NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!의 모든 챕터: 챕터 81 - 챕터 90

280 챕터

81. INI HIDUPKU!

“Pram, apa maksudmu?” Arya menatap putranya dengan tajam, wajahnya memancarkan keterkejutan sekaligus ketidakpercayaan.“Aku akan menikah lagi dengan Puspita,” tegas Pram tanpa ragu. “Aku mau rujuk, Yah.”“Apa Ayah tidak salah dengar?”“Tidak. Aku tahu kalian tidak menyetujui, tapi ini hidupku. Aku tidak peduli lagi dengan restu siapa pun.”Arya menghempaskan dirinya ke sofa, mengusap wajah dengan tangan gemetar. “Jadi kamu ingin menentang keluarga demi wanita itu?”“Wanita itu bernama Puspita, Ayah,” koreksi Pram dengan nada dingin. “Dan ya, aku akan menikahinya. Dengan atau tanpa persetujuan keluarga.”“Ayah tidak percaya ini.” Arya menggelengkan kepala. “Bahkan kamu tahu mendiang ibumu sangat menentang pernikahanmu. Kamu sengaja melakukan ini hanya karena Sakti akan menikah, bukan? Kamu seperti anak kecil, tidak mau kalah!”Pram tersenyum tipis, penuh kepahitan. “Apa aku terlihat seperti anak kecil? Ini bukan tentang kalah atau menang. Ini tentang aku dan hidupku. Aku bahkan sudah
last update최신 업데이트 : 2024-12-26
더 보기

82. KERAGUAN ITU MASIH ADA

“Pita …,” panggil Pram lagi, karena setelah mendesah kaget itu, Puspita tak terdengar lagi suaranya.“Bisa alihkan ke panggilan video? Aku ingin melihatmu dan Prily,” pinta Pram. “Aku rindu kalian.”Awalnya, tak ada jawaban dari Puspita hingga ….“Maaf, Mas. Aku tidak sedang bersama Prily. Aku sedang di kamar dan tidak memakai kerudung.”“Oh, Prily di mana?”“Tidur di kamarnya sama Mbak Sari.”“Ya sudah, Mas mau lihat kamu saja, boleh, kan?”“Maaf, tapi aku sedang tidak berkerudung.”“Lalu kenapa? Mas sudah lihat kamu tanpa kerudung, kan?”“Itu dulu, waktu aku masih istrimu. Masih halal. Ingat, sekarang ini kita belum memiliki ikatan lagi.”Pram menahan napasnya, lalu memejam sambil menelan ludah. Ya, Puspita dulu pernah halal untuknya, tapi ia sia-siakan. Jangankan menyentuhnya—memberi nafkah batin, melirik pun rasanya malas. Dan kini?Sang pria mengembuskan napasnya pada akhirnya. Lagi-lagi ia lupa mereka belum menikah lagi.“Iya, maaf, Mas lupa,” ujarnya lirih. “Tapi jangan takut,
last update최신 업데이트 : 2024-12-26
더 보기

83. KETEGANGAN INI

Puspita terkejut bukan main. Kakinya sampai mundur beberapa langkah. Bagaimana bisa pria itu ada di sini? Bukankah Pram menyembunyikannya dengan sangat rapat di sini?Puspita menggenggam erat ujung tuniknya, mencoba menenangkan diri meskipun jantungnya berdegup tak karuan. Bersamaan dengan itu, ponselnya di atas nakas berkedip. Bi Narti yang melihat dari ambang pintu, menunjuknya.Puspita memejamkan mata sebelum memaksakan kakinya yang lemas untuk berjalan mengambil ponsel. Ternyata, nama Pram yang tertera di sana. Puspita menggigit bibirnya sebelum mengangkat panggilan.“Pita, jangan keluar!” Suara Pram yang sarat kekhawatiran langsung tertangkap indera pendengarannya. Cukup nyaring dan tegas.“Ingat, kamu jangan ke mana-mana. Jangan menampakkan diri. Aku sudah mengurus semuanya."Puspita menelan ludahnya. Ia yakin Pram sudah tahu kedatangan pamannya di vila. Semenjak kejadian penyerangan Imel, apalagi dia harus berangkat ke Jakarta, Pram menyewa beberapa pengawal untuk berjaga di sa
last update최신 업데이트 : 2024-12-27
더 보기

