Share

Bab 23

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2025-02-01 04:48:18

Ayunda duduk di sebuah kursi meja makan, ternyata yang lainnya sudah selesai sarapan pagi.

Dia sebagai orang baru tentunya masih bingung harus bagaimana dan melakukan apa. Hingga dia pun hanya duduk sambil meneguk mineral dan mengedarkan pandangannya.

Akan tetapi dia merasa orang-orang disana begitu ramah padanya.

Hingga saat dia kebingungan seorang wanita pun menghampirinya.

"Kamu Yunda kan? Pembantu baru?" tanya wanita tersebut dan sepertinya mereka berdua seumuran.

"Iya," jawab Ayunda dengan suara pelan.

"Kenalin, aku Gia. Aku pembantu juga disini, tadi Buk Nining pesan. Kalau kamu masih belum mengerti tentang apapun itu disini tanya aja sama aku," ucap Gia dengan ramahnya.

"Terimakasih," Ayunda pun merasa lebih baik karena ada pembantu yang ternyata begitu ramah.

"Sekarang kamu sarapan dulu, disini kita bebas mau ngapain aja. Karena ini dapur khusus untuk pembantu," terang Gia lagi.

"Oh," Ayunda pun mengangguk mengerti.

"Kamu pasti mau sarapan? Mau bikin sarapa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
siap Kak... ....
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
siap Kak..... ...
goodnovel comment avatar
iinfadilah415
crazy up dong thorrr.. weekend nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 24

    Ayunda menarik napas panjang setelah menghitung jumlah uang recehan miliknya yang baru dia keluarkan dari dompetnya. Dia hanya ingin membeli nasi goreng yang dijual di pinggir jalan sana. Entah kenapa dia ingin sekali makan nasi goreng malam ini.Untuk membeli makanan saja dia begitu kesulitan, jalan hidupnya benar-benar sangat rumit setelah malam bersama David terjadi.Ayunda sangat menyesali, sayangnya semua penyesalan tak ada gunanya sama sekali."Hidup ku benar-benar berantakan," gumamnya. Setelah mempertimbangkan antara pergi untuk membelinya atau tidak akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi membeli. "Baiklah, kita beli nasi goreng," kata Ayunda sambil mengelus perutnya dan seakan berbicara pada calon anaknya.Ayunda tak dapat menahan keinginannya, sehingga dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Dia pun mulai berjalan kaki untuk menuju tempat tujuannya, sebab jika menumpangi ojek apa lagi memesan taksi sudah pasti uangnya tidak cukup. Tapi, keinginan yang sudah begi

    Last Updated : 2025-02-02
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 25

    "Hatttccciiiim." Akibat kehujanan membuatnya menjadi bersin-bersin. Bahkan saat sudah mengganti pakaiannya pun dia masih saja merasa kedinginan. Tapi meskipun demikian dia tetap ingin memakan nasi gorengnya. Dengan handuk di kepala dia pun menuju dapur dan membawa nasi goreng miliknya. Setelah mengambil piring dia duduk di kursi meja makan. Tentu saja tempat makan khusus pekerja yang telah disediakan oleh pemilik rumah. "Hatttccciiiim." Ayunda masih saja bersin-bersin, sesekali tangannya mengucek hidungnya yang terasa gatal. Tapi tidak masalah karena dia masih bisa menahannya, sambil terus menikmati nasi goreng yang penuh perjuangan ini. "Yunda, kamu dari mana?" tanya Gia yang baru melihat Ayunda. "Eh, Gia, tadi aku beli nasi goreng," kata Ayunda. "Wah kelihatannya enak." "Kamu mau?" "Aku masih kenyang, abis makan bakso," ucap Gia. Ah, mendengar kata bakso membuat Ayunda jadi ingin memakannya. Aneh rasanya, padahal dia masih belum menghabiskan nasi gore

    Last Updated : 2025-02-03
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 26

