Home / Rumah Tangga / Berbagi Suami / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Berbagi Suami: Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

51. Mencintai Adrian

“Manggil siapa lo, lonte! Udah, sama kita aja dulu. Kita jamin pasti puas dan gak akan terlupakan.” Tania menangis. Ia begitu takut masa depannya akan semakin hancur. Di depan lorong datang dua perempuan usia awal dua puluhan. Mereka saling lirik dan pergi. “Tolooong! Tolong saya!” Salah satu dari mereka memegangi dagu Tania, “Cantik juga. Pantes sok jual mahal.” “Saya akan laporin kalian pada suami saya!” “Hahaha. Lucu nih lonte. Punya suami tapi malah ketemu temennya di sini. Selingkuh lo, jualan badan lo yang aduhai ini?” Tania tak lagi melawan. Ia merasakan tendangan yang kuat dari perutnya. ‘Nak, tolong mama. Mama takuuut.’ batinnya. Mereka bergiliran mencium pipi dan pelipis Tania sambil tertawa. Sedang Tania hanya pasrah dan menangis, karena jika melawan, tubuhnya akan kalah telak. “BAJINGAN!” DAK! Tubuh Tania terlempar, karena lelaki berbadan kekar yang sedang berusaha menguasai dirinya, ditendang kuat oleh seseorang yang ternyata adalah Adrian. “Mas
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

52. Pertengkaran Hebat

“Mas!” Wini menangis begitu tangan Adrian mendarat disebelah pipinya. Tania keluar. Ia memang ingin menguasai Adrian dan menyingkirkan Wini, madunya, tapi tidak dengan cara seperti ini, “Mas.” Saat Tania berusaha menenangkan Adrian dengan mengusap lengannya, beberapa asisten rumah tangga datang. Mereka mengintip dari muka dapur dengan takut. “Wini, ingat, kalau aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Jadi berhenti bersikap seolah aku akan selalu memaafkanmu.” Wini tertawa, “Oh, kamu mau menceraikan aku, begitu?” Adrian diam. Tania pikir ia akan senang ketika ada kesempatan memiliki Adrian sendiri terbuka lebar, tapi ternyata ia merasa tidak enak hati pada Wini. Apa yang ia rasakan mungkin hanya bawaan bayi, yang akan hilang perlahan seiring bertambahnya usia kandungan. “Kenapa diam? Kamu mau mentalak aku? Silakan!” Adrian mengepalkan tangannya, “Kalau kamu memang mau pisah, silakan urus sendiri gugatan cerainya!” “Kamu takut di cap suami yang buruk karena menceraik
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

53. Bodyguard untuk Tania

Tania bersiap ke kantor hari ini. Dari malam, perutnya mual sekali. Ia sama sekali tidak bisa makan, alhasil Adrian harus memutar otaknya agar ia bisa tetap makan. Jadilah malam-malam, Adrian membelikan rujak seperti mau Tania. Ia pergi sendiri, padahal ia bisa membeli online atau meminta pak Udin yang membelikan. “Tan, sarapan sudah siap.” Wini menghampiri Tania yang baru keluar dari kamar. “Aku masih mual, Win. Maaf ya.” “Tidak mau dibekal?” Tania menggeleng, “Nanti begitu mualnya hilang, aku kabari kamu. Aku akan pulang.” “Tidak usah, biar aku paketkan makanannya ke kantor. Aku tidak ke florist dan rumah sakit hari ini.” Tania menatap Wini yang masih baik padanya, padahal ia sudah memfitnahnya kemarin, ia juga sudah memantik amarah Adrian agar mereka bertengkar. “Sebentar, aku sudah siapkan buah potong untukmu. Kamu bawa ke kantor.” Tania membuang nafasnya ketika Wini dengan sigap berlari ke dapur. Ia melirik dalam kamarnya, dimana Adrian masih tidur nyenyak. Sema
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