84. SURPRISE

Puspita terus mengintip ke luar jendela, memastikan tidak ada kendaraan mencurigakan yang mengikuti mereka. Meski sudah ada pengawal yang menyertai dan memastikan keamanan mereka, tetap saja kekhawatiran itu ada. Apalagi mereka sempat terjebak macet cukup lama karena kecelakaan itu. Pram bahkan tidak mematikan sambungan telepon selama itu untuk membuat Puspita tenang. Bukan apa-apa, Prily yang tahu belakangan mereka tengah berada dalam mobil, rewel. Ia tidak nyaman berada dalam mobil yang tidak bergerak.Dengan bujukan Pram lewat sambungan video, Prily bisa sedikit tenang. Setelah beberapa jam, akhirnya mereka tiba di tujuan. Setidaknya Puspita bisa bernapas agak lega karena di jalan tidak ada halangan berarti selain kemacetan karena kecelakaan itu. Sepertinya sang paman memang sudah pergi. Mungkin mempercayai ucapan para pengawal yang mengatakan Puspita tidak di sana.Puspita menarik napas panjang berkali-kali setelah mobil yang membawa mereka memasuki halaman rumah yang luasnya mena
last update최신 업데이트 : 2024-12-27
더 보기

85. JANGAN BANYAK TANYA!

Apa kamu tidak takut, Mas, kalau ternyata … Puspita sudah dipakai sama dosen itu?”Kepala dan hati Pram seketika terasa terbakar. Panas membara. Ingin rasanya ia membungkam mulut wanita yang sumpah demi apa pun sangat tidak tahu malu. Namun, ini hari penting baginya, dan di sini juga ada Prily dalam gendongannya. Pram memilih mengabaikan wanita itu dan kembali mengajak Puspita melanjutkan langkah.Ia yakin jika Imel sengaja melakukan itu untuk memancing emosinya. Atau lebih jauh untuk mengacaukan acara ini. Dan ia tentu saja tidak boleh kalah. Jangan gara-gara ucapan Imel semuanya jadi berantakan. Jangan sampai kail yang Imel sebar mengait di mana pun.Ia harus tetap tenang. Anggap saja Imel makhluk tak kasat mata. Karena perbuatannya memang tidak lebih baik dari hantu.“Mereka teman lama sejak di kampung lho, Mas. Segala sesuatu bisa saja terjadi. Apa Mas tidak berpikir jika dosen itu meninggalkan Puspita karena sudah bosan?”Lagi, kaki Puspita berhenti melangkah demi ucapan Imel yan
last update최신 업데이트 : 2024-12-27
더 보기

86. DUNIA BUKAN HANYA MILIK BERDUA

Puspita menahan napas, kedua tangannya meremas ujung kebayanya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Tubuh wanita itu menegang, hingga terlihat kaku. Bukan karena stagen yang melilit kuat perutnya, tetapi karena ketegangan hati dan pikirannya.Wanita itu memejamkan mata, mencoba meredakan berbagai letupan di dadanya. Senyuman Pram yang menjemputnya di kamar rias tadi cukup ampuh meredam rasa tegang dan groginya.Terbayang Pram yang awalnya membelalak saat melihat penampilannya—padahal ia hanya meminta makeup flawless dan kebaya sederhana—tetapi sesaat kemudian mengulurkan tangan untuk mengajaknya ke depan. "Kamu cantik," bisik Pram di dekat telinganya sesaat setelah tangan mereka saling bertaut. Bisikan itu berhasil menerbitkan semburat merah di wajah Puspita.Puspita menunduk malu-malu, sambil mulai menyamai langkah Pram.Ia bersyukur dua wanita yang mendandaninya hanya mendengarkan ucapan Pram. Mereka tidak mau membuka pintu karena Pram sudah berpesan akan kembali menjemput
last update최신 업데이트 : 2024-12-28
더 보기

87.

Hari ini seperti mimpi bagi Puspita. Ia masih belum percaya bahwa ia telah kembali menikah dengan Pramudya, pria yang dulu membuangnya seperti sampah. Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Baru kemarin ia meninggalkan rumah Pram dengan luka hati yang menganga, kini keadaan berbalik, hatinya dipenuhi ladang bunga yang bermekaran di mana-mana.Sekali lagi, jalan hidup memang tidak ada yang tahu. Semua bisa berjalan seperti yang kita harapkan, tapi ada kalanya apa yang terjadi jauh dari harapan. Satu yang pasti, bahagia akan menyapa pada waktu yang tepat.Seperti yang Puspita rasakan saat ini. Mungkin, Tuhan saat ini sedang mengganti banyak kepahitan dalam hidupnya dengan rasa manis dari pernikahannya dengan Pram meski mereka baru saja memulai.Perlakuan Pram yang manis dan lembut membuatnya merasa terbang. Melayang-layang di nirwana, berguling-guling di antara hamparan awan putih yang lembut seperti kapas. Puspita merasakan keindahan yang meski belum sempurna, tetapi cukup membuatnya terl
last update최신 업데이트 : 2024-12-28
더 보기