    Setelah beberapa saat diam mematung menatap 4 buah mangga di tangannya akhirnya Ayunda pun memutuskan untuk memakannya. Anehnya lagi buah mangga tersebut terasa begitu manis di lidahnya, dia bahkan sampai menghabiskan tanpa sadar. "Rasanya manis banget sih, enak banget," ucapnya sambil kembali menatap pohon mangga yang menampakkan begitu banyak buah yang menggantung. Bahkan Ayunda memakannya secara langsung tanpa menggunakan pisau sama sekali. Sungguh keinginan seorang wanita hamil terkadang sedikit berbeda dari wanita lainnya. Namun kini tidak lagi berusaha untuk mengambilnya, memilih untuk kembali ke kamar lalu tidur. Saat pagi harinya dia pun terbangun, tapi dia merasa tidak nyaman. Rasanya begitu dingin dengan tubuh yang menggigil. Kakinya terasa nyeri dan terlihat bengkak, dia juga bingung melihatnya. "Hatttccciiiim!" beberapa kali Ayunda pun menggosok hidungnya karena terasa tidak nyaman. Sepertinya karena semalam kehujanan membuatnya menjadi seperti ini. N

    Last Updated : 2025-02-04
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 27

    Sebenarnya Ayunda masih harus dirawat di rumah sakit, akan tetapi dia bersikeras ingin segera pulang. Selain karena merasa lebih baik, juga karena biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak. Uang penjualan kalung miliknya tak seberapa, bahkan tidak sampai sepuluh juta. Sedangkan untuk satu hari di rumah sakit juga sudah terpakai beberapa juta karena mendapat penanganan yang bisa dikatakan cukup serius. Ayunda masih membutuhkan lebih banyak uang untuk biaya melahirkan, apa lagi dia belum membeli perlengkapan bayi sama sekali. Semuanya kini menjadi beban pikirannya, sejenak Ayunda kembali mengingat saat-saat dulu David memberikannya kalung tersebut. David mengatakan bahwa dia membeli kalung tersebut dari gajinya sewaktu bekerja dengan Zidan. Harganya memang tidak seberapa, tapi kenangannya begitu banyak. Namun, jika mengenang hanya membuat semakin terluka ada baiknya jika menjualnya, ini juga untuk keperluan dirinya dan darah daging David sendiri. Anggap saja itu sebagai

    Last Updated : 2025-02-04
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 28

    Padahal baru saja Ayunda merasa sesuatu yang sangat besar, rasa yang sangat berbeda ketika makanan yang dia makan tangan David yang memasak. Dia juga tidak tahu apa sebabnya, bahkan saat pertama kali memasukan nasi goreng ke dalam mulutnya, ada pergerakan dari dalam sana. Mungkin janin tersebut merasa bahagia karena kembali mendapatkan sesuatu dari hasil buatan tangan ayahnya. Meskipun Ayunda tidak mengatakan pada David tapi dia juga tidak menepis anggapan itu. Sebab sudah sering kali merasa pergerakan lebih aktif ketika berdekatan dengan David. Mungkin saja dia tahu bahwa kini sedang berdekatan dengan sang ayah, ikatan yang telah tercipta sejak dini itu benar adanya. Sayangnya rasa penuh dengan kebahagiaan itu harus dipatahkan oleh ucapan David yang sangat menyakiti hati. Perasaan sensitif dan hati yang memang kini begitu rapuh. Hingga dia harus menelan nasi dengan menahan sesak di dada. "Ternyata ada kamu disini." Ayunda yang mendengar suara pun mulai tersadar dari l

    Last Updated : 2025-02-05
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 29

    Isak tangis Ayunda pun pecah seketika itu juga, dia lupa akan janjinya pada calon anaknya sendiri untuk tidak lagi menangis. Dia lupa jika seharusnya lebih kuat dari sebelumnya. Kenyataannya hari-hari yang dia jalani terasa semakin menyakitkan hati. Dia bukan tidak ingin mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan, mengubah kekecewaan menjadi kesenangan. Namun, hatinya belum mampu untuk tersenyum seperti yang dia inginkan. Dunia ini terlalu kejam baginya, setiap kali melangkahkan kaki serasa menginjak duri yang tajam. Luka tanpa darah jauh lebih menyakitkan dan lebih menyisak. Malam sebelumnya dia terlalu banyak menangis, malam ini dia lebih menangis lagi karena tamparan dari David. Ini sudah membuktikan bahwa Ayunda seharusnya tidak mengatakan apa-apa tentang anak yang ada dikandungannya pada David. Lagi pula David tidak akan pernah mengakuinya jika pun tahu sebenarnya, karena saat ini David telah menikah dengan seorang wanita yang pastinya dia cintai. Jika tidak rasan

    Last Updated : 2025-02-06
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 30