54. Janji Tania

Tania pulang lebih awal dari kantor karena merasa tidak enak badan. Ia sudah minta izin pada Adrian. Awalnya suaminya itu memaksa ikut pulang, tapi Tania menahannya. Di kantor sedang ada rapat besar yang melibatkan tim direksi sehingga peran Adrian sangat dibutuhkan disana. “Bu Tania, kami akan menunggu diluar. Kalau ada apa-apa ibu bisa memanggil kami.” Tania melirik kedua bodyguardnya, “Saya ada di rumah sekarang. Tidak akan ada preman yang mengganggu.” Mereka saling lirik. “Kenapa kalian tidak pulang saja?” “Kami akan pulang setelah pak Adrian kembali, bu. Silakan istirahat. Kalau ibu membutuhkan apapun, pak Udin akan membelikannya.” “Saya masuk. Kalian santai saja, duduk, dan minta dibuatkan makanan. Kalian tidak lelah seharian berdiri?” “Ini sudah bagian dari tugas kami, bu.” “Meskipun begitu, istirahat saja. Tidak setiap detik saya dalam bahaya.” Mereka saling lirik lagi. “Pak Adrian tidak salah memilih istri. Ternyata bu Tania lebih dari kata baik, bahkan p
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

55. Meminta Kebebasan

Tania menyemprotkan parfum dibeberapa titik tubuhnya. Ia juga berusaha menutupi perutnya yang mulai membesar. “Tan, kamu mau kemana?” tanya Wini yang menyimpan kotak minyak aroma terapi di nakas. “Aku mau makan bersama kak Angga.” “Oh. Senang ya punya kakak.” Tania tersenyum, “Meski begitu hubungan kami tidak selalu baik.” “Setidaknya saat hubungan kalian sedang baik, kamu bisa pergi selain dengan teman dan suami.” Tania membalikkan badannya, “Kamu bisa menganggap kak Angga kakak kamu juga.” “Mana bisa begitu. Aku tidak mengenalnya sama sekali.” “Lain kali aku kenalkan. Aku pergi sekarang, ya?” “Kamu sudah sama izin mas Adrian?” “Belum. Dia di depan ‘kan?” Tania menyambar tas tangannya di atas kasur. “Iya. Aku temani.” Setelah berbaikkan kemarin, hubungan Tania dan Wini langsung membaik. Mereka bahkan tidur satu ranjang, mengusir Adrian yang terpaksa mengalah. “Mas,” Adrian yang sedang bicara dengan para bodyguard melirik penampilan Tania yang rapi, “Kamu m
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

56. Dipermalukan Romi

Tania melewati dapur dimana Wini dan Adrian sudah menunggunya. Ia akan sarapan di kantor karena malas bertemu suaminya. “Tan?” Wini menyusul Tania ke ruang tamu, “Ayo sarapan dulu.” “Aku malas.” Wini diam sejenak, “Kamu—marah lagi padaku?” “Bukan padamu, tapi suamimu.” “Kenapa mas Adrian? Kalian—bertengkar?” “Kamu tanyakan saja padanya. Aku ke kantor sekarang.” Wini tak menahannya lagi. Mungkin ia senang, madu dan suaminya bertengkar. Tania meminta bodyguard untuk mampir ke toko bakery untuk membeli sarapan. Dua bodyguard pun mengikutinya ke dalam. Ia tak peduli lagi dengan mereka. Tania memilih roti-roti kecil berbagai rasa dan kue basah lainnya. Ketika ia hendak berjongkok, perutnya mendadak nyeri. “Bu, biar saya yang bawakan.” salah satu bodyguard membawa keranjang belanja dari Tania, “Ibu mau yang mana?” “Di campur saja. Pilih yang kalian suka..” “Terima kasih, bu. Ibu duduk saja.” bodyguard itu mengkode temannya untuk membantu Tania duduk. “Ibu mau minum
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

57. Permintaan dan Usul Angga

Tania dan Angga duduk berhadapan di kafe dekat kantor. Tania tak banyak makan. Ia tak bernafsu. Selain ingat ucapan Romi tadi, ia juga masih sangat kesal pada Adrian. “Tan?” “Iya, kak?” “Ada yang ingin aku ceritakan.” “Tentang apa?” “Isti.” “Kenapa kak Isti?” Angga mengelap mulutnya dengan tisu sebelum bicara, “Kemarin waktu dia pergi bersama keluarganya, sebenarnya kita sedang bertengkar.” Tania diam. Ia tahu Angga belum selesai bicara. “Papa terus mendesak Isti untuk hamil, terlebih saat kamu sudah hamil. Papa bilang mana mungkin papa hanya memiliki satu cucu, dan itu dari kamu saja. Isti jadi stress dan sering menangis.” “Kami akhirnya menemui dokter untuk sekedar ngobrol. Isti lalu meminta dokter untuk melakukan program hamil. Aku ikut saja. Aku pikir mungkin sudah saatnya kami memiliki anak, setelah menikah selama empat tahun.” “Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan. Dokter mengatakan kalau—Isti akan kesulitan menjalani program hamil.” “Maksudnya?” “I
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