88. KE MANA SAKTI?

Pram mengusap wajahnya dengan kasar, seolah ingin menghapus semua beban yang menumpuk di pikirannya. Arya terus mengomel, menunjuk-nunjuk dirinya dengan tuduhan yang terasa seperti cambuk. Kata-kata itu tajam, menghujam hatinya. Namun, Pram tak ingin tinggal diam.“Cukup, Yah!” Pram membalas dengan nada tegas. Mata mereka saling bertemu, penuh amarah. “Jangan terus menyalahkan aku. Kalau Ayah mau jujur, siapa sebenarnya yang membiarkan Sakti tumbuh tanpa perhatian? Kalau Ayah mau peduli sedikit saja, dia tidak akan merasa terabaikan sampai melakukan hal-hal seperti ini! Terlebih di saat seperti ini, di saat ia butuh sandaran karena ditinggalkan ibu dan tiba-tiba harus menikah karena kesalahan semalam, harusnya Ayah ada untuknya.”Dada Pram sampai turun naik tak beraturan saking kuat menahan emosi.Arya membeku sejenak, tetapi kemarahannya kembali menyala. “Jangan berani-beraninya bicara seperti itu, Pram! Aku melakukan segalanya untuk keluarga ini, sementara kau hanya tahu bersenang-se
last update최신 업데이트 : 2024-12-29
더 보기

89. LELAH

“Kenapa semua orang bertanya padaku?” Pram bertanya penuh penekanan. “Ayahnya Sakti dan calon istrinya Sakti, mereka sama-sama tahu Sakti hilang, tapi masih bertanya padaku apa Sakti sudah ketemu?” Pram menirukan pertanyaan Arya dengan nada mencibir.“Tidakkah ayah dan calon istrinya ingin ikut mencari di mana keberadaannya? Atau sama sekali tidak peduli dan hanya menyerahkan saja pencariannya pada si Pramudya yang dianggap penyebab menghilangnya Sakti?”Ucapan Pram cukup menohok. Terbukti dua orang di hadapannya tak mampu berkata-kata. Pram menatap lelah dua orang itu sebelum berlalu dari hadapan mereka. Hatinya sudah cukup penuh dengan semua sandiwara keluarga ini. Ayahnya sudah benar-benar menjadi orang asingyang sulit ia mengerti.Pram berjalan tergesa menuju kamarnya di mana anak dan istrinya menunggu. Sejenak ingin menghilangkan penat dengan menemui mereka. Pria itu meminta Sari untuk berpindah kamar dan meminta pelayan yang menunggu di depan kamarnya mengantar.Sang pengasuh han
last update최신 업데이트 : 2024-12-29
더 보기

90. SENDIRI

Ketukan tergesa di pintu kamar itu membuat Pram langsung terbangun dari rasa kantuk yang mulai menyerangnya. Ia melangkah cepat ke arah pintu, membuka kunci, dan mendapati salah seorang pengawal berdiri di depannya dengan wajah tegang. “Bos, kami melihat seseorang di rooftop rumah ini,” lapor pengawal itu dengan napas tersengal. “Bayangan kecil, tapi kami yakin itu Sakti.”Hati Pram seolah terjun bebas. Bayangan Sakti yang rapuh kembali terlintas di benaknya. Ia tahu betul betapa berat tekanan yang dirasakan adiknya. “Kamu yakin itu dia?” tanya Pram dengan suara yang bergetar. Ia baru ingat jika ada rooftop di lantai tiga rumah orang tuanya ini. Dan saat ia kecil, ia sering menyendiri menghabiskan waktu di sana jika sedang dimarahi orang tuanya.Jadi, Sakti di sana seharian ini?Pengawal itu mengangguk. “Kami mencoba memanggil dari bawah, tapi dia tidak menjawab. Hanya berdiri di sana, tepat di pinggir atap.”Tanpa berpikir panjang, Pram melesat keluar kamar. Ia hanya sempat menyamba
last update최신 업데이트 : 2024-12-30
더 보기
이전
1
...
7891011
...
28
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status