    Tanpa sadar tangan Ayunda masih memegang tangan David dengan begitu kuatnya. Ternyata setelah diperiksa oleh dokter Ayunda mengalami kontraksi hebat dan bayinya pun harus segera dilahirkan. Padahal usia kehamilan masih sekitar 7 bulan, itu artinya bayi itu akan terlahir prematur. Pembukaan pun sudah mendekati sempurna, artinya sedikit lagi akan tiba waktunya untuk mengejan. Peluh yang membanjiri sekujur tubuhnya tidak dapat menutupi betapa kesakitannya dia kini. David terdiam sambil menatap wajah Ayunda yang memucat karena menahan rasa sakit. Kini dia hanya diam menatap wajah Ayunda dan tangannya masih dipegang dengan sangat erat. Hingga akhirnya pembukaan pun sudah lengkap, waktunya begitu cepat hingga Ayunda pun mulai mengejan. Beberapa kali dia terlihat berusaha untuk mengikuti arahan sang dokter namun masih belum berhasil. "Tarik nafas panjang, Bu." "Dokter, aku tidak bisa," kata Ayunda dia merasa tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya dan lelahnya. Rasa sakit

    Last Updated : 2025-02-06
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 31

    Terus saja lukai aku, lukai hati, cinta dan juga batin ku. Akan ku buktikan padamu jika membunuh cinta yang begitu besarnya itu nyata. Akan kamu lihat seperti apa mati rasa seorang wanita, tanpa ada yang tersisa. Semua kenangan hanya tinggal kenangan, aku anggap kamu yang sekarang ini bukanlah kamu yang dahulu. Cinta ku padamu yang terdahulu ada diantara bagian mu yang berbeda. David yang dulu aku cintai telah mati, kini hanya David yang kejam, dia hanya sebatas majikan! Aku kuat, aku tegar menghadapi semuanya. Akan ku simpan dalam-dalam bahwa kamu adalah penjahatnya! Penjahat dalam hidup dan cinta, bahkan hingga dalam tidur pun kamu adalah mimpi buruk ku. *** Setelah beberapa hari berada di rumah sakit akhirnya Ayunda pun kembali bekerja di rumah David. Sebab, dia butuh uang untuk membeli susu formula serta biaya anaknya yang masih berada di dalam inkubator. Untuk saat ini Ayunda tidak memiliki pilihan lain, selain bekerja di rumah David demi bisa mendapatkan

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 51

    Dua hari sudah baby Ken dirawat di rumah sakit, Ayunda tidak lagi stres memikirkan biaya rumah sakit. Sebab, uang yang dia dapatkan sudah lebih dari cukup. Bahkan ada sedikit sisanya. Meskipun cara mendapatkan uang tersebut cukup menyedihkan, bahkan akan di pandang lebih hina dari seorang wanita murahan. Paling tidak anaknya bisa terselamatkan dari sakitnya. Apa lagi dokter mengatakan jika besok keadaan anaknya semakin membaik lagi maka akan dipersilahkan untuk pulang. Hanya saja Ayunda yang kini mulai berpikir untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan tekad yang kuat dia pun segera pergi mencari kosan walaupun mungkin hanya sepetak. Apapun yang terjadi dia harus bisa bangkit, dia tidak akan mau lagi tinggal di rumah David. Meskipun bekerja untuk mendapatkan gaji tapi lelah hati jika setiap harinya harus menelan pahitnya hinaan. Belum lagi setelah kejadian dua hari yang lalu dimana David yang membelinya, hanya saja David tak mau menyentuhnya dengan alasan jijik.

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 50

    David pun kembali memutar badannya dan menatap wajah Ayunda. "Kau butuh uang?" tanya David. Ayunda pun tercengang mendengar pertanyaan David. Dia bertanya-tanya apakah yang akan dikatakan selanjutnya oleh David padanya. "Aku tanya, kau butuh uang?" David pun kembali mengulangi pertanyaannya. Karena Ayunda hanya diam saja padahal sebelumnya mengatakan bahwa dia butuh uang. Ayunda meneguk saliva pahit mendengar pertanyaan David untuk yang kedua kalinya. Tapi kali ini dia pun mengangguk pelan, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh David. Melihat anggukan kepala Ayunda seketika menciptakan senyuman pada bibir David. "Aku yang akan membeli mu kalau begitu!" kata David dengan entengnya. Sedangkan kakinya bergerak kearah pintu hingga tertutup dengan rapat. Degh! Jantung Ayunda berdegup 10 kali lebih kencang, sepertinya tidak menyangka jika David akan berkata demikian. "Kenapa? Berapa uang yang kau butuhkan?" tanya David lagi sambil berjalan mendekati Ayunda. Ses