58. Mencari Masalah

Tania memasuki ruangan kerjanya setelah diantarkan Angga sampai depan gedung kantor. Ia akan mulai bekerja lagi, mencari celah para manager yang mungkin masih menggelapkan uang perusahaan. Ia terkejut melihat Adrian duduk di sofa, menatapnya. “Dari mana saja sampai menghilang selama dua jam?” “Bukan urusanmu.” Tania menaruh tas di meja dan mulai sibuk melihat berkas-berkas yang harus ia periksa. Adrian mendekatinya, “Kamu tahu aku tidak suka kamu pergi tanpa izin?" Tania menaruh beberapa berkas dengan kasar, “Aku habis bertemu kakakku! Puas kamu?” “Kamu bisa bilang.” “Hanya untuk bertemu kak Angga aku harus mengatakannya padamu? Kamu takut?” “Tan—” “Adrian, dengar, kalau kamu terus menggunakan caramu, maka jangan salahkan aku yang akan menggunakan caraku juga.” “Aku tahu kamu bertemu Romi tadi.” “Kamu akan terus bertanya dan tidak membiarkanku bekerja?” Adrian mengambil semua berkas dihadapan Tania, “Ini bisa dikerjakan nanti. Sekarang kita bicara dulu. Katakan
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

59. Bertemu Orang Tua Wini

Tania merasa rumah jadi ramai, padahal ini masih pagi buta. Ia keluar kamar, berharap mendapat jawaban kenapa ia harus terbangun saat langit masih gelap. Adrian keluar dari lift, ia melirik Tania yang masih marah padanya. “Ada apa? Kenapa rumah sangat ramai?” “Aku berniat mencari tahu.” Adrian berjalan menuju ruang tamu dibuntuti Tania. Betapa terkejutnya mereka melihat Wini tengah duduk frustasi diantara orang tuanya. Papanya yang beres operasi ternyata sudah pulang, dan bingungnya kenapa ia ada disini, lengkap dengan mamanya kembali berani datang. “Eh, Adrian?” papa Wini mendekati Adrian, “Kamu apa kabar? Kamu tega sekali tidak menjenguk papa di rumah sakit kemarin.” Wini menghampiri papanya, “Pa, aku ‘kan sudah bilang, mas Adrian sibuk.” “Iya, papa ngerti. Terima kasih kamu sudah membayar penuh kebutuhan papa selama di rumah sakit, sampai papa di rawat di ruang VIP. Kamu memang menantu terbaik sepanjang masa.” Mama mendekati mantan suami dan anaknya, “Betul, pa, A
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

60. Nyaris Celaka

Tania menutup pintu kamar dari luar. Ia yang berniat akan mengelilingi halaman belakang rumah, langsung dihampiri orang tua Wini. “Lihat, istri kedua Adrian. Sungguh tidak tahu malu. Ada kita disini sebagai tamu, tapi dia malah asik di kamar membawa suami orang.” sindir mama Wini. “Aku pikir kamu cukup tahu diri sebagai seorang istri kedua. Ternyata—kamu lebih buruk dari yang dibayangkan.” Papa Wini ternyata tak kalah bermulut ular. “Om, tante, maaf saya tinggal dulu. Silakan istirahat, mengingat om baru pulang dari rumah sakit.” “Tidak perlu sok perhatian. Saya tahu akal bulus kamu. Kamu sedang mencari muka ‘kan?” Tania tersenyum, “Kalau itu yang kalian pikirkan, itu bukan salah saya ‘kan?” ia melewati mereka. “Lancang kamu ya! Kami akan mencelakan anak haram kamu itu! Kamu pikir kami tidak tahu akal bulus kamu untuk mengeruk harta keluarga Kiehl dengan menjual anakmu itu?” Tania membalikkan badannya, “Jangan pernah katakan kalau anak ini anak haram! Dia punya ayah!”
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status