Tania sudah menghabiskan nasi goreng, bubur ayam dan kebab jumbo yang mama buatkan. Papa-mama, dan Adrian yang melihatnya, begitu tidak percaya. Tubuh ramping Tania terlihat tidak membutuhkan makanan sebanyak itu untuk masuk ke dalam perutnya. Mereka tahu Tania harus berbagi dengan anaknya, tapi biasanya tidak seperti ini. “Kamu pulang kapan, Tan?” tanya papa. Tania berhenti makan. Ia melirik Adrian, “Aku akan tinggal disini sampai melahirkan.” “Kenapa?” nada bicara papa meninggi. “Aku tidak mau nyawa bayiku jadi ancaman.” Mama mengernyit, “Maksud kamu? Siapa yang mau mencelaikai kamu, Tan?” Lagi-lagi Tania melirik Adrian. “Nak Adrian, apa ada asisten rumah tangga kalian yang tidak suka pada Tania dan berniat jahat dengan mencelakai calon anak kalian?” Adrian berdehem, “Tidak, ma. Mereka—tidak seperti itu.” “Terus—siapa yang mau mencelakai Tania?” Adrian menunduk. Ia tidak mungkin mengatakan aduan Tania semalam. “Wini, ma.” jawab Tania cepat. Papa melirik Tan
Terakhir Diperbarui : 2024-12-23 Baca selengkapnya