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 49

    Ciittttttt!!!! David pun mengerem mendadak saat melihat seseorang yang tiba-tiba saja melintas di jalan. Tapi David merasa mengenali wanita tersebut, Ayunda yang berlari terburu-buru membuat David penasaran. Bahkan saat ini Ayunda pergi tanpa anaknya, sesaat Ayunda kembali berlari David pun menyusulnya. David memicingkan matanya melihat Ayunda memasuki sebuah hotel. "Hotel?" David pun bertanya-tanya mengapa Ayunda memasuki hotel tersebut. Tak lama kemudian David ikut masuk dan sampai di lobi. Dia berhenti melangkah saat melihat dari kejauhan secara jelas Ayunda bertemu dengan seorang pria. Tak lama kemudian keduanya pun memasuki lift. Entah mengapa David masih saja mengikutinya, sesaat kemudian dia pun segera memasuki lift. Tak sulit baginya untuk bisa masuk karena dia adalah pemilik hotel tersebut, meskipun orang-orang tidak banyak yang tahu. Sampai di lantai 5 David pun keluar dari lift, matanya melihat Ayunda bersama dengan seorang pria tengah berdiri di depan

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 48

    Tanpa bantuan David, ataupun orang yang bekerja di rumah David kini dia pun sampai di sebuah rumah sakit dengan menumpangi ojek. Rumah sakit terdekat karena keadaan anaknya sudah sangat memprihatinkan, beruntung kini anaknya tak lagi menangis setelah dokter memeriksanya. "Ibu, bayi anda terkena DBD dan harus dirawat," ucap sang dokter. Ayunda pun mengangguk lemah, dia pasrah pada keadaannya saat ini yang terpenting anaknya bisa kembali pulih. "Untuk biaya bagaimana ya, Dok?" tanya Ayunda. Dia masih memiliki uang, akan tetapi dia tidak yakin uang di tabungannya cukup untuk pengobatan sang anak selama dirawat di rumah sakit. "Saya tidak mengerti untuk itu, silahkan kebagian admistrasi, Bu," jawab sang dokter. Ayunda pun kembali menganggukkan kepalanya sambil berpikir keras dari mana bisa mendapatkan uang dengan jalan cepat. Apa lagi setelah bagian admistrasi mengatakan berapa kira-kira tagihan pengobatan yang harus dibayarkan. Jika Ayunda nekat membawa pulang anaknya denga

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 47

    "Ya ampun kamu demam, sayang," Ayunda pun terus saja mengayunkan tangannya berharap sang bayi bisa segera tertidur. Tapi sampai saat ini pun baby Ken masih saja menangis. Suhu tubuhnya juga terasa panas, sejak beberapa hari ini baby Ken sangat rewel. Ayunda juga mulai kewalahan untuk menenangkannya. Ditambah lagi dia belum berpengalaman sama sekali dalam mengurus bayi. Hidup sendiri diantara keramaian orang tanpa ada perhatian dari keluarga adalah hal yang sangat menyakitkan untuk seorang perempuan. Sekuat apapun seorang perempuan dia sangat membutuhkan kekuatan dari orang sekitarnya, sayangnya tidak semua orang bisa merasakan. Bahkan untuk sekedar pulang demi melepaskan beban sejenak saja tidak bisa. Tidak punya tempat untuk pulang itu sangat menyedihkan. Hanya orang-orang seperti Ayunda yang merasakan kesedihan ini. Mengenaskan. Hingga Ayunda menyadari bahwa ada bintik-bintik merah yang muncul di kulit baby Ken. "Kok ada bintik-bintik merah ya?" Ayunda pun

