dokter namun masih belum berhasil. "Tarik nafas panjang, Bu." "Dokter, aku tidak bisa," kata Ayunda dia merasa tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya dan lelahnya. Rasa sakit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status