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 46

    Ayunda melakukan pekerjaannya seperti biasanya, bahkan sambil menggendong putranya.Kenzie sangat rewel dan badannya sedikit hangat, Ayunda yakin jika kini putranya sedang dalam keadaan normal dimana masa pertumbuhan bayi yang sering demam. Tapi saat dia sedang sibuk bekerja Yogi pun datang menghampirinya. "Selamat pagi," sapa Yogi. "Selamat pagi juga," balad Ayunda. "Kamu kerja sambil menggendong bayi?" "Iya," jawab Ayunda. "Kasihan dia kalau kena debu, sini bayinya aku gendong aja," pinta Yogi. "Nggak usah, makasih," tolak Ayunda dia sedang bersedih karena ucapan David semalam.Ucap yang benar-benar sulit untuk dia lupakan, bahkan Ayunda sendiri merasa bersalah pada putranya.Andai saja malam itu dia tidak mabuk parti ini tidak terjadi padanya, bayi tanpa dosa di gendongannya tak harus merasakan kejamnya dunia saat dia baru saja terlahir ke dunia ini. Bahkan Ayunda masih mengingat jelas kalimat hinaan yang dilontarkan pada putranya. Ayunda tidak lagi ingin mendenga

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 45

    "Kenapa kamu membawanya ke sini?" tanya David. "Untuk membunuhnya," jawab Adel dengan suara beratnya. David pun dibuat tercengang mendengar ucapan Adel. "Apa kau gila?!" tanya David tidak pernah. "Nggak aku masih waras, tapi aku nggak suka kamu pegang bayi ini," jelas Adel. David pun tidak membalas ucapan Adel, dia memilih untuk melihat ke arah depan sana. "Tapi kalau dilihat-lihat wajahnya--" Adel pun menggantungkan ucapanan melihat lirikan mata David yang sangat tajam. David tahu apa yang akan dikatakan oleh Adel. "Tidak sudi anak ini mirip dengan ku, anak haram!" paparnya. "David, seharusnya kau tidak berkata seperti itu!" kata Adel menegur David. "Kembalikan pada ibunya, menjijikkan!" kata David lagi. Dia terlihat sangat murka saat Adel membawa bayi itu padanya. Dengan kesal Adel pun segera menuju kamar tidur Ayunda untuk mengembalikan baby Ken. *** Malam harinya... "Sayang," Ayunda pun berusaha untuk menenangkan bayinya yang terus saja menangis sejak

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 44

    Dua hari telah berlalu, selama dua hari ini David berada di luar kota. Untungnya hari ini dia telah kembali ke rumah, akan tetapi selama berada di luar kota justru pikirannya masih saja tentang bayi Ayunda. Wajah bayi mungil itu tak dapat hilang dari ingatannya. Bahkan, saat sampai di rumah dia seperti ingin segera melihat dan memeluknya meskipun tidak mungkin. Hingga akhirnya secara diam-diam mencoba untuk melihatnya secara langsung. Dari kejauhan dia melihat Ayunda tengah memangku bayinya di taman belakang. Bayi itu sedang minum susu dan ibunya mengajaknya untuk berbicara. Wajah bayi itu tampak sangat meneduhkan hati David. Entah bagaimana caranya tapi dia ingin kembali menggendongnya. Meskipun dari jarak yang cukup jauh tapi David masih bisa melihat dengan jelas apa yang tengah dilakukan oleh Ayunda. Tanpa sadar bibirnya pun tersenyum menyaksikannya. "Aku kenapa?" gumamnya. Masih tak percaya dirinya bisa merindukan bayi Ayunda. Dia pun mengacak rambutnya karena

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 43

    "Kamu kenapa?" tanya Adel karena melihat David yang begitu gelisah. Sejak tadi David terus saja mengusap wajahnya dan sesekali memijat kepalanya. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Adel dia justru lebih memilih untuk pergi mencari angin segar. Padahal malam semakin larut, udara pun terasa begitu dingin. Tapi dia lebih suka berada di luar. Pikirannya masih saja tentang bayi Ayunda. Dia pun diam-diam mendatangi kamar Ayunda untuk kembali melihat wajah baby Ken. Ada rasa yang berbeda saat melihat wajah bayi tersebut entah apa sebabnya. Sayangnya David hanya bisa berdiri di depan daun pintu saja. Pintu yang tertutup rapat membuatnya tak bisa melihat ke dalam sana.Kemudian dia pun mulai berpikir jernih dan bertanya-tanya mengapa bisa ke sana.David pun segera pergi dan tidak ingin ada yang sampai melihatnya.Apa lagi Ayunda yang melihatnya, sudah pasti akan merasa hebat.Tidak.David tidak akan menurunkan harga dirinya sendiri.Ayunda bukan siapa-siapa lagi dalam hidupnya.Ayund